Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 5

LAPORAN PRAKTIKUM
BAHAN DAN PRODUK INDUSTRI KIMIA

I. JUDUL : Analisis Pasta Gigi


 Percobaan 1 : Uji Kualitatif Sukrosa dan Karbohidrat Lain yang Terfermentasi
 Percobaan 2 : Pengukuran pH
 Percobaan 3 : Penetapan Formaldehida

II. TUJUAN
 Percobaan 1 : Dapat menguji sukrosa dan karbohidrat lain yang terfermentasi secara
kualitatif dalam sampel pasta gigi.
 Percobaan 2 : Mengukur pH dalam sampel pasta gigi.
 Percobaan 3 : Menetapkan kadar Formaldehida dalam sampel pasta gigi.

III. PRINSIP
 Percobaan 1
Sukrosa dan Karbohidrat lain yang merupakan gula pereduksi,akan mereduksi garam Cu2+
menjadi Cuprum Oksida ( Cu2 O) dan gugus Karboksil Lemak. Gula pereduksi bereaksi dengan
larutan kompleks alkali. Cu2+ ( Fehling ),warna biru akan berubah dan terbentuk endapan
berwarna merah bata sebagai Uji positif adanya gula pereduksi.
 Percobaan 2
Pengukuran pH oleh pH meter terjadi karena bertemunya elektrolit dalam sampel dengan
elektrolit pada batang pH meter, sehingga terbaca aktivitas penambahan unit H + maupun OH − .
Pada sampel pasta gigi dilarutkan dalam air dan diukur dengan pH meter yang telah di kalibrasi
 Percobaan 3

Reaksi antara formalin dengan asetil aseton dan ammonium aseton dapat menghasilkan
warna kuning. Kemudian dapat diukur dengan spektrofotometer Visible ( UV-Vis ) pada
panjang gelombang 410 nm. Senyawaan berwarna kuning.

IV. DASAR TEORI


Pasta gigi menurut ADA ( American Dental Association ) adalah pasta, gel, atau serbuk
yang membantu menghilangkan plak. Plak merupakan bakteri yangterbentuk pada gigi dan gusi.
Pasta gigi berfungsi untuk meningkatkan kemampuansikat gigi untuk menyikat dan membersihkan
secara mekanis, menghilangkan plak,memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan
memoles permukaan gigi,menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada
mulutserta memelihara gigi.

Pengelompokan pasta gigi berdasarkan fungsinya :


1. Fungsi kosmetik yaitu untuk menyingkirkan materi alba, plak, sisa-sisamakanan dan stein pada
permukaan gigi serta menyegarkan nafas.
2. Fungsi kosmetik terapautik yaitu untuk menghilangkan kalkulus dan gingiva.
3. Fungsi terapautik yaitu untuk mengurangi pembentukan plak, kalkulus,gingivitis dan
sensitivitas gigi.
Komponen yang terkandung dalam pasta gigi terdiri lebih dari satu bahan aktif untuk memperoleh beberapa
keuntungan. Umumnya pasta gigi yang beredar dipasaran saat ini adalah kombinasi dari bahan
abrasif, bahan pelembab, bahanperekat, surfaktan, air, bahan penambah rasa, bahan terapautik, bahan pemutih,
danbahan pengawet.
a. Bahan Abrasif ( 20–50 % )
Bahan ini berbentuk bubuk pembersih yang dapat memoles dan menghilangkan stain dan plak.
Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pastagigi membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi. Contohnya
adalahsilica atau silica hydrat, sodium bikarbonat, aluminium oxide, dikalsium fosfatdan kalsium karbonat.

b. Bahan Pelembab ( 20 –35 % )


Bahan pelembab merupakan bahan penyerap air dari udara dan menjagakelembaban dari pasta
gigi. Contohnya adalah gliserin, alpha hydroxy acids (AHA ) dan asam laktat.

c. Bahan Perekat ( 1 –2 % )
Bahan perekat merupakan bahan yang dapat mengontrol kekentalan danmemberi bentuk krim dengan
cara mencegah terjadinya pemisahan bahan solid dan liquid pada pasta gigi. Contohnya adalah gliserol,
sorbitol dan PEG (polyethylene glycol ).

d. Surfaktan
Surfaktan yang digunakan adalah SLS ( Sodium Lauryl Sulfat ) yang berfungsimenurunkan
tegangan permukaan, mengemulsi ( melarutkan lemak ) danmemberikan busa sehingga pembuangan
plak dan sisa makanan menjadilebih mudah. Selain itu surfaktan juga berfungsi sebagai
antibakteri.

e. Bahan penambah rasa


Dalam pembuatan pasta gigi digunakan bahan penambah rasa, contohnya adalah rasa mint, stroberi,
permen karet dan lain-lain. Bahan pemanis buatanyang ditambahkan sesuai rekomendasi contohnya
adalah sakarin,gliserin dan sorbitol.

Bahan Terapeutik seperti :


1. Fluoride
Fluoride berfungsi memperkuat enamel dengan cara membuatnya resisten terhadap asam
dan menghambat bakteri untuk memproduksi asam.
Macam –macam fluoride :
a) Stannous fluoride
b) Sodium fluoridec. Sodium monofluorafosfat

2. Bahan desensitisasi
Contohnya bahan desensitisasi yaitu Potassium nitrat, Stronsiumchloride

3. Bahan anti-tartar
Bahan ini akan mengurangi kalsium dan magnesium dalam salivasehingga keduanya tidak dapat
berdeposit pada permukaan gigi.Contohnya adalah tetrasodium pyrophospate.

4. Bahan anti-mikrobaBahan ini berfungsi untuk membunuh dan menghambat


pertumbuhanbakteri. Contohnya adalah trikolsan ( bakterisidal ), zinc citrate atau zincphospate
(bakteriostatik ), yang bersifat herbal adalah ekstrak daun sirihdan siwak.

5. Bahan Pemutih ( 0,05 –0,5 % )


Contoh dari bahan pemutih adalah sodium carbonatae, hidrogenperoksida, citroxane, dan sodium
hexametaphosphate.

6. Bahan Pengawet ( 0,05 –0,5 % )


Bahan pengawet berfungsi mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam pasta
gigi. Contohnya adalah sodium benzoate, methylparabendan ethylparaben.Dalam
perkembangannya, dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakattentang dampak dari bahan kimia
bagi kesehatan, maka produk herbal banyak dipilihkarena dipercaya tidak menimbulkan efek samping
yang berbahaya bagi kesehatan. Pada pasta gigi pun ditambahkan dengan ekstrak daun sirih. Selain untuk
menambah rasa dari pasta gigi juga dapat membunuh bakteri secara lebih efektif. Sirih telah diakui memiliki
efek farmakologis yaitu sebagai antimikroba, antioksidan, antimutagenik, antikarsinogenik dan antiinflamasi.
Ekstrak daun sirih mengandungasam lemak ( asam stearat dan palmitat ) dan asam lemak hidroksi ester (
esterhidroksi dari stearat, palmitat dan asam miristat dan hydroxychavicol sebagai komponen utama yang
merupakan turunan senyawa fenol yang memiliki daya antibakteri lima kali lebih kuat daripada fenol biasa
dengan target struktur, fungsidinding dan membran sel bakteri. Ekstrak daun sirih diperoleh dari
hasil perendamandaun sirih untuk memisahkan komponen aktif yang terdapat didalam
daun sirih. Namun, komponen yang terkandung didalamnya ( minyak atsirinya ) bersifat volatil atau
mudah menguap sehingga diperlukan tempat tertutup untuk proses pengolahannya.

V. REAKSI
 Percobaan 1
Cu𝑺𝑶𝟒 + 2NaOH Cu(𝑶𝑯)𝟐 + 𝑵𝒂𝟐 𝑺𝑶𝟒
VI. CARA KERJA
 Percobaan 1 : Uji Kualitatif Sukrosa dan Karbohidrat Lain yang Terfermentasi

Mengambil Memasukkan Menambahkan


Mensentrifuge
sampel secara sampel ke dalam 50 mL etanol 1 : selama 10 menit
kualitatif erlenmeyer 6

Menambahkan 50 Menggabungkan
Memasukkan mL etanol 1 : 6 filtrat hasil
Mensentrifuge
filtrat ke dalam endapan hasil
selama 10 menit
pemusingan
gelas piala pemusingan pertama dan
pertama kedua

Menambahkan 50 Menggabungkan Membagi dua


mL etanol 1 : 6 filtrat hasil larutan dan
Mensentrifuge
endapan hasil pemusingan memasukkannya
pemusingan selama 10 menit pertama, kedua kedalam
pertama dan kedua dan ketiga erlenmeyer

Menguapkan dengan Memansakan Menambahkan 5-10 Menambahkan


hot plate selama 30 tetes larutan fehling beberapa tetes HCl
dengan hot plate
menit hingga larutan pada erlenmeyer 1, 0,25 N hingga larutan
berkurang selama 30 menit kemudian bersifat asam pada
setengahnya pada suhu 105C memanaskan larutan erlenmeyer 2

Memanaskan Menambahkan 5-
Menetralkan 10 tetes larutan
larutan dengan
dengan NaOH fehling dan
hot plate selama memanaskan
0,25 N
15 menit larutan

Catatan :
1. Apabila tidak terbentuk endapan merah bata pada larutan yang ditambahkan dengan
larutan fehling tanpa penambahan larutan HCl, menunjukkan bahwa pada larutan tidak
terdapat gula pereduksi.

2. Apabila terbentuk endapan merah bata pada larutan yang ditambahkan dengan larutan
fehling dengan penambahan larutan HCl sebelumnya, menunjukkan bahwa pada
larutan terdapat gula pereduksi.
 Percobaan 2 : Pengukuran pH

Mengambil sampel secara kualitatif

Memasukkan kedalam gelas piala 50


mL

Menambahkan air suling secukupnya

Mengaduk hingga homogen

Mengukur pH menggunakan pH meter


yang terkalibrasi

VII. DATA PENGAMATAN


 Percobaan 1 : Uji Kualitatif Sukrosa dan Karbohidrat Lain yang Terfermentasi

Uraian Warna Bau Wujud


Pasta Gigi Putih Bau Khas Pasta Gigi Semi Padat
Etanol 1 : 6 Tidak Berwarna Bau Khas Etanol Cairan
HCl 0,25 N Tidak Berwarna Bau Khas HCl Cairan
NaOH 0,25 N Tidak Berwarna Bau Khas NaOH Cairan

Hasil Akhir
Sukrosa Persyaratan
Larutan ditambahkan dengan HCl
menghasilkan uji negative Negative
Larutan tidak ditambahkan dengan HCl
menghasilkan uji negative

 Percobaan 2 : Pengukuran pH

Sampel pH Persyaratan
Sampel 1 7.86
Sampel 2 7.78 4.5 – 10.5
Rata-Rata 7.82
VIII. PERHITUNGAN

pH pengukuran ke-1 = 7,86


ke-2 = 7,78

7,86 + 7,78
Rata − rata =
2
= 7,82

Selisih
%RPD = Rata−rata 𝑥 100 %

(7,86−7,78)
= 𝑥 100 %
7,82

= 1,02 %

IX. PEMBAHASAN

Pasta gigi merupakan sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi. Bahan baku
pasta gigi tersusun atas bahan penggosok,bahan foaming,bahan pelembab,bahan pengikat,bahan
pemanis,bahan pemberi rasa,bahan pengawet dan bahan flouride.

Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah sampel pasta gigi
memenuhi persyaratan dari SNI 12-3524-1995 melalui beberapa parameter yakni uji sukrosa dan
karbohidrat lain yang terfermentasi,pengukuran pH dan penetapan formaldehida.

