Anda di halaman 1dari 25

METODE DIETARY HISTORY

Pengertian Metode Dietary History

Metode Dietary History yaitu suatu


metode yang bersifat kualitatif karena
memberikan gambaran pola konsumsi
berdasarkan pengamatan dalam waktu
yang cukup lama (bisa 1 minggu, 1 bulan,
1 tahun).
komponen metode dietary history
• Wawancara (termasuk recall 24 jam),
yang mengumpulkan data tentang apa
saja yang dimakan responden selama 24
jam terakhir
• Frekuensi penggunaan dari sejumlah
bahan makanan dengan memberikan
daftar (check list) yang mudah disiapkan
• Pencatatan konsumsi selama 2-3 hari
sebagai cek ulang
Prinsip Penggunaan Dietary History
1. Waktu Makan
2. Nama Hidangan
3. Bahan Hidangan
4. Porsi acuan
5. Porsi konsumsi
6. Hari konsumsi
7. Catatan Diet
8. Pantangan
9. Deskripsi DH
10. Interpretasi DH
Prinsip Penggunaan Dietary History
1. Waktu Makan
   Deskripsi waktu makan penting dalam kajian
dietetik subjek. Salah satu pertimbangannya adalah
hormon leptin yang mengatur rasa lapar dan rasa
kenyang dipengaruhi oleh keteraturan waktu makan.
Selain itu waktu makan juga dipengaruhi oleh banyak
faktor termasuk kesibukan dan pola penyediaan
hidangan. Hal ini berarti bahwa kebiasaan makan
menurut kajian metode DH adalah mengkaji berbagai
determinan faktor konsumsi. Faktor konsumsi pangan
dari sisi kandungan gizi tetapi juga dari aspek
penyediaan dan sistem sosial lain yang
memengaruhinya.
Prinsip Penggunaan Dietary
History
2. Nama Hidangan
   Tujuan penamaan yang sifatnya dikenal oleh
masyarakt umum adalah dalam rangka edukasi gizi
dimasa yang akan datang. Memudahkan kita
berkomunikasi dan menyampaikan pesan pesan gizi
yang terkait dengan kontent hidangan tersebut sesuai
hasil kajian DH. Nama hidangan ini kemungkinan
berbeda untuk hidangan yang sama ditempat atau etnis
lain. Menghidari salah persepsi atas nama hidangan
pada kasus seperti diatas, maka akan dapat dihindari,
karena pada setiap nama hidangan selalu diikuti dengan
rincian nama bahan atau komponen penyusunnya.
Prinsip Penggunaan Dietary
History
3. Bahan hidangan
 Bahan hidangan adalah seluruh bahan yang digunakan untuk
membuat hidangan. Bahan hidangan terdiri dari dari dua yaitu
bahan pokok dan bahan tambahan. Hidangan dari waktu ke waktu
mengalami modifikasi dengan cara memodifikasi dari resep aslinya.
Pada konteks ini seringkali satu jenis makanan atau minuman
dimodifikasi dengan memberikan bahan tambahan lain dengan
tujuan memperbaiki rasa atau penampilan.Pada metode DH semua
bahan yang digunakan untuk membuatnya adalah ditulis secara
lengkap. Komponen yang sedikit pemakaiannya adalah ditulis
secara lengkap, kandungan yang sedikit belum tentu pengaruhnya
kecil pada komposisi gizi seimbang. Contohnya adalah penggunaan
garam, pada setiap makanan olahan adalah sangat sedikit, akan
tetapi pengaruhnya secara fisiologi sangat besar jika kekerapan
konsumsinya sering.
Prinsip Penggunaan Dietary
History
4. Porsi Acuan
Porsi acuan adalah porsi yang dijadikan acuan untuk
membandingkan porsi pada hari hari pengamatan
selama DH dilakukan. Jadi dengan demikian tujuan porsi
acuan adalah untuk mengetahui porsi yang paling sering
digunakan oleh subjek dan mengetahui konsistensi
subjek pada porsi acuan dari hari kehari. Porsi acuan ini
jumlahnya sama dengan porsi rerata atau porsi yang
paling sering muncul atau sering digunakan oleh subjek
