Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS ANION

Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang
tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari
kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita
menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi
ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.

Pengujian antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara untuk
mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut dikarenakan asam sulfat
yang merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah keluar dari senyawanya. Sebagai contoh,
larutan yang mengandung garam karbonat akan keluar dan terurai menjadi air dan gas karbondioksida
dengan bantuan asam sulfat yang mendesak asam karbonat.

· Untuk mendeteksi anion tidak diperlukan metode sistematik seperti pada kation.

· Pada analis anion diperlukan :

a. Dilakukan test pendahuluan untuk mengetahui keberadaan sifat-sifat yang sama di dalam sampel
yang bertujuan untuk :

· Memudahkan teknik analisis

· Menentukan penentuan spesifik (analisis khusus)

· Reaksi konfirmasi terhadap keberadaan anion.

b. Pemisahan anion secara fisik kadangkala tidak perlu harus dilakukan karena anion tertentu telah
tersedia reaksi spesifik untuk reaksi pengenalan dan identifikasi

v Skema pengelompokan anion berdasarkan reaksinya dengan

asam :

Anion I (Menghasilkan gas/uap bila bereaksi dengan asam)

1. Menghasilkan gas bila beraksi dengan HCl atau H2SO4 encer (misal : S2-, SO32-, CO32-, NO2-, CN-
)

2. Menghasilkan gas atau uap bila bereaksi dengan H2SO4 pekat (misal : I-, Br-, Cl-, NO3-, ClO3-)

Anion II (Tetap dalam larutan bila bereaksi dengan asam)

3. Menghasilkan endapan bila bereaksi dengan asam (misal : SO42-; PO43-, CrO42-, Cr2O72-)

4. Terjadi reaksi oksidasi dan reduksi (misal : MnO4-, CrO42-, Cr2O72-)

ANION
REAKSI PENDAHULUAN TERHADAP ANIOn

Analisis anion dilakukan mulai dari test pendahuluan untuk mengetahui keberadaan senyawa anion
atau golongan anion yang memiliki sifat-sifat sama di dalam sampel

S2-, SO32-, CO32-, NO2-, I-, Br-- , Cl-, PO43-, CrO42- atau Cr2O72-, NO3-, SO42-

MnCl2 FeCl3
FeCl3

HCl pekat K3[Fe(CN)6] K4[Fe(CN)6]

H+(HCl encer) H+

Warna hitam-coklat yang dihasilkan oleh anion pengoksida NO2, CrO42-, NO3-

Perubahan warna yang dihasilkan dari CrO42- dan Cr2O72-

Gas tidak berwarna dan tidak berbau dihasilkan oleh S2-, SO32- dan Cl-

Gas berwarna yang berasal dari NO2-, I-, dan Br-

Endapan biru dihasilkan oleh anion pereduksi : S2-, SO32-, I-, dan NO2-

Jika di dalam sampel telah terdapat senyawa pengoksida maka kemungkinan adanya senyawa
pereduksi menjadi sangat kecil.

Nama senyawa anion pengoksidasi dan pereduksi :

No.

Jenis Anion
Pengoksid

Pereduksi

1.

2.

3.

Nitrit (NO2-)

Kromat (CrO42-)

Nitrat (NO3)

Sulfida (S2-)

Sulfit (SO32-)

Iodida (I-)

Sifat anion terhadap asam sulfat pekat 18 M

Observasi

Interpretasi

Suasana dingin

Suasana panas

Tidak ada perubahan

NO3-, PO43-, SO42-

PO43-, SO42-

Perubahan warna

CrO42-kuning → Cr2O72- oranye

Cr2O72- oranye → CrO3merah

Sama seperti suasana dingin

Tidak berwarna

Tidak berbau

Dihasilkan gas
CO32- → CO2(g)

Sama seperti suasana dingin

Tidak berwarna

Dihasilkan gas bau

S2- → H2S

SO32- → SO2

Cl- → HCl

Sama seperti suasana dingin

Dihasilkan gas

Yang berwarna

NO2- → NO2(coklat)

I- → I2(ungu)

Br- → Br2 (merah-coklat

Sama seperti suasana dingin

NO3- → NO2

Reaksi khusus terhadap anion

Reaksi pengujian khusus dipergunakan sebagai reaksi pengenalan terhadap masing-masing anion
sehingga reaksi suatu anion denga anion lain dapat diyakinkan keberadaannya di dalam sampel .

a) Pengujian anion sulfide (S2-)

· Pengujian terhadap keberadaan sulfide dilakukan langsung dari zat padat, yaitu dengan cara
melihat kelarutannya di dalam air, karena sulfide melarut di dalam air.

· Apabila sampel dalam bentuk larutan maka harus terlebih dahulu dikeringkan dengan cara
penguapan sebelum dilakukan pengujian. Apabila sampel mengandung anion sulfida maka
penambahan asam klorida ke dalam sampel akan mengeluarkan gas H2S.

