Anda di halaman 1dari 17

KepadaYth :

Rencana Baca :
Tempat : Tugas Pendahuluan

WESTGARD RULES DALAM QUALITY CONTROL


Sherly Purnamawaty, Sheila Febriana, Rima Yuliati Muin
Bagian Ilmu Patologi Klinik FK UNHAS RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

I. PENDAHULUAN
Laboratorium klinik merupakan sarana kesehatan yang melakukan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan dari manusia untuk
keperluan penegakan diagnosa, pemberian terapi, pemantauan terapi serta
pengambilan keputusan lainnya. Klinisi maupun pasien mengharapkan hasil
laboratorium yang bisa diandalkan dan harga terjangkau sehingga menjadi tugas
laboratorium untuk menjaga mutu pemeriksaan dan hasil yang dikeluarkan.1,2
Upaya peningkatan mutu pemeriksaan laboratorium terdiri dari
pemantauan mutu eksternal (PME) dan pemantapan mutu internal (PMI).
Pemantapan mutu eksternal merupakan suatu program untuk menilai penampilan
pemeriksaan laboratorium secara periodik, serentak, dan berkesinambungan yang
dilakukan oleh pihak luar laboratorium (independen) dengan jalan
membandingkan hasil pemeriksaan laboratorium peserta terhadap nilai target,
sedangkan pemantapan mutu internal dilakukan oleh masing-masing laboratorium
untuk memastikan mutu pemeriksaan laboratorium yang dilakukan.3
Pemantapan mutu laboratorium meliputi Quality Assurance dan Quality
Control. Quality assurance adalah pengawasan outcome, mencakup masalah
yang lebih global berupa ketepatan, mengikuti perkembangan ilmiah, efektivitas
biaya dan pilihan pasien. Quality control merupakan pengawasan sistematis
periodik terhadap orang, alat, metode dan reagen. Quality control berfungsi untuk
identifikasi ketika suatu kesalahan terjadi sedangan quality assurance berfungsi
untuk mencegah kesalahan terjadi.1
Hasil pemeriksaan laboratorium ditentukan oleh beberapa tahapan yang
dilaluinya yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pra analitik meliputi
semua tahapan sebelum prosedur pemeriksaan dilakukan termasuk persiapan
penderita, pengambilan bahan, pengumpulan bahan, penyimpanan dan pengiriman
bahan. Faktor pra analitik ini sulit dipantau dan dikendalikan karena terjadi di luar

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 1


laboratorium. Tahap analitik adalah tahap dimana bahan pemeriksaan tersebut
diperiksa dengan menggunakan alat bantu maupun alat khusus yang dipakai untuk
membaca hasil pemeriksaan. Petugas laboratorium lebih mudah mengendalikan
faktor analitik yang umumnya dipengaruhi oleh reagen, alat dan prosedur
pemeriksaan. Tahap pemeriksaan yang terakhir adalah pasca analitik, terutama
meliputi hal administratif seperti penulisan dan pengiriman hasil pemeriksaan.
Komputerisasi dan otomatisasi dapat mengurangi kesalahan pasca analitik.
Quality Control di laboratorium merupakan langkah yang dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan pada tahap analitik.2

II. DASAR-DASAR STATISTIK DALAM QUALITY CONTROL


Quality control biasanya dilakukan dengan memeriksa bahan kontrol yang
telah diketahui rentang kadarnya dan membandingkan hasil pemeriksaan alat
dengan rentang kadar bahan kontrol tersebut. Idealnya harus diketahui nilai benar
(true value) dari kadar bahan kontrol yang digunakan namun sangat sulit untuk
mengetahui nilai benar tersebut. Oleh karena itu laboratorium cukup
menggunakan nilai yang dapat diterima (acceptable true value) sebagai patokan
baik buruknya pemeriksaan.1

Quality control dalam laboratorium klinik umumnya didasarkan pada


evaluasi statistik sehingga perlu diketahui beberapa dasar statistik untuk dapat
menginterpretasikan data kontrol yang didapat perlu.1

A. PRESISI DAN AKURASI

Presisi (ketelitian) adalah kemampuan untuk memberikan hasil yang sama


pada setiap pengulangan pemeriksaan. Presisi secara kuantitatif dinyatakan dalam
ukuran impresisi. Pemeriksaan dikatakan memiliki presisi yang tinggi apabila
pengulangan pemeriksaan terhadap sampel tersebut memberikan hasil yang sama
atau hampir sama (Gambar 1).1,3,4

