Disusun Oleh :
Halaman Depan...................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................3
1.2 Tujuan........................................................................................................4
1.3 Manfaat......................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................5
2.1 Dasar Teori................................................................................................5
BAB III................................................................................................................8
3.1 Alat dan Bahan..........................................................................................8
3.2 Cara Kerja..................................................................................................9
BAB IV..............................................................................................................10
4.1 Hasil.........................................................................................................10
4.2 Analisis Data............................................................................................10
4.3 Pembahasan..............................................................................................10
BAB V................................................................................................................12
5.1 Kesimpulan...............................................................................................12
5.2 Saran.........................................................................................................12
Daftar Pustaka.....................................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
mikroorganisme pada makanan sehingga bahan pangan tersebut tidak layak di
konsumsi. Penentuan kadar air dari suatu bahan pangan sangat penting agar
dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat penanganan yang
tepat. Penentuan kadar air dalam makanan dapat dilakukan dengan beberapa
metode yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa), metode destilasi,
metode kimia, metode khusus. Metode pengeringan (dengan oven biasa)
dilakukan untuk menentukan kadar air dari bahan pangan yang mengandung
banyak air dan umumnya stabil terhadap pemanasan tinggi. Produk yang
digunakan dapat pula digunakan untuk produk seperti pada metode oven
vakum kecuali yang banyak mengandung sukrosa atau glukosa.
1.2 Tujuan
Menerapkan prinsip gravimetri dalam melakukan penentuan kadar air dan
menentukan kadar air yang terkandung dalam biskuit tertentu.
1.3 Manfaat
Dapat mengetahui prinsip gravimetri dalam penentuan kadar air dalam biskuit
tertentu dan mengetahui kadar air dalam sampel biskuit.
4
BAB II
DASAR TEORI
5
Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan cara mengeringkan
bahan dalam oven pada suhu 105-110oC selama 3 jam atau sampai didapat
berat yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah
banyaknya air yang diuapkan. Untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas,
seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap dll pemanasan
dilakukan dalam oven vakum dengan suhu rendah. Kadang-kadang
pengeringan dilakukan tanpa pemanasan. Bahan dimasukkan dalam
eksikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, sampai dicapai berat yang
konstan. Untuk bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan mengandung
senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatile) seperti sayuran dan susu
menggunakan cara destilasi dengan pelarut tertentu misalnya toluene, xilol,
dan heptana yang berat jenisnya kurang dari berat jenis air. Ataupun dengan
menggunakan refraktometer untuk bahan makanan dengan kadar gula
tinggi. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu
unsur atau senyawa tertentu. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus
senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya (S.M. Khopkar,
1990).
Syarat mutu SNI biskuit, yaitu maksimal 5%. Kadar air pada biscuit
merupakan karakteristik yang akan mempengaruhi penerimaan konsumen
terutama terhadap tekstur atau tingkat kerenyahan biscuit. SNI biskuit, yaitu
maksimal 1,6%. sedangkan menurut SNI 3751- 2009, kadar abu maksimal
tepung terigu yang digunakan untuk bahan makanan adalah 0,70%
(Khopkar 2011).
Analisis gravimetri merupakan salah satu bagian utama dari kimia
analitik. Langkah pengukuran pada cara gravimetri adalah pengukuran berat
analit secara fisik di pisahkan dari semua komponen lainnya dari contoh
maupun dari solvennya. ( R.A day jr/ A.L. Underwood, 1981).
Stoikiometri dalam prosedur gravimetrik yang bias suatu endapan di
timbang dan dari harga ini berat analit dalam contoh dihitung. Presentase
analit A adalah bagian terbesar dari penentuan secara analisis gavimetri
meliputi transformasi unsure radikal ke senyawa murni stabil yang dapat
segera di ubah menjadi bentuk yang dapat di timbang dengan teliti. Berat
6
unsure dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur
atau senyawa yang di kandung (S.M. Khopkar, 1990).
Pengeringan pangan umumnya dinginkan kecepatan pengeringan
yang maksimum. Berbagai cara di lakukan unutk mempercepat pindah
panas dan pindah massa selama proses pengeringan. Factor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan pindah panas dan massa tersebut adalah luas
permukaan, suhu, kecepatan pergerakan udara, kelembapan udara, tekanan
atmosfer, penguapan air dan lama pengeringan (Teti dan Ahmadi 2009).