jika mengonsumsi satu jenis makanan. Porsi acuan
berbeda untuk setiap jenis makanan. Misalnya porsi
makan sayuran berbeda dengan porsi makan buah.
Porsi makan lauk hewani berbeda dengan porsi makan
lauk nabati.
Prinsip Penggunaan Dietary
History
5. Porsi Konsumsi
Porsi konsumsi adalah porsi yang dikonsumsi oleh subjek.
Porsi konsumsi dapat sama atau berbeda dengan porsi acuan.
Perbedaan ini diberikan simbol K=kecil, S=Sedang dan B=besar.
Jika subjek mengonsumsi lebih kecil dari porsi acuan maka diberi
simbolK, Jika subjek mengonsumsi sama dengan porsi acuan maka
diberi simbol S, dan jika subjek mengonsumsi lebih besar dari porsi
acuan maka diberi simbol B. Bobot ukuran besar, sedang dan kecil
dapat diketahui dengan cara penimbangan saat wawancara
berlangsung. Studi Diet Total (SDT) di Indonesia tahun 1994 pernah
menggunakan metode penimbangan makanan saat wawancara
recall konsumsi 24 jam. Cara penimbangannya adalah subjek
diminta untuk menentukan jumlah makanan atau minuman yang
biasa dikonsumsi melalui bentuk (pangan) aslinya.
Prinsip Penggunaan Dietary
History
6. Catatan Diet
Catatan diet adalah tanda yang diberikan
pada setiap hari, untuk kepatuhan subjek
menjalankan diet yang digunakannya. Jika
subjek sedang menerapkan diet tertentu maka
tanda ceklist dibubuhkan pada kolom hari
pengamatan, Jika subjek tidak menerapkan diet
pada hari pengamatan maka, kolom ini
dikosongkan atau diberi tanda silang, Tujuan
catatan diet ini juga berguna untuk menilai
kepatuhan subjek pada diet.
Prinsip Penggunaan Dietary
History
7. Pantangan
Makanan pantangan adalah makanan
yang pada umumnya orang konsumsi
tetapi untuk subjek tertentu tidak
dikonsumsi dengan alasan subjektif diluar
penilaian organoleptik. Makanan
pantangan ditolak untuk dikonsumsi
karena alasan subjektif. Alasan subjektif
karena persepsi yang menyimpang dari
kaidah ilmu pengetahuan gizi dan
makanan.
Prinsip Penggunaan Dietary
History
8. Deskripsi DH
   Deskripsi DH adalah penjelasan narasi
yang mudah dipahami atas fakta fakta riwayat
makan subjek. Deskripsi DH adalah dirinci
terkait konsistensi waktu makan, sumber
makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
kelompok sayuran, dan kelompok buah buahan,
serta makanan bersama atau even sosial
lainnya. Makanan pantangan juga dijelaskan jika
ada atau tidak ada. Deskripsi ini adalah
ringkasan tentang riwayat makan subjek.
Prinsip Penggunaan Dietary
History
9. Interpretasi DH
Interpretasi DH adalah simpulan atas riwayat makan subjek.
Simpulan ini diuraikan menurut dimensi keragaman konsumsi
sesuai dengan pilar gizi seimbang dan dilengkapi dengan asupan
rerata harian selama DH. Asupan terhadap gizi makro dan mikro.
Jika dilakukan penyederhanaan maka, disesuaikan dengan tujuan
DH. Jika tujuan DH adalah untuk menelusuri efek riwayat makan
dengan munculnya kasus malnutrisi gizi makro maka di interpretasi
relasinya dengan gizi makro saja. Pada metode DH tidak diperlukan
studi pendahuluan yang sistematis seperti pada metode FFQ
maupun semi FFQ. Studi tidak diperlukan karena formulir DH adalah
formulir dengan pertanyaan terbuka. Dilakukan identifikasi bahan
makanan sudah dikonsumsi setiap hari. Hal ini berbeda dengan
metode FFQ dan Semi FFQ dimana daftar mahanan sudah
ditentukan sebelumnya dari hasil studi pendahuluan (Shai et al.
2004), (Rafael A Garcia, Douglas Taren, Nocolette 2000).
9. Interpretasi DH

