Anda di halaman 1dari 44

NURAENI

H31113028
Anion merupakan ion bermuatan negatif. Dalam identifikasi/analisa anion
dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa
basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa)
dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat
dalam larutan. Analisa
basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi
atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji
anion saling mengganggu, misal
Co 32 - dan SO 2-3, NO 3- dan NO2-, dan lain-lain.

Identifikasi/analisis anion tidak jauh berbeda


dengan analisis kation, hanya saja pada identifikasi anion
tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis
seperti analisis kation. Uji pendahuluan awal pada
identifikasi anion juga berdasarkan pada sifat fisika
seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.
Identifikasi anion
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk
menganalisa adanya ion dalam sampel. Sifat-sifat anion ada 3
(tiga), yaitu sifat-sifat asam-basa, sifat redoks, dan
kesetimbangan larutan.

Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal
dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Untuk reaksi
kering pemeriksaan anion dalam sampel yang masih berbentuk zat biasanya
dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan ekstrak
soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium
karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut
ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak
dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum
digunakan ditambahkan dulu asam.
Identifikasi anion

Identifikasi anion dibagi menjadi beberapa tahap, diawali dengan


uji pendahuluan untuk mengetahui adanya ion pereduksi,
pengoksidasi, deteksi dari kelompok anion dan sifat anion
terhadap asam sulfat pekat. Kemudian tes khusus anion
berdasarkan perubahan-perubahannya pada senyawa-senyawa
tertentu.
PROSESIDENTIFIKASIANION

1. Proses yang melibatkan identifikasi


produk-produk yang mudah menguap
yang diperoleh pada pengolahan dengan
asam-asam (A).

Anion yang membentukgas Anion yang membentuk


bila diolah dengan HCl gas atau uap bila diolah
encer atau H2SO4 encer dengan H2SO4 pekat
PROSESIDENTIFIKASIANION

Anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer meliputi
karbonat, higrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida
dan sianat

Anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat meliputi Sulfat,
peroksodisulfat,fosfat,fosfit, hipofosfit,arsenat,arsenit,kromat,dikromat,silikat, heksafluoro
silikat, salisilat, benzoat, suksinat, fluorida, heksafluorosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat,
klorat (BAHAYA), perklorat, permanganat (BAHAYA), bromat, borat, heksasionaferat (II),
heksasionaferat(III),tiosianat,format, asetat,oksalat,tartrat,dan sitrat.
PROSESIDENTIFIKASIANION

2. Proses yang bergantung pada


reaksi-reaksi dalam larutan (B)

Anion yang diperiksa Anion yang diperiksa


dengan pengendapan dengan reaksi redoksnya
PROSESIDENTIFIKASIANION

Anion yangdiperiksa denganpengendapanmeliputi Sulfat,


peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat,
heksafluorosilikat,salisilat, benzoatdan suksinat.

Anion yangdiperiksa dengan reaksi redoksnya meliputi Manganat, Permanganat,kromat dan


dikromat
Dalam analisis anion , seperti halnya pada analisis kation
perlu dilakukan persiapan dalam tahapan test
pendahuluan dengan mengikuti sifatsifat berikut:
1.membentuk gas bila diasamkan dengan asam kuat
2.menunjukkan daya pengoksidasi dibawah kondisi
asam
3. bertindak sebagai pereduksi dibawah kondisi asam
4. membentuk endapan bila diperlakukan dengan larutan
BaCl2 dibawah kondisi basa (test golongan sulfat)
5. membentuk endapan bila diperlakukan dengan larutan
AgNO3 dibawah kondisi asam (test golongan klorida).
Anion di bagi dalam 3 golongan umum:

Golongan sulfat : Golongan klorida/Halida :


SO42 - ,CO 23 - , PO 34- , Cl - , Br - , I - , SCN- , S2–
CrO4 2 - , C2O4 2 - , SO3 2 –
AsO 43 -

Golongan Nitrat :
NO 3- , NO -2 , ClO -3,
C2H3O2 -
SO42 - ,CO 23 - , PO 34- , CrO 2 -4, C O 22 - ,4 SO 2 – AsO
3
3- ,
4
- - - - 2– -
Cl , Br , I , SCN , S ,NO , 3NO ,2ClO , C- - -
3 HO 2 3 2

