OLEH:
NAMA : Mika Tata Muzakhi
NIM : J410210031
SHIFT :B
PENGAMPU
Windi Wulandari, S.KM, M.PH.
ASISTEN
Chattrin Fahrezi, SKM.
2. TINJAUAN TEORI
Menurut Depkes RI, hasil monitoring yang telah dilaksanakan oleh
Balai POM pada tahun 1991/1992 menunjukkan mutu garam
beryodium yang memenuhi syarat kadar yodium (>30ppm) sebesar
22,8%, pada tahun 2000 meningkat menjadi 60% dan tahun 2003
menjadi 68,6%. Walaupun ada kecenderungan meningkat, namun
hasilnya belum memenuhi harapan, yaitu 90% atau lebih penduduk
telah mengkonsumsi garam beryodium dengan kandungan cukup
seperti yang ditargetkan “Universal Salt Iodization” (USI). Kebutuhan
yodium per orang per hari hanya 1-2 ug/kgBB. Apabila konsumsi
yodium tidak terpenuhi dalam selang waktu lama maka akan
menimbulkan penyakit yang biasanya dikenal dengan gondok atau
dalam bidang medis lebih dikenal sebagai GAKY.
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan salah
satu masalah gizi mikro di Indonesia yang mempunyai dampak
langsung ataupun tidak langsung pada kelangsungan hidup dan
kualitas sumber daya manusia (Almatsier, 2003).
Kekurangan Iodium yang dihitung sebagai Kalium Iodat (KIO3)
dapat menyebabkan penyakit gondok (pembesaran kelenjar tiroid),
terjadinya kretinisme (kerdil), menurunnya kecerdasan, gangguan pada
otak, bisu dan tuli serta pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran
dan kematian pada bayi. Untuk mengatasi kekurangan asupan Kalium
Iodat (KIO3) dalam makanan, pemerintah mengeluarkan keputusan
No. 69 tahun 1994, semua garam yang beredar di Indonesia harus
mengandung iodium dengan menambahkan Kalium Iodat (KIO3) ke
dalam garam dapur. Kekurangan Iodium atau Kalium Iodat (KIO3)
dapat disebabkan oleh asupan makanan yang kurang mengandung
iodium atau mengkonsumsi garam yang mangandung KIO3 tidak
sesuai standart SNI 01-3556-2016 (Lauralee, 2001). Iodium yang
berlebihan dapat menimbulkan kejadian kelainan autoimun. Kelebihan
iodium juga dapat meningkatkan kejadian Iodine Induced
Hyperthyroidism (IIH), penyakit autoimun tiroid dan kanker tiroid
(Gunung, 2004)
Kekurangan yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan abortus,
bayi lahir mati, kelainan bawaan pada bayi yang akan dilahirkan,
meningkatkan angka kematian prenatal, serta akan melahirkan bayi
yang kretin dengan retardasi mental, pendek, muka dan tangan sembab
serta terjadi kelemahan otot (Supariasa, 2001). Dampak GAKY
lainnya yaitu hipertiroid, jika pada ibu hamil akan mengakibatkan bayi
yang dikandungnya akan lahir dengan hipertiroidisme neonatal, berat
badan lahir rendah dan kemungkinan besar juga akan mengalami cacat
bawaan. Pemeriksaan tiroid pada ibu hamil saat awal kehamilan sangat
diperlukan untuk mendeteksi ada tidaknya gangguan, sehingga ibu dan
anak yang akan dilahirkan dalam keadaan sehat dan tidak mengalami
kelainan (Supadmi dkk, 2007).
Penanggulangan masalah GAKY akan lebih efektif dan efisien
apabiladisertai pula dengan upaya untuk menghasilkan produk garam
konsumsi beryodium yang bermutu sesuai dengan persyaratan Standar
Nasional Indonesiaoleh para pengusaha industri garam. Garam
beryodium adalah garam dapur yangmengandung komponen utama.
NaCl 94,7%, Air maksimal 5% dan Kalium Iodat (KIO3) 30–80ppm,
serta senyawa-senyawa lain sesuai persyaratan yang ditentukan.
Hipertiroidisme adalah kondisi klinis yang disebabkan oleh
peningkatan konsentrasi hormon tiroid dalam jaringan akibat
peningkatan sintesis hormon oleh kelenjar tiroid berupa peningkatan
pelepasan hormon tiroid endogenous atau sumber ekstratiroidal
eksogen. Sedangkan tirotoksikosis mengacu pada manifestasi klinis
akibat sirkulasi yang berlebihan dari hormone tiroid.1,2 Penyebab
paling umum dari hipertioroidisme adalah penyakit Graves, toksik
gondok multinodular, dan adenoma toksik. Penyebab lain yang juga
agak sering dijumpai adalah tiroiditis, kemudian sebab yang jarang
antara lain penyakit trofoblastik, pemakaian berlebihan yodium
ataupun obat hormon tiroid, obat amiodaron dan hiperskresi Thyroid
Stimulating Hormone (TSH).
Kualitatif Kuantitatif
E. PEMBAHASAN
Konsumsi garam yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 6 gram atau 2 ½
gram atau setara dengan 1 sendok teh/ hari. Konsumsi garam tidak boleh
kekurangan ataupun kelebihan dalam sehari-hari karena akan menyebabkan
komplikasi atau masalah dalam tubuh.
a. Akibat Kelebihan konsusmsi Garam Yodium dapat mengakibatkan
masalah yaitu terjadinya Hipertiroid, kondisi ini terjadi akibat dari kondisi
klinis yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi hormon tiroid dalam
jaringan akibat peningkatan sintesis hormon oleh kelenjar tiroid berupa
peningkatan pelepasan hormon tiroid endogenous atau sumber
ekstratiroidal eksogen.
Selain itu Penyebab paling umum dari hipertioroidisme adalah
penyakit Graves, toksik gondok multinodular, dan adenoma toksik.
Penyebab lain yang juga agak sering dijumpai adalah tiroiditis, kemudian
sebab yang jarang antara lain penyakit trofoblastik, pemakaian berlebihan
yodium ataupun obat hormon tiroid, obat amiodaron dan hiperskresi
Thyroid Stimulating Hormone (TSH).
Konsumsi garam yodium yang disarankan yaitu tidak lebih dari 6 gram atau 2
½ atau 1 sendok teh perhari. Konsumsi garam juga ditentukan menurut usia,
dapat dilihat pada table dibawah ini.
Muthiah, R. L. (2020). Penentuan Kadar Kalium Iodat (KIO3) dalam Garam Konsumsi
yang Beredar Dipasaran dengan Metode Iodometri. Jurnal Ilmiah Biologi UMA
(JIBIOMA), 32-38.
Lampiran 1
Lampiran 2
Garam Halus
Garam Halus
Lampiran 3 Lampiran 4
Lampiran 5
Garam Halus
Lampiran 6
Garam Bata
Lampiran 8
Garam Krasak
Lampiran 7
Garam Bata
Lampiran 9
Garam Krasak