Anda di halaman 1dari 17

PRINSIP INFERENSI

HUBUNGAN KAUSAL
S E P T I VA D I A N A F U T R I
INFERENSI KAUSAL

Inferensi Kausal dalam Epidemiologi adalah hubungan


statistik dalam asosiasi kausal, yang dijelaskan dalam
pengertian probabilistik yaitu bahwa keberadaan faktor A
(pajanan) akan meningkatkan peluang terjadinya faktor
B (timbulnya penyakit).
TUJUAN RISET

• Mendeskripsikan keadaan penyakit dan status kesehatan

• Menjelaskan etiologi penyakit

• Meramalkan kejadian penyakit dan status kesehatan pada


populasi

• Mengendalikan distribusi penyakit


Hubungan Kausal Memiliki Atribut-atribut Yaitu : Asosiasi,
Urutan, Waktu Dan Arah.

Kausa : Sesuatu Yang Diasosiasikan Dengan Efeknya, Yang


Muncul Sebelum Atau Paling Tidak Pada Saat Yang
Bersamaan Dengan Efek Tersebut, Dan Bertindak Terhadap
Efeknya.

Sebuah Kausa Dapat diharuskan tanpanya Efek Tidak Akan


Muncul Dan Atau Memadai dengannya Efek Akan Muncul
Walaupun Tidak Ada Atau Ada Faktor Lain Yang Terlibat
Didalamnya.
HUBUNGAN ASOSIASI

• Hubungan asosiasi dalam epidemiologi adalah keterikatan


atau saling pengaruh antara dua atau lebih variabel.
Hubungan tersebut dapat bersifat hubungan sebab akibat
maupun yang bukan hubungan sebab akibat.

• Hubungan keterikatan adalah hubungan antar variabel,


jika ada perubahan pada variabel yang satu (independent)
maka akan mempengaruhi variabel yang lainnya
(dependent).
HUBUNGAN ASOSIASI

Hubungan
Hubungan
Hubungan Asosiasi
asosiasi
Semu Bukan
kausal
Kausal
HUBUNGAN SEMU
Hubungan antara dua atau lebih variabel yang bersifat semu (tidak benar) palsu
yang timbul karena faktor kebetulan atau karena adanya bias pada metode
penelitian / cara penilaian yang dilakukan.
HUBUNGAN ASOSIASI BUKAN
KAUSAL
Hubungan asosiasi yang bersifat bukan hubungan sebab akibat, dimana variabel
ketiga tampaknya mempunyai hubungan dengan salah satu variabel yang
terlibat dalam hubungan kausal tetapi unsur ketiga ini bukan faktor penyebab.

Dalam hubungan asosiasi bukan kausal, kita dapat menjumpai berbagai bentuk
hubungan yang dipengaruhi oleh perjalanan waktu dan akibat yang timbul.
HUBUNGAN ASOSIASI KAUSAL
Hubungan antara dua atau lebih variabel, salah satu atau lebih diantara
variabel tersebut merupakan variabel penyebab kausal (primer atau sekunder)
terhadap terjadinya variabel lainnya sebagai hasil akhir dari suatu proses
terjadinya penyakit.
PENDEKATAN KAUSALITAS
Ada dua pendekatan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara faktor yang
diteliti dan penyakit :

1. PENDEKATAN DETERMINASI
Hubungan antara variabel dependent (penyakit) dan variabel independent (faktor
penelitian) berjalan sempurna, diasumsikan tidak terdapat satu jenis kesalahan
(error) pun yang mempengaruhi sifat hubungan kedua variabel itu.

2. PENDEKATAN PROBABILITAS
Memberikan ruang terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan, baik
yang bersifat acak (sampling error), bias maupun kerancuan (confounding) Dalam
pendekatan probabilitas digunakan teori statistik untuk meyakinkan apakah terdapat
hubungan yang valid antara faktor penelitian dan penyakit Penaksiran hubungan
yang valid adalah penaksiran hubungan yang telah memperhitungkan faktor
peluang, bias dan kerancuan
MODEL DETERMINASI MURNI

• Hubungan kausal antara faktor X (agent) dan faktor Y (penyakit) memiliki


bentuk yang konstan, k, satu lawan satu sehingga satu faktor dapat
memprediksi kejadian satu faktor lainnya dengan sempurna.

• Sebuah agent X dikatakan sebagai penyebab penyakit Y, jika hubungan X dan


Y memiliki spesifitas akibat dan spesifitas penyebab Faktor X Penyakit Y
Dengan spesifitas akibat dimaksudkan, penyakit Y adalah satu-satunya akibat
dari agent X
• Dengan spesifitas penyebab dimaksudkan, hanya dengan adanya agen X dapat
terjadi penyakit Y (disebut, necessary cause) dan cukup dengan agen X dapat
terjadi penyakit Y (sufficient cause)

Faktor X PENYAKIT Y
POSTULAT HENLE-KOCH
Suatu agent adalah penyebab penyakit , apabila ketiga syarat berikut dipenuhi :

1. Agent tersebut selalu dijumpai pada setiap kasus penyakit yang diteliti (necessary cause),
pada kenyataan yang sesuai

2. Agen tersebut hanya mengakibatkan penyakit yang diteliti, tidak menyebabkan penyakit
lain (spesifitas efek)

3. Jika agen diisolasi sempurna dari tubuh, dan berulang0ulang ditumbuhkan dalam kultur
yang murni, ia dapat menginduksikan terjadinya penyakit (sufficient cause)
MODEL DETERMINASI DENGAN MODIFIKASI
Jika spesifitas penyebab dan spesifitas efek terlalu sulit untuk
dipenuhi.

MODEL KAUSASI MAJEMUK


• Peran faktor-faktor penyebab dalam model kausalitas majemuk
bersifat kumulatif.

• Model yang menggambarkan relasi faktor-faktor penyebab


penyakit adalah :
a. Klaster Faktor Penyebab
b. Segitiga Epidemiologi
c. Jala-Jala Kausasi
d. Model Roda
a. KLASTER FAKTOR PENYEBAB
Merupakan konsep relasi faktor-faktor penyebab dan penyakit. Penyebab yang mencukupi
bukanlah faktor tunggal, tetapi sejumlah faktor yang membentuk sebuah kelompok

b. SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Merupakan relasi tiga komponen penyebab penyakit yaitu penjamu, agen dan lingkungan
dalam bentuk segitiga.

penjamu

agen
lingkungan
c. JALA-JALA KAUSASI
Dicetuskan oleh Mc Mahon dan Pugh.
Setiap efek (penyakit) tak pernah tergantung pada sebuah faktor penyebab, tetapi
tergantung pada sejumlah faktor dalam rangkaian kausalitas sebelumnya

d. MODEL RODA
Hubungan manusai dan lingkungan sebagai sebuah roda
Terdiri atas manusia dengan substansi genetik pada bagian intinya dan komponen
lingkungan biologi, sosial, fisik mengelilingi penjamu
Ukuran komponen roda bersifat relatif, tergantung problem spesifik yang
bersangkutan
KRITERIA KAUSALITAS

Baik pendekatan determinisme maupun probabilitas membutuhkan


pertimbangan yang mendalam untuk sampai pada keputusan
hubungan kausal.
Kriteria kausalitas yang dirumusakn oleh Brandford Hill adalah :

a. Kekuatan asosiasi
b. Konsistensi
c. Spesifisitas
d. Kronologi waktu
e. Efek dosis respons
f. Hipotesis yang masuk akal secara biologik
g. Koherensi bukti-bukti
h. Bukti-bukti eksperimen
i. Analogi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai