Anda di halaman 1dari 2

2. METODE basah 24-36%.

Protein tidak larut yang ada di


dalam tepung terigu akan menyerap air dan
2.1 Waktu dan Tempat ketika diaduk/diulen akan membentuk gluten
yang akan menahan gas CO2 hasil reaksi ragi
Praktikum dilakukan pada hari Rabu, 8 dengan pati di dalam tepung.
Maret 2017 pukul 13.00 - 16.00 WIB di Adanya kandungan tersebut pada
Laboratorium Biokimia Gizi Lantai 2, tepung terigu, membentuk jaringan dan
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas kerangka dari roti sebagai akibat dari
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. pembentukan gluten. Gluten merupakan
kompleks protein yang tidak larut dalam air,
2.2 Alat dan Bahan berfungsi sebagai pembentuk struktur
kerangka produk. Gluten terdiri atas
Alat yang digunakan pada praktikum ini komponen gliadin dan glutenin yang
adalah penggaris, kantung plastik kiloan, menghasilkan sifat-sifat viskoelastis.
timbangan analitik, dan sekop. Kandungan tersebut membuat adonan mampu
Bahan yang digunakan adalah sampel dibuat lembaran, digiling, ataupun dibuat
tepung terigu sebanyak 1 kg. mengembang (Imanningsih 2012).
Imanningsih (2012), menambahkan bahwa
2.3 Prosedur Percobaan gliadin akan menyebabkan gluten bersifat
elastis, sedangkan glutenin menyebabkan
Metode yang digunakan dalam adonan menjadi kuat menahan gas dan
praktikum pengambilan contoh (sampling) menentukan struktur pada produk yang
adalah dengan menggunakan car sampling. dibakar.
Sebanyak 5 batch tepung terigu masing- Banyak sedikitnya gluten pada tepung
masing diambil 200 gram dan dimasukkan terigu bergantung pada berapa banyak jumlah
dalam kantong plastik kemudian protein dalam tepung itu sendiri. Semakin
dihomogenkan, sehingga berat tepung terigu tinggi proteinnya maka semakin banyak
dalam satu plastik menjadi 1 kg. Setelah jumlah gluten yang didapat, begitu juga
dihomogenkan, tepung dituangkan ke atas sebaliknya (Imanningsih 2012). Banyaknya
plastik yang ada di atas meja. Kemudian kandungan gluten akan menyebabkan adonan
tepung terigu diratakan dengan penggaris elastis atau tidak mudah hancur pada proses
yang telah dilapisi palstik. Tepung terigu yang pencetakan dan pemasakan.. Komponen
ada dibagi menjadi 4 bagian, sehingga utama yang terkandung di dalam tepung
masing-masing bagian memiliki berat 250 terigu, seperti protein, lemak, kalsium, fosfor,
gram. setelah itu, diambil menjadi 2 bagian besi dan vitamin A cukup tinggi (Muchtandi
secara diagonal, sehingga didapat 2 bagian dan Sugiyono 2013).
sampel yang masing-masing seberat 500 Menurut Rustandi (2011), gandum
gram. Lalu dilakukan pengulangan hal yang yang telah diolah menjadi tepung terigu dapat
sama hingga mendapat sampel seberat 50 digolongkan menjadi 3 tingkatan yang
gram. dibedakan berdasarkan kandungan protein
yang dimiliki, yakni :
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hard flour (kandungan protein 12% 14%)
Tepung ini mudah dicampur dan
Tepung terigu merupakan tepung yang difermentasikan, memiliki daya serap air
berasal dari bulir gandum. Tepung terigu tinggi, elastis, serta mudah digiling. Jenis
umumnya digunakan sebagai bahan dasar tepung ini cocok untuk membuat roti, mie,
pembuat kue, mie dan roti. Tepung terigu dan pasta.
memiliki kadar protein sekitar 8 14% b. Medium flour (kandungan protein 10,5%
(Mariyani 2011). Menurut Aristawati (2013), 11,5%) Tepung ini cocok untuk membuat
terigu yang baik adalah terigu yang adonan dengan tingkat fermentasi sedang,
mempunyai kandungan air 14%; kadar protein seperti donat, bakso, cake, dan muffin.
8-12%; kadar abu 0,25-1,60%; dan gluten
c. Soft flour (kandungan protein 8% 9%) 5. Rustandi D. 2011. Produksi Mie.
Tepung ini memiliki daya serap rendah, sukar Solo(ID): Tiga Serangkai Pustaka
diuleni, dan daya pengembangan rendah. Mandiri.
Tepung ini cocok untuk membuat kue kering,
biskuit, pastel.
Cara yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah dengan
menggunakan car sampling. Tepung terigu
digunakan sebagai sampel pada praktikum ini.
Sebanyak 5 batch tepung terigu masing-
masing diambil 200 gram dan dimasukkan
dalam kantong plastik kemudian
dihomogenkan, sehingga berat tepung terigu
dalam satu plastik menjadi 1 kg. Setelah
dihomogenkan, tepung dituangkan ke atas
plastik yang ada di atas meja. Kemudian
tepung terigu diratakan dengan penggaris
yang telah dilapisi palstik. Tepung terigu yang
ada dibagi menjadi 4 bagian, sehingga
masing-masing bagian memiliki berat 250
gram. setelah itu, diambil menjadi 2 bagian
secara diagonal, sehingga didapat 2 bagian
sampel yang masing-masing seberat 500
gram. Lalu dilakukan pengulangan hal yang
sama hingga mendapat sampel seberat 50
gram.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aristawati R. 2013. Substitusi tepung


tapioka (manihot esculenta) dalam
pembuatan takoyaki. Jurnal
Teknosains Pangan. 2(1): 56-63.
2. Imanningsih N. 2012. Profil
gelatinisasi beberapa formulasi
tepung-tepungan untuk pendugaan
sifat pemasakan. Panel Gizi Makan.
35 (1):13-22.
3. Mariyani N. 2011. Studi pembuatan
mie kering berbahan baku tepung
singkong dan mocal (modified cassava
flour). Jurnal Sains Terapan. 1(1):9-
11.
4. Muchtandi TR, Sugiyono. 2013.
Prinsip Proses dan Teknologi Pangan.
Bandung(ID): Alfabeta,.

Anda mungkin juga menyukai