Anda di halaman 1dari 19

AKURASI DAN PRESISI,

SENSITIVITAS DAN
SPESIFISITAS DIAGNOSTIC
POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PENDAHULUAN

Hasil laboratorium digunakan untuk menentukan


diagnosis, pemantauan pengobatan dan prognosis, maka
amatlah perlu untuk selalu menjaga mutu hasil
pemeriksaan, dalam arti mempunyai tingkat akurasi dan
presisi yang dapat dipertanggungjawabkan.
AKURASI DAN PRESISI

 Pemeriksaan dikatakan memiliki mutu yang baik apabila akurasi dan


presisinya baik.

 pengujian akurasi dan presisi dalam prosedur QC biasanya dilakukan


dengan memeriksa bahan kontrol yang telah diketahui rentang
kadarnya dan membandingkan hasil pemeriksaan dengan rentang
kadar bahan kontrol tersebut.

 Untuk menginterpresentasikan hasil proses QC, ada beberapa dasar-


dasar statistik yang perlu kuasai, sehingga harus mampu mengolah
data hasil pemeriksaan bahan kontrol, dalam penentuan akurasi dan
presisi proses QC.
DASAR – DASAR STATISTIK

 Istilah statistik yang terkait SIMBOL STATISTIK


dengan sebaran data yang
diperoleh dari serangkaian
pemeriksaan berulang, yaitu
rerata (mean), rentang
(range), simpangan baku
(standard deviation,SD) dan
koefisiensi variasi
(coefficient of variation,CV).
 Rerata (Mean)
 Mean adalah hasil pembagian sejumlah nilai hasil pemeriksaan dengan
jumlah pemeriksaan yang dilakukan. Mean biasanya digunakan
sebagai nilai target dari QC

 Rentang
 Rentang adalah penyebaran antara nilai hasil pemeriksaan terendah
hingga tertinggi. Rentang memberikan batas bawah dan batas atas
suatu rangkaian data. Rentang digunakan menjadi ukuran sederhana
untuk menilai sebaran data, namun rentang tidak dapat
menggambarkan bentuk distribusi data.
 Simpangan Baku
 Standar deviasi (SD) adalah pengukuran variasi dalam serangkaian
hasil pemeriksaan.
 SD sangat berguna untuk laboratorium dalam menganalisa hasil
pengendalian mutu.

 SD menggambarkan bentuk distribusi data. Menggunakan nilai


rerata sebagai nialai target dan simpangan baku sebagai ukuran
sesabaran data.

 Dari SD dapat menentukan rentang nilai yang dapat diterima


dalam QC. Batas dari rentang nilai yang dapat diterima tersebut
dinyatakan dengan seberapa jauh jaraknya dari nilai mean.
 Koefisien Variasi
 Koefisien variasi (CV) adalah standar deviasi (SD) yang dinyatakan
sebagai persentase mean. CV merupakan suatu ukuran variabilitas
yang bersifat relatif dan dinyatakan dalan suatuan persen.

 CV menggambarkan perbedaaan hasil yang diperoleh setiap kali kita


melakukan pengulangan pemeriksaan pada sampel yang sama. Bila
laboratorium merubah suatu metode Analisis, CV merupakan salah
satu unsur yang bisa digunakan untuk membandingkan ketepatan
metode. Idealnya, nilai CV harus kurang dari 5%.
AKURASI

Akurasi (ketepatan) atau inakurasi (ketidak tepatan)


dipakai untuk menilai adanya kesalahan acak atau
sistematik/ keduanya.
Nilai akurasi menunjukkan kedekatan hasil terhadap nilai
sebenarnya yang telah ditentukan oleh metode standar.

Distribusi hasil pemeriksaan disekitar nilai pusat


menunjukkan kesalahan acak.
Pergeseran hasil pemeriksaan dari hasil sebenarnya
menunjukkan kesalahan sistematik. Kesalahan Total
menunjukkan berapa besar kesalahan jika komponen
kesalahan acak dan sistematik terjadi bersamaan pada arah
yang sama.
AKURASI
Akurasi dapat dinilai dari hasil pemeriksaan bahan control
dan dihitung sebagai nilai biasnya( d %).

d (%) = X - NA
NA

X = hasil pemeriksaan bahan control


NA = Nilai Aktual/ sebenarnya dari bahan control.
Nilai d% dapat positif (menunjukkan nilai yang lebih
tinggi dari seharusnya) atau negative (menunjukkan nilai
yang lebih rendah dari seharusnya).
AKURASI
Akurasi dapat dinilai dari studi “Recovery” dengan
melakukan pemeriksaan bahan sampel yang telah
ditambahkan analit murni, kemudian hasilnya dihitung
terhadap hasil yang diharapkan:

R(%) = Hasil Pemeriksaan (observasi )


x 100 %
Hasil Perhitungan (diharapkan )

Akurasi yang baik nilai R mendekati 100%.


Akurasi dan presisi adalah independen satu dengan yang
lain
Metode yang baik adalah yang mempunyai akurasi dan
presisi yang baik.
AKURASI
Metode yang baik adalah yang mempunyai akurasi dan
presisi yang baik. Untuk tujuan penanganan penyakit dan
atau pemantauannya, pemilihan metode dengan presisi
yang baik lebih dianggap penting daripada akurasi yang
baik.

Untuk parameter pemeriksaan yang membutuhkan


penilaian diagnosis pada kadar yang sangat rendah,
diperlukan metode dengan akurasi yang tinggi pada kadar
tersebut.
PRESISI
A. PRESISI
Nilai Presisi menunjukkan seberapa dekat suatu hasil
bila dilakukan berulang dengan sampel yang sama.
Ketelitian dipengaruhi kesalahahan acak yang tidak dapat
dihindarkan. Presisi biasanya dinyatakan dalam nilai
koefisien variasi (%KV / %CV) yang dihitung dengan
rumus :
KV (%) = SD x 100
X

SD = standar Deviasi (simpangan baku)


X = Rata-rata hasil Pemeriksaan berulang
PRESISI

Presisi (ketelitian) sering dinyatakan sebagai


impresism/metodi (ketidak telitian)

Semakin kecil nilai KV (%) semakin teliti sistem / metode


tersebut dan sebaliknya.
SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS

Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji


saring, diagnostik dan evaluasi hasil pengobatan serta
surveilans.

Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan


spesifisitas yang berbeda-beda, sehingga perlu dipilih
metode yang sesuai karena setiap metode mempunyai
sensitivitas dan spesifisitas yang berbeda-beda pula.
SENSITIVITAS

Dikenal sensitivitas klinis dan sensitivitas analitik.


Sensitivitas klinik adalah persentase hasil positif sejati di
antara pasien-pasien yang berpenyakit.
Sensitivitas klinis = Positivitas di antara yang berpenyakit

Positif sejati
x 100%
Positif sejati + Negatif palsu
SENSITIVITAS
Sensitivitas yang baik adalah yang mendekati 100%.

Sensitivitas analitik sering kali diartikan sebagai batas


deteksi, yaitu kadar terendah dari suatu analit yang dapat
dideteksi oleh suatu metode.

Pemeriksaan dengan sensitivitas tinggi terutama


dipersyaratkan pada pemeriksaan untuk tujuan skrining.
SPESIFISITAS
Dikenai spesifisitas klinis dan spesifisitas analitik.
Spesifisitas klinis adalah persentase hasil negatif sejati di
antara pasien-pasien yang sehat.

Spesifisitas klinis = Negativitas di antara yang sehat

Negatif sejati
x 100 %
Negatif sejati + Positif palsu
SPESIFISITAS

Spesifisitas yang baik adalah yang mendekati 100%.


Spesifisitas analitik berkaitan dengan kemampuan dan
akurasi suatu metode untuk memeriksa suatu analit tanpa
dipengaruhi zat-zat lain.
Sensitivitas 100% jarang diikuti dengan Spesifisitas 100%
dan sebaliknya.
Metode yang baik adalah metode yang memberikan
sensitivitas dan spesifisitas setinggi mungkin.
Tidak ada satupun metode yang bebas dari positif palsu
atau negatif palsu.

Anda mungkin juga menyukai