Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS ANION

 Ada skema pengelompokan anion berdasarkan reaksinya


 Golongan A dan Golongan B

Anion A (Menghasilkan gas/uap bila bereaksi dgn asam)


1. Menghasilkan gas bila bereaksi dengan HCl atau
H2SO4 encer (misal: S2-, SO32-, CO32-, NO2-, CN-)
2. Menghasilkan gas atau uap bila bereaksi dengan
H2SO4 pekat (misal: I-, Br-, Cl-, NO3-, ClO3-)
Anion
Anion B (Tetap dalam larutan bila bereaksi dgn asam)
1. Menghasilkan endapan bila bereaksi dengan asam
(misal: SO42-, PO43-, CrO42-, Cr2O72-)
2. Terjadi reaksi oksidasi dan reduksi (misal: MnO4-,
CrO42-, Cr2O72-)
Reaksi Khusus Terhadap
Anion
 Untuk menyakinkan keberadaan suatu anion secara
individu di dalam sampel dilakukan reaksi khusus
sebagai pengujian
 Disebut sebagai test identifikasi dan konfirmasi
 Dipergunakan sebagai reaksi pengenalan
(membedakan satu anion dengan anion yang lain)
 Target anion ada sebanyak 11 anion, yaitu
S2-, SO32-, CO32-, NO2-,
I -, Br-, Cl-, PO43-,
CrO42- atau Cr2O72-, NO3-, SO42-
1. Pengujian anion sulfida (S2-)
 Dilakukan langsung dari zat padat, yaitu dengan cara
melihat kelarutannya di dalam air, karena sulfida
alkali mudah larut dalam air sedangkan logam lain
sukar larut
 Sampel larutan harus dikeringkan sebelum diuji
 Penambahan HCl ke dalam sampel akan menghasilkan gas
H2S (bau spesifik)
 Gas H2S hasil reaksi diuji dengan Pb(CH3COO)2 terbentuknya
warna hitam PbS

 Menggunakan AgNO3 menghasilkan endapan hitam

S2- + Ag+ → Ag2S↓


2. Pengujian anion sulfit (SO32-)
 Dilakukan terhadap sampel dalam bentuk zat padat
 Sampel larutan harus dikeringkan sebelum diuji
 Penambahan sulfit ke dalam sampel akan
menghasilkan gas belerang dioksida (SO2)
 Gas SO2 dialirkan ke dalam larutan mengandung
HNO3 encer, BaCl2 dan KMnO4 membentuk BaSO4
 KMnO4 ungu berubah menjadi Mn2+ merah muda
Test khusus sulfit (SO32-)
 Untuk konfirmasi Sulfit dilakukan
 Dengan BaCl2 atau SrCl2 membentuk endapan putih
BaSO3
SO32- + Ba2+ → BaSO3↓

 Dengan AgNO3 dengan perlahan membentuk kristal


Ag2SO332- + Ag+ → [AgSO3]-
[AgSO3]- + Ag+ → Ag2SO3↓

5SO + MnO 4 + 6H → Mn2+ dikromat


+ 5SO42- + 3H2O
2- - +
Mereduksi
3 permanganat atau
5SO32- + Cr2O72- + 8H+ → 2Cr3+ + 3SO42- + 4H2O
3. Pengujian anion Karbonat (CO32-)
 Dilakukan terhadap sampel dalam bentuk zat padat
 Sampel larutan harus dikeringkan sebelum diuji
 Mengeringkan sampel harus hati-hati karena
terdekomposisi
 Penambahan sulfit ke dalam sampel akan
menghasilkan gas belerang dioksida (SO2)
 Sampel direaksikan dengan pereaksi yg
mengandung Zn, H2O2, H2SO4 encer
 Dihangatkan, gas yang terbentuk dialirkan ke
dalam Ba(OH)2 membentuk endapan BaCO3
Test khusus Karbonat (CO32-)
 Reaksi konfirmasi karbonat yg lain dilakukan
Dengan AgNO3 membentuk endapan putih
Ag2CO3
CO32- + Ag+ → Ag2CO3↓