Daftar Bahan Makanan


Study Pendahuluan
FFQ
Metode DH

adalah metode semi kualitatif sama dengan metode FFQ


ataupun semi FFQ. Informasi tentang bahan makanan diperoleh
dengan dua cara yaitu menanyakan langsung kepada subjek
dengan metode FFQ selama periode waktu satu bulan. Periode
waktu satu bulan adalah bahwa frekuensi konsumsi yang kita
tanyankan adalah frekuensi konsumsi selama sebulan terakhir,
sama dengan metode FFQ. Perbedaannya adalah jika pada metode
FFQ tidak perlu diikuti dengan verifikasi asupan actual, maka pada
metode DH, perlu dilakukan verifikasi data asupan dengan
melakukan recall konsumsi selama satu minggu.Perbedaan dengan
metode FFQ ataupun semi FFQ adalah dimana informasi tentang
bahan makanan yang dimasukkan dalam daftar DH. Pada
metode FFQ atau Semi FFQ makanan dan minuman yang
dimasukkan dalam daftar adalah makanan yang dinyatakan
berkorelasi langsung dengan risiko salah gizi (malnutrition) yang
sedang dikaji.
Recall konsumsi idealnya dilakukan secara berselang seling
antara hari recall pertamaq dan kedua, sedangkan recall konsumsi
pada DH tidak demikian. Recall konsumsi yang tujuannya adalah
validasi data frekuensi makan, maka ia dilakukan setiap hari selama
satu minggu. Disinilah letak perbedaan pokok recall konsumsi pada
metode DH dengan recall konsumsi metode biasa. Metode DH
menanyakan kekerapan konsumsi bukan dari daftar yang terbatas
seperti pada metode FFQ dan semi FFQ. Pendekatan ini juga tidak
mengabaikan jumlah dan porsi. Kesamaan dalam hal validasi
adalah sama seperti pada metode FFQ dan semi FFQ. Biasanya
harus divalidasqi dengan metode food recall 24 jam.
Informasi hasil validasi instrumen DH adalah berguna untuk
mengurangi bias informasi terkait riwayat makan. Salah satu alasan
sehingga metode food recall 24 jam dapat digunakan untuk
melengkapi DH adalah untuk mendapatkan informasi tambahan
kuantitas asupan gizi pada subjek. Metode DH juga dapat
memberikan informasi asupan gizi secara kuantitas untuk kondisi
aktual rerata selama satu minggu. Informasi ini lebih
menggambarkan asupan dari hari ke hari (day to day) dibanding
asupan pada metode recall konsumsi 2x24 jam.
Dietary Histori atau riwayat makan, adalah bagian penting dalam
pendekatan epidemiologi. Penelitian epidemiologi dalam bidang dietetika
menggunakan metode DH, karena memiliki variabel telaah yang rumit dan
lengkap. Diet dalam multi dimensi dipandang sebagai sebuah paparan yang
komplek untuk memunculkan satu efek pada subjek. Upaya awal untuk
memahami korelasi diet dan penyakitadalah fokus pada peran zat gizi
spesifik pada makanan. Zat gizi spesifik yang ditemukan pada makanan
yang tercatat dalam data riwayat makan hasil investigasi dari metode
DH.Pada metode pengkuran konsumsi makanan individu sebagai bagian
dari riwayat makan dikenal dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah
pencatatan sendiri oleh subjek dan kedua adalah recall konsumsi dengan
multi hari pengukuran. Pencatatan dilakukan setiap kali subjek makan.
Pencatatan model ini lebih cocok untuk subjek yang partisipasinya baik
dalam pengukuran konsumsi.

