Keragaman berasal dari kata ragam. Keragaman menunjukkan adanya banyak macam dan
banyak jenis. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.
Perbedaan itu ada karena manusia itu adalah makhluk individu yang setiap individu memiliki
ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap,
watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat. Selain makhluk individu manusia juga makhluk
sosial yang membentuk kelompok persekutuan hidup. Tiap kelompo persekutuan hidup juga
beragam. Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena ada
perbedaan, misalnya dalam ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial, jenis kelamin, dan
jenis tempat tinggal. Hal-hal demikian dikatakan sebagai unsur-unsur yang membentuk
keragaman dalam masyarkat. Keragaman individual maupun sosial adalah implikasi dari
kedudukan manusia, baik sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Keragaman atau kemajemukkan, masyarakat terjadi karena unsur-unsur seperti ras, etnik,
agama, pekerjaan (profesi), penghasilan, pendidikan, dan sebagainya. Pada bagian ini akan
diulas tentang kemajemukan masyarakat Indonesia karena unsur-unsur ras dan etnik.
1. Ras
Kata ras berasal dari bahasa Prancis dan Italia, yaitu razza.Pertama kali istilah ras
diperkenalkan Franqois Bernier, antropolog Prancis, untuk mengemukakan gagasan tentang
pembedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.
Setelah itu, orang lalu menetapkan hierarki manusia berdasarkan karakteristik fisik atau
biologis.
Berdasarkan karakter biologis, pada umumnya manusia dikelompokkan dalam berbagai ras.
Manusia dibedakan menurut bentuk wajah, rambut, tinggi badan, warna kulit, mata, hidung, dan
karakteristik fisik lainnya. Jadi, ras adalah perbedaan manusia menurut berdasarkan ciri fisik
biologis. Ciri utama pembeda antarras antara lain ciri alamiah rambut pada badan, warna alami
rambut, kulit, dan iris mata, bentuk lipatan penutup mata, bentuk hidung serta bibir, bentuk
kepala dan muka, ukuran tinggi badan. Misalnya, ras Melayu secara umum bercirikan sawo
matang, rambut ikal, bola mata hitam, dan berperawakan badan sedang. Ras negro bercirikan
kulit hitam dan berambut keriting.
Ciri-ciri yang menjadi identitas dari ras bersifat objektif atau somatik. Secara biologis, konsep
ras selalu dikaitkan dengan pemberian karakteristik seseorang atau sekelompok orang ke dalam
suatu kelompok tertentu yang secara genetik memiliki kesamaan fisik, seperti warna kulit, mata,
rambut, hidung, atau potongan wajah. Pembedaan seperti itu hanya mewakili faktor tampilan
luar.
Di dunia ini dihuni berbagai ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi membuat klasifikasi ras
atas tiga kelompok, yaitu kaukasoid, Negroid, dan Mongoloid. Sedangkan Koentjaraningrat
(1990) membagi ras di dunia ini dalam 10 kelompok, yaitu Kaukasoid, Mongoloid, Negroid,
Australoid, Polynesia, Malenesia, Micronesia, Ainu, Dravida, dan Bushmen.
2. Etnik atau suku bangsa
Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelompok sosial atau kesatuan
hidup manusia yang memiliki sistem interaksi, yang ada karena kontinuitas dan rasa identitas
yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
F. Baart (1988) menyatakan etnik adalah suatu kelompok masyarakat yang sebagian besar
secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan, mempunyai nilai budaya, membentuk
jaringan komunikasi dan interaksi sendiri dan menentukan sendiri ciri kelompok yang diterima
kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.
Bila merujuk pendapat F. Baart di atas, identitas kesukubangsaan antara lain dapat dilihat
dari unsur-unsur suku bangsa bawaan(etnictraits). Ciri-ciri tersebut meliputi natalitas (kelahiran)
atau hubungan darah, kesamaan bahasa, kesamaan adat istiadat, kesamaan kepercayaan (religi),
kesamaan mitologi, dan kesamaan totemisme.
Secara etnik, bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan jumlah etnik yang
besar. Berapa persis jumlah etnik di Indonesia sukar ditentukan. Sebuah buku pintar
Rangkuman Pengetahuan Sosial Lengkap menuliskan jumlah etnik atau suku bangsa di
Indonesia ada 400 buah (Sugeng HR, 2006). Klasifikasi dari suku bangsa di Indonesia biasanya
didasarkan sistem lingkaran hukum adat. Van Vollenhoven mengemukakan adanya 19 lingkaran
hukum adat di Indonesia (Koentjaraningrat, 1990). Keanekaragaman kelompok etnik ini dengan
sendirinya memunculkan keanekaragaman kebudayaan di Indonesia. Jadi, berdasarkan
klasifikasi etnik secara nasional, bangsa Indonesia adalah heterogen.
C. Kemajemukan Dalam Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial Budaya
Problem yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan perilaku
untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban antar manusia atau antar
warga.Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut diskriminasi.Upaya untuk menekan dan
menghapus praktik-praktik diskriminasi adalah melalui perlindungan danpenegakan HAM
disetiap ranah kehidupan manusia.Seperti negara kita Indonesia yangberkomitmen untuk
melindungi dan menegakkan hak asasi warga negara melalui Undang-Undang No. 39 Tahun
1999 tentang HAM.Pada tataran operasional, upaya mewujudkan persamaan di depan hukum
dan penghapusan diskriminasi rasial antara lain ditandai dengan penghapusan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) melalui keputusan Presiden No. 56 Tahun1996
dan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1999. Disamping itu, ditetapkannya Imlek sebagai hari libur
nasional menunjukkan perkembangan upaya penghapusan diskriminasi rasial telah berada pada
arah yang tepat.Rumah tangga juga merupakan wilayah potensial terjadinya perilaku
diskriminatif.Untuk mencegah terjadinya perilaku diskriminatif dalam rumah tangga, antara lain
telahditetapkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-
Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).