Selanjutnya endapan Ag2CO3 dengan HNO3


dan NH3 melarut kembali dan membentuk
senyawa kompleks
Ag2CO3 + 2H+ → Ag+ + CO2 + H2O
Ag2CO3 + NH3 → 2[Ag(NH3)2]+ + CO32-
4. Pengujian anion Nitrit (NO2-)
 Dilakukan terhadap sampel dengan melihat sifat-sifat
anion nitrat menggunakan sifat pengoksida yang
dimilikinya
 Dilakukan dalam suasana asam encer melalui
penambahan H2SO4 atau CH3COOH, kemudian
menambahkan sedikit FeSO4 (larutan FeSO4 harus
dalam keadaan baru)
 Sebagian dari FeSO4 akan dioksidasi menjadi
Fe2(SO4)3, dan NO2- direduksi menjadi NO
 NO dengan senyawa FeSO4 tersisa membentuk
kompleks [Fe(NO)]2- coklat
Test khusus Nitrit (NO3-)
 Untuk konfirmasi Sulfit dilakukan
 Dengan HCl menghasilkan gas (harus hati-hati)
NO2- + H+ → HNO3 → (H2O + N2O3)
HNO3 + 2NO↑ + H2O
+ O2 + 2NO

NO2- AgNO
 Dengan + Ag+ → AgNO2↓
3 terbentuk endapan putih

 Dengan KI yang diasamkan dengan Asam asetat


2NOmenghasilkan
2 + 2I + 2CH3COOH
- -
I2 (warna biru dgn amilum) + 2H2O
→ I 2 + 2NO +2CH 3COO -

2NO2- + 2MnO4- + 6H+ → 52NO3- + 2Mn2+ + 3H2O


 Mereduksi permanganat (perubahan warna)
5. Pengujian anion Iodida (I-), Bromida
(Br-), dan Klorida (Cl-)
 Dilakukan menggunakan pereaksi khusus (bila
terdapat ada dua atau tiga jenis anion halida
sekaligus di dalam sampel)
 Dilakukan dengan cara melihat sifat-sifat redoks halogen di
dalam reaksi
 Dapat dilakukan secara berurutan karena I- lebih mudah
dioksidasi dibanding Br-, dan keduanya lebih mudah
dioksidasi dibanding Cl-
 Dibuat dalam suasana asam encer dgn penambahan HCl,
kemudian menambah CCl4, mengaduk, menambah Cl2 atau
hipoklorit
 Terbentuknya warna ungu di dalam CCl4 (di bagian bawah)
menandakan kehadiran anion iodida
5. Test khusus Klorida (Cl-)
 Reaksi konfirmasi klorida dilakukan
 Dengan H2SO4 pekat menghasilkan gas
Cl- + H2SO4 → HCl↑(bau gas) + HSO4-

 Dengan MnO2 dan H2SO4(pekat) menghasilkan gas


MnO2 + 2H2SO4(p) + Cl- → Mn2+ + Cl2 + SO32- + H2O

Cl- +AgNO
 Dengan Ag+ 3→ AgCl↓ endapan
membentuk

 Reaksi
Cl- + dengan
Pb2+ →Pb-Asetat membentuk
PbCl2 (putih koagulan)
endapan
6. Pengujian Bromida (Br-)
 Menguji keberadaan ion bromida, maka iodida harus
terlebih dahulu dioksidasi menjadi senyawa yang
tidak berwarna berupa IO3- melalui penambahan air
klor sehingga warna coklat akan hilang pertanda
iodida telah dioksidasi menjadi IO3-
 Penambahan air klor akan mengubah warna larutan
sampai terbentuk warna kuning sampai coklat
muda di dalam CCl4 (di bagian bawah) menandakan
kehadiran anion bromida
Test khusus Bromida (Br-)
 Reaksi konfirmasi bromida dilakukan
 Dengan H2SO4 pekat menghasilkan gas
KBr- + H2SO4 → HCl↑(bau gas) + HSO4- + K+
→ Br2↑ + SO2 + SO42- + 2K+ + 2H2O

 Dengan MnO
MnO2 + 2H 2 dan H2SO Mn2+menghasilkan
+ Br2 + SO32- gas
2SO 4(p) + Br → + H2 O
- 4(pekat)

Br- + Ag+ → AgBr↓


 Dengan AgNO3 membentuk endapan
Br- + Pb2+ → PbBr2 (putih kristal)
 Reaksi dengan Pb-Asetat membentuk endapan
7. Test khusus Iodida (I-)
 Reaksi konfirmasi iodida dilakukan
 Dengan H2SO4 pekat menghasilkan gas
I- + H2SO4 → I2↑(bau gas) + SO42- + 2H2O
→ HI↑ + HSO4-

