Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL KETAHANAN PANGAN

DISUSUN OLEH
NAMA : MARIA GALLA’
NIM : P 101 19 083
KELAS : KESMAS E

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2020/2021
REVIEW JURNAL

Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan dalam


JUDUL
Meminimalisasi Stunting di Kabupaten Sukabumi

NAMA JURNAL JURNAL AGRISEP

VOLUME DAN HALAMAN VOL. 19. NO. 2. 255-274

TAHUN 2020

PENULIS Hadi Riajaya dan Adis Imam Munandar

REVIEWER Maria Galla’

TANGGAL REVIEWER 26 Mei 2021


Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang
paling utama dan pemenuhannya meruakan dari hak asasi
manusi sebagai komponen dasar untuk mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Ketahanan pangan
memiliki sinergi terhadap sektor perekonomian suatu
bangsa yang erat kaitannya dengan pengambilan kebijakan
negara tersebut. puncak ketahanan pangan adalah
pencapaian status nutrisi dimana salah satunya adalah
ketahanan untuk pemenuhan gizi dalam mencegah dan
menangani stunting.

PENDAHULUAN Stunting adalah gambaran kondisi gagal tumbuh pada


anak usia dibawah lima tahun dikarenakan kekurangan gizi
kronis, sehingga anak tumbuh tidak maksimal yang terlihat
dari postur yang rendah dibandingkan anak seusianya.
Stunting merupakan kondisi yang harus segere ditangani
mengingat jumlah penderitanya yang tersebar secara
menyeluruh diberbagai provinsi mencapia angka 37,2%
dari seluruh populasi balita di Indonesia dengan penderita
paling banyak tersebar di Pulau Jawa, seperti pada Provinsi
Jawa Barat teridentifikasi prevalensi stunting tertinggi yang
tersebar di 13 kabupaten kota dengan urutuan tiga terbesar
yaitu kabupaten Sukabumi, Bandung dan Garut. Kabupaten
Sukabumi tengah menghadapi permasalahan ketahanan
pangan sekaligus ketahanan gizi yang mengakibatkan
tingginya prevalensi penderita stunting. Ketahanan pangan
Kabupaten Sukabumi dalam hal ini perlu diperhatikan sesuai
dengan indikator Global Food Security Index yang terdiri dari
variabel affordability, availability, dan quality and safety, untuk
mendeskripsikan sejauh mana ketahanan pangan Kabupaten
Sukabumi.
Tujuan penelitian dalam jurnal tersebut adalah untuk
enganalisis pemetaan ketahanan pangan di Kabupaten
Sukabumi berdasarkan GFSI (Global Food Security