7
BAB III
METODOLOGI
B. Bahan
Percobaan ini menggunakan bahan sebagai sampel uji sebagai berikut.
1. Sampel biskuit (Oreo)
8
3.2 Cara Kerja
Untuk pengujian kadar air dalam sampel, dapat dilakukan cara sebagai
berikut.
1)Panaskan kurs porselen di dalam oven temperatur 105 oC selama 5 menit dan
dinginkan dalam desikator selama 15 menit
1)Panaskan porselin yang sudah berisi sampel selama 1,5 jam pada temperature 105
oC
1)Panaskan kembali porsein selam 30 menit pada tamperatur 105 oC dan didinginkan
selama 15 menit dalam desikator, kemudian timbang dan lakukan pencatatan
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan percobaan ini, didapatkan hasil penimbangan sebagai berikut.
KETERANGAN HASIL
Berat porselin kosong 61,6112 g
Berat porselin dan sampel 63,6124 g
Berat pemanasan 1 63,4975 g
Berat pemanasan 2 63,4944 g
Berat pemanasan 3 63,4935 g
Krus porselen 24,2623 g
Krus porselen dan sampel 26,1928 g
4.3 Pembahasan
Penentuan kadar air dan kadar abu dalam biskuit pada praktikum ini
menggunakan biskuit oreo sebagai sampel. Analisis gravimetri merupakan salah
satu bagian utama dari kimia analitik. Langkah pengukuran pada cara gravimetri
adalah pengukuran berat, sehingga di peraktikum ini kami menimbang dengan teliti
berat dari biscuit sebelum di ovent dan seelah diovent sampai berat konstan
(pengulangan selama 3x) yaitu 63,4975 gr, 63,4944 gr, 63,4935 gr dengan berat
rata-rata di dapatkan 63,49506 gram dan di dapatkan penghitungan untuk
mendapatkan kadar abu dan kadar air adalah kadar air dalam biscuit oreo lumayan
tinggi 5,85 % syarat mutu SNI biskuit, yaitu maksimal 5%. Kadar air pada biscuit
10
merupakan karakteristik yang akan mempengaruhi penerimaan konsumen terutama
terhadap tekstur atau tingkat kerenyahan biscuit dan memiliki kadar abu yang
sangat tinggi ya itu 7,9% padahal SNI biskuit, yaitu maksimal 1,6%. sedangkan
menurut SNI 3751- 2009, kadar abu maksimal tepung terigu yang digunakan untuk
bahan makanan adalah 0,70%. Dalam teori di atas di jelaskan Kandungan air dalam
bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan
mikroba yang dinyatakan dengan aw. Aw adalah jumlah air bebas yang dapat
digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Kandungan air dan
aktivitas air mempengaruhi perkembangan reaksi pembusukan secara kimia dan
mikrobiologi dalam makanan. Penurunan aktivitas air dapat dilakukan dengan
pengeringan atau dengan penambahan senyawa yang larut dalam air seperti gula
dan garam.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum penentuan kadar air dalam biskuit kali ini, dapat
disimpulkan bahwa :
1) Kadar air dalam sampel biskuit oreo yaitu sebesar 5,86%.
2) Kualitas sampel biskuit oreo kurang baik karena kadar airnya melebihi
batas standar .
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini yaitu sebaiknya menggunakan sampel biskuit lain
karena biskuit oreo memiliki krim sehingga kadar airnya lebih besar dari
biskuit kering lainnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Day. R.A & A.L. Underwood. 1981. Analisia Kimia Kuantitatif. Jakarta :
Erlangga
Estiasih, Dr. Teti & Ir. Kgs ahmadi M.P. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan,
Malang; PT. Bumi Aksara
Setyowati W.T., Nisa F.C. 2014. Formulasi Biskuit Tinggi Serat (Kajian
Proporsi Bekatul Jagung : Tepung Terigu dan Penambahan Baking Powder).
Jurnal Pangan dan Agroindustri 2(3): 224-231.
SNI 2973-2011
13