Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DIETARY

HISTORY

Disusun oleh
Anak Agung Ayu Dyah (1023221001)
Anggreyni Purba (1023221002)
Sandy Tyas (1023221007)

PROGRAM STUDI S1 GIZI NON REGULER


UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Dietary History adalah penjelasan narasi yang mudah dipahami atas fakta
fakta riwayat makan subjek. Deskripsi Dietary History adalah dirinci terkait
konsistensi waktu makan, sumber makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
kelompok sayuran, dan kelompok buah buahan, serta makanan bersama atau even
sosial lainnya. Makanan pantangan juga dijelaskan jika ada atau tidak ada.
Deskripsi ini adalah ringkasan tentang riwayat makan subjek.
Metode dietary history merupakan metode pengukuran yang bersifat
kualitatif yang memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan
dalam waktu yang cukup lama ( dapat selama 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun). Burke,
1974 dalam Supariasa, 2001 menyatakan bahwa metode ini terdiri dari tiga
komponen, yaitu: komponen pertama adalah wawancara (recall 24 jam); komponen
kedua adalah frekuensi penggunaan dari sejumlah bahan makanan dengan
memberikan daftar, untuk mengecek kebenaran recall 24 jam tadi; komponen ketiga
adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sejak dicek ulang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian dietary history
2. Menjelaskan 3 kompenan utama dietary history
3. Menjelaskan prinsip pengguan dietary history
4. Menjelaskan kelebihan dietary history
5. Menjelaskan kekurangan dietary history

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Mampu menjelaskan pengertian dietary history
2. Mampu menjelaskan 3 komponan utama dietary history
3. Mampu menjelaskan prinsip penggunaan dietary history
4. Mampu menjelaskan kelebihan dietary history
5. Mampu menjelaskan kekurangan dietary history
BAB II
PEMBAHASAN
1). DIETARY HISTORY
Metode dietary history merupakan metode pengukuran yang bersifat
kualitatif yang memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan
dalam waktu yang cukup lama ( dapat selama 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun). Burke,
1974 dalam Supariasa, 2001 menyatakan bahwa metode ini terdiri dari tiga
komponen, yaitu
a. Komponen pertama adalah wawancara (termasuk recall 24 jam), yang
mengumpulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24 jam
terakhir.
b. Komponen kedua adalah tentang frekuensi penggunaan dari sejumlah
bahan makanan dengan memberikan daftar (check list) yang sudah disiapkan
untuk mengecek kebenaran dari recall 24 jam tadi.
c. Komponen ketiga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai cek
ulang.