Dilakukan deteksi terhadap anion, dengan


menggunakan ekstrak soda:
a. Deteksi terhadap adanya anion –anion asam yang mudah
menguap
b. Deteksi terhadap anion-anion pengoksidasi
c. Deteksi terhadap anion-anion pereduksi
d. Deteksi terhadap anion-anion golongan sulfat
e. Deteksi terhadap anion-anion golongan klorida
A.Deteksi terhadap adanya anion –anion asamyang mudahmenguap
2 mL larutan sampel ditambah 1 mL 3 M H2SO4 dan campur dengan baik. Perhatikan
perubahan-perubahan yang meliputi bau dan gas yang dihasilkan. Anionanion asam yang mudah
menguap dengan sifat-sifat yang ditunjukkan sebagai berikut:

CO3 2 - : karbon SO32 - : belerang


dioksida dihasilkan, dioksida, dengan bau
belerang yang terbakar.
C2H3O2- : asam asetat
dengan buih jika Gas ini dapat dideteksi yang dihasilkan dengan
larutan dengan bau dari bau cuka.
konsentrasinya larutannya. Larutan asetat yang
sedang. Tidak berbau, terlarut berbau jika SO2
didalam larutan tidak atau H2S tidak
ada gelembung- S2 - : hidogen sulfida ada.Dengan hadirnya
gelembung dihasilkan. Baunya seperti SO2 atau
gas, karena CO2 larut di telur busuk, hal ini dapat H2S, deteksi ini sulit
dalam air. menyimpulkan bahwa ada dilakukan.
sulfida.
B.Deteksiterhadapanion-anion pengoksidasi
1 mL sampel ditambah 1 mL 6 M HCl dan 1 mL 0,1 M KI. Campur dengan
dan lihat warna coklat atau kuning dari I2, yang dihasilkan jika anion-
anion pengoksidasi hadir. Jika warna tidak kelihatan dalam beberapa
menit, panaskan tabung reaksi di dalam penangas air selama lima menit.
Bila ada anion pengoksidasi dibawah ini ditunjukkan oleh sbb:
CrO42 - : Bahkan dalam keadaan dingin, segera
terbentuk I2

NO2- : Segera terbentuk I2 dalam keadaan dingin

ClO3- : Reaksi lambat dalam keadaan dingin, tetapi


cepat bila dipanaskan 15 detik di dalam penangas air

NO3- : Tidak ada reaksi dalam keadaan dingin, tetapi


dihasilkan warna kuning setelah 2 menit dipanaskan di
dalam penangas air

Hadirnya I2 di dalam larutan mudah dibuktikan jika 1 mLheksan


ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung jodium dan
dicampur. Jodium secara istimewa larut dibagian atas lapisan
heksan, yang berwarna ungu.
C.Deteksi terhadap anion-anion pereduksi
1 mL larutan sampel ditambah 0,5 mL 3 M H2SO4. Tambahkan 2 tetes
0.02 M KMnO4 dan aduk. Jika anion pereduksi hadir, akan menghilangkan
warna MnO4-, Mn(VII) direduksi menjadi Mn(II). Dalam banyak hal pemutihan
dapat terjadi dengan cepat. Hal ini terjadi
dengan SO 23-, SCN- dan NO2-. Dengan adanya anion-anion pereduksi
berikut ini , terjadi perubahan dengan cepat setelah penambahan larutan ,
terdapatlah:

I- atau Br- : warna larutan S2- : terbentuk endapan


berubah menjadi kuning. putih dari belerang.