Akurasi (ketepatan) adalah kemampuan untuk memberikan hasil yang


tepat sesuai dengan nilai benar dari suatu bahan (Gambar 1). Akurasi secara

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 2


kuantitatif dinyatakan dalam ukuran inakurasi. Inakurasi alat dapat dinilai dengan
melakukan pengukuran terhadap bahan kontrol yang telah diketahui kadarnya.
Perbedaan antara hasil pengukuran dengan nilai target bahan kontrol merupakan
indikator inakurasi yang disebut dengan bias dan dinyatakan dalam persen. Nilai
bias yang semakin kecil menunjukkan akurasi yang semakin tinggi.1,5

Pengukuran inakurasi dapat dilakukan dengan dua syarat yaitu harus


diketahui kadar bahan kontrol yang diukur dengan metode baku emas (gold
standard) dan bahan kontrol tersebut masih dalam kondisi baik sehingga kadar
substansi di dalamnya tidak berubah.1

Presisi dan akurasi tinggi Presisi dan akurasi rendah


Gambar 1. Presisi dan Akurasi
(Sumber :http://www.qcnet.com/Portals/50/PDFs/QCWorkbook2008_Jun08.pdf)

B. DISTRIBUSI GAUSSIAN

Sebaran data dalam quality control mengikuti bentuk distribusi Gaussian.


Bentuk distribusi Gaussian menggambarkan bahwa dalam melakukan
pengulangan pemeriksaan dari bahan yang sama tidak akan didapatkan hasil yang
selalu sama. Data pemeriksaan yang berbeda-beda tersebut apabila
dikelompokkan akan membentuk suatu kurva simetris dengan satu puncak yang
nilai tengahnya merupakan rata-rata dari data tersebut (Gambar2).1,5

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 3


Gambar 2. Kurva Distribusi Gaussian
(Sumber : http://de.werfen.com/~/media/IL%20Shared/Docs/Critical%20Care/
Literature/070%2020%20%2020Quality%2020Control%2020Practical%2020Application
s.pdf)

C. MEAN, STANDAR DEVIASI DAN KOEFISIEN VARIASI

Mean (Rata- rata) merupakan nilai yang diperkiraikan paling mendekati


nilai benar dari suatu bahan kontrol. Mean merupakan penjumlahan dari semua
nilai yang dibagi dengan banyaknya tes dilakukan dan dapat dihitung dengan
rumus:4,5,6


=

Keterangan :
= jumlah
Xn = masing-masing nilai dalam tes yang dilakukan
n = banyaknya tes yang dilakukan

Standar deviasi (SD) merupakan suatu nilai dalam statistik yang


menggambarkan seberapa dekat nilai yang satu terhadap nilai-nilai yang lainnya.

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 4


Istilah presisi sering digunakan untuk menyatakan standar deviasi, sedangkan
istilah impresisi digunakan untuk menyatakan jauhnya nilai yang satu terhadap
nilai-nilai lainnya. Tes dikatakan memiliki presisi yang tinggi apabila memiliki
standar deviasi yang rendah.1,4

Standar deviasi dapat dihitung dengan rumus:1,4,6

( )2
=
1
Keterangan :
SD = Standar Deviasi

X = mean
= jumlah
) = selisih antara masing-masing nilai dengan mean
(Xn X
n = banyaknya tes yang dilakukan

Koefisien Variasi merupakan suatu ukuran variabilitas yang bersifat relatif


dan dinyatakan dalam satuan persen. Nilai ini menggambarkan perbedaan hasil
yang diperoleh setiap kali kita melakukan pengulangan pemeriksaan pada sampel
yang sama dan dapat dihitung dari nilai mean dan SD. Koefisien variasi dapat
dihitung dengan rumus: 1,4,6

100%
=

Keterangan :
KV = Koefisien Variasi (%)
SD = Standar Deviasi
= mean
X

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 5


D. LEVEY-JENNINGS CHART

Levey Jennings chart merupakan grafik yang digunakan pada quality


control dimana sumbu x adalah hari/run dan sumbu y adalah kadar kontrol
(Gambar 3).1,4