2). PRINSIP PENGGUNAAN DIETARY HISTORY


Prinsip umum dalam DH adalah pencatatan riwayat makan dari aspek
keteraturan waktu, komposisi gizi, kecukupan asupan gizi. Kepatuhan diet, dan
makanan pantangan. Riwayat ditelusuri dengan dua pendekatan yaitu frekuensi
konsumsi makanan dan porsi makan setiap hari selama beberapa hari.
Berdasarkan pertimbangan ini maka beberapa prinsip DH adalah sebagai berikut:
a. Waktu Makan
Metode DH mencantumkan waktu makan sebagai bagian dari pola
makan. Waktu makan yang dimaksud adalah waktu makan utama dan
makanan selingan pada subjek. Berdasarkan cara ini maka di Indoensia dikenal
waktu makan pada pagi, siang dan malam hari. Tiga waktu makan ini masih
diselingi dengan makanan selingan pada pagi menjelang siang dan sore hari.
Makan selingan ini tidak selalu ada pada setiap kelompok masyarakat. Ini
disesuaikan dengan kondisi masing masing wilayah dan satuan sosial tertentu.
Deskripsi waktu makan penting dalam kajian dietetik subjek. Salah satu
pertimbangannya adalah hormon leptin yang mengatur rasa lapar dan rasa
kenyang dipengaruhi oleh keteraturan waktu makan. Selain itu waktu makan juga
dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kesibukan dan pola penyediaan
hidangan. Hal ini berarti bahwa kebiasaan makan menurut kajian metode DH
adalah mengkaji berbagai determinan faktor konsumsi. Faktor konsumsi pangan
dari sisi kandungan gizi tetapi juga dari aspek penyediaan dan sistem sosial lain
yang memengaruhinya.
b. Nama Hidangan
Nama hidangan hendaknya ditulis lengkap, dan mengikuti nama yang
dikenal oleh masyarakat setempat sebagaimana ia disebut dalam kehidupan
sehari hari. Tujuan penamaan yang sifatnya dikenal oleh masyarakt umum
adalah dalam rangka edukasi gizi dimasa yang akan datang. Memudahkan
kita berkomunikasi dan menyampaikan pesan pesan gizi yang terkait dengan
kontent hidangan tersebut sesuai hasil kajian DH. Nama hidangan ini
kemungkinan berbeda untuk hidangan yang sama ditempat atau etnis lain.
Menghidari salah persepsi atas nama hidangan pada kasus seperti diatas, maka
akan dapat dihindari, karena pada setiap nama hidangan selalu diikuti dengan
rincian nama bahan atau komponen penyusunnya.
c. Bahan hidangan
Bahan hidangan adalah seluruh bahan yang digunakan untuk membuat
hidangan. Bahan hidangan terdiri dari dari dua yaitu bahan pokok dan bahan
tambahan. Hidangan dari waktu ke waktu mengalami modifikasi dengan cara
memodifikasi dari resep aslinya. Pada konteks ini seringkali satu jenis makanan
atau minuman dimodifikasi dengan memberikan bahan tambahan lain dengan
tujuan memperbaiki rasa atau penampilan. Pada metode DH semua bahan yang
digunakan untuk membuatnya adalah ditulis secara lengkap. Komponen yang
sedikitpemakaiannya adalah ditulis secara lengkap, kandungan yang sedikit
belum tentu pengaruhnya kecil pada komposisi gizi seimbang. Contohnya
adalah penggunaan garam, pada setiap makanan olahan adalah sangat sedikit,
akan tetapi pengaruhnya secara fisiologi sangat besar jika kekerapan
konsumsinya sering.
d. Porsi Acuan
Porsi acuan adalah porsi yang dijadikan acuan untuk membandingkan
porsi pada hari hari pengamatan selama DH dilakukan. Jadi dengan demikian
tujuan porsi acuan adalah untuk mengetahui porsi yang paling sering digunakan
oleh subjek dan mengetahui konsistensi subjek pada porsi acuan dari hari kehari.
Porsi acuan ini jumlahnya sama dengan porsi rerata atau porsi yang paling
sering muncul atau sering digunakan oleh subjek jika mengonsumsi satu
jenis makanan. Porsi acuan berbeda untuk setiap jenis makanan.
Misalnya porsi makan sayuran berbeda dengan porsi makan buah.
Porsi makan lauk hewani berbeda dengan porsi makan lauk nabati. Porsi acuan
ini diperoleh dari beberapa cara yaitu wawancara langsung dengan subjek atau
penimbangan langsung oleh subjek. Cara lain adalah menentukan sesuai dengan
porsi pada pesan gizi seimbang (PGS). Biasanya di Indonesia digunakan porsi
acuan pada buku PGS.
e. Porsi Konsumsi
Porsi konsumsi adalah porsi yang dikonsumsi oleh subjek. Porsi
konsumsi dapat sama atau berbeda dengan porsi acuan. Perbedaan ini diberikan
simbol K=kecil, S=Sedang dan B=besar. Jika subjek mengonsumsi lebih kecil
dari porsi acuan maka diberi symbol K, Jika subjek mengonsumsi sama dengan
porsi acuan maka diberi simbol S, dan jika subjek mengonsumsi lebih besar
dari porsi acuan maka diberi simbol B. Bobot ukuran besar, sedang dan kecil
dapat diketahui dengan cara penimbangan saat wawancara berlangsung. Studi Diet
Total (SDT) di Indonesia tahun 1994 pernah menggunakan metode penimbangan
makanan saat wawancara recall konsumsi 24 jam. Cara penimbangannya adalah
subjek diminta untuk menentukan jumlah makanan atau minuman yang biasa
dikonsumsi melalui bentuk (pangan) aslinya. Setelah subjek sudah menentukan
takaran makanan, lalu ditimbang oleh enumerator dan dicatat hasilnya sebagai
porsi konsumsi. Cara ini dipandang sebagai cara untuk mengetahui porsi konsumsi
aktual setiap subjek.
f. Catatan Diet
Catatan diet adalah tanda yang diberikan pada setiap hari, untuk kepatuhan
subjek menjalankan diet yang digunakannya. Jika subjek sedang menerapkan diet
tertentu maka tanda ceklist dibubuhkan pada kolom hari pengamatan, Jika
subjek tidak menerapkan diet pada hari pengamatan maka, kolom ini
dikosongkan atau diberi tanda silang, Tujuan catatan diet ini juga berguna
untuk menilai kepatuhan subjek pada diet. Diet dalam konteks ini adalah diet