Jika C2 O42– hadir, warna permanganat tidak berubah dalam


suasana dingin, tetapi perubahan warna segera terjadi bila
tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air.
Tabel 1. Anion-anion pereduksi dan pengoksidasi dalam beberapa
kondisi reaksi

Ket: A(dingin) : reaksi dalam keadaan dingin 1 M HCl A(panas)


: reaksi dalam keadaan panas 1 M HCl N(dingin) : reaksi
dalam larutan dingin pada pH 7 N(panas) : reaksi dalam
larutan panas pada pH 7 B(dingin) : reaksi dalam keadaan
dingin 1 M NaOH B (panas) : reaksi dalam keadaan panas
1 M NaOH NR : tidak ada reaksi dibawah kondisi
apapun.
D. Deteksi terhadapanion-anion golongan sulfat
1 mL larutan sampel tambahkan 0,5 mL 6 M HCl. Tambahkan NH3 6
M tetes demi tetes sampai larutan bersifat basa, kemudian lebihkan
0.5 mL. Kemudian tambahkan 0.5 mL 1 M BaCl2 dan 0,5 mL 1 M
CaCl2.Bila terbentuk endapan berarti
ada SO 24- , CO 2 3- , PO 3-4, CrO 2- ,4C O 2-2 , SO
4
2–.
3

E.Deteksiterhadap anion-anion golongan klorida


1 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia 50 mL dan tambahkan 0,5
mL 3 M H2SO4 dan 2 mL air. (Jika S2 –hadir, hal ini ditandai dengan
testsebelumnya, larutan didihkan dua menit, tambahkan 1 mL air dan pindahkan
larutan ke tabung reaksi. Senrtifus endapan dan dekantasi cairan ke tabung
reaksi). Tambahkan 2 atau 3 tetes 0,1 M AgNO3 ke dalam sampel. Pembentukan
endapan putih atau kuning menunjukkan adanya anion-anion: Cl - , Br- , I - , SCN-
. Jika larutan tidak dididihkan sebelum penambahan AgNO3, hadirnya sulfida
akan membentukendapan hitam dari Ag2S.
5 mL larutan sampel buat suasana netral atau sedikit basa dengan mengatur
pH dengan penambahan NH3 6 M atau HCl 6M tetes demi tetes sampai larutan bersifat
basa.
Tahap1.Test terhadap hadirnya karbonat.
5 mL larutan sampel tambahkan 1 mL 1 M BaCl2. Setelah diaduk, ndisentrifus,
campura tambah
kemudian cuci padatan dengan 3 mL air. Selanjutnya 1 mL 6 M HCl. Jangan diaduk
bebera
campuran ini, tetapi biarkan, setelah pa detik, bila karbonat hadir akan ada gelembung-
pada
gelembung gas permukaan padatan, CO2. Jika tidak ada gelembung, karbonat tidak
ada.

Tahap2. Test terhadap hadirnya sulfat.


1 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan kan 1mL 6 M
tambah dengan
HCl. Tambahkan beberapa tetes 1 M BaCl2 dan aduk
baik. Jika sulfat hadir, endapan putih dari BaSO4 akan terbentuk.
Tahap3.Test terhadap hadirnya kromat.
Jika larutan sampel tidak berwarna, hal ini pertanda kromat tidak Jika kuning atau
ada.
orange hal itu mungkin. 1mL larutan sampel mbahkan 1 mL 6 M taHNO3. Kemudian
H
tambahkan beberapa tetes 3%
2O2.Pewarnaan biru, yang bisa jadi cepat, pertanda hadirnya kromat. Jika
larutan diasamkan menghasilkan warna hijau atau biru, hal ini pertanda ion kromat
direduksi menjadi Cr3+.
Tahap 4. Test terhadap hadirnya fosfat.
1 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 mL 6 M
HNO3. tambahkan 1 mL 0,5 M (NH4)2MoO4 dan aduk. Masukkan tabung reaksi ke dalam
penangas air 2 menit. Angkat dan biarkan selama 10 menit, endapan kuning dari ammonium
phosphomolibdat, yang bisa jadi agak lambat menunjukkan kehadiran fosfat.
Tahap 5.Test terhadap hadirnya sulfit.
Untuk konfirmasi hadirnya sulfit, tambahkan 1 mL 6 M HCl dan 1 mL BaCl2 ke dalam
1 mL sampel. Aduk larutan dengan baik, sentrifus untuk mengendapkan sulfat sebagai BaSO4.
Dekantasi larutan kedalam tabung reaksi yang bersih, tambahkan 1 mL 3% H2O2. Aduk larutan
beberapa detik. Jika sulfit hadir, sulfit akan dioksidasi menjadi sulfat baru diendapkan sebagai
BaSO4.
Tahap 6.Test terhadap kehadiran oksalat.
Tambahkan 0,5 mL 6 M asam asetat ke dalam 1 mL larutan sampel di dalam tabung
reaksi. Kemudian tambahkan 1 mL CaCl2. Aduk larutan dengan baik selama beberapa menit.
Jika endapan putih terbentuk, hal ini mengidentifikasikan hadirnyaoksalat. Sentrifus endapan,
dekantasi dan cuci dua kali dengan 4 mL air. Sentrifus dan buang air cucian. Tambahkan 1 mL
3 M H2SO4 ke padatan dan letakkan diatas penangas air beberapa menit. Tambahkan 2 atau 3
tetes 0,02 M KMnO4. Jika oksalat hadir, warna ungu segera hilang.
Reaksi khas terhadap ion karbonat

