Anda di halaman 1dari 23

Inferesial kausal

Dr. H. Masriadi, S.K.M., S.Pd.I., S.Kg., M.Kes., M.H


Inferensi kausal
Inferensi kausal dalam epidemiologi adalah
hubungan statistik dalam asosiasi kausal, yg
dijelaskan dalam pengertian probabilistik
yaitu bahwa keberadaan faktor A (pajanan)
akan meningkatkan peluang terjadinya
faktor B (timbulnya penyakit).
Inferesial kausal
 Hubungan kausal memiliki atribut-atribut yaitu:
 Kausa-> sesuatu yang diasosiakan dengan
efeknya, yg muncul sebelum atau paling tidak
pada saat yg bersamaan dengan efek tersebut,
dan bertindak terhadap efeknya.
 Sebuah kausa dapat diharuskan tanpanya efek
tidak akan muncul dan/atau memadai
dengannya efek akan muncul walaupun tidak
ada atau ada faktor lain yang terlibat di
dalamnya.
Hubungan asosiasi
Hubungan asosiasi dalam epidemiologi
adalah keterikatan atau saling pengaruh
antara dua atau lebih variabel. Hubungan
tersebut dapat bersifat hubungan sebab
akibat maupun yg buka hubungan sebab
akibat.
Hubungan keterikatan adalah hub. Anta
variabel, jika ada perubahan pada variabel
yg satu (independent) maka akan
mempengaruhi variabel yg lainnya
(dependent).
Hubungan asosiasi kausal
Hubungan antara dua atau lebih variabel,
salah satu atau lebih diantara variabel
tersebut merupakan variabel penyebab
kausal (primer atau sekunder) terhadap
terjadinya variabel lainnya sebagai hasil
akhir dari suatu proese terjadinya penyakit.
Hubungan asosiasi bukan kausal PALSU

Hubungan asosiasi yg bersifat bukan


hubungan sebab akibat, dimana variabel
ketiga tampaknya mempunyai hubungan
dengan salah satu variabel yg terlihat dalam
hubungan kausal tetapi unsur ketiga ini
bukan faktor penyebab.
Dalam hubungan asosiasi bukan kausal, kita
dapat menjumpai berbaga bentuk hubungan
yg dipengaruhi oleh perjalanan waktu dan
akibat yg timbul
Hubungan semu
Hubungan antaa dua atau lebih variabel yg
bersifat semu (tidak benar) palsu yg timbul
karena faktor kebetulan atau karena adanya
bias pada metode penelitian/cara penilaian
yg dilakukan
Pendekatan kausalitas
Ada dua pendekatan untuk mengetahui
hubungan sebab akibat antara faktor yang
diteliti dan penyakit:
Pendekatan probabilitas
 Memberikan ruang terhadap kemungkinan
terjadinya kesalahan-kesalahan, baik yg bersifat
acak (sampling eror), bias maupun kerancuan
(confounding).
 Dalam pendekatan probabilitas digunakan teori
statistik untuk meyakinkan apakah terdapat
hubungan yg valid antara faktor penelitian dan
penyakit
 Penaksiran hubungan yg valid adalah penaksiran
hubungan yg lebih telah memperhitungkan faktor
peluang dan bias
Pendekatan determinasi
Hubungan antara variabel dependent
(penyakit) dan variabel independent (faktor
penelitian) berjalanan sempurna,
diasumsikan tidak terdapat satu jenis
kesalahan (eror) pun yg mempengaruhi sifat
hubungan kedua variabel itu.
Model determinasi murni