· Keberadaan gas sulfida hasil reaksi diuji dengan cara mereaksilkannya dengan timbal asetat
Pb(CH3COOH) 2

Reaksi : Pb2+ + H2S → PbS(s)hitam + 2H+

Cara :
Kertas saring dibasahi lalu meletakkannya pada mulut tabung reaksi, sehingga kehadiran H2S akan
bereaksi dengan Pb2+ yang ditandai dengan terbentuknya warna hitam PbS.

b. Pengujian anion sulfit (SO32-)

Pengujian terhadap keberadaan sulfit juga dilakukan langsung dari zat padat, yaitu dengan cara
menambahkan asam ke dalam sampel karena sulfit akan membentuk gas belerang dioksida (SO2)
apabila di dalam sampel terdapat anion sulfit

SO32- + 2H+ → H2SO3(s)hitam → SO2 + H2O

c. Pengujian anion karbonat (CO3)

Pengujian terhadap keberadaan karbonat juga dilakukan langsung dari sampel berupa zat padat.
Apabila sampel dalam bentuk larutan maka harus terlebih dahulu dikeringkan dengan cara penguapan
sampai terbentuk residu kering sebelum dilakukan pengujian. Hati-hati di dalam mengeringkan
sampel karena senyawa karbonat akan mengalami dekomposisi jika dilakukan pemanasan pada suhu
tinggi.

Sampel yang akan diuji (dalam bentuk padatan atau residu) diperlakukan (direaksikan) dengan
pereaksi yang mengandung sedikit seng, hydrogen peroksida encer (H2O2) dan asam sulfat encer
(H2SO4). Campuran kemudian dihangatkan dan gas yang terbentuk dialirkan dalam larutan barium
hidroksida [Ba(OH)2]. Terbentuknya endapan barium karbonat sebagai pertanda adanya anion
karbonat di dalam sampel

CO32- + 2H+ → CO2(g) + H2O

CO2 + Ba2+ + 2OH- → BaCO3(s)putih + H2O

d. Pengujian anion nitrit (NO2-)

Pengujian dilakukan dalam suasana asam encer melalui penambahan sedikit asam sulfat atau asam
asetat, kemudian menambahkan sedikit atau beberapa tetes larutan besi(II) sulfat (FeSO4) yang baru
dibuat (larutan FeSO4 harus dalam keadaan baru). Sebagian dari besi (II) sulfat akan dioksidasi menjadi
besi (III) sulfat, dan pada saat yang sama anion nitrit (NO2-) akan direduksi menjadi NO. Reaksi antara
NO dengan senyawa besi(II) sulfat yang masih tersisa akan membentuk senyawa kompleks [Fe(NO)]2-
berwarna coklat.

NO22- + Fe2+ + 2H+ → Fe3+ + NO + H2O


Fe2+ + NO → [Fe(NO)]2-coklat

Sifat anion NO3- juga hampir sama dengan sifat anion NO2-, akan tetapi dalam analisis NO3- harus
dilakukan dalam suasana asam kuat, bukan dalam suasana asam encer seperti dilakukan untuk analisis
NO2-

e. Pengujian anion fosfat (PO43-)

Pengujian terhadap keberadaan anion fosfat di dalam sampel dilakukan dalam bentuk larutan.
Pengujian dilakukan dengan cara menambahkan larutan pereaksi ammonium molibdat dalam asam
nitrat sampai terbentuk endapan ammonium molibdofosfat (NH3)P(Mo3O10)4 berwarna kuning
cerah.

PO43- + 12 MoO22- + 3NH4+ + 24H+ → (NH4)3P(Mo3O10)4(s)kuning + 12H2O

f. Pengujian anion kromat (CrO42-)

Keberadaan ion kromat (CrO42-) di dalam sampel ditunjukkan oleh terdapatnya larutan berwarna
kuning dalam suasana basa. Penambahan asam ke dalam larutan akan mengubah CrO42- berwarna
kuning menjadi Cr2O72- berwarna orange. Pengujian terhadap keberadaan kromat (CrO42-) dilakukan
dengan cara penambahan larutan barium membentuk endapan barium kromat (BaCrO4) berwarna
kuning.

CrO42- + Ba2+ → BaCrO4(s)kuning

g. Pengujian anion Iodida (I‑), Bromida(Br-) dan Klorida (Cl-)

Pengujian anion halide di dalam sampel unknown dilakukan dengan cara melihat sifat-sifat redoks
halogen di dalam reaksi kimia. Larutan yang diuji harus terlebih dahulu dibuat dalam suasana asam
encer melalui penambahan sedikit asam klorida, kemudian menambahkan sedikit karbontetraklorida
(CCl4), selanjutnya mengaduknya dan menambahkan sedikit air klor atu hipoklorit. Terbentuknya
warna ungu di dalam CCl4 (di bagian bawah) menandakan kehadiran anion iodide di dalam sampel.