1. Asam kuat. Dengan asam kuat akan menghasilkan gas CO2, reaksinya sbb:
CO32- + 2 H+ → CO2 ↑+ H2O
CaCO3 ↓+ 2 H+ → Ca2+ + CO2 ↑+H2O
2.Barium klorida. Larutan yang mengandung karbonat akan menghasilkan
endapan putih dari BaCO3. Endapan ini larut di dalam larutan asam.

Ba2+ + CO 2 -3 ↔ BaCO ↓3
3. Perak nitrat. Dengan hadirnya CO3 2- , dihasilkan endapan putih dari

Ag2CO3, yang bila dididihkan akan berubah menjadi Ag2O yangberwarna


hitam.
Ag2CO3 ↓→ Ag2O ↓+ CO2 ↑
4. Karbonat-fenolftalein. Larutan fenolftalein diubah menjadi merah jambu oleh
karbonat yang larut, dan dijadikan tak berwarna bikarbonat yang larut.
CO2 + CO 2 - + H O → 2HCO -
3 2 3
Reaksi khas terhadap sulfat

1.Barium klorida. Larutan yang mengandung sulfat akan menghasilkan endapan


putih dengan reagensi ini, BaSO4.
SO4 2 - + Ba2+ BaSO4
2.Timbal nitrat. Endapan putih dari PbSO4 akan terbentuk bila larutan yangmengandung Pb2+
dicampur dengan ion sulfat. Timbal sulfat tidak larut dalam air, tetapi dalam NaOH pekat atau
ammonium asetat panas larut.
SO4 2 - +Pb2+ PbSO4
3.Perak Nitrat, endapan kristalin putih perak sulfat, Ag2SO4 dari larutan pekat.
SO42 - + 2Ag+ Ag SO2 4

Reaksi khas terhadap ion kromat


1.Barium klorida. Penambahan larutan yang mengandung Ba2+ kedalam kromat akan
menghasilkan endapan kuning dari BaCrO4 yang larut di dalam asam kuat.
2 BaCrO4↓ + 2 H+ ↔ 2Ba2+ + Cr2O72- + H2O
2.Hidrogen Peroksida, dengan hadirnya asam, 3% H2O2 bereaksi dengan kromat
membentuk warna biru dari kromium peroksida, CrO5 , yang tidak stabil danterurai
menjadi Cr +3
Cr 2O 72 - + 4 H2O + 2 H+ → 2 CrO 5 +5 H O2
3. Timbal nitrat. Penambahan reagen ini ke dalam larutan yang mengandung
CrO 42 - akan menghasilkan endapan kuning yang tidak larut dari PbCrO , yang 4
mana endapan ini dapat bereaksi dengan larutan 6M NaOH:
PbCrO4 ↓+ 3 OH- ↔ Pb(OH) - + CrO 2 -
3 4
4. Hidrogen Sulfida. Larutan suatu kromat yang asam direduksi oleh reagensia ini
menjadi larutan ion kromium (III) yang hijau, dengan disertai pemisahan Belerang