Bahan pemanis pada pasta gigi berfungsi untuk memberikan rasa manis pada pasta
gigi,meningkatkan cita rasa dan aroma,memperbaiki sifat fisik,sebagai pengawet dan memperbaiki
sifat kimia. Adapun bahaya yang cukup banyak jika penggunaannya secara berlebihan diantaranya
sakit kepala,hilang daya ingatan,insomnia,hipertensi diare,kaner otak dan lain sebagainya.Bahan
pemanis yang mungkin ada dalam pasta gigi yaitu sukrosa. Pada uji parameter ini terlebih dahulu
sampel pasta gigi dilarutkan dengan etanol.Kita telah mengetahui bahwa didalam sampel pasta gigi
terdapat senyawa organik yang pola,sebut saja salah satunya formaldehid.Oleh karena itu
berdasarkan prinsip “like dissolve like” senyawa organik polar akan larut dalam pelarut polar
seperti Etanol. Dipusingkan kemudia agar dapat diambil Filtratnya yang kemudia dibagi 2 dan
dipanaskan agar pelarutan cepat dan memecahkan bagian kompleks dari senyawa.Pada parameter
ini pengujian sukrosa yang merupakan gula pereduksi. Identifikasi visual dapat dilakukan dengan
mereaksikan sampel dengan fehling yang mana merupakan campuran fehling A (CuSO4) dan
fehling B ( Kalsium natrat dan NaOH) yang bewarna biru keunguan.Fehling merupakan pereaksi
untuk uji gula pereduksi yang mana gula pereduksi dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Saat larutan
kompleks alkali bereaksi dengan Cu2+ maka akan mengubah larutan menjadi terdapat endapan
merah bata.Adapun penambahan HCl pada filtrat sampel berguna untuk menghidrolisis
polisakarida menjadi monosakarida.Berdasarkan SNI 12-3524-1995 kandungan sukrosa di
persyaratan harus negatif. Ini dikarenakan sukrosa merupakan makanan bakteri dalam mulut yang
dapat menyebabkan caries gigi. Pada praktikum, uji sukrosa memberikan hasil negatif sukrosa.
Sedangkan pengukuran pH bertujuan agar kita dapat mengetahui apakah pH sampel masuk
kedalam range SNI 12-3524-1995 YAKNI 4,5-10,5. Pada saat pengukuran, diaduk sampel agar
pembacaan pH lebih stabil dikarenakan pH meter mengukur aktivitas ion H+.Jika tidak diaduk maka
tidak stabil aktivitas H+nya. Adapun pH sampel gigi tidak boleh terlalu asam dikarenakan
menyebabkan iritasi pada mukosa mulut.Jika terlalu basa maka dapat mengikis lapisan email gigi.
Pada praktikum diperoleh pH rata-rata 7,82 dengan %RPD 1,02%.Ini menunjukkan pH sampel
basa dan dibuktikan dengan adanya banyak busa (detergen).Sebelumnya harus dilakukan kalibrasi
terhadap pH meter dengan pH 4 dan pH 7 karena elektroda kaca tidak memberikan EMF
direproduksi selama waktu yang cukup lama.

Untuk parameter penetapan formaldehida ,dilakukan pengkompleksan warna agar dapat


diketahui kadarnya dengan spektrofotometer visible pada panjang gelombang 410 nm. Dalam SNI
12-3524-1995 persyaratan kadar formaldehid maksimal 0,1% (1000 ppm). Formaldehid berfungsi
sebagai pembunuh bakteri buruk digigi.Jika berlebihan akan menyebabkan efek toksititas jika
tertelan.Fatalnya dapat menyebabkan penyakit kuning,kerusakan ginjal,hati serta kematian.Selain
dengan pereaksi hanztch dapat pula digunakan pereaksi schiff karena pereaksi schiff sendiri
merupakan uji spesifik untuk aldehid yaitu formaldehida.Namun pada praktikum tidak dilakukan
percobaan ini dikarenakan tidak tersedia pereaksi hanztch maupun schiff.

X. KESIMPULAN
 Pada sampel pasta gigi yang dianalisis tidak terdapat gula pereduksi.
 pH terukur rata – rata 7,82 dan %RPD 1,02 %
 Sampel memenuhi persyaratan mutu berdasarkan SNI 12-3524-1995 yaitu gula pereduksi
negatif dan pH rentang 4,5 – 10,5.
 Penetapan formaldehida tidak dilakukan

XI. DAFTAR PUSTAKA

Lachman, L., Herbert, A. L., Joseph, L. K. Teori dan Praktik Farmasi Industri. 2012. Terjemahan
Siti Suyatmi. Depok : UI. (Halaman : 1091).

SNI 12-3524-1995 : Tentang Syarat Mutu Pasta Gigi.

Anda mungkin juga menyukai