DIETARY HISTORY
OLEH :
NAMA : Galih Praja Islamuddin
NIM : J410210050
SHIFT : B
PENGAMPU
Windi Wulandari, S.KM, M.PH.
ASISTEN
Chattrin Fahrezi, SKM.
DIETARY HISTORY
B. TUJUAN
C. TINJAUAN TEORI
D. HASIL
Porsi yang
Hari Pengamatan
Waktu Jenis Makanan Porsi dikonsumsi
Sedang
I II III
Besar
Kecil
- 1 porsi
sdg
- Nasi S
Pagi (300gr) S S S
- Daging ayam S
- 1 ptg
sdg(40gr)
- 1
bks(50gr)
Indomie 2
Siang S S S S
goreng bks(170)
- 1 porsi
sdg
- Nasi (300gr) S
Rekomendasi diet x x x
1. Bersama Keluarga
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum Dietary History yang telah dilakukan bersama responden Fais pada
hari Sabtu, 02 April 2022 didapatkan hasil survei Dietary History sesuai dengan hasil
praktikum yang memiliki riwayat makan selama 3 hari dengan hasil sebagai berikut:
1. Responden makan pagi dengan nasi putih dan daging ayam dilakukan
selama 3 kali dalam seminggu.
2. Makanan selingan yang sering dikonsumsi oleh responden adalah buah
semangka,yoghurt dan roti isi coklat, ini dilakukan selama 3 kali dalam
seminggu.
3. Untuk makan siang responden biasa mengkonsumsi indomie goreng, ini
dilakukan 3 kali selama seminggu.
4. Untuk makan malam responden mengkonsumsi nasi putih,tempe dan
bayam hal ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut.
5. Dalam 3 hari pengamatan responden tidak memiliki riwayat diet dan
makanan pantangan.
6. Selama 3 hari pengamatan responden diketahui memakan makan sendiri
dan bersama teman.
Pada metode Dietary History ini membahas tentang teknik pengukuran konsumsi
makan individu dengan cara meminta responden untuk mengisi kuesioner yang
digunakan untuk menunjukkan keragaman makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Kuesioner pada metode ini berguna untuk menunjukkan informasi tentang
pengolahan dan penyimpanan makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang.
Metode Dietary History ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola
konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama.
F. KESIMPULAN
Salah satu pertimbangan dalam memilih metode survei konsumsi pangan adalah
memertimbangkan kelebihannya. Kelebihan metode DH sesuai dengan tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi riwayat makan pada subjek. Status gizi tidak lain
adalah luaran dari riwayat makan subjek. Malnutrisi adalah disebabkan asupan
makanan berlebihan atau kekurangan makanan dalam jangka panjang. Aspek durasi
waktu yang panjang berkorelasi dengan kekhususan dalam assosiasi hubungan sebab
akibat yang signifikan. Hal ini berarti bahwa kekerapan konsumsi signifikan berefek
pada kondisi fisiologis subjek. Kondisi fisiologis akan menyesuaikan dengan fakta
asupan zat gizi masa yang telah berlalu. Kelebihan metode DH dari aspek sasaran
adalah dapat digunakan pada kelompok literasi rendah sama halnya dengan metode
FFQ. Kemudahan ini disebabkan pada proses pengumpulan datanya adalah
menggunakan metode wawancara langsung (direct interview), bukan wawancara
tidak langsung (indirect interview). Wawancara tidak langsung contohnya adalah
wawancara menggunakan telepon (telephone interview). Sasaran dengan kemampuan
baca tulis dan pemahaman yang rendah dapat diinvestigasi konsumsi pangannya
dengan baik. Salah satu syaratnya adalah dilakukan oleh interviewer yang terlatih.
G. DAFTAR PUSTAKA
Liu, K., Slattery, M., Jacobs Jr, D., Cutter, G., McDonald, A., Van Horn, L., ... &
Dyer, A. (1994). A study of the reliability and comparative validity of the
cardia dietary history. Ethnicity & disease, 4(1), 15-27.
Byers, T., Marshall, J., Anthony, E., FIEDLER, R., & Zielezny, M. (1987). The
reliability of dietary history from the distant past. American Journal of
Epidemiology, 125(6), 999-1011.
Van Liere, M. J., Lucas, F., Clavel, F., Slimani, N., & Villeminot, S. (1997). Relative
validity and reproducibility of a French dietary history
questionnaire. International journal of epidemiology, 26(suppl_1), S128.
Guallar-Castillón, P., Sagardui-Villamor, J., Balboa-Castillo, T., Sala-Vila, A., Ariza
Astolfi, M. J., Sarrión Pelous, M. D., ... & Artalejo, F. R. (2014). Validity and
reproducibility of a Spanish dietary history. PloS one, 9(1), e86074.
Bogen, D. L., Duggan, A. K., Dover, G. J., & Wilson, M. H. (2000). Screening for
iron deficiency anemia by dietary history in a high-risk
population. Pediatrics, 105(6), 1254-1259.