Gambar 3. Contoh Levey Jennings chart untuk kontrol pemeriksaan Kalium


Keterangan : Sumbu x adalah nomor run; sumbu y adalah kadar kalium; Mean = 4,1 ; SD
(standar deviasi) = 0,1; kadar kalium selama 12 kali run diplot pada grafik.
(Sumber : http://www.qcnet.com/Portals/50/PDFs/QCWorkbook2008_Jun08.pdf)

Levey Jennings chart dibuat berdasarkan mean dan standar deviasi dari
kontrol yang akan digunakan. Batas peringatan berada pada 2SD dan batas
kontrol (penolakan) pada 3SD.5
National Commitee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS)
merekomendasikan standar deviasi yang akan dijadikan sebagai batas-batas pada
Levey Jennings chart dapat dihitung dari nilai-nilai kontrol yang didapat apabila
jumlah data yang terkumpul lebih dari atau sama dengan dua puluh data (dua
puluh run). Perkiraan mean dan presisi akan semakin tepat dengan semakin
banyaknya data yang terkumpul.7

E. JENIS JENIS KESALAHAN

Dalam analisa bahan / sampel tidak mungkin luput dari kesalahan-


kesalahan. Kesalahan yang dapat terjadi dalam tes di laboratorium antara lain :

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 6


1. Kesalahan Acak
Hasil pengukuran konsentrasi suatu zat pada kondisi dan sampel yang
sama mungkin berbeda. Hasil yang didapatkan akan berdeviasi satu sama lain.
Kesalahan acak diartikan sebagai semua penyimpangan (deviasi) dari nilai
yang diharapkan. Semua nilai yang menyimpang dari nilai mean dimasukkan
dalam kesalahan acak. Kesalahan acak tersebut ada yang bisa diterima
(acceptable error) yaitu yang berada dalam batas yang ditentukan (2SD) dan
ada kesalahan acak yang tidak bisa diterima (unacceptable error) yaitu yang
berada di luar dari batas yang ditentukan.4
Kesalahan acak seringkali disebabkan oleh hal-hal berikut :1
- Instrumen yang tidak stabil
- Variasi temperatur
- Variasi reagen dan kalibrasi
- Variasi teknik prosedur pemeriksaan : pipet, pencampuran, waktu
inkubasi
- Variasi operator / analis

2. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik dapat terlihat dari perubahan rata-rata nilai-nilai
kontrol. Perubahan ini dapat terjadi secara gradual yang terlihat sebagai trend
atau tiba-tiba yang terlihat sebagai shift.4

Trend diartikan sebagai peningkatan/penurunan gradual nilai-nilai kontrol


yang berurutan, sedangkan shift diartikan sebagai peningkatan / penurunan
tiba-tiba nilai-nilai kontrol yang berurutan terhadap nilai-nilai sebelumnya.
Trend dapat disebabkan misalnya oleh terkumpulnya debris yang terjadi
perlahan-lahan pada elektroda atau tabung sampel maupun reagen, reagen
yang berubah perlahan-lahan karena usia atau karena perubahan bertahap dari
sumber cahaya. Shift dapat disebabkan misalnya oleh perubahan tiba-tiba dari
temperatur ruangan, perubahan lot reagen, kalibrasi yang tidak tepat, dan
perubahan tiba-tiba dari sumber cahaya (Gambar 4).4

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 7


Gambar 4. Trend dan Shift
(Sumber :http://www.qcnet.com/Portals/50/PDFs/QCWorkbook2008_Jun08.pdf)

III. WESTGARD RULES


Pada tahun 1981 dr. James Westagard dari Universitas Wisconsin
mempublikasikan sebuah artikel tentang quality control laboratorium yang
menjadi dasar untuk mengevaluasi kualitas tes dalam laboratorium klinik.
Westgard rules terdiri dari enam aturan dasar. Aturan-aturan tersebut dapat
digunakan tersendiri atau kombinasi dengan aturan lainnya dalam menentukan
kualitas suatu tes.4
Aturan Westgard membagi pelanggaran yang terjadi menjadi kriteria
peringatan dan penolakan. Kriteria peringatan berarti peringatan akan
kemungkinan kesalahan acak atau awal kesalahan sistematik dan apabila tidak
terdapat hubungan dengan kontrol-kontrol sebelumnya, maka kontrol dapat
diterima dan hasil dapat dikeluarkan. Kriteria penolakan berarti hasil tidak dapat
dikeluarkan sampai masalah yang menjadi penyebab kesalahan dapat
diselesaikan.4,8

