Anda di halaman 1dari 6

MANUSIA KERAGAMAN DAN KESETARAAN

Keragaman Manusia dan Kesetaraan merupakan masalah yang sangat rumit. Salah
satu pandangan filsafat mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk monodualis jiwa
raga. Dari aspek jiwa manusia memiliki cipta, rasa, dan karsa sehinga dalam tingkah lakunya
mampu mempertimbangkan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam keragaman dan kesetaraan manusia akan


membawa manusia pada potensi sebagai makhluk yang paling sempurna. Dengan
keistimewaan yang dimiliki menyebabkan manusia perlu keseragaman dan kesederajatan
agar dapat memikul amanah sebagai kholifah yang bermoral di muka bumi ini.

Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang


disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap
individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau
yang disebut dengan hak asasi manusia. Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat
terwujud dalam praktik nyata dengan adanya pranata-pranata sosial, terutama pranata
hukum, yang merupakan mekanisme kontrol yang secara ketat dan adil mendukung dan
mendorong terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan nyata.

A. Makna keragaman manusia

Keragaman berasal dari kata ragam. Keragaman menunjukkan adanya banyak


macam, banyak jenis. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki
perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap
individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat
pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.
Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang membentuk
kelompok persekutuan hidup. Tiap kelompok persekutuan hidup juga beragam.
Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena ada perbedaan,
misalnya dalam ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial, jenis kelamin, jenis
tempat tinggal. Hal-hal demikian dikatakan sebagai unsur-unsur yang membentuk
keragaman dalam masyarakat. Keragaman individual maupun sosial adalah implikasi dari
kedudukan manusia,baik sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

1. Problematika Keragaman Serta Solusinya Dalam Kehidupan

Keragaman masyarakat adalah suatu kenyataan sekaligus kekayaan dari bangsa.


Van De Berghe menjelaskan bahwa masyarakat majemuk atau masyarakat yang
beragam selalu memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut :

 Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok yang sering kali memiliki


kebudayaan yang berbeda.

 Memiliki struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang


bersifat nonkomplementer.

 Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat tentang


nilai-nilai social yang bersifa dasar.

 Secara relative, sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan
yang lain.

 Secara relative, integrasi social tumbuh diatas paksaan dan saling


ketergantungan di dalam bidang ekonomi.

 Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Keragaman budaya daerah memang memperkaya khazanah budaya dan


menjadi modal yang berharga untuk membangun Indonesia yang multikultural.
Tetapi, kondisi aneka budaya itu sangat berpotensi memecah belah dan menjadi
lahan subur bagi konflik dan kecemburuan sosial.

Salah satu hal penting dalam meningkatkan pemahaman antarbudaya dan


masyarakat ini adalah sedapat mungkin dihilangkan penyakit-penyakit budaya.
Penyakit budaya tersebut adalah etnosentrisme stereotip, prasangka, rasisme,
diskriminasi, dan scape goating.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negatif dari keragaman, yaitu :

a. Semangat religious

b. Semangat nasionalisme

c. Semangat pluralisme

d. Semangat humanism

e. Dialaog antar umat beragama

f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan


antaragama, media massa, dan harmonisasi dunia.

B. Makna Kesetaraan Manusia

Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau
tidak lebih rendah antara satu sama lain

Kesederajatan berasal dari kata sederajat atau setara yang menurut KBBI artinya
adalah sama tingkatan atau pangkat, kedudukan. Dengan demikian konteks kesederajatan
di sini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia
tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki
tingkat atau kedudukan yang sama. Semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang
sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Di
hadapan Tuhan, semua manusia sama derajatnya,kedudukan atau tingkatannya. Yang
membedakan adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan

1. Problem Kesetaraan serta Solusinya dalam Kehidupan

Kesederajatan atau kesetaraan adalah suatu sikap untuk mengakui adanya


persamaan derajat, hak, dan kewajiban sebagai sesame manusia. Indikator kesedarajatan
adalah sebagai berikut :

a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan
golongan

b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang
layak.

c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota


masyarakat.

d. Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan
perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban
anatr manusia atau antar warga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut
diskriminasi.

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa diskriminasi


adalah setiap pembatasan, pelecehan, yang langsung ataupun tak langsung didasarkan
pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status
sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik, yang berakibat pada
pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau
penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif
dalam bidang politik, ekonomi, hokum, social, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.
Program pembangunan jangka menengah nasional (RPJMM) 2004-2009
memasukkan program penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk sebagai program
pembangunan bangsa. Berkaitan dengan ini, arah kebijakan yang diambil adalah sebagai
berikut :

a. Meningkatkan upaya penghapusan segala bentuk diskriminasi termasuk


ketidakadilan gender bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama
dihadapan hukum tanpa terkecuali.

b. Menerapkan hukum dengan adil melalui perbaikan system hokum yang professional,
bersih, dan berwibawa.

Faktor penyebab diskriminasi adalah;

a. Persaingan yang ketat dalam kehidupan, permasalahan ekonomi, tekanan dan


intimidasi.

b. Ketidak berdayaan golongan miskin.

Penghapusan diskriminasi dilakukan melalui pembuatan peraturan perundang-


undangan yang anti diskriminitif serta pengimplementasiannya di lapangan. Contohnya
adalah Undang-undang No. 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi atas Konvensi Internasional
tentang Penghapusan Segala Bentuk Dikriminasi Terhadap Perempuan. Contoh lain
adalah dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 yang merupakan
ratifikasi atau Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Rasial.

Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesederajatan itu secara yuridis diakui dan
dijamin oleh Negara melalui UUD 1945. Warga Negara tanpa dilihat perbedaan ras,
suku, agama dan budayanya diperlakukan sama dan memiliki kedudukan yang sama
dalam hukum dan pemerintahan. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945.

 Persamaan di bidang politik misalnya memperoleh kesempatan sama untuk


warga Negara memilih dan dipilih,berkesempatan untuk berpartisipasi dalam
kehidupan politik Negara.
 Persamaan di depan hukum atau equality before of law mengharuskan setiap
warga Negara diperlakukan sama dan adil. Prinsip persamaan warga negara di
depan hukum atau equality before of law adalah jaminan atas harkat dan
martabatnya sebagai manusia. Hukum bertujuan untuk menegakkan keadilan dan
ketertiban.

 Persamaan di bidang ekonomi adalah setiap warga negara mendapat kesempatan


yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi.Warga negara yang
kurang mampu, negara wajib memberikan bantuan agar bisa hidup sejahtera.
Demokrasi ekonomi mengharapakan distribusi yang adil dalam hal pendapatan
dan kekayaan.

 Persamaan di bidang social budaya itu meliputi bidang agama, pendidikan,


kesehatan, kebudayaan, seni dan iptek. Persamaan warga negara di bidang sosial
budaya berarti warga negara memiliki kesempatan, hak dari pemerintah. Negara
tidak membeda-bedakan kelas sosial, status sosial, ras, suku, dan agama dalam
memberikan pelayanan.

Dengan demikian, secara yuridis maupun politis, segala warga negara memiliki
persamaan kedudukan, baik dalam bidang politik, hokum, pemerintahan, ekonomi, dan
sosial. Negara tidak boleh membeda-bedakan kedudukan warga negara tersebut terutama
dalam hal kesempatan. Kesempatan yang sama bagi semua warga negara tersebut dalam
berbagai bidang kehidupan berlaku tanpa membedakan unsur-unsur primodial dari warga
negara itu sendiri. Primodial artinya hal-hal yang berkaitan dengan asal atau awal
seseorang, misalnya suku, agama, ras, kelompok, sejarah.

Anda mungkin juga menyukai