yang beredar di masyarakat.
g. Pantangan Makanan
Pantangan adalah makanan yang pada umumnya orang konsumsi tetapi
untuk subjek tertentu tidak dikonsumsi dengan alasan subjektif diluar penilaian
organoleptik. Makanan pantangan ditolak untuk dikonsumsi karena alasan
subjektif. Alasan subjektif karena persepsi yang menyimpang dari kaidah ilmu
pengetahuan gizi dan makanan. Alasan seringkali berhubungan dengan mitos
atau legenda secara turun temurun. Jika subjek memiliki makanan pantangan
maka kolom ini diberi tanda ceklist. Tujuan kolom ini adalah untuk
memberikan deskripsi secara lengkap bahwa subjek memiliki makanan
pantangan. Pada wawancara mendalam dapat ditelusuri tentang alasan
memantangkan makanan tertentu dan bagaimana efeknya pada keragaman
konsumsi subjek.
h. Deskripsi Dietary History
Deskripsi DH adalah penjelasan narasi yang mudah dipahami atas fakta
fakta riwayat makan subjek. Deskripsi DH adalah dirinci terkait konsistensi waktu
makan, sumber makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, kelompok sayuran, dan
kelompok buah buahan, serta makanan bersama atau even sosial lainnya.
Makanan pantangan juga dijelaskan jika ada atau tidak ada. Deskripsi ini adalah
ringkasan tentang riwayat makan subjek.
i. Interpretasi DH
Interpretasi DH adalah simpulan atas riwayat makan subjek. Simpulan
ini diuraikan menurut dimensi keragaman konsumsi sesuai dengan pilar gizi
seimbang dan dilengkapi dengan asupan rerata harian selama DH. Asupan
terhadap gizi makro dan mikro. Jika dilakukan penyederhanaan maka,
disesuaikan dengan tujuan DH. Jika tujuan DH adalah untuk menelusuri efek
riwayat makan dengan munculnya kasus malnutrisi gizi makro maka di
interpretasi relasinya dengan gizi makro saja.
Pada metode DH tidak diperlukan studi pendahuluan yang sistematis
seperti pada metode FFQ maupun semi FFQ. Studi tidak diperlukan karena
formulir DH adalah formulir dengan pertanyaan terbuka. Dilakukan identifikasi
bahan makanan sudah dikonsumsi setiap hari.Hal ini berbeda dengan metode FFQ
dan Semi FFQ dimana daftar mahanan sudah ditentukan sebelumnya dari hasil
studi pendahuluan.
3). KELEBIHAN METODE DIATORY HISTORY
Salah satu pertimbangan dalam memilih metode survei konsumsi pangan
adalah memertimbangkan kelebihannya. Kelebihan metode DH sesuai dengan
tujuannya adalah untuk mengidentifikasi riwayat makan pada subjek. Status gizi
tidak lain adalah luaran dari riwayat makan subjek. Malnutrisi adalah disebabkan
asupan makanan berlebihan atau kekurangan makanan dalam jangka panjang.
Aspek durasi waktu yang panjang berkorelasi dengan kekhususan dalam assosiasi
hubungan sebab akibat yang signifikan. Hal ini berarti bahwa kekerapan
konsumsi signifikan berefek pada kondisi fisiologis subjek. Kondisi fisiologis
akan menyesuaikan diri dengan fakta asupan zat gizi dimasa yang telah berlalu.
Kelebihan metode DH dari aspek sasaran adalah dapat digunakan pada
kelompok literasi rendah sama halnya dengan metode FFQ. Kemudahan ini
disebabkan pada proses pengumpulan datanya adalah menggunakan metode
wawancara langsung (direct interview), bukan wawancara tidak langsung
(indirect interview). Wawancara tidak langsung contohnya adalah wawancara
menggunakan telepon (telephone interview). Sasaran dengan kemampuan baca
tulis dan pemahaman yang rendah dapat diinvestigasi konsumsi pangannya
dengan baik. Salah satu syaratnya adalah dilakukan oleh interviewer yang
terlatih.
Kelebihan metode DH adalah ketepatan dalam membuat daftar bahan
makanan atau minuman pada formulir DH dan akurasi porsi. Metode ini sangat
sistematis karena semua bahan makanan dan minuman adalah yang nyata
dikonsumsi sesuai bukti catatan harian. Bentuk pertanyaan terbuka dan terus
bertambah setiap ada item makanan atau hidangan baru untuk setiap subjek. Cara
ini dapat mengurangi over plat syndrome atau menaksir konsumsi terlalu tinggi
dari fakta yang sesungguhnya. Daftar ini berbeda dengan daftar pada FFQ, karena
pada FFQ daftar dapat saja tidak ada yang memilihnya saat sudah dilakukan
survei, tetapi DH adalah selalu ada yang memilih item setiap makan, karena ia
dibuat berdasarkan daftar makanan aktual subjek.
Kelebihan metode DH dibanding dengan metode SKP yang lain adalah
mewakili riwayat makan aktual subjek sedangkan metode yang lain seperti pada
metode recall konsumsi 24 jam (Food Recall 24 Jam), penimbangan makanan
(Food Weighing), adalah mendeskripsikan asupan aktual sehari. Jika metode
SKP tingkat individu yang lain akan digunakan untuk menderskripsikan
konsumsi mingguan atau bulanan dan bermaksud melihat variasi antar hari
maka pengumpulannya harus berulang.
Metode ini memiliki konsisten instrumen yang sangat baik, karena
pertanyaannya adalah pertanyaan tertutup. Pencacatan hanya dapat dilakukan
oleh subjek yang diukur dan tidak dapat dilakukan oleh orang lain, karena alasan
tidak efisien.
Metode DH juga dapat dilakukan pada subjek yang tidak menetap
ditempat tinggal sedangkan pada metode pencatatan makanan tidak dapat
dilakukan pada subjek yang tidak memiliki tempat tinggal menetap dalam
periode waktu tertentu. Alasannya adalah karena informasi makanan dan
minuman yang dikonsumsi harus dapat dicatat dalam periode waktu. Kondisi
sakit pada subjek jika masih mampu berkomunikasi maka metode FFQ dapat
dilakukan sedangkan pada metode pencatatan makanan ini tidak dapat dilakukan
pada subjek sakit.