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 8


Aturan- aturan dasar dari Westgard yaitu :
1. Aturan 12s
Pelanggaran aturan 12s terjadi apabila nilai dari satu kontrol terletak di luar
2SD tetapi tidak melewati 3SD (Gambar 5). Aturan ini memberi peringatan
bahwa ada kemungkinan terjadi kesalahan acak ataupun kesalahan sistematik.
Pelanggaran terhadap aturan ini berarti nilai-nilai kontrol sebelumnya harus
diperhatikan apakah terdapat hubungan dengan kontrol tersebut dan jika tidak
didapatkan hubungan dengan kontrol sebelumnya, maka nilai kontrol dapat
diterima dan hasil pasien dapat dikeluarkan.8,9,10

Gambar 5. Aturan 12s


(Sumber : http://www.qcnet.com/Portals/50/PDFs/QCWorkbook2008_Jun08.pdf)

2. Aturan 13s
Pelanggaran terhadap aturan 13s terjadi apabila satu nilai kontrol terletak di
luar dari 3SD (Gambar 6). Pelanggaran aturan ini biasanya berarti terjadinya
kesalahan acak atau awal dari kesalahan sistematik yang cukup besar serta
merupakan kriteria penolakan.8,9,10

Gambar 6. Aturan 13s


(Sumber : http://www.qcnet.com/Portals/50/PDFs/QCWorkbook2008_Jun08.pdf)

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 9


3. Aturan 22s
Pelanggaran terhadap aturan 22s terjadi apabila dua nilai kontrol yang
berurutan terletak di luar 2SD pada sisi yang sama terhadap mean atau dua nilai
kontrol dari level yang berbeda sama-sama terletak di luar 2SD (Gambar 7).
Pelanggaran terhadap aturan ini merupakan tanda terjadinya kesalahan sistematik
dan merupakan kriteria penolakan.8,9,10

Gambar 7. Aturan 22s


(Sumber : http://www.qcnet.com/Portals/50/PDFs/QCWorkbook2008_Jun08.pdf)

4. Aturan R4s
Aturan ini hanya berlaku pada kontrol dengan dua atau lebih level yang
berbeda pada saat yang sama. Pelanggaran terhadap aturan ini terjadi apabila
selisih antara dua kontrol dari level yang berbeda pada saat yang sama lebih dari
empat kali SD (Gambar 8). Contoh pelanggaran aturan ini misalnya kontrol pada
salah satu level terletak diluar +2SD dan kontrol pada level lainnya terletak di luar
-2SD. Pelanggaran terhadap aturan ini menunjukkan terjadinya kesalahan acak
dan merupakan kriteria penolakan.8,9,10

Gambar 8. Aturan R4s


(Sumber :http://www.qcnet.com/Portals/50/PDFs/QCWorkbook2008_Jun08.pdf)

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 10


5. Aturan 41s
Pelanggaran terhadap aturan ini terjadi apabila empat nilai kontrol yang
berurutan terletak di luar 1SD pada sisi yang sama terhadap mean (Gambar 9).
Pelanggaran terhadap aturan ini merupakan tanda terjadinya kesalahan sistematik
dan merupakan kriteria penolakan.8,9,10

Gambar 9. Aturan 41s


(Sumber : http://www.qcnet.com/Portals/50/PDFs/QCWorkbook2008_Jun08.pdf.)

6. Aturan 10x
Pelanggaran terhadap aturan ini terjadi apabila sepuluh nilai kontrol yang
berurutan terletak pada sisi yang sama terhadap mean (Gambar 10). Pelanggaran
terhadap aturan ini merupakan tanda terjadinya kesalahan sistematik dan
merupakan kriteria penolakan.8,9,10

Gambar 10. Aturan 10x


(Sumber : http://www.qcnet.com/Portals/50/PDFs/QCWorkbook2008_Jun08.pdf.)