 Dengan MnO
MnO2 + 2H 2 dan H- SO (pekat)+ I2menghasilkan
+ SO32- + H2O gas
2SO 4(p) + I 2 → 4Mn
2+

I- + Ag+ → AgI↓
 Dengan AgNO3 membentuk endapan
I- + Pb2+ → PbI2 (Kuning)
 Reaksi dengan Pb-Asetat membentuk endapan
8. Pengujian anion Fosfat (PO43-)
 Pengujian fosfat dilakukan dalam bentuk larutan
 Dilakukan dengan cara menambahkan larutan
pereaksi amonium molibdat dalam asam nitrat
sampai terbentuk endapan amonium molibdofosfat
(NH4)3P(Mo3O10)4 berwarna kuning cerah

 Ada 3 jenis asam fosfat


1) Asam ortho fosfat (H3PO4)
2) Asam pyro fosfat (H4P2O7)
3) Asam meta fosfat (HPO4)
Identifikasi Fosfat (PO4-)
Pereaksi Orthofosfat Pyrofosfat Metafosfat
1. AgNO3 - Endapan - Endapan putih - Endapan putih
kuning - Larut dlm HNO3 - Larut dlm HNO3
- Larut dalam - Larut dalam NH3 - Larut dalam NH3
HNO3 - Sidikit larut dlm - Larut dalam
- Larut dalam Asam Asetat Asam Asetat
NH3
2. Albumin Tidak Tidak mengendap Ada endapan
dan Asam mengendap
Asetat
3. CuSO4 Endapan biru Endapan biru Tidak
muda muda (agak biru) mengendap
Identifikasi Fosfat (PO4-) (lanjutan)
Pereaksi Orthofosfat Pyrofosfat Metafosfat
4. Larutan - Endapan - Endapan putih Tidak ada
Mg(NO3)2 putih - Larut kembali endapan
- Stabil bila bila pelarut
pelarut berlebih
berlebih
5. Cd-Ac Tidak Endapan putih Tidak
dengan mengendap mengendap
asam
asetat
6. ZnSO4 Endapan putih Endapan putih Endapan putih
yang larut tidak larut dalam yang larut dalam
dalam Asam Asam asetat encer Asam asetat
asetat tetapi larut dalam
NH3
Test khusus Fosfat (PO43-)
 Reaksi konfirmasi fosfat dilakukan
 Dengan AgNO3
HPO42- + 3Ag+ → Ag3PO4↓ + H+
Ag3PO4↓ + 2H+ → H2PO4- + 3Ag+
Ag3PO4↓ + 6NH3 → 3[Ag(NH3)2]+ + PO43-
 Dengan reagen Mg(NO3)2 yg mengandung Mg(NO3)2,
NH4NO3 dan NH3
HPO42- + Mg2+ + NH3 → MgNH4PO4↓ (larut dlm H-Ac)

 Dengan CuSO4 membentuk endapan


HPO42- + Cu2+ → PbHPO4↓(larut dalam H-Ac)
9. Pengujian anion Kromat (CrO42-)
 Keberadaan CrO42- di dalam sampel ditunjukkan
oleh terdapatnya larutan berwarna kuning
suasana basa
Penambahan asam akan mengubah CrO42-
kuning menjadi Cr2O72- oranye
Sebaliknya dalam suasana basa akan
mengubah Cr2O72- menjadi CrO42- kuning
Pengujian CrO42- dilakukan melalui
penambahan Ba2+ membentuk endapan
BaCrO4 kuning

CrO42- + Ba2+  BaCrO4(s) kuning


Test khusus Kromat (CrO42-)
 Reaksi konfirmasi kromat dilakukan
 Dengan BaCl2 terbentuk endapan kuning muda
pertanda kehadiran CrO42-
CrO42- + Ba2+ → BaCrO4↓ (kuning)

 Dengan AgNO3 membentuk endapan


CrO42- + 2Ag+ → Ag2CrO4↓
 Larut dalam asam:
Ag2CrO4↓ + 2H+ → 4Ag+ + Cr2O72- + H2O
 Dengan NH3 membentuk kompleks
Ag2CrO4↓ + 4NH3 → 2[Ag(NH3)2]+ + CrO42-
Test khusus Bikromat (Cr2O72-)
 Reaksi konfirmasi kromat dilakukan
 Dengan BaCl2 terbentuk endapan orange pertanda
kehadiran Cr2O72-
Cr2O72- + Ba2+ → BaCr2O7↓(oranye)