4). KEKURANGAN DIETARY HISTORY


Kelamahan metode DH dibanding dengan banyak metode survei
konsumsi pangan yang lain adalah:

a. Pelaksanaan memerlukan waktu lama


b. Memerlukan enumerator yang banyak, jika survei pada populasi
c. Memerlukan tenaga pengumpul data yang sangat terlatih
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Metode dietary history merupakan metode pengukuran yang bersifat
kualitatif yang memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan
pengamatan dalam waktu yang cukup lama ( dapat selama 1 minggu, 1 bulan,
1 tahun).
Prinsip umum dalam DH adalah pencatatan riwayat makan dari aspek
keteraturan waktu, komposisi gizi, kecukupan asupan gizi. Kepatuhan diet, dan
makanan pantangan. Riwayat ditelusuri dengan dua pendekatan yaitu frekuensi
konsumsi makanan dan porsi makan setiap hari selama beberapa hari.
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.studocu.com/id/document/universitas-diponegoro/penilaian-asupan-
gizi/pratical/10- d4-dietary-history/3506183/view
 https://text-id.123dok.com/document/eqokvp6my-metode-riwayat-makanan-
dietary-history-method-metode-frekuensi-konsumsi-pangan-food-frecuency-
questionnaire.html
 https://www.scribd.com/document/482193027/MAKALAH-DIETARY-
HISTORY

Anda mungkin juga menyukai