Aturan Westgard untuk kontrol dengan lebih dari satu level merupakan
modifikasi dari aturan dasar di atas. Modifikasi aturan Westgard yang sering
digunakan antara lain:

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 11


1. Aturan 2of32s
Aturan ini digunakan untuk kontrol dengan tiga level. Pelanggaran aturan
2of32s terjadi apabila dua dari tiga level kontrol terletak di luar 2SD pada sisi
yang sama terhadap mean (Gambar 11). Pelanggaran terhadap aturan ini
merupakan tanda terjadinya kesalahan sistematik dan termasuk dalam kriteria
penolakan.8

Gambar 11. Aturan 2of32s


(Sumber : https://www.westgard.com/mltirule.htm)

2. Aturan 31s
Aturan ini biasanya digunakan untuk kontrol dengan tiga level.
Pelanggaran aturan 31s terjadi apabila kontrol dari tiga level yang berbeda terletak
di luar 1SD pada sisi yang sama terhadap mean (Gambar 12). Pelanggaran
terhadap aturan ini merupakan tanda terjadinya kesalahan sistematik dan termasuk
dalam kriteria penolakan.8

Gambar 12. Aturan 31s


(Sumber : https://www.westgard.com/mltirule.htm)

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 12


3. Aturan 6x
Aturan ini biasanya digunakan untuk kontrol dengan tiga level.
Pelanggaran aturan 6x terjadi apabila dua kontrol berurutan dari tiga level yang
berbeda terletak pada sisi yang sama terhadap mean (Gambar 13). Pelanggaran
terhadap aturan ini merupakan tanda terjadinya kesalahan sistematik dan termasuk
dalam kriteria penolakan.8

Gambar 13. Aturan 6x


(Sumber : https://www.westgard.com/mltirule.htm)

4. Aturan 9x
Aturan ini biasanya digunakan untuk kontrol dengan tiga level.
Pelanggaran aturan 9x terjadi apabila tiga kontrol berurutan dari tiga level yang
berbeda terletak pada sisi yang sama terhadap mean (Gambar 14). Pelanggaran
terhadap aturan ini merupakan tanda terjadinya kesalahan sistematik dan termasuk
dalam kriteria penolakan.8

Gambar 14. Aturan 9x


(Sumber : https://www.westgard.com/mltirule.htm)

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 13


5. Aturan 7T
Aturan 7T digunakan di beberapa negara Eropa untuk melihat adanya
trend. Pelanggaran aturan 7T terjadi apabila tujuh kontrol yang berurutan
cenderung meningkat atau menurun (Gambar 15). Pelanggaran terhadap aturan ini
merupakan tanda terjadinya kesalahan sistematik dan termasuk dalam kriteria
penolakan.8

Gambar 15. Aturan 7T


(Sumber : https://www.westgard.com/mltirule.htm)

Westgard juga merancang suatu algoritma yang biasa disebut Westgard


Procedure Flowchart untuk memudahkan dalam menilai apakah kontrol diterima
atau ditolak (Gambar 16),.8,9,10

Gambar 16. Westgard Procedure Flowchart


(Sumber : http://de.werfen.com/~/media/IL%20Shared/Docs/Critical%20Care/
Literature/070%2020%20%2020Quality%2020Control%2020Practical%2020Application
s.pdf)

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 14


Tindakan yang harus dilakukan apabila kontrol tidak diterima atau terjadi
pelanggaran terhadap aturan Westgard yang termasuk kriteria penolakan dapat
dirangkum dalam skema berikut : (Gambar 17) 10

Penolakan kontrol

Ulang pemeriksaan dengan kontrol


Kontrol Masuk
yang sama

Penolakan

Ulang pemeriksaan dengan kontrol


baru Kontrol Masuk

Penolakan

Kalibrasi alat dan lakukan kontrol Kontrol Masuk


ulang

Penolakan

Gunakan kontrol dan kalibrator dengan


lot baru dan lakukan kalibrasi dan Kontrol Masuk
kontrol ulang
Penolakan

Maintanance alat (Teknisi)


Kontrol Masuk
dan lakukan kalibrasi dan kontrol ulang

Gambar 17. Skema Tindak Lanjut Penolakan Kontrol


(Modifikasi dari : Kaplan L.A, et all. Clincal Chemistry: Theory, Analysis, Correlation.)

