Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL, MERCURI, ARSEN


SECARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

PRODI D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2023
A. Judul
Analisis Logam Berat Timbal, Mercuri, Arsen Secara Kualitatif dan
Kuantitatif.

B. Tujuan
Untuk ,mengidentifikasi hasil analisis logam berat timbal, mercuri, arsen,
secara kualitatif dsan kuantitatif.

C. Dasar Teori
Logam dapat digolongkan kedalam dua jenis, yaitu logam berat dan logam
ringan. Logam berat adalah logam dengan berat lebih dari sama dengan 5 g/cm3.
Logam berat dinamakan sebagai logam non esensial dan pada tingkat tertentu dapat
menjadi beracun bagi makhluk hidup. Sedangkan logam ringan adalah logam dengan
berat kurang dari 5 g/cm3 (Darmono, 1995).
Logam berat merupakan komponen alami di tanah. Komponen ini tidak dapat
didegradasi (non degradable) maupun dihancurkan. Senyawa ini dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui makanan, air minum, dan udara. Pada kadar rendah,
logam berat diperlukan oleh makhluk hidup untuk pengaturan berbagai fungsi kimia
dan fisiologi tubuh. Hal ini biasa dikenal dalam istilah trace element, yaitu elemen
kimia yang dibutuhkan oleh organisme hidup dalam jumlah sangat kecil (kurang dari
0,1% dari volume). Sebagai trace element, beberapa logam berat seperti tembaga
(Cu), selenium (Se), Besi (Fe) dan zink (Zn) sangat penting untuk tubuh. Logam berat
dapat menjadi berbahaya atau beracun ketika berada dalam kadar berlebihan di dalam
tubuh (Jaishankar et al., 2014).
Sementara itu, kelompok elemen mikro merupakan kelompok logam berat
tanpa memiliki fungsi sama sekali bagi tubuh. Contohnya yaitu timbal (Pb), merkuri
(Hg), arsenik (As) dan kadmium (Cd). Senyawa-senyawa ini bahkan sangat berbahaya
dan bersifat toksik pada manusia (Agustina, 2010). Menurut Darmono (1995), logam
berat bersifat tidak dapat terurai dan mudah diabsrorbsi. Organisme yang pertama
terpengaruh akibat kandungan logam berat pada tanah adalah tumbuhan pada habitat
tersebut. Jika tumbuhan tersebut dikonsumsi oleh manusia, maka logamlogam berat
dapat mengumpul di dalam tubuh dan tetap tinggal untuk jangka waktu lama sebagai
racun terakumulasi, atau hal ini biasa disebut dengan bioakumulasi (Saeni, 1997).
D. Alat dan Bahan :
a. Muffle Furnice
b. Krus, tang untuk pengabuan, cawan porselen
c. Mortir stamper untuk menghaluskan sampel
d. Sendok tanduk, batang pengaduk
e. Tabung reaksi
f. HCl, Na2S, K4Fe(CN)6, KI, NaOH, NH4OH, H2SO4, K2CrO4, K2CrO7, AgNO3,
Pb asetat.
g. Sampel yang dicurigai mengandung logam berat.

E. Skema Kerja
1. Sampel diabukan + HCl dibagi 2:
 +Na2S  endapan hitam
 + Na2CO3 + K4Fe(CN)6  endapan merah coklat (mengandung Hg, Pb, Cu)
 Kemudian pisahkan ketiganya
2. Hg
 jika +KI tetes demi tetes  warna merah + KI exes  warna kuning
 + HCl + kawat Cu digosok, kawat menjadi mengkilap
 + NaOH  warna merah (mercuri) atau abu-abu (mercuro)
3. Cu
 jika + NH4OH alkalis  warna hijau bila berlebih  warna biru larut
 jika + NaOH warna biru exes  endapan hitam
 + H2SO4  warna biru
4. Pb
 jika + K2CrO4  warna kuning
 + HCl + K2CrO7, dilarutkan dalam air + KI  endapan warna kuning
 PbI  diamati dg mikroskop

Interpretasi Hasil
1. Logam berbahaya untuk minyak-minyak
Logam-logam berbahaya tidak ada/diabaikan apabila :
 kurang lebih 50ml larutan bila + 1ml asam asetat 30% + 1ml Na 2S tetap tidak
memberikan warna.
 kurang lebih 50ml larutan bila + 1ml asam asetat 30% + 0,5ml NaHCO 3 + 5
tetes K4Fe(CN)6 dibiarkan 30 menit tetap jernih.
2. Bila warna mengganggu reaksi-reaksi di atas,
2g sampel diabukan, abu + 5 tetes HCl + 10ml air dibagi 2:
 5ml larutan abu + 2 tetes Na2S 1N tetap jernih.
 5ml larutan abu ) 0,1g Na2CO3 + 1 tetes K4Fe(CN) 6 tetap jernih

3. Ag (Gutzeit test)
Abu (zat) + Zn + HCl lalu cepat-cepat dimasukkan kapas (yang telah dibasahi Pb
asetat), kemudian kertas saring ditutupkan pada tabung, bagian atas kertas +
AgNO3 padat lalu tabung dipanaskan, jika tabung menjadi kuning berarti Ag
positif dan bila ditambah air terjadi warna coklat.
Catatan:
Sebelumnya disiapkan dulu kapas dibubuhi Pb asetat dan kertas saring serta
AgNO3 sebab kalau tidak cepat-cepat uap AsH3 (arsin)akan cepat hilang
(meskipun belum dipanaskan dapat juga berbentuk AsH3)

F. Hasil

Anda mungkin juga menyukai