Tentang
DIAGNOSIS
Yanti Rahayu
1820312008
NB / (NB + PS)
NB = Negatif benar ( True
Negative)
PS = Positif semu (false positif)
b) Penggunaan uji-uji yang sensitif dan
spesifik
Suatu uji yang sensitif perlu dipilih apabila
dianggap penting untuk tidak kehilangan
penyakit yang akan dideteksi.
Preva =P (D+)
Probabilitas = (rumus 2)
Sifat dari likelihood ratio
1. Lebih stabil dari pada sensitivitas dan
spesifisitas apabila terjadi perubahan
prevalensi.
2. Likelihood dapat dibuat dalam potongan-
potongan (slices) yang kecil dari nilai hasil
uji diagnostik maka ia akan kurang
pekaterhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada pasien yang merupakan
campuran (ringan dan berat)
3. Dapat dipakai sebagai kekuatan untuk
memperpendek daftar dari hipotesa
diagnostik.
Hubungan Antara Karakteristik Uji
Diagnostik
1. Sensitivitas dan nilai
NS
Menentukan sensitivitas dalam artian nilai
NS(negatif semu)
Sensitivitas = P(T+ / D+) = 1-P(T-/D+)
- = 1- NS
= 1-
Uji yg sensitif adalah uji yang mempunyai
efektifitas tinggi dalam mendeteksi penyakit
(yaitu yang mempunyai nilai NS yang
rendah).
Menentukan
nilai negatif semu dalam
artian sensitivitas
Karena T+ dan T- adalah saling meniadakan,
maka sensitivitas
[P (T+/D+)]= dan nilai NS [P
(T-/D+)]=adalah komponen-komponen dan
penjumlahannya adalah 1sehingga
P(T-/D+)=1-P(T+/D+)
=1-
Nilai NS = 1- sensitivitas
2. Spesifisitas dan
nilai positif semu
(PS)
Menentukan spesifisitas dalam artian nilai
PS
Sensifisitas = P(T-/ D-) = 1-P(T+/D-)
Spesifisitas=1-PS
=1-
Suatu uji yang spesifik adalah uji jarang
memberikan hasil positif pada orang-orang
yang tidak mempunyai penyakit ( uji yang
mempunyai nilai semu rendah
- Menentukan nilai PS dalam artian spesifitas
Menilai suatu uji diagnostik
baru
Karakteristik kinerja seperti sensitivitas dan
spesifisitas merupakan cara searah dalam
menilai kegunaan suatu uji diagnostik baru.
Suatu studi dari uji diagnostik yang baru
mempunyai karakteristik sebagai berikut
1. Adanya komparasi dengan baku emas
yang dapat diterima
2. Adanya komparasi yang dilakukan
dengan pembuatan
3. Hasil-hasil yang tidak termasuk dalam
prosedur baku emas.
4. Adanya keterandalan dan keseksamaan
5. Penggunaan sampel yang merentang
sesuai dengan spektrum penyakit.
6. Adanya batasan yang jelas dan sesuai dari
normalitas
DAFTAR PUSTAKA
1. Sari epidemiologi klinik, edisi 2 : terjemahan dr.
Tonny sadjimman,M.P.H.,M.Sc.,Ph.D.
2. Epidemiologi klinis, pitono Soeparto,dkk : FK
Unair-RSUD Dr.Soetomo Surabaya