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 15


IV. RANGKUMAN
Laboratorium klinik merupakan sarana kesehatan yang melakukan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan dari manusia untuk
keperluan penegakan diagnosa, pemberian terapi, pemantauan terapi serta
pengambilan keputusan lainnya. Upaya peningkatan mutu pemeriksaan
laboratorium terdiri dari pemantauan mutu eksternal (PME) dan pemantapan mutu
internal (PMI). Hasil pemeriksaan laboratorium ditentukan oleh beberapa tahapan
yang dilaluinya yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Quality
Control yang dilakukan di laboratorium merupakan langkah yang dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan pada tahap analitik.
Quality control dalam laboratorium klinik umumnya didasarkan pada
evaluasi statistik sehingga harus diketahui beberapa dasar statistik antara lain
presisi dan akurasi, mean dan standar deviasi, koefisien variasi, distribusi
Gaussian, jenis-jenis kesalahan dan pembuatan Levey Jennings chart.
Westgard Rules (aturan Westgard) merupakan aturan-aturan yang
digunakan untuk mengevaluasi kualitas tes dalam laboratorium klinik. Terdapat
enam aturan dasar dalam aturan Westgard ini dan beberapa modifikasi aturan
dasar ini yang dapat digunakan untuk kontrol dengan tiga level.
Aturan dasar Westgard yaitu aturan 12s, 13s, 22s, R4s, 41s dan 10x. Aturan
yang sering digunakan untuk kontrol dengan tiga level yaitu aturan 2of32s, 31s, 6x,
9x dan 7T. Tindak lanjut yang dilakukan apabila kontrol tidak diterima atau
terjadi pelanggaran terhadap aturan Westgard yang termasuk kriteria penolakan
yaitu dengan melakukan kontrol ulang dengan kontrol yang sama, kontrol ulang
dengan kontrol baru, kalibrasi dan kontrol ulang, kalibrasi dengan kalibrator dan
kontrol dengan lot baru serta maintenance alat. Tahapan-tahapan tersebut
dilakukan apabila kontrol tetap dalam kriteria penolakan.

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 16


DAFTAR PUSTAKA

1. Sukorini U, Nugroho DK, Rizki M, Hendriawan B. Pemantauan Mutu


Internal Laboratorium. Yogyakarta : Alfa Media Yogyakarta ; 2010.
2. Program nasional pemantapan mutu. Available from : http://ilki-
online.org/index6.html. Accessed August 30, 2015.
3. Wirawan R. Pemantapan Kualitas Uji Hematologik. Jakarta : Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2002.
4. Cooper, G. Basic Lessons in Laboratory Quality Control. Available from :
http://www.qcnet.com/Portals/50/PDFs/QCWorkbook2008_Jun08.pdf.
Accessed August 30, 2015.
5. Donosepoetro, Suhendra B, Nurwan. Pengantar Pemantapan Kualitas
Laboratorium Klinik. Jakarta : Boehringer Mannheim; 1992.
6. Dawson,S. Westgard Rules : The Nitty Gritty og Quality Control. Available
from :
http://www.hptn.org/Web%20Documents/HPTNMeeting2005/WestgardPrese
ntation02_16_05.pdf. Accesed August 30, 2015.
7. Raimondo, F. Quality Control Practical Aplication. Available from :
http://de.werfen.com/~/media/IL%20Shared/Docs/Critical%20Care/Literature
/070%2020%20%2020Quality%2020Control%2020Practical%2020Applicati
ons.pdf. Accessed August 30, 2015.
8. Westgard Rules and Multirules. Available from :
https://www.westgard.com/mltirule.htm. Accessed August 30, 2015.
9. Hanes, H. Wetsgard Rules Guidelines. Available from :
http://resources.psmile.org/resources/process-control/quality-control/Pro5.0-
10%20Guidelines%20to%20Westgard%20Rules%20.doc/. Accessed August
30, 2015.
10. Kaplan L.A, et all. Clincal Chemistry: Theory, Analysis, Correlation. 4th
edition. Missouri : Mosby. 2003. Chapter 21, Quality Control for the Clinical
Chemistry Laboratory; 379-401.

Tugas Pendahuluan Westgard Rules dalam Quality Control 17

Anda mungkin juga menyukai