Dietary Histori adalah dapat menelusuri riwayat makan secra


prospektif. Sifat inilah yang dapat menjadi kekuatan metode ini sebagai
salah satu cara untuk memahami perjalanan awal dari sebuah kasus gizi
salah berdasarkan makanan dan minuman yang dikonsumsi.
    Monitoring diet pasien rawat jalan adalah berbeda
dengan monitoring diet pasien rawat inap. Pada pasien
rawat inap di rumah sakit monitoring lebih baik dilakukan
dengan metode penimbangan, akan tetapi monitoring
diet pasien rawat jalan lebih baik dilakukan dengan
metode DH atau Food recall. Metode DH memiliki format
yang agak rumit dibanding metode FFQ dan Semi FFQ.
Penduga asupan zat gizi (predictors for nutrient intakes)
adalah salah satu cara memperidiksi asupan zat gizi
dengan menggunakan metode DH sama seperti metode
semi FFQ pada periode waktu harian, bulanan,
mingguan ataupun tahunan,(Crispim et al.2006).
Porsi konsumsi pangan dengan
metode DH adalah sama dengan metode
Semi FFQ. Keduanya didasarkan pada
porsi makan sehari hari. Hanya saja untuk
metode DH adalah berdasarkan
pengamatan setiap hari saat di verifikasi
dengan metode food recall atau food
record, sedangkan pada metode Semi
FFQ biasanya porsi yang ditulis adalah
disesuaikan dengan porsi pada pesan gizi
seimbang.
Berdasarkan contoh pengisian, memiliki
riwayat makan selama 7 minggu dengan
hasil sebagai berikut;
• Sarapan pagi dengan porsi besar (>@240 g), itu dilakukannya selama 5
hari dalam seminggu. Sarapan pagi memakai sumber lauk hewani ikan
masak dengan porsi sedang (@70 g), itu dilakukannya juga 5 hari dalam
seminggu.Sarapan pagi dengan konsumsi sayur kangkung dengan ukuran
porsi sedang (@80 g), itu dilakukannya 3 kali dalam seminggu.
• Makanan selingan Tuan S pada umumnya buah secara berselang seling
setiap hari. Jeruk, manga, papaya dan rambutan.
• Makan siang tuan S adalah makanan pokok yang terdiri dari nasi dengan
porsi sedang, setiap hari. Lauk hewani adalah bandeng goring porsi
sedang, dikonsumsi 2 kali dalam seminggu, teri kering porsi sedang
dikonsumsi 2 kali dalam seminggu. Tempe bacem juga porsi sedang
dikonsumsi satu kali seminggu.
• Selama seminggu terakhir Tuan S melakukan dietnya selama 5 hari, tidak
ada makanan pangantang
• Selama seminggu terakhir tuan S, melakukan makan bersama dengan
kerabat dalam acara pesta. Pada metode DH kita tidak melakukan
perhitungan skor konsumsi pangan seperti pada metode FFQ
(Benítez-Arciniega et al. 2011).
Langkah-Langkah Penggunaan
FFQ
• Baca seluruh isi formulir DH yang terdiri dari tiga belas kolom masing masing (1) waktu makan (2)
jenis makanan dan bahan (3) Porsi Aktual (4) Porsi Konsumsi sedang (5) Porsi konsumsi sedang
(6) Porsi konsumsi besar (7) pengamatan hari I (8)pengamatan hari II (9) pengamatan hari III
(10)pengamatan hari IV (11) pengamatan hari V (12) pengamatan hari VI (13) pengamatan hari
VII
• Waktu makan diisi waktu makan subjek ditulis pagi, siang dan qmalam. Dapat juga mengisi jam
makan selingan jam 10 atau jam 16 sore.
• Jenis makanan adalah tuliskan nama makanan yang dikonsumsi
• Porsi acuan adalah tuliskan porsi yang sering dikonsumsi atau ambil dari buku Pedoman Gizi
Seimbang (PGS) tentang standar porsi
• Porsi yang dikonsumsi adalah tulis konsumsi aktual subjek apakah porsi kecil, sedang atau besar
dibandingkan dengan porsi aktual. Misalnya diketahui porsi aktualnya satu piring nasi. Tetapi
subjek selalu konsumsi nasi lebih satu piring maka ditulis porsi aktualnya adalah porsi besar.
• Hari pengamatan adalah ditulis apakah pada hari pertama dan seterunya konsumsinya dalam
porsi sedang, kecil, besar atau bahkan tidak konsumsi makanan tersebut. Tulis dengan simbol K,
S, dan B atau kosongkan jika tidak ada konsumsi pada hari pengamatan.
• Tulis apa ada riwayat diet dengan memberi tanda ceklist. Jika subjek mengaku menjalankan diet
tertentu dapat ditulis jenis dietnya.
• Kondisi saat makan, apakah makan bersama, sendirian atau makan disaat acara sosial lainnya.
Secara keseluruhan DH dapat dilakukan satu minggu, satu bulan dan juga satu tahun.
Kelebihan Dietary History

• Dapat memberikan gambaran konsumsi


pada periode yang panjang secara
kualitatif dan kuantitatif
• Biaya relatif murah.
Kelemahan Metode Dietary History
• Pelaksanaan memerlukan waktu lama
• Memerlukan enumerator yang banyak, jika
survei pada populasi
• Memerlukan tenaga pengumpul data yang
sangat terlatih
• Terlalu membebani pihak pengumpul data
dan responden
• Tidak cocok dipakai untuk survei-survei
besar (Lee-Han et al, 2009: 269).
Kesimpulan
Metode dietaty history (DH) merupakan bagian
tidak terpisahkan dengan penjelasan tentang berbagai
metode pengukuran konsumsi pangan. Prinsip umum
DH adalah pencatatan riwayat makandari aspek
keteraturan waktu, komposisi gizi, kecukupan asupan
gizi,kepatuhan diet dan makanan pantangan. Riwayat
ditelusuri dengan dua pendekatan,yaitu frekuensi
konsumsi makanan dan porsi makan setiap hari selama
beberapa hari. Metode Dietary
History yaitu suatu metode yang bersifat kualitatif karena
memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan
pengamatan dalam waktu yang cukup lama (bisa 1
minggu, 1 bulan, 1 tahun)

Anda mungkin juga menyukai