2CrO 2- + 3H + 10H+ 2Cr3+ + 3S + 8H O


4 2 2

Reaksi khas terhadap ion fosfat

1.Ammonium molibdat. Dalam larutan asam nitrat panas, fosfat bereaksi dengan
ammonium molibdat membentuk endapan kuning dari ammonium fosfomolibdat,
(NH4)3PO4 . 12 MoO3 :
H2PO 4 - + 12 MoO 24- + 3NH + +422H+ → (NH ) PO4 3 4 .12MoO ↓3+12H O 2
Endapan ini larut dengan kelebihan asam fosfat dan 6 M NaOH dan 6 M NH3
2. Barium klorida. Bergantung pada pH, endapan putih yang tidak larut dari BaHPO4 atau
Ba3(PO4)2 , bila barium dan larutan fosfat dicampur. Endapan ini larut didalam asam
encer.
HPO42- + Ba2- BaHPO 4
HPO4 2 - + 3Ba2+ + 2NH 3 Ba3(PO )4 2 + 2NH + 4
1. Kalium permanganat. Dalam larutan encer asam sulfat, warna
permanganatakan hilang oleh sulfit, dan sulfit berubah menjadi sulfat dan
MnO 4- menjadi Mn2+.
5 H 2SO 3 + 2 MnO - 4+ H+ → 5HSO - + 2+
4 2Mn +3H O 2
2. Hidrogen Peroksida. Di dalam larutan asam H2O2 mengoksidasi sulfit menjadi
sulfat.
H2O2 + H2SO3 → SO 2 4- + H2O + 2 H+
3.Asam klorida atau sulfat. Asam-asam non oksidator menguraikan larutan
sulfit atau garamnya dan menghasilkan gas SO2
SO32 - +2 H + ↔ H SO2 3
SO3 +2 H ↔ SO ↑+2 H O 2
2 - +

1. Barium atau kalsium klorida. Endapan putih dari BaC2O4. H2O atau
CaC2O4. H2O terbentuk pada penambahan reagen ini. Garam-garam ini larut di dalam asam
kuat. Senyawa-senyawa barium juga bereaksi dengan asam asetat atau asam oksalat.
Sebagian besar oksalat yang tidak larut adalah CaC2O4. H2O, yang mana dapat diendapkan
dari larutan asam asetat .
2. KaliumPermanganat.Dalam larutan asam yang panas, warna ungu dari ion
MnO 4- akan hilang oleh oksalat dan membentuk CO 2 dan Mn
2+:

5 H2C2O4 + 2 MnO4 - + 6 H+ → 2 Mn 2+ + 10 CO2 + 8 H2O


Tes khusus untuk beberapa anion dilakukan setelah dideteksi tiap
kelompok telah dilakukan. Prosedur tes khusus secara ringkas
dicantumkan pada Tabel
Anion golongan klorida

I - , Br-, Cl - SCN-, S2-

Jika anion dari golongan sulfat hadir, dapat


dihilangkan dengan penambahan 1 M Ba(NO3)2
tetes demi tetes sampai semua mengendap.
Langkah ini sangat penting,
jika sampel mengandung ion CrO 2- , tetapi
4
untuk anion yang lain tidak mengganggu
dalam analisisnya.
Tahap 1. Tes terhadap Hadirnya Sulfida
Dalam tes pendahuluan yang pertama mudah untuk menentukan bila ada sulfida dari
bau H2S yang khusus. Akan tetapi hal ini dapat terlindungi, khususnya oleh SO2 dari
sulfit.Jika ragu-ragu, tambahkan 1 mL larutan sampel dengan 0,1 M AgNO3 tetes
demi tetes dan aduk. Jika sulfida hadir cairan akan segera gelap, endapan coklat atau
hitam dari Ag2S. Jika sulfida tidak ada, tetapi ion halida hadir, endapan perak halida
yang terbentuk.

Tahap 2.

Siapkan sampel unknown 5 mL dalam gelas kimia 50 mL. Tambahkan 1 mL 3 M


H2SO4, didihkan larutan beberapa menit. Jika sampel mengandung sulfida,
kemungkinan belerang akan mengendap. Pindahkan larutan kedalam tabung reaksi,
sentrifus endapannya. Dekantasi dan cuci padatannya. Tambahkan air untuk
menganalisis anion golongan klorida yang masih tersisa.
Tahap 3. Tes terhadap Hadrinya Iodida
1 mL larutan pada tahap 2 masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi
tetes 1 M KNO2. Jika jodida hadir, larutan akan segera berwarna kuning atau
oranye, Karena I2 terbentuk Ke dalam larutan ini tambahkan 1 mL heksan. Tutup
tabung dan aduk. Jika I2 ada, lapisan heksan akan berwarna ungu. Lapisan air
tidak berwarna.

Tahap 4. Tes terhadap Hadirnya Tiosianat


1mL sampel pada tahap 2 masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 mLair,
aduk kemudian tambahkan dua tetes 0,1 M Fe(NO3)3. Jika tiosianat hadir, maka
warna akan menjadi oranye atau merah, karena terbentuk ion kompleks besi
tiosianat.
Tahap 5. Tes terhadap Hadirnya Bromida Dan Klorida

Sampel yang tersisa pada tahap ke 2 masukkan dalam gelas kimia 50 mL. Tambahkan
0,2 g K2S2O8, kalium peroksidisulfat, putar dan campur. Tutup gelas kimia dengan
gelas arloji, panaskan campuran. Jika jodium ada, cairan akan berwarna kuning
dalambeberapa detik, kemudian berwarna oranye bila I2 banyak, setelah kelihatan uap
jodium berwarna violet pada gelas kimia. Pada saat itu pemanasan dihentikan.
Dinginkan gelas kimia beberapa menit. Pindahkan ke kertas saring yang telah diberi
satu tetes indikator fuchsin.
Tempatkan kembali untuk dipanaskan. Warna larutan menjadi tidak berwarna. Jika
brom hadir, larutan akan berwarna kuning. Bila uap brom banyak pada kertas
saring, warna fuchsin akan berubah dari merah ke violet. Perubahan warna ini
menandakan larutan mengandung brom.
Panaskan lebih lanjut, pertahankan cairan pada titik didihnya. Warna akan hilang.
Didihkan kira-kira 10 detik, setelah warna hilang. Pindahkan kertas saring dan
tambahkan 3 mL air pada gelas kimia. Kemudian tambahkan 5 tetes 0,1 M AgNO3.
Jika klorida hadir akan terjadi endapan putih dari AgCl.
Perak Nitrat

Klorida bereaksi dengan larutan yang mengandung Ag+ akan membentuk endapan
putih AgCl, yang tidak larut di dalam asam dan basa kuat. Perak klorida larut di
dalam 6 M NH3 membentuk senyawa kompleks, terutama
CN - dan S O2 2-3, atau Cl - pada konsentrasi yangtinggi:
AgCl ↓+ 2NH3 ⇄ Ag(NH3)2 +
+ Cl -

AgCl ↓+ Cl - ⇄ AgCl2-

Dengan hadirnya asam, perak klorida direduksi oleh logam seng:

2AgCl ↓+ Zn ↓→ 2Ag ↓+ Zn2+ + 2Cl -


Pengoksidasi

Di dalam larutan asam kuat, oksidator yang baik seperti KMnO4, NaBiO3 dan
MnO2, tetapi bukan K2S2O8, ion klorida dioksidasi menjadi klorin;
2Cl - + MnO 2↓+ 4H + → Cl2
↗ +Mn 2+ + 2H O
2
Perak Nitrat

Dengan ion bromida akan dihasilkan endapan kuning dari AgBr. Garam ini kurang
larut dibandingkan AgCl, tetapi dapat larut di dalam 15 M NH3 dan di dalam larutan
Na2S2O3. Dapat direduksi oleh logam seng dengan adanya asam, melepaskan ion Br-
dan membentuk logam perak.

Asam Nitrat

Semua bromida, kecuali AgBr tidak larut, tetapi dapat dioksidasi dengan
15 M HNO3
6Br- + 2NO3 -
+ 8H +
→ 3Br2(aq) + 2NO↗ + 4H2O

Indikator Fuchsin

Uap brom akan mengubah warna kertas saring dari merah ke violet. Tidak ada
halogen yang lain memberikan reaksi yang sama.
Perak Nitrat

Dengan mencampur larutan yang mengandung SCN- dengan Ag+ akan


dihasilkan endapan putih dari AgSCN, yang larut di dalam amonia tetapi tidak
larut di dalam asam mineral. Mendidihkan AgSCN dengan 1 M NaCl akan
mengubah garam AgCl dan melepaskan ion SCN-

AgSCN↓ + Cl - → AgCl ↓+ SCN-


Feri Nitrat
Ion kompleks berwarna merah dari FeSCN2+, terbentuk pada penambahan
Fe(III) dengan larutan tiosianat dalam kondisi asam

Seng

Dalam larutan H2SO4encer, seng mereduksi tiosianat menjadi H2S.

Zn↓+ SCN- + 3H+ → Zn2+ + H2S↗ +HCN↗


Perak Nitrat

Dihasilkan endapan hitam Ag2S yang tidak larut di dalam amonia,


tetapi cepat dioksidasi oleh 6 M HNO3 panas.

Timbal Nitrat

Reagen ini biasanya digunakan pada kertas saring dan direaksikan dengan ion
sulfida atau gas H2S menghasilkan PbS hitam atau coklat yang mengkilap.
Caranya mempersiapkan kertas ini, tambahkan 6 M NaOH sedikit ke dalam
0,1 M Pb(NO3)2 hingga endapan larut.
Basahkan kertas saring dengan larutan dan gunakan kertas ini untuk
tes terhadap sulfida.
Test terhadapgolongan nitrat(NO3- )
5mLsampelditambah1mL6M NaOHdancampurkedalamgelaskimia 50mL.Panaskancampuran
hinggamendidih,danvolumetinggal1atau2mLdi dalampenangasair.DalambeberapadetikreaksiAl-NaOHakan
menghasilkangasH2,yangakandireduksi ionnitratmenjadiamonia.Amonia dapatdideteksi melalui bau.

Reaksi Khas terhadap ion nitrat (NO3 ) -

1. Manganousklorida
Ion nitrat dansemuaanionpengoksidasibereaksidenganlarutanMn(II) di dalamHCl pekatmembentukkompleks
Mn(IV) , mungkinMnCl62-yangberwarnacoklatgelap
atauhitam.
3MnCl4 2- + 2NO3 - + 6Cl- + 8H + → 3MnCl6 2- + 2NO + 4H2O

2. KaliumIodida
Dalamlarutanasamenceryangdingin, nitrat tidakbereaksidenganiodida.Dengan
pemanasan,I2denganperlahan-lahanterbentukdanlarutanberwarna kuning.

6I-+2NO3-+8H+→ 3I2(aq)+2NO↗ +4H2O

3. FerroSulfat
Jika larutanFeSO4bereaksidenganlarutannitrat dengankondisiasamkuatH2SO4,ion nitrat akandireduksimenjadi
NOdankelebihanFe(II) akanmembentukion kompleks berwarnacoklatdari Fe(NO)2+yangtidakstabil.

3Fe2++NO3-+4H+→ 3Fe3++NO+2H2OFe2++NO⇄ Fe(NO)2+

Akantetapi nitrit, kromat,iodida danbromidamengganggudalamtest ini.


Test terhadap kehadiran nitrit (NO2-)
1mLlarutansampelditambah0,1gasamsulfamit, NH2SO3H.Jika nitrit hadir adabuih
dalamjumlahcukupbesar,terbentukN2olehreaksinitrit dengan asam.

Reaksi Khas terhadap ion nitrit (NO2 ) -

1. Urea
Di dalam larutan HCl, nitrit mengoksidasi urea menjadi CO2dankemudian
direduksi menjadi nitrogen:

2NO2- +CO(NH2)2 +2H+ → 2N2↗ +CO2↗ +3H2O


2. Asam sulfamit
Dalamlarutan asamataubasareagen ini bereaksi dengannitrit :
NO2- +NH2SO3H → N2↗ +SO42-+H++H2O

3. Ammonium klorida
Nitrit terurai bila dididihkan dalamlarutan garamAmmonium:
NO2-+NH4+→ N2↗ +2H2O
Test terhadap kehadiran perklorat (ClO4-)
1 mL sampel ditambah 1 tetes 0,1 M AgNO3. Jika terbentuk endapan
tambahkanlebih 1mLperak nitrat, untukmengendapkan seluruhnyagaram-garamperak
yangtidak larut yangterdapat pada sampel. Aduk, sentrifus. Tambahkansetetesnitrat ke
cairan, jika masih mengendaplagi, aduk. Sekali lagi sentrifus dandekantasi I- , Br- , Cl- ,
SCN-
, S2-, Ag2S Coklat gelap I2 orange di dalam air violet di dalam heksan FeSCN2+Merah-
orange I2, Br-, Cl- uap violet, larutan orange Br2, Cl, fuchsin violet AgCl putih cairan ke
tabung reaksi. Cairan ditambahkan 0,5 mL6M HNO3dan aduk denganbaik. Kemudian
tambahkanbeberapa tetes 1M KNO2.Jika klorathadir akandireduksiolehionnitrit dan
endapanputihdariAgClakanterbentukdenganlambat.
1.Kalium iodida
Klorat dalam asamhangat mengoksidasi iodida menjadi I2 yang atauorange. berwarna kuning
Reaksiini lambat pada suhukamar.

ClO3-+6I- +6H+→ Cl-+3I2+3H2O

2. Natrium nitrit
Reagenini mereduksiklorat menjadi klorida, yangdapat di test denganAgNO3

3NO2-+ClO3-→ 3NO3-+Cl-

3. Asam klorida
HCl 6M panasakanmengoksidasiklorat danmenghasilkan larutan
kuning.

2ClO - +2Cl- +4H+ → 2ClO ↗ +Cl ↗ +2H O


3 2 2 2
Test terhadap kehadiran asetat (C2H3O2 ) -

Ion asetat mungkin terdeteksi dalam test pendahuluan, dimana


dengan penambahan H2SO4akan dihasilkan larutan yang baunya seperti cuka.
Jika masih ragu akan adanya asetat, tambahkan 6 M HNO3 ke dalam 1 mL
sampel dan buatlah larutan bersifat basa. Tambahkan 1 tetes 1 M BaCl2. Jika
endapan terbentuk, tambahkan 1 mL BaCl2. Aduk, sentrifus dan dekantasi
larutan kedalamtabungreaksi, buangpadatan.Larutan ditambahkan0,1 M KI3
hinggacampuranhampirberwarnakuat. Kemudiantambahkan2tetes6M NH3
dan0,5 mL0,1 M La(NO3)3 danaduk.Letakkantabungreaksi didalampenangas
air. Jika sampel mengandung asetat, cairan gelatin orange berangsur-angsur
akan gelap selama beberapa menit, sehingga akhirnya diperoleh warna hijau-
kebiruansampaihitam.
1. Asam Sulfat
Jika asetat dipanaskan bersamaasamsulfat, asamasetat akan menguap
dan dapat dideteksi denganbaucukanya.

C2H3O2-+H+⇄ HC2H3O2

2. Panas
Jika asetat padat dipanaskan, akanmenggelapkanatau gosong dan memberikan uap
denganbau yang khas.

3. Lantanum nitrat.
Reagen ini bereaksi dengan larutan asetat dan hadirnya ion I3-. Iodium diserap oleh endapan
lantanumasetatdanmemberikanwarnabiru. Sulfatdanfosfatmengganggu dengantest ini.

Anda mungkin juga menyukai