 Dengan AgNO3 membentuk endapan


Cr2O72- + 2Ag+ → Ag2Cr2O7↓
 Dengan pemanasan akan terbentuk endapan
Ag2Cr2O7↓ + H2O → Ag2CrO4 ↓ + CrO42- + 2H+
10. Pengujian Nitrat (NO3-)
 Semua garam nitrat larutan di dalam air
 Test khusus dilakukan:
 Dengan H2SO4 pekat menghasilkan gas NO2
4NO3- + 2H2SO4 → 4NO2↑ + O2↑ + 2SO42- + 2H2O

 Dengan H2SO4 pekat dengan adanya FeSO4 akan


membentuk cincin berwarna coklat

2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ → 6Fe3+ + NO↑ + 4SO42- + 4H2O


Fe2+ + NO↑ → [Fe(NO)]+ (cincin coklat di dalam tabung)
11. Pengujian anion sulfat (SO42-)
 Dilakukan terhadap sampel dalam bentuk larutan
 SO42- dengan BaCl2 membentuk endapan putih
SO42- + Ba2+ → BaSO4↓
 Dengan Pb-Ac membentuk endapan putih
SO42- + Pb2+ → PbSO4↓

 Dengan AgNO3 membentuk endapan putih


SO42- + Ag+ → Ag2SO4↓

 Dengan Hg2NO3 membentuk endapan kuning


SO42- + 3Hg2+ + 2H2O → HgSO4.2H2O↓ + 4H+
Pengelompokan Anion
Berdasarkan Reaksi
Observasi Interpretasi
Suasana Dingin Suasana Panas
Tidak ada perubahan NO3-, PO43-, SO42- PO43-, SO42
Perubahan warna CrO3 merah  Cr2O72-Oranye Sama seperti
Cr O 2-  CrO suasana dingin
2 7 Oranye 3
merah

Tidak berwarna, Tidak Sama seperti


CO32-  CO2(g)
berbau, Dihasilkan gas suasana dingin
Tidak berwarna, S2-  H2S Sama seperti
Dihasilkan gas bau suasana dingin
SO32-  SO2
Cl-  HCl
Dihasilkan gas yang NO2 (bila uap
Br2 merah-coklat
berwarna dipanaskan)
Reaksi Pendahuluan Terhadap
Anion

S2-, SO32-, CO32-, NO2-, I-, Br-, Cl-, PO43-, CrO42- atau Cr2O72-, NO3-, SO42-

MnCl2 FeCl3
H2SO4 (pekat)
HCl K3[Fe(CN)6]
H+

Warna hitam- Endapan biru  Perobahan warna yang


dihasilkan dihasilkan dari CrO42- dan
coklat yang
oleh anion Cr2O72-
dihasilkan anion pereduksi:  Gas tidak berwarna dan tidak
pengoksida: NO2, berbau dihasilkan oleh CO32-
S2-, SO32-, I-,
 Gas tidak berwarna yang
CrO42-, NO3- dan NO2- berbau dihasilkan oleh S2-,
SO32-, dan Cl-
 Gas berwarna yang berasal dari
NO2-, I-, dan Br-
Mengetahui Kehadiran
Anion Pereduksi
 Dilakukan melalui reaksi dengan FeCl3, K4[Fe(CN)6]
dalam HCl encer
 Terbentuknya suspensi atau endapan berwarna
biru tua menunjukkan kehadiran anion pereduksi
 Sebagai produk adalah KFe[Fe(CN)6]
 Target anion:
• Perobahan warna dihasilkan dari CrO42- dan Cr2O72-
• Gas tidak berwarna dan tidak berbau dihasilkan CO32-
• Gas tidak berwarna, berbau dihasilkan S2-, SO32-, dan Cl-
• Gas berwarna yang berasal dari NO2-, I-, dan Br-
Mengetahui Kehadiran
Anion Pengoksida
 Dilakukan berdasarkan reaksi dengan MnCl2 dalam
HCl pekat
 Terbentuknya warna coklat -hitam menunjukkan
kehadiran anion pengoksida di dalam sampel
 kemungkinan adanya senyawa pereduksi menjadi
sangat kecil
 target anion adalah ion NO2, CrO42-, NO3-

Anda mungkin juga menyukai