2I- + Cl2(aq) → I2(dalam CCl4) + 2Cl-

Untuk menguji keberadaan ion bromide, maka anion iodide harus terlebih dahulu dioksidasi menjadi
senyawa yang tidak berwarna berupa IO3- dengan cara melanjutkan penambahan air klor ke dalam
sampel sehingga warna coklat secara perlahan akan hilang sebagai pertanda iodide telah dioksidasi
menjadi IO3-

I2 + 5Cl2(aq) + 6H2O → IO3- + 10Cl- + 12H+


Dengan hilangnya warna coklat tua maka melanjutkan penambahan air klor akan mengubah warna
larutan sampai terbentuk warna kuning sampai coklat muda di dalam CCl4(di bagian bawah)
menandakan kehadiran anion bromide di dalam sampel.

2Br- + Cl2(aq) → Br2 (dalam CCl4) + 2Cl-

Untuk menguji keberadaan ion klorida dengan adanya ion iodide dan bromide di dalam sampel, maka
anion iodide dan bromide harus terlebih dahulu dihilangkan dengan cara mengoksidasinya dengan
suasana asam melalui penambahan asam sulfat dalam keadaaan hangat. Keberadaan ion
feroksodisulfat (S2O82-) akan mengoksidasi iodide dan bromide, akan tetapi tidak cukup kekuatannya
untuk mengoksidasi klorida sehingga dalam kondisi ini sampel yang tertinggal hanya yang
mengandung klorida.

2X- + S2O82- → X2 + 2SO42-

Selanjutnya ke dalam larutan ditambahkan perak nitrat(AgNO3) dalam suasana asam nitrat sehingga
terbentuk endapan perak klorida (AgCl) berwarna putih sebagai pertanda kehadiran anion Cl- di dalam
sampel.

Cl- + Ag+ → AgCl(s)putih

ASAM SULFAT

TUJUAN PERCOBAAN

Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat.

Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator.

Mampu mereaksikan asam sulfat dengan Fe,Zn dan Cu

Mengetahui perubahan dari asam sulfat encer

DASAR TEORI
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka serta merupakan terjemahan
dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa sepertizuur (bahasa
Belanda), atau Säure (bahasa Jerman). Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam
sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam
asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih
kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aquan fortil (asam nitrat) yang
digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.

Dalam industri besar ataupun industri rumahan, banyak proses- proses industri bergantung pada
tingkat keasaman mediumnya. Misalnya pada pembuatan tahu, kualitas pembentukan tahu (proses
pengendapan) ditentukan keasaman larutan medianya. Dengan demikian, kimia asam penting
dipelajari karena aplikasinya yang sangat beragam dalam kehidupan sehari-hari.

Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada
semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk
utama industri kimia.

Asam Sulfat merupakan senyawa kimia yang termasuk asam kuat. Senyawa dengan rumus kimia
H2SO4 ini, dapat larut dalam air dalam berbagai perbandingan. Asam sulfat merupakan salah satu
produk utama dalam industri kimia dan termasuk yang paling banyak diproduksi dibandingkan dengan
senyawa kimia lainnya. Senyawa ini banyak dipergunakan dalam berbagai proses reaksi kimia.
Penggunaan asam sulfat banyak terdapat dalam kegiatan pemrosesan bijih mineral, proses sintesis
kimia, pemrosesan air buangan (limbah) dan dalam industri kilang minyak. Selain itu asam sulfat juga
biasa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, bahan peledak, detergen, zat pewarna,
insektisida, medisinal atau obat-obatan, plastik, baja dan baterai.

Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena
sifatnya yang higroskopis. Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida,
misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam
tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan
menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun.

Senyawa asam sulfat dapat diproduksi melalui belerang, oksigen dan air melalui proses kontak. Proses
ini terdiri dari 3 tahapan, yakni :

Pembakaran belerang untuk memperoleh belerang dioksida.

Oksidasi belerang dioksida dengan gas oksigen, dapat juga digunakan katalis vanadium(V)oksida.

Penggabungan belerang trioksida dengan air.


Reaksi asam sulfat dengan air (reaksi hidrasi) sangat eksotermik, yakni menghasilkan panas yang cukup
banyak. Sehingga apabila asam sulfat direaksikan dengan air, akan terasa hangat atau panas disekitar
tempat berlangsungnya reaksi. Selain itu dalam mereaksikan asam sulfat dengan air penting untuk
diketahui bahwa pencampurannya selalu dengan cara menambahkan asam sulfat ke dalam air
daripada air ke asam sulfat. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah dibandingkan asam sulfat dan
cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat, maka
dapat mendidih ataupun bereaksi dengan keras, terlebih apabila asam sangat pekat. Pada hal ini
terjadi reaksi pembentukan ion hidronium, yakni :

Hal tersebut berlaku juga dalam proses pengenceran asam sulfat. Disamping itu asam sulfat juga
bertindak sebagai dehidrator yang baik, karena afinitas asam sulfat terhadap air sangatlah kuat
sehingga senyawa ini mampu memisahkan atom hidrogen dan oksigen pada suatu senyawa (menarik
air/ ). Sebagai contoh, mencampurkan pati (C6H12O6)n dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan
karbon dan air yang terserap dalam asam sulfat (yang akan mengencerkan asam sulfat).

