Anda di halaman 1dari 13

PENYAKIT

FILARIASIS TROPIS KELOMPOK 2

Moh. Fikram Dg. Sirata (P10119011)


Suci Mardiana Dg. Masese (P10119119)
Nurul Amelia Nurdin (P10119155)
Ririn Anggriani (P10118267)

Dosen Pengajar
Dilla Srikandi Syahadat S.KM., M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN


MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Outline
Pokok pembahasan materi masalah kesehatan/penyakit Filariasis.

A. Pendekatan Penyakit Filariasis 1. Pengertian Filariasis


2. Penyebab Filariasis
3. Faktor Risiko Filariasis

B. Epidemiologi Penyakit Filariasis 1. Penyebaran Masalah Kesehatan Filariasis


2. Riwayat Alamiah Penyakit Filariasis
3. Etiologi Filariasis
4. Patogenesis Gejala Klinis Filariasis
C. Konsep Penanggulangan
Filariasis
1. Upaya Pencegahan Filariasis
2. Upaya Pengobatan Filariasis
3. Upaya Rehabilitasi Filariasis

2
A. (1) Pengertian Filariasis

Filariasis / Kaki Gajah adalah suatu


penyakit yang mengalami infeksi sitemik
bersifat kronis dan menahun yang
disebabkan oleh cacing filarial dan
ditularkan melalui nyamuk.

Penyakit ini jarang terjadi pada anak karena manifestasi klinisnya timbul bertahun-tahun setelah terjadi infeksi.
Gejala pembengkakan kaki muncul karena sumbatan mikrofilaria pada pembuluh limfe yang biasanya terjadi
pada usia di atas 30 tahun setelah terpapar parasite selama bertahun – tahun.
A. (2) Penyebab Filariasis

Penyebab.
Penyakit kaki gajah atau filariasis disebabkan oleh infeksi
cacing jenis filaria pada pembuluh getah bening. Cacing ini
dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui gigitan
nyamuk. Walaupun menyerang pembuluh getah bening,
cacing filaria juga beredar di pembuluh darah penderita kaki
gajah.

4
A. (3) Faktor Risiko Filariasis
Ada beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi risiko filariasis.

Lingkungan

Faktor Host (Manusia)

Faktor Agent (Pembawa Penyakit)


B. (1) Penyebaran Masalah Kesehatan
Filariasis limfatik merupakan salah satu penyakit menular menahun yang termasuk
ke dalam Neglected Tropical Disease (NTD). Termasuk penyakit zoonosis yang
disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan berbagai jenis
nyamuk. Penyakit ini memiliki prevalensi di pedesaan dan perkotaan dengan cara
menyerang semua golongan tanpa mengenal usia dan jenis kelamin (Kemenkes
RI, 2013).

Di daerah endemis, 80% penduduk bisa mengalami infeksi


tetapi hanya sekitar 10-20% populasi yang menunjukkan gejala
klinis. Gejala klinis yang muncul sangat bervariasi tergantung
dari respon imun serta daya tahan tubuh masing-masing
penderita.

6
B. (2) Riwayat Alamiah Penyakit Filariasis

Prepatogenesis

Patogenesis
B. (3) Etiologi Filariasis
Di Indonesia ditemukan tiga jenis parasit penyebab filariasis limfatik pada manusia yaitu,

Wuchereria bancrofti

Brugia malayi

Brugia timori
B. (4) Patogenesis dan Gejala Klinis Filariasis
Perkembangan penyakit filariasis dapat dipengaruhi
oleh faktor mendapat gigitan nyamuk yang sering,
kerentanan individu terhadap parasit, banyak larva
infektif yang masuk ke dalam tubuh dan adanya
infeksi sekunder oleh bakteri atau jamur. Pada
dasarnya perkembangan klinis filariasis disebabkan
oleh cacing filaria dewasa yang tinggal disaluran
limfe, sehingga menimbulkan gejala pelebaran
(dilatasi) saluran limfe bukan penyumbatan
(obstruksi), sehingga menjadi gangguan fungsi
limfatik Gejala klinis filariasis disebabkan oleh infeksi
W.barcrofti, B.malayi, dan B timori adalah sama,
tetapi gejala klinis akut tampak lebih jelas dan berat
oleh B.malayi dan B.timori.

9
C. (1) Upaya Pencegahan Filariasis

Pencegahan filariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk (mengurangi kontak dengan vektor)
misalnya menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat
nyamuk, mengoles kulit dengan obat anti nyamuk, menggunakan pakaian panjang menutupi kulit, tidak
memakai pakaian berwarna gelap karena dapat menarik nyamuk, membersihkan got/selokan, memelihara ikan
pada kolam, dan memberikan obat anti filariasis (DEC dan Albendazol) secara berkala pada kelompok beresiko
tinggi terutama di daerah endemis. Dari semua cara diatas, pencegahan yang paling efektif tentu saja dengan
memberantas nyamuk itu sendiri dengan cara 3M (Notoatmodjo, 2006).

10
C. (2) Upaya Pengobatan Filariasis

Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada daerah endemis dengan menggunakan obat
Diethylcarbamazine Citrate (DEC).DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa pada pengobatan
jangka panjang. Hingga saat ini, DEC adalah satu-satunya obat yang efektif, aman, dan relatif murah. Untuk
filariasis akibat Wuchereria bankrofti, dosis yang dianjurkan 6 mg/kg berat badan/hari selama 12 hari.
Sedangkan untuk filariasis akibat Brugia malayi dan Brugia timori, dosis yang dianjurkan 5 mg/kg berat
badan/hari selama 10 hari.

11
C. (3) Upaya Rehabilitasi Filariasis

Penderita filariasis yang telah menjalani pengobatan dapat sembuh total. Namun,
kondisi mereka tidak bisa pulih seperti sebelumnya artinya, beberapa bagian tubuh
yang membesar tidak bisa kembali normal seperti sedia kala. Rehabilitasi tubuh
yang membesar tersebut dapat dilakukan dengan jalan operasi.

12
Thank You for Watching!

Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai