IDENTIFIKASI ANION
NUR AENI
H31113028
NI
A
I
R
J
A
F
R
U
N
ST
H31113310
DEWI INDRAWATY
AZIS
H31113323
ADJI PERMA
TASARI
H
H31113508
KELOM
P OK
7
Identifikasi Anion
Anion
merupakan
ion
bermuatan
negatif.
Dalam
identifikasi/analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan
yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering
meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan
pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan
zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan
kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau
penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga
ada uji anion saling mengganggu, misal Co 32- dan SO32-, NO3- dan
NO2-, dan lain-lain.
Identifikasi/analisis anion tidak jauh berbeda
dengan analisis kation, hanya saja pada
identifikasi anion tidak memiliki metode analisis
standar yang sistematis seperti analisis kation.
Uji pendahuluan awal pada identifikasi anion
juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna,
bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.
Identifikasi anion
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan
untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sifatsifat anion ada 3 (tiga), yaitu sifat-sifat asam-basa,
sifat redoks, dan kesetimbangan larutan.
Identifikasi anion
Identifikasi anion dibagi menjadi beberapa tahap,
diawali dengan uji pendahuluan untuk mengetahui
adanya ion pereduksi, pengoksidasi, deteksi dari
kelompok anion dan sifat anion terhadap asam sulfat
pekat. Kemudian tes khusus anion berdasarkan
perubahan-perubahannya pada
senyawa-senyawa
tertentu.
PROSES IDENTIFIKASI
ANION
1. Proses yang melibatkan identifikasi
Anion
yang
membentuk gas atau
uap bila diolah dengan
H22SO44 pekat
PROSES IDENTIFIKASI
ANION
Anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl
encer atau H22SO44 encer
meliputi
karbonat,
higrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat,
sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida dan sianat
Anion yang membentuk gas atau uap bila diolah
dengan
H22SO44
pekat
meliputi
Sulfat,
peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat,
arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluoro
silikat,
salisilat,
benzoat,
suksinat,
fluorida,
heksafluorosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat,
klorat (BAHAYA), perklorat, permanganat (BAHAYA),
bromat, borat, heksasionaferat (II), heksasionaferat
(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan
PROSES IDENTIFIKASI
ANION
2. Proses yang bergantung pada
reaksi-reaksi dalam larutan (B)
dengan pengendapan
dengan reaksi
redoksnya
PROSES IDENTIFIKASI
ANION
Anion
yang
meliputi
hipofosfit,
diperiksa
Sulfat,
dengan
peroksodisulfat,
arsenat,
arsenit,
pengendapan
fosfat,
kromat,
fosfit,
dikromat,
yang
meliputi
dikromat
diperiksa
Manganat,
dengan
reaksi
Permanganat,
redoksnya
kromat
dan
GOLONGAN-GOLONGAN ANION
Anion di bagi dalam 3 golongan umum:
Golongan sulfat :
SO4422 -- ,CO3322 --, PO4433 --, CrO4422
-3, C22O4422 --, SO3322 AsO443-
Golongan
klorida/Halida :
2
Cl-- , Br -- , I-- , SCN-- , S 2
Golongan Nitrat :
NO33--, NO22-- , ClO33--,
C22H33O22--
CO32 - : karbon
dioksida dihasilkan,
dengan buih jika
larutan
konsentrasinya
sedang. Tidak
berbau, didalam
larutan tidak ada
gelembunggelembung
gas, karena CO2 larut
di dalam air.
SO32 - : belerang
dioksida, dengan bau
belerang yang terbakar.
Gas ini dapat
dideteksi dengan bau
dari larutannya.
S2 - : hidogen sulfida
dihasilkan. Baunya
seperti telur busuk, hal
ini dapat menyimpulkan
bahwa ada sulfida.
Jika kesimpulan ini tidak mungkin terjadi dalam larutan yang dingin,
panaskan tabung reaksi beberapa akan terbentuk gas yang berwarna hijau
kekuningan dan larutan warna kuning.menit di dalam penangas air dan
periksa kembali baunya. Di dalam larutan yang pekat atau padatan semua
anion-anion ini dapat dikatakan mudah dideteksi, kecuali asetat yang berbuih.
Sebagai tambahan adanya nitrit akan terlihat gas NO2 yang berwarna coklat
dan larutan berwarna biru; adanya klorat akan terbentuk gas yang berwarna
hijau kekuningan dan larutan warna kuning.
S2:
endapan
belerang.
terbentuk
putih
dari
PROSEDUR IDENTIFIKASI
ANION GOLONGAN SULFAT
5 mL larutan sampel buat suasana netral atau sedikit basa dengan
mengatur pH dengan penambahan NH 3 6 M atau HCl 6M tetes demi tetes
sampai larutan bersifat basa.
Tahap 1.Test terhadap hadirnya karbonat.
5 mL larutan sampel tambahkan 1 mL 1 M BaCl2. Setelah diaduk,
campurandisentrifus, kemudian cuci padatan dengan 3 mL air. Selanjutnya
tambah 1 mL 6 M HCl. Jangan diaduk campuran ini, tetapi biarkan, setelah
beberapa detik, bila karbonat hadir akan ada gelembung-gelembung gas pada
permukaan padatan, CO2. Jika tidak ada gelembung, karbonat tidak ada.
Tahap 2. Test terhadap hadirnya sulfat.
1 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan
1mL 6 M HCl. Tambahkan beberapa tetes 1 M BaCl 2 dan aduk dengan baik. Jika
sulfat hadir, endapan putih dari BaSO 4 akan terbentuk.
Tahap 3.Test terhadap hadirnya kromat.
Jika larutan sampel tidak berwarna, hal ini pertanda kromat tidak ada. Jika
kuning atau orange hal itu mungkin. 1mL larutan sampel tambahkan 1 mL 6 M
HNO3. Kemudian tambahkan beberapa tetes 3% H 2O2.Pewarnaan biru, yang bisa
jadi cepat, pertanda hadirnya kromat. Jika larutan diasamkan menghasilkan
warna hijau atau biru, hal ini pertanda ion kromat direduksi menjadi Cr 3+.
1.Barium atau kalsium klorida. Endapan putih dari BaC2O4. H2O atau
CaC2O4. H2O terbentuk pada penambahan reagen ini. Garam-garam ini larut
di dalam asam kuat. Senyawa-senyawa barium juga bereaksi dengan asam
asetat atau asam oksalat. Sebagian besar oksalat yang tidak larut adalah
CaC2O4. H2O, yang mana dapat diendapkan dari larutan asam asetat .
2.Kalium Permanganat. Dalam larutan asam yang panas, warna ungu dari
ion MnO4- akan hilang oleh oksalat dan membentuk CO2 dan Mn2+:
5 H2C2O4 + 2 MnO4- + 6 H+ 2 Mn2++ 10 CO2 + 8 H2O
Dalam tes pendahuluan yang pertama mudah untuk menentukan bila ada
sulfida dari bau H2S yang khusus. Akan tetapi hal ini dapat terlindungi,
khususnya oleh SO2 dari sulfit.Jika ragu-ragu, tambahkan 1 mL larutan
sampel dengan 0,1 M AgNO3 tetes demi tetes dan aduk. Jika sulfida hadir
cairan akan segera gelap, endapan coklat atau hitam dari Ag2S. Jika sulfida
tidak ada, tetapi ion halida hadir, endapan perak halida yang terbentuk.
Tahap 2.
Siapkan sampel unknown 5 mL dalam gelas kimia 50 mL. Tambahkan 1
mL 3 M H2SO4, didihkan larutan beberapa menit. Jika sampel
mengandung sulfida, kemungkinan belerang akan mengendap.
Pindahkan larutan kedalam tabung reaksi, sentrifus endapannya.
Dekantasi dan cuci padatannya. Tambahkan air untuk menganalisis
anion golongan klorida yang masih tersisa.
Feri Nitrat
Ion kompleks berwarna merah dari FeSCN2+, terbentuk pada penambahan
Fe(III) dengan larutan tiosianat dalam kondisi asam
Seng
Dalam larutan H2SO4encer, seng mereduksi tiosianat menjadi H2S.
+ 4H2O
1. Urea
Di dalam larutan HCl, nitrit mengoksidasi urea menjadi CO2
dan kemudian direduksi menjadi nitrogen:
2NO2- + CO(NH2)2 + 2H+ 2N2 + CO2 + 3H2O
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH