100%(2)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
1K tayangan5 halaman
Laporan ini membahas quality control pada hematologi analyzer untuk memastikan ketepatan hasil pemeriksaan. Quality control meliputi pengawasan sistematis terhadap alat dan metode, pengukuran kinerja setiap tahap tes, serta perbaikan mutu berkelanjutan. Kontrol dilakukan sebelum dan sesudah running sampel, setelah pergantian reagen, dan bila ditemukan masalah akurasi. Tujuannya adalah mendeteksi perubahan sistem dan masalah signif
Laporan ini membahas quality control pada hematologi analyzer untuk memastikan ketepatan hasil pemeriksaan. Quality control meliputi pengawasan sistematis terhadap alat dan metode, pengukuran kinerja setiap tahap tes, serta perbaikan mutu berkelanjutan. Kontrol dilakukan sebelum dan sesudah running sampel, setelah pergantian reagen, dan bila ditemukan masalah akurasi. Tujuannya adalah mendeteksi perubahan sistem dan masalah signif
Laporan ini membahas quality control pada hematologi analyzer untuk memastikan ketepatan hasil pemeriksaan. Quality control meliputi pengawasan sistematis terhadap alat dan metode, pengukuran kinerja setiap tahap tes, serta perbaikan mutu berkelanjutan. Kontrol dilakukan sebelum dan sesudah running sampel, setelah pergantian reagen, dan bila ditemukan masalah akurasi. Tujuannya adalah mendeteksi perubahan sistem dan masalah signif
NIM : 1613353011 Kelas/Kelompok : T4 D IV / 9 (sembilan) Hari/Tanggal : Senin / 9 Desember 2019 Materi : Quality Control Hematologi Analyzer Tujuan : Untuk mengetahui quality control pada bidang Hematologi Analyzer Dasar Teori : Alasan utama pelanggan meminta pemeriksaan laboratorium yaitu: 1. Untuk memastikan/menunjang diagnosa penyakit 2. Memantau perjalanan penyakit 3. Memantau efektivitas pengobatan 4. Melakukan uji saring dan pencegahan (check up) 5. Penelitian Harapan pelanggan pada pemeriksaan di laboratorium adalah cepat, tepat, teliti, dab dapat dipercaya. Terdapat 5 Quality yaitu : 1. Quality Planning : Saat akan menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan di laboratorium, direncanakan dan dipilih : metode, reagen, alat, selain itu SDM dan kemampuan yang dimiliki oleh laboratorium. 2. Quality Laboratory proses : Membuat pedoman, petunjuk, dan prosedur tetap yang merupakan acuan setiap pemeriksaan laboratorium. Standar acuan ini digunakan untuk menghindari atau mengurangi terjadinya variasi yang akan memengaruhi mutu pemriksaan. 3. Quality Control : Pengawasan sistematik periodik terhadap alat dan metode. 4. Quality Assurance : pengukuran kinerja tiap tahap siklus tes laboratorium klinik (pra analitik, analitik, pasca analitik). 5. Quality Improvment : Dengan melakukan quality improvment, penyimpangan yang mungkin terjadi akan dapat dicegah dan diperbaiki selama proses pemeriksaan berlangsung. *Kesalahan pra analitik : 67-68% *Kesalahan analitik : Mulai dari insert ke alat *Kesalahan pasca analitik : validasi dan perhitungan Quality Control adalah semua kegiatan yang ditujukan unutk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Kriteria keandalan analitik meliputi : 1. Presisi (ketelitian, dilakukan dengan sampel yang sama, SD dengan CV) 2. Akurasi (ketepatan, SD/TV) 3. Sensitivitas analitik (kemampuan metode dalam mendeteksi dengan konsentrasi sekecil-kecilnya 4. Spesifitas analitik (kemampuan metode dalam mendeteksi oleh zat yang tidak dipengaruhi oleh bahan lain) Kriteria keandalan klinik : 1. Sensitivitas diagnosis 2. Spesifitas diagnostik 3. Positif diagnosa
Manfaat quality control secara teknik :
1. Mendeteksi adanya perubahan pada sistem operasional rutin 2. Mendeteksi dengan cepat adanya masalah yang signifikan 3. Memberikan alarm sendiri mungkin bisa terjadi kesalahan yang signifikan 4. Menjamin hasil laboratorium yanh dilaporkan mendeteksi “true value”/ nilai sebenarnya untuk membantu klinisi membuat keputusan suatu diagnosa
Manfaat quality control secara non teknik :
1. Mutu hasil pemeriksaan meningkat 2. Kepercayaan dokter terhadap laboratorium meningkat 3. Pimpinan laboratorium lebih mudah melakukan pengawasan 4. Meningkatkan kepercayaan dan moral petugas laboratorium
Quality control dilakukan ketika :
1. Sebelum running sampel pasien 2. Setelah mengganti reagen baru 3. Setelah maintenence (pencucian alat) 4. Jika ditemukan masalah terkait dengan akurasi nilai analisa Bahan kontrol untuk alat Hematology Analyzer : ADVIA : - 3 in 1 test post hematology controls -Strage : 2 – 8oC (dont freeze) -Stabilitas : Jika belum digunakan maka stabilitas sesuai dengan ED pada kit Troubleshoot QC : QC Troubleshoot
Control - No. Lot, ED, suhu penyimpanan, nilai rujukan,
sifat kontrol - Penyimpanan, pencampuran dan proses kontrol - Ganti kontrol baru dan reagen - Jika memungkinkan coba kontrol dengan Lot baru
Reagen - Perhatikan No. Lot ED dan kondisi penyimpanan
- Volume reagen - Lakukan maintance harian dan background - Jika diperlukan ganti dengan reagen baru lakukan prime Kalibrasi - Kapan terakhir kalibrasi dan kapan harus kalibrasi -Apakah faktor kalibrasi berubah
Lab. Environment - Suhu, kelembaba, listrik
Instrument -Cleaning/daily maintance
-Konfirmasi secara visual
Call Service Center
Alat dan Bahan : Skema Kerja : Hasil Pengamatan : Kesimpulan Berdasarkan materi diatas diketahui bahwa dalam suatu laboratorium perlu dilakukan quality control baik untuk petugas laboratorium maupun alat di dalamnya. Quality control yang dilakukan daintaranya ialah dengan melakukan melakukan pemantapan mutu internal maupun eksternal, assesment, penilaian dan audit. Semuanya dilakukan agar laboratorium sesuai dengan standar mutu yang sudah berlaku dan kecil kemungkinan terjadinya kesalahan.
Daftar Pustaka : Power Point Text (PPT) bu fitri