Asam sulfat bersifat oksidator sebagai oksidator kuat, Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam
via reaksi penggantian tunggal, menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat. H2SO4 encer menyerang
besi, aluminium, seng, mangan, magnesium dan nikel. Namun reaksi dengan timah dan tembaga
memerlukan asam sulfat yang panas dan pekat. Timbal dan tungsten tidak bereaksi dengan asam
sulfat. Reaksi antara asam sulfat dengan logam biasanya akan menghasilkan hidrogen seperti yang
ditunjukkan pada persamaan di bawah ini. Namun reaksi dengan timah akan menghasilkan sulfur
dioksida daripada hidrogen.

ALAT DAN BAHAN

Alat :

Alat-alat gelas

Tabung reaksi

Gelas beker

Bahan :

H2SO4 pekat

CuSO4.5H2O

Gula pasir

Kayu (korek api)

Logam Zn, dan logam Cu


PROSEDUR KERJA

Percobaan Reaksi pengenceran asam sulfat pekat

Asam sulfat pekat diambil sebanyak 2 mL dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.

Air dingin sebanyak 25 mL dimasukkan kedalam gelas beker

Tambahkan asam sulfat pekat secara perlahan kedalam air dingin lalu aduk.

Perubahan suhu yang terjadi dirasakan pada gelas beker

Percobaan II. Reaksi dehidrasi

3 buah tabung reaksi disiapkan masing-masing 2mL dan diisi dengan asam sulfat pekat.

1 gram CuSo4.5H2O dimasukkan kedalam tabung reaksi yang diisi asam sulfat pekat sebanyak 2 mL.
Perubahan yang terjadi sampai diatas 30 menit dicatat dan diamati.

1 gram gula dimasukkan kedalam tabung reaksi yang diisi asam sulfat pekat sebanyak 2 mL. Perubahan
yang terjadi diamati dan dicatat.

Batang korek api dimasukkan kedalam tabung reaksi yang diisi asam sulfat pekat sebanyak 2 mL.
Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.

Tabung reaksi yang berisi garam CuSO4 dan tabung reaksi yang berisi kayu diambil. Asam sulfat dari
tabung reaksi tersebut dituangkan kedalam tempat asam sulfat pekat. CuSo4, kayu dari tabung reaksi
dikeluarkan secara berhati-hati. CuSo4 dan kayu dimasukkan kedalam gelas beker yangberisi 50 mL.
Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.

Percobaan III. Reaksi oksidasi

Sepotong logam : Zn, Fe, Cu dimasukkan kedalam masing masing tabung reaksi.

Larutan asam sulfat encer ditambahkan sebanyak 2 mL kedalam logam lalu amati. Gas yng timbul
diamati dan tulis reaksi kimia yag terjadi.

3 tabung reaksi yang lain diambil dan asam sulfat pekat dimasukkan sebanyak 1 mL kedalam tabung
reaksi. Sepotong logam Zn, Fe, Cu dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi dan panaskan.
Perubahan yang terjadi diamati.

Perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Cu dan Zn dijelaskan dan dibandingkan dengan
reaksi asam sulfat encer dengan logam-loga tersebut.

HASIL PENGAMATAN

Percobaan 1. Reaksi Pengenceran Asam Sulfat Pekat

Asam sulfat pekat Air Perubahan suhu

2 ml 20 ml Terasa hangat (panas)


Percobaan 2. Reaksi Dehidrasi

No. Bahan kimia Dehidrator Pengamatan dan hasil

1 CuSO4.5H2O H2SO4 pekat Perubahan warna dari biru menjadi putih

Timbul endapan putih

2 Gula pasir H2SO4 pekat Perubahan warna dari putih menjadi hitam kecoklatan

Bentuknya menjadi lebih mengkerut

3 Kayu (korek api) H2SO4 pekat Kayu menjadi hitam (arang)

Larutannya berubah warna menjadi hitam

4 Hasil no. 1 Air Endapan putih melarut perlahan sampai habis

Warna berubah menjadi biru bening

5 Hasil no. 3 Air Dari warna hitam gosong lalu perlahan warna berubah menjadi warna
kayu semula

Bentuknya menjadi lebih mengkerut

Percobaan 3. Reaksi Oksidasi

No Bahan Oksidator Pengamatan dan Hasil

1. Zn Asam sulfat encer Timbulnya banyak gelembung gas

Reaksi : Zn(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g)

Fe Asam sulfat encer Terdapat geelembung gas

3 Cu Asam sulfat encer Tidak bereaksi

Reaksi : Cu(s) + H2SO4(aq) tidak bereaksi

4 Zn Asam sulfat pekat

dan dipanaskan
Terjadi reaksi dengan cepat, timbulnya banyak gelembung gas

Reaksi : Zn(s) + 2H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)

5. Fe Asam sulfat pekat dan dipanaskan Terjadi reaksi timbul gelembung gas

6. Cu Asam sulfat pekat dan dipanaskan Terjadi reaksi, ada gelembung gas

Reaksi : Cu(s) + 2H2SO4(aq) CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)

PEMBAHASAN

Dari percobaan asam sulfat ini, sesuai dengan prosedur kerja yang ada dalam pedoman praktikum
kimia dasar II, didapatkan data seperti yang telah dijabarkan dalam data pengamatan.