Faktor X Penyakit Y

 hubungan kausal antara faktor X (agent) dan


faktor Y (penyakit) memiliki bentuk yg konstan
(k), satu lawan satu sehingga satu faktor dapat
memprediksi kejadian satu faktor lainnya
dengan sempurna.
 Sebagai agent X dikatakan sebagai penyebab
penyakit Y, jika hubungan X dan Y memiliki
spesifitas akibat dan spesifitas penyebab.
Postulat Henle-Koch
 Suatu agent adalah penyebab penyakit, apabila
ketiga syarat berikut:
1. Agent tersebut selalu dijumpai pada setiap
kasus penyakit yg diteliti (necessary cause),
pada kenyataan yg sesuai
2. Agent tersebut hanya mengakibatkan penyakit
yg diteliti, tidak menyebabkan penyakit lain
(spesifitas efek).
3. Jika agen diisolasi sempurna dari tubuh dan
berulang-ualng ditumbuhkan dalam kultur yg
murni ia dapat menginduksikan.
Model determinasi dengan modifikasi

Jika spesifitas penyebab dan spesifitas efek


terlalu sulit untuk dipenuhi
Model kausasi majemuk
• Peran faktor-faktor penyebab dalam model
kausalitas majemuk bersifat kumulatif
• Model yg menggambarkan relasi faktor-
faktor penyebab penyakit adalah:
a. Klaster faktor penyebab
b. Segitiga epidemiologi
c. Jala-jala kausasi
d. Model roda
Klaster faktor penyebab
Merupakan konsep relasi faktor-faktor
penyebab dan penyakit. Penyebab yg
mencukupi bukanlah faktor tunggal, tetapi
sejumlah faktor yg membentuk sebuah
kelompok.
Segitiga epidmeiologi
Merupakan relasi tiga komponen penyebab
penyakit yaitu penjamu, agent dan
lingkungan dalam bentuk segitiga

Penjamu

Agent Lingkungan
Jala-jala kausasi
Dicetuskan oleh Mc Mahon dan Pugh
Setiap efek (penyakitI tak pernah tergantung
pada sebuah faktor penyebab, tetapi
tergantung pada sejumlah faktor dalam
rangkaian kausalitas sebelumnya
Model lain yang tidak menekankan agent sebagai penyebab tetapi lebih
melihat interaksi Host dan Lingkungan, sebagai berikut :

JARINGAN Mac Mahon (1960)

PENYEBAB

Esensi konsep ini efek tidak pernah bergantung pada sebab tunggal

Tetapi lebih dikembangkan dari hasil rangkaian


penyebab dimana setiap matarantainya
merupakan silsilah keturunan yang kompleks.
Keuntungan dari keragaman
penyebab

Memungkinkan untuk memuuskan


penyebaran dan perkembangan
penyakit dengan memotong mata
rantai pada titik yang berbeda.
Model Roda
• Hubungan manusia dan lingkungan sebagai roda
• Suatu pendekatan untuk melukiskan hubungan
manusia dengan lingkungannya. Roda
mengandung sebuah pusat (host atau manusia)
yang memiliki sifat genetik sebagai intinya
• Terdiri atas manusia dengan subtansi genetik
pada bagian intinya dan kompnen lingkungan
biologi, sosial, fisik mengelilingi penjamu
• Ukuran komponen roda bersifat relatif, tergantung
problem spesifik yg bersangkutan
Lingk. Sosial

Host
Inti genetik

Lingk. Biologi

Lingk. Fisik

Seperti pada model jaringan, model lingkaran juga menyiratkan


kebutuhan untuk mengenali faktor etiologi tanpa
mempertimbangankan agen penyakit

Namun bertentangan dengan Jaringan penyebab, model


lingkaran tidak menganjurkan penggambaran yang terpisah
antara faktor host dan lingkungan, sebuah perbedaan yang
berguna bagi analisi epidemiologi.
Kriteria kausalitas
 Baik pendekatan deteminisme maupun probabilitas
membutuhkan pertimbangan yg mendalam untuk sampai
pada keputusan hubungan kausal. Kriteria kausalitas yg
dirumuskan oleh Brandford Hill adalah:
a. Kekuatan asosiasi (strength of association)
b. Konsistensi (consistensy)
c. Spesifitas (specificity)
d. Kronologi waktu (temporality)
e. Efek dosis respon (biological gradient)
f. Plausabilty
g. Coherence
h. Experiment
i. Analogy
Bersambung…..

Lanjut Ke pertemuan berikutnya

Anda mungkin juga menyukai