data analisis
Oleh:
Anisa Sholikhati, S. Pd., M.T
KUALITATIF
KIMIA Analisis untuk melakukan identifikasi dan
ANALISIS menentukan jenis komponen yang terdapat
dalam sampel.
V = 46, 35 mL
3. Kesalahan Instrumen
Ditimbulkan dari instrumen/ alatnya sendiri, misalnya karena efek
lingkungan, kesalahan nol dalam pembacaan instrumen, adanya
noise/derau, alat-alat gelas yang tidak pernah dikalibrasi, konstruksi
neraca yang tidak tepat, dan sebagainya
Adanya kesalahan sistematis, kadang-kadang menyebabkan
mean yang didapat menyimpan agak besar terhadap nilai
sebenarnya. Walaupun kesalahan ni tidak mungkin dihindari secara
mutlak, tetapi dengan cara tertentu dapat diperkecil sehingga hasil
yang diperoleh tidak terlalu menyimpang dari nilai sebenarnya.
Cara memperkecil kesalahan sistematis salah satunya:
1. Kalibrasi dan koreksi alat yang dipakai
2. Penetapan blanko
3. Penetapan kontrol dengan zat baku
4. Penetapan paralel/ ulangan (in duplo atau in triplo)
5. Penetapan dengan berbagai metode
Ketelitian (Accuracy) suatu derajat seberapa jauh nilai rata-
rata suatu analisis mendekati nilai yang sebenarnya. Pada
dasarnya ketelitian dari suatu metode dapat ditentukan dengan
cara menghitung penyimpangan data yang diperoleh dari data
yang seharusnya didapat.
Penyimpangan ini mungkin disebabkan karena metode yang tidak
teliti karena pengaruh senyawa lain daripada yang sedang
dianalisis, dan karena perubahan-perubahan dalam senyawa yang
sedang dianalisis.
Ketepatan (precision) derajat seberapa jauh pengulangan analisis
memberikan data yang sama atau selisih yang sangat kecil.
KESALAHAN RANDOM BERPENGARUH PADA KETELITIAN (ACCURACY)
D = kesalahan absolut
𝑑 = 𝜇 . 𝑥ҧ μ = nilai sebenarnya
𝑥 = nilai rata-rata analisis
2. Kesalahan Relatif Perbandingan antara kesalahan absolut dengan
nilai sebenarnya.
𝜇 . 𝑥ҧ
e=
𝜇
𝜇 . 𝑥ҧ
e= × 100%
𝜇
Kesalahan relatif lebih sering dipakai, karena kesalahan absolut
seringkali belum dapat menunjukkan ketelitian hasil analisis
Kesalahan absolut sebesar 0,05 %. Kalau kesalahan itu terjadi pada PK
tablet vitamin C yang mengandung 50 % vitamin C, maka dapat
dikatakan hasil tersebut sangat baik. Akan tetapi kalau kesalahan absolut
sebesar 0,05 % itu terjadi pada penetapan kadar arsen dalam makanan yang
mengandung 0,01% arsen, maka hasil tersebut akan sangat tidak baik.
Dari kedua contoh di atas, maka kesalahan retatifpenetapan kadar vitamin
C sebesar 0,05/50 x 100 % = 0,1 %, Sedangkan kesalahan relatif pada
penetapan kadar arsen = 0.05/0.01 x 100 % = 500 % .
σ 𝑥ҧ − 𝑥
𝑑=
𝑁
Standar Deviasi (SD)
Standar deviasi merupakan akar jumlah kuadrat deviasi masing-masing
hasil penetapan terhadap rata-rata (mean) dibagi dengan derajat
kebebasannya (degrees of freedom).
σ 𝑥ҧ − 𝑥 2
𝑆𝐷 = x = nilai masing-masing pengukuran
𝑁−1
𝑥ҧ = rata-rata (mean) dari pengukuran
N = frekuensi penetapan
N-1 = derajat kebebasan
𝑆𝐷 = 𝑉
σ 𝑥ҧ − 𝑥
= Varian (V)
𝑁−1
Standar Deviasi Relatif (RSD)
Standar Deviasi relatif (rerative standard deviation,RSD) yang juga
dikenal dsngan koefisien variasi merupakan ukuran ketepatan relatif dan
umumnya dinyatakan dalam persen.
Untuk memastikan hasil yang sangat menyimpang tadi ditolak atau diterima, perlu
dilakukan analisis data secara statistik. Di sini hanya akan dikemukakan cara
pemakaiannya saja, yang pada prinsipnya sebagai dasa penolakan hastl pengukuran dapat
digunakan deviasi rata-rata atau standar deviasi (SD).
Kalau dipakai deviasi rata-rata (d), maka hasit analisis (Xi) ditotak jika:
a) Xi - 𝑥ҧ > 2,5 d atau b) Xi - 𝑥ҧ > 4 d
Catatan: 𝑥ҧ adalah rata-rata hasil analisis yang lain yang tidak dicurigai
Jika digunakan SD sebagai kriteria maka hasil analisis (X) ditolak jika:
a) Xi - 𝑥ҧ > 2 SD atau b) Xi - 𝑥ҧ > 3 SD
berhubung banyaknya penetapan kimia pada umumnya sedikit (3 atau 4 kali saja), maka
sering dianjurkan untuk memakai taraf kepercayaan 95% (P = 0,95), sehingga hasit analisis
Xi ditolak jika Xi - 𝑥ҧ > 2,5 d atau Xi - 𝑥ҧ > 2 SD
Contoh:
Pada penetapan kadar NaCl secara argentometri, diperoleh
hasil
sebagai berikut yaitu 95,72%, 95 81%, 95,83%, 95,92% dan
96,18%. Selidiki apakah ada hasil yang ditolak!
Jawab:
96,18% = Pencilan (Hasil dicurigai tidak dimasukkan)
x 𝑥ҧ |x-𝑥|
ҧ (x-𝑥)ҧ 2
95,72 95,82 0,10 0,0100
95,81 0,01 0,0001
95,83 0,01 0,0001
95,92 0,10 0,0100
Jumlah 0,22 0,0202
Dari tabel diatas diperoleh:
0,22
𝑑= = 0,055
4
0,0202
𝑆𝐷 = = 0,082
3
Uji Deviasi Normal Uji ini digunakan untuk menguji apakah hasil
yang diperoleh sama dengan hasil sebenarnya.
𝑥ҧ − 𝜇
t hitung = 𝑥ҧ = rata-rata
𝑆𝐷 𝑁 𝜇 = nilai sebenrnya
𝑆𝐷 𝑁 = standar error