Pada percobaan pertama, yakni dalam reaksi pengenceran asam sulfat pekat, ketika 2 ml H2SO4 pekat
dicampurkan dengan 20 ml air dengan memasukkan asam sulfat ke dalam gelas beker yang telah berisi
air. Dapat diamati bahwa gelas menjadi terasa hangat, artinya dalam reaksi ini ada panas yang
ditimbulkan. Panas ini merupakan reaksi eksotermik antara asam sulfat dengan air.

Pada percobaan kedua, yakni reaksi dehidrasi, disiapkan 2ml asam sulfat encer ke dalam 3 buah
tabung reaksi, kemudian dimasukkan CuSO4.5H2O ke tabung pertama, gula pasir ke tabung kedua,
dan kayu (batang korek api) ke tabung terakhir. Pada saat CuSO4.5H2O yang berwarna biru dan
dicampurkan dengan H2SO4 pekat terjadi perubahan warna, warna birunya memudar lama-kelamaan
menjadi putih. Ini terjadi akibat air yang terdapat pada CuSO4.5H2O terdehidrasikan oleh H2SO4
sehingga yang tersisa adalah CuSO4 berwarna putih yang tak lagi mengandung air (anhidrous). Lalu
pada percobaan gula ditambahkan kedalam H2SO4 pekat perubahan yang dapat dilihat adalah gula
pasir yang awalnya berwarna putih berubah menjadi gumpalan berwarna coklat kehitaman dan
strukturnya terlihat lebih mengkerut. Ini mengindikasikan bahwa terdapat reaksi antara gula pasir dan
H2SO4, perubahan warna menjadi coklat kehitaman menjelaskan bahwa gula telah bereaksi
membentuk karbon(karamel), ini berarti terjadi pelepasan ikatan H dan O (air) dari molekul gula yang
terdiri dari C, H dan O. Hal tersebut diperjelas dengan adanya pengkerutan, artinya terjadi perubahan
struktur dalam gula. Reaksi ini merupakan reaksi dehidrasi. Kemudian pada percobaan kayu atau
batang korek api yang dimasukkan kedalam larutan H2SO4 pekat, perubahan yang terjadi adalah
batang korek tersebut berubah warna dari yang semula coklat keputihan menjadi hitam
(arang/karbon) ini disebabkan oleh pengikatan air pada batang korek tersebut oleh H2SO4 pekat tadi.
Pada batang korek api ini, perubahan yang terjadi hampir serupa dengan perubahan yang terjadi pada
gula, terjadi perubahan struktur juga, batang korek api menjadi lebih mengkerut, artinya juga terdapat
perubahan struktur, yakni menjadi karbon(arang).
Setelah itu CuSO4 hasil dari CuSO4.5H2O + H2SO4 pekat tadi di masukkan kedalam air dan perubahan
yang terjadi adalah dari endapan CuSO4 yang berwarna putih melarut menjadi larutan yang berwarna
biru. Dan batang korek yang berwarna hitam tadi dimasukkan kedalam air maka hasil yang dapat
dilihat adalah perubahan warna hitam yang larut dalam air sehingga didapatkan batang korek kembali
tapi komponen yang menyusun korek api tersebut sudah rusak terihat pada batang korek yang sudah
tidak bagus seperti semulanya.

Pada percobaan ketiga, yakni reaksi oksidasi dengan bahannya adalah logam Zn, dan Cu serta
oksidatornya adalah H2SO4 pekat dan H2SO4 pekat H2SO4 encer yang diperoleh dari percobaan
pertama tadi. Saat logam Zn dicampurkan dengan H2SO4 encer perubahan yang terjadi adalah
timbulnya banyak gelembung gas dan telah terjadi reaksi : Zn(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g)
sedangkan pada H2SO4 pekat yang dipanaskan perubahan yang terjadi adalah terjadi reaksi,
timbulnya banyak gelembung gas dan reaksinya : Zn(s) + 2H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g).
Lalu pada logam Cu yang dicampurkan dengan H2SO4 encer tidak terjadi reaksi, tidak ada gelembung
gas dan Cu(s) + H2SO4(aq) tidak ada hasil reaksi, ini disebabkan karena logam Cu tidak reaktif
terhadap asam-asam encer seperti HCl dan H2SO4 encer kecuali dengan H2SO4 pekat yang
dipanaskan. Apabila dipanaskan akan menghasilkan gelembung gas dengan reaksi : Cu(s) +
2H2SO4(aq) CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g).

KESIMPULAN

Asam sulfat pekat mengalami reaksi eksotermik dengan air sehingga menimbulkan panas.

Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Serta dapat larut dalam air pada
semua perbandingan.

Asam sulfat dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk bahan peledak, detergen, plastik
baterai dan lain-lain.

Asam sulfat pekat memiliki sifat dehidrator, yakni dapat melepas kandungan air dalam suatu senyawa.

Asam sulfat dapat bereaksi dengan logam, namun pada beberapa logam tertentu asam sulfat harus
berada dalam kondisi pekat dan panas.

Asam sulfat yang encer, cenderung menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat, sedangkan asam
sulfat yang pekat dan panas cenderung menghasilkan gas hidrogen, logam sulfat dan gas sulfur
dioksida.

Asam sulfat juga bersifat sebagai oksidator yaitu mereduksi senyawa lain, sifat oksidator menguat jika
asam sulfat semakin pekat dan panas.

ASAM SULFAT
TUJUAN PERCOBAAN
 Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat.
 Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator.
 Mampu mereaksikan asam sulfat dengan Fe,Zn dan Cu
 Mengetahui perubahan dari asam sulfat encer
DASAR TEORI
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka serta
merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam
bahasa-bahasa Eropa sepertizuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman). Di
alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk
berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat,
dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral
yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aquan
fortil (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan
perak.

Dalam industri besar ataupun industri rumahan, banyak proses- proses industri
bergantung pada tingkat keasaman mediumnya. Misalnya pada pembuatan tahu,
kualitas pembentukan tahu (proses pengendapan) ditentukan keasaman larutan
medianya. Dengan demikian, kimia asam penting dipelajari karena aplikasinya yang
sangat beragam dalam kehidupan sehari-hari.

Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan
merupakan salah satu produk utama industri kimia.
Asam Sulfat merupakan senyawa kimia yang termasuk asam kuat. Senyawa dengan
rumus kimia H2SO4 ini, dapat larut dalam air dalam berbagai perbandingan. Asam
sulfat merupakan salah satu produk utama dalam industri kimia dan termasuk yang
paling banyak diproduksi dibandingkan dengan senyawa kimia lainnya. Senyawa ini
banyak dipergunakan dalam berbagai proses reaksi kimia. Penggunaan asam sulfat
banyak terdapat dalam kegiatan pemrosesan bijih mineral, proses sintesis kimia,
pemrosesan air buangan (limbah) dan dalam industri kilang minyak. Selain itu asam
sulfat juga biasa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, bahan
peledak, detergen, zat pewarna, insektisida, medisinal atau obat-obatan, plastik, baja
dan baterai.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di
bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Asam sulfat terbentuk secara alami
melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari
oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu
melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap
berwarna cerah yang beracun.
Senyawa asam sulfat dapat diproduksi melalui belerang, oksigen dan air melalui
proses kontak. Proses ini terdiri dari 3 tahapan, yakni :

1. Pembakaran belerang untuk memperoleh belerang dioksida.


2. Oksidasi belerang dioksida dengan gas oksigen, dapat juga digunakan katalis
vanadium(V)oksida.
3. Penggabungan belerang trioksida dengan air.

Reaksi asam sulfat dengan air (reaksi hidrasi) sangat eksotermik, yakni
menghasilkan panas yang cukup banyak. Sehingga apabila asam sulfat direaksikan
dengan air, akan terasa hangat atau panas disekitar tempat berlangsungnya reaksi.
Selain itu dalam mereaksikan asam sulfat dengan air penting untuk diketahui bahwa
pencampurannya selalu dengan cara menambahkan asam sulfat ke dalam air
daripada air ke asam sulfat. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah
dibandingkan asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila
air ditambahkan ke dalam asam sulfat, maka dapat mendidih ataupun bereaksi
dengan keras, terlebih apabila asam sangat pekat. Pada hal ini terjadi reaksi
pembentukan ion hidronium, yakni :

Hal tersebut berlaku juga dalam proses pengenceran asam sulfat. Disamping itu
asam sulfat juga bertindak sebagai dehidrator yang baik, karena afinitas asam sulfat
terhadap air sangatlah kuat sehingga senyawa ini mampu memisahkan atom
hidrogen dan oksigen pada suatu senyawa (menarik air/ ). Sebagai contoh,
mencampurkan pati (C6H12O6)ndengan asam sulfat pekat akan
menghasilkan karbon dan air yang terserap dalam asam sulfat (yang akan
mengencerkan asam sulfat).
Asam sulfat bersifat oksidator sebagai oksidator kuat, Asam sulfat bereaksi dengan
kebanyakan logam via reaksi penggantian tunggal, menghasilkan gas hidrogen dan
logam sulfat. H2SO4 encer
menyerang besi, aluminium, seng, mangan, magnesium dan nikel. Namun reaksi
dengan timah dan tembaga memerlukan asam sulfat yang panas dan
pekat. Timbal dan tungsten tidak bereaksi dengan asam sulfat. Reaksi antara asam
sulfat dengan logam biasanya akan menghasilkan hidrogen seperti yang ditunjukkan
pada persamaan di bawah ini. Namun reaksi dengan timah akan
menghasilkan sulfur dioksida daripada hidrogen.

 ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
 Alat-alat gelas
 Tabung reaksi
 Gelas beker
1. Bahan :
 H2SO4 pekat
 CuSO4.5H2O
 Gula pasir
 Kayu (korek api)
 Logam Zn, dan logam Cu
PROSEDUR KERJA
1. Percobaan Reaksi pengenceran asam sulfat pekat
2. Asam sulfat pekat diambil sebanyak 2 mL dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi.
3. Air dingin sebanyak 25 mL dimasukkan kedalam gelas beker
4. Tambahkan asam sulfat pekat secara perlahan kedalam air dingin lalu aduk.
5. Perubahan suhu yang terjadi dirasakan pada gelas beker
Percobaan II. Reaksi dehidrasi
1. 3 buah tabung reaksi disiapkan masing-masing 2mL dan diisi dengan asam sulfat
pekat.
2. 1 gram CuSo4.5H2O dimasukkan kedalam tabung reaksi yang diisi asam sulfat
pekat sebanyak 2 mL. Perubahan yang terjadi sampai diatas 30 menit dicatat dan
diamati.
3. 1 gram gula dimasukkan kedalam tabung reaksi yang diisi asam sulfat pekat
sebanyak 2 mL. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
4. Batang korek api dimasukkan kedalam tabung reaksi yang diisi asam sulfat pekat
sebanyak 2 mL. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
5. Tabung reaksi yang berisi garam CuSO4 dan tabung reaksi yang berisi kayu
diambil. Asam sulfat dari tabung reaksi tersebut dituangkan kedalam tempat
asam sulfat pekat. CuSo4, kayu dari tabung reaksi dikeluarkan secara berhati-hati.
CuSo4 dan kayu dimasukkan kedalam gelas beker yangberisi 50 mL. Perubahan
yang terjadi diamati dan dicatat.
6. Percobaan III. Reaksi oksidasi
7. Sepotong logam : Zn, Fe, Cu dimasukkan kedalam masing masing tabung reaksi.
8. Larutan asam sulfat encer ditambahkan sebanyak 2 mL kedalam logam lalu
amati. Gas yng timbul diamati dan tulis reaksi kimia yag terjadi.
9. 3 tabung reaksi yang lain diambil dan asam sulfat pekat dimasukkan sebanyak 1
mL kedalam tabung reaksi. Sepotong logam Zn, Fe, Cu dimasukkan kedalam
masing-masing tabung reaksi dan panaskan. Perubahan yang terjadi diamati.
10. Perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Cu dan Zn dijelaskan dan
dibandingkan dengan reaksi asam sulfat encer dengan logam-loga tersebut.
11. HASIL PENGAMATAN
 Percobaan 1. Reaksi Pengenceran Asam Sulfat Pekat
Asam sulfat pekat Air Perubahan suhu
2 ml 20 ml Terasa hangat (panas)

 Percobaan 2. Reaksi Dehidrasi


No. Bahan kimia Dehidrator Pengamatan dan hasil
Perubahan warna dari biru
menjadi putih
Timbul endapan putih
1 CuSO4.5H2O H2SO4 pekat
Perubahan warna dari putih
menjadi hitam kecoklatan
Bentuknya menjadi lebih
mengkerut
2 Gula pasir H2SO4 pekat
Kayu menjadi hitam (arang)
Larutannya berubah warna
Kayu (korek menjadi hitam
3 api) H2SO4 pekat
Endapan putih melarut
perlahan sampai habis
Warna berubah menjadi biru
bening
4 Hasil no. 1 Air
Dari warna hitam gosong lalu
perlahan warna berubah
menjadi warna kayu semula
Bentuknya menjadi lebih
5 Hasil no. 3 Air mengkerut
 Percobaan 3. Reaksi Oksidasi
No Bahan Oksidator Pengamatan dan Hasil

Asam sulfat Timbulnya banyak gelembung gas


1. Zn encer Reaksi : Zn(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g)

Asam sulfat
Fe encer Terdapat geelembung gas

Asam sulfat Tidak bereaksi


3 Cu encer Reaksi : Cu(s) + H2SO4(aq) tidak bereaksi

Asam sulfat
pekat Terjadi reaksi dengan cepat, timbulnya
dan banyak gelembung gas
dipanaskan Reaksi : Zn(s) + 2H2SO4(aq) ZnSO4(aq) +
4 Zn 2H2O(l) + SO2(g)

Asam sulfat
pekat dan
5. Fe dipanaskan Terjadi reaksi timbul gelembung gas

Asam sulfat Terjadi reaksi, ada gelembung gas


pekat dan Reaksi : Cu(s) + 2H2SO4(aq) CuSO4(aq) +
6. Cu dipanaskan 2H2O(l) + SO2(g)

1. PEMBAHASAN
Dari percobaan asam sulfat ini, sesuai dengan prosedur kerja yang ada dalam pedoman
praktikum kimia dasar II, didapatkan data seperti yang telah dijabarkan dalam data
pengamatan.

Pada percobaan pertama, yakni dalam reaksi pengenceran asam sulfat pekat, ketika 2 ml
H2SO4 pekat dicampurkan dengan 20 ml air dengan memasukkan asam sulfat ke dalam gelas
beker yang telah berisi air. Dapat diamati bahwa gelas menjadi terasa hangat, artinya dalam
reaksi ini ada panas yang ditimbulkan. Panas ini merupakan reaksi eksotermik antara asam
sulfat dengan air.