TUJUAN PENELITIAN Indeks) DAN FSVA (Food Security and Vulnerablity


Atlas) serta menganalisis dan merumuskan strategi
peningkatan ketahanan pangan Kabupaten Sukabumi dalam
meminimalisasi stunting.
Jawa Barat teridentifikasi prevalensi stunting tertinggi
yang tersebar di 13 kabupaten kota dengan urutuan tiga
terbesar yaitu kabupaten Sukabumi, Bandung dan Garut.
PERMASALAHAN
Kabupaten Sukabumi tengah menghadapi permasalahan
ketahanan pangan sekaligus ketahanan gizi yang
mengakibatkan tingginya prevalensi penderita stunting.
Penelitian dalam jurnal tersebut menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif deduktif.
Pendekatan penelitian dilakukan berdasarkan standar
pengukuran ketahanan pangan Global Food Security Index
METODOLOGI untuk melakukan pendataan dan pemetaan daerah yang
PENELITIAN
termasuk kategori tahan pangan dan rawan pangan serta
diindikasikan tingginya angka prevalensi stunting.
Kemudian pemetaan ketahana pangan diproyeksikan
menggunakan pendekatan Food Security and Vulnerability
Atlas. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian
lapangan dan studi kepustakaan dan analisa data dilakukan
dengan teknik evalusasi faktor eksternal dan evaluasi
faktor internal.
Pemetaan ketahanan pangan dideskripsikan
menggunakan Global Food Security Index yang
menetapkan ketahanan pangan berdasarkan tiga dimensi
yaitu pertama dimensi affordability secara garis besar
affordability pangan di Kbaupaten Sukabumi dapat
dijangkau seluruh lapisan masyarakat namun beberapa
wilayah akses pangan masih sulit dijangkau. Kedua
dimensi availability dimana situasi ketersediaan pangan di
Kabupaten Sukabumi telah tercukupi. Ketiga dimensi
quality and safety pangan di Kabupaten Sukabumi dalam
kategori kurang baik dimana proporsi keseimbangan
pangan untuk pemenuhan gizi masuh kurang dari standar
ideal.
HASIL PENELITIAN Selanjutnya tingkat ketahanan dan kerentanan pangan
Kabupaten Sukabumi didapatkan persentase penduduk
yang hidup di bawah garis kemiskinan; persentase rumah
tangga dengan proporsi pengeluaran untuk pangan lebih
dari 65% terhadap total pengeluaran; persentase rumah
tangga tanpa akses listrik; rata-rata lama sekolah
perempuan diatas 15 tahun; persentase rumah tangga tanpa
akses ke air bersih; rasio jumlah penduduk per tenaga
kesehatan terhadap tingkat kepadatan penduduk; persentase
balita dengan tinggi badan di bawah standar (stunting); dan
angka harapan hidup pada saat lahir. Berdasarkan analisis
peta komposit ketahanan pangan di atas, dikelompokkan dalam
enam kelompok prioritas sebagai berikut: Prioritas 1 (4%),
Prioritas 2 (3,5%), Prioritas 3 (5,5%), Prioritas 4 (10%), Prioritas
5 (33%) dan Prioritas 6 (43,5%).
Gambaran perbandingan ketahanan dan kerentanan pangan
Kabupaten Sukabumi dan nasional. Kerentanan pangan
diwilayah Kabupaten Sukabumi masih lebih rawan dibandingkan
dengan kerentanan pangan nasional Indonesia. Wilayah
Kabupaten Sukabumi menunjukkan angka cukup tahan pangan
7%, tahan pangan 29%, dan sangat tahan pangan 20%.
Kesimpulannya, secara garis besar dapat dikatakan bahwa daya
tahan pangan Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan
daya tahan pangan Kabupaten Sukabumi
Analisis formulasi strategi ketahanan pangan kabupaten
sukabumi dalam meminimalisasi stunting berdasarkan
External Factor Evaluation (EFE), setelah proses
identifikasi dan evaluasi berbagai faktor eksternal yang
berpengaruh terhadap ketahanan pangan, berikutnya
dilakukan pembobotan dari masingmasing unsur tersebut.
Besaran nilai/rate antara 1-4 dengan skala: 4=Sangat Baik;
3=Baik; 2=Cukup; 1=Tidak Baik; dan nilai negatif berlaku
sebaliknya. Penentuan besaran nilai bobot dan rate
merupakan hasil analisis Dinas Ketahanan Pangan
berdasarkan skala prioritas dan urgensi yang terjadi
PEMBAHASAN
dilapangan. Selanjutnya bobot tiap unsur dikalikan rate
untuk mendapatkan skor pembobotan dan total nilai faktor
eksternal.
Kabupaten Sukabumi dalam rangka meningkatkan
ketahanan pangan sekaligus untuk meminimalisasi stunting
sesuai matriks SWOT yang telah dijabarkan di atas, maka
strategi yang digunakan adalah Strategi Strength Threats
(ST) melalui: diversifikasi pangan; optimalisasi
ketersediaan pangan dan ternak; penyediaan lapangan kerja
pada industri pertanian; dan membatasi konversi lahan
pertanian.
Kelebihan dalam jurnal tersebut sistematinya telah
dipaparkan secara lengkap mulai dari latar belakang,
tinjauan pustaka, metode, hasil dan pembahasan serta
kesimpulan. Penulisan dalam jurnal tersebut juga telah
tertata rapi dan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami dan untuk beberapa kata asing telah dijelaskan
arti katanya dengan baik. Sedangakan kekurangan jurnal
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN tersebut pada hasil tidak dijelakan secara rinci wilayah-
wilayah dengan tingkat ketahanan dan kerentanan pangan
yang tinggi hingga rendah serta tabel hasil dalam jurnal
tersebut tidak dideskripsikan secara rinci. Dalam bagian
pembahasan juga hanya menguraikan strategi dalam
meningkatkan ketahanan pangan di Sukabumi namun tidak
menjelaskan secara rinci strategi tersebut.
Sebaiknya dalam penulisan jurnal lebih memperhatikan
lebih lagi terkait isi jurnal dimana jika terdapat gambar
maupun tabel dalam hasil penelitian perlu dideskripsikan

SARAN terkait gambar dan tabel tersebut agar mudah dipahami


pembaca dan pembahasan perlu diuraikan lebih lagi dan
juga dalam pembahasan alangkah baiknya dilakukan
pebandingan dengan penelitian lain.

Anda mungkin juga menyukai