Pada percobaan kedua, yakni reaksi dehidrasi, disiapkan 2ml asam sulfat encer ke dalam 3
buah tabung reaksi, kemudian dimasukkan CuSO4.5H2O ke tabung pertama, gula pasir ke
tabung kedua, dan kayu (batang korek api) ke tabung terakhir. Pada saat CuSO4.5H2O yang
berwarna biru dan dicampurkan dengan H2SO4 pekat terjadi perubahan warna, warna
birunya memudar lama-kelamaan menjadi putih.
Ini terjadi akibat air yang terdapat pada CuSO4.5H2O terdehidrasikan oleh H2SO4 sehingga
yang tersisa adalah CuSO4 berwarna putih yang tak lagi mengandung air (anhidrous). Lalu
pada percobaan gula ditambahkan kedalam H2SO4 pekat perubahan yang dapat dilihat adalah
gula pasir yang awalnya berwarna putih berubah menjadi gumpalan berwarna coklat
kehitaman dan strukturnya terlihat lebih mengkerut.
Ini mengindikasikan bahwa terdapat reaksi antara gula pasir dan H2SO4, perubahan warna
menjadi coklat kehitaman menjelaskan bahwa gula telah bereaksi membentuk
karbon(karamel), ini berarti terjadi pelepasan ikatan H dan O (air) dari molekul gula yang
terdiri dari C, H dan O.
Hal tersebut diperjelas dengan adanya pengkerutan, artinya terjadi perubahan struktur dalam
gula. Reaksi ini merupakan reaksi dehidrasi. Kemudian pada percobaan kayu atau batang
korek api yang dimasukkan kedalam larutan H2SO4 pekat, perubahan yang terjadi adalah
batang korek tersebut berubah warna dari yang semula coklat keputihan menjadi hitam
(arang/karbon) ini disebabkan oleh pengikatan air pada batang korek tersebut oleh
H2SO4 pekat tadi. Pada batang korek api ini, perubahan yang terjadi hampir serupa dengan
perubahan yang terjadi pada gula, terjadi perubahan struktur juga, batang korek api menjadi
lebih mengkerut, artinya juga terdapat perubahan struktur, yakni menjadi karbon(arang).

Setelah itu CuSO4 hasil dari CuSO4.5H2O + H2SO4 pekat tadi di masukkan kedalam air dan
perubahan yang terjadi adalah dari endapan CuSO4 yang berwarna putih melarut menjadi
larutan yang berwarna biru. Dan batang korek yang berwarna hitam tadi dimasukkan kedalam
air maka hasil yang dapat dilihat adalah perubahan warna hitam yang larut dalam air sehingga
didapatkan batang korek kembali tapi komponen yang menyusun korek api tersebut sudah
rusak terihat pada batang korek yang sudah tidak bagus seperti semulanya.

Pada percobaan ketiga, yakni reaksi oksidasi dengan bahannya adalah logam Zn, dan Cu serta
oksidatornya adalah H2SO4 pekat dan H2SO4 pekat H2SO4 encer yang diperoleh dari percobaan
pertama tadi. Saat logam Zn dicampurkan dengan H2SO4 encer perubahan yang terjadi adalah
timbulnya banyak gelembung gas dan telah terjadi reaksi : Zn(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g)

sedangkan pada H2SO4 pekat yang dipanaskan perubahan yang terjadi adalah terjadi reaksi,
timbulnya banyak gelembung gas dan
reaksinya : Zn(s) + 2H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g).

Lalu pada logam Cu yang dicampurkan dengan H2SO4 encer tidak terjadi reaksi, tidak ada
gelembung gas dan Cu(s) + H2SO4(aq) tidak ada hasil reaksi, ini disebabkan karena logam Cu
tidak reaktif terhadap asam-asam encer seperti HCl dan H2SO4 encer kecuali dengan
H2SO4 pekat yang dipanaskan. Apabila dipanaskan akan menghasilkan gelembung gas dengan
reaksi : Cu(s) + 2H2SO4(aq) CuSO4(aq) + 2H2O(l)+ SO2(g).

 KESIMPULAN
1. Asam sulfat pekat mengalami reaksi eksotermik dengan air sehingga menimbulkan
panas.
2. Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Serta dapat larut
dalam air pada semua perbandingan.
3. Asam sulfat dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk bahan peledak,
detergen, plastik baterai dan lain-lain.
4. Asam sulfat pekat memiliki sifat dehidrator, yakni dapat melepas kandungan air dalam
suatu senyawa.
5. Asam sulfat dapat bereaksi dengan logam, namun pada beberapa logam tertentu asam
sulfat harus berada dalam kondisi pekat dan panas.
6. Asam sulfat yang encer, cenderung menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat,
sedangkan asam sulfat yang pekat dan panas cenderung menghasilkan gas hidrogen,
logam sulfat dan gas sulfur dioksida.
7. Asam sulfat juga bersifat sebagai oksidator yaitu mereduksi senyawa lain, sifat
oksidator menguat jika asam sulfat semakin pekat dan panas.

Anda mungkin juga menyukai