Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUUM QUALITY CONTROL

(KIMIA KLINIK)

Nama : Anisa Bella Amalia


NIM : 1613353011
Kelas/Kelompok : T4 D IV / 9 (sembilan)
Hari/Tanggal : Senin / 9 Desember 2019
Materi : Quality Control Kimia Klinik
Tujuan : Untuk mengetahui quality control pada bidang
Kimia Klinik
Dasar Teori :
Hasil dari pemeriksaan laboratorium klinik bisa berupa hasil pasien atau
hasil QC. Hasil ini bisa berupa angka (kuantitatif), semi kuantitatif, dan kualitatif
(hanya positif dan negatif). Jadi apakah QC itu? QC (quality control) atau kontrol
kualitas pada laboratorium klinik adalah proses statistika yang digunakan untuk
memonitor dan mengevaluasi proses analitik suatu pemeriksaan.
Hasil QC digunakan untuk memvalidasi apakah alat yang digunakan untuk
memeriksa sampel pasien bekerja baik sesuai dengan spesifikasinya dan
menghasilkan hasil laboratorium pasien yang dapat dipercaya. Begitu sistem alat
sudah divalidasi, maka hasil yang dikeluarkan bisa digunakan oleh klinisi untuk
tata laksana pasien, baik itu diagnosis, monitoring terapi, prognosis, atau rencana
terapi selanjutnya.
Praktik laboratorium yang baik membutuhkan pengerjaan QC masing-
masing pemeriksaan setidaknya tiap hari satu kali. Data hasil QC harian ini
dimasukkan ke dalam database, dibuat dalam bentuk grafik, dan digunakan untuk
memvalidasi sistem alat setiap hari.
Bahan atau produk QC idealnya dibuat dari cairan tubuh manusia,
sebagian besar adalah serum, yang kadar analitnya sudah diketahui. Sediaannya
bisa berbentuk cair atau lyophilized dan diperiksa dengan cara seperti pemeriksaan
sampel pasien. Berdasarkan nilainya, kontrol bisa dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Kontrol normal: kadar analit dalam rentang normal
2. Kontrol abnormal: kadar analit dibawah atau diatas rentang normal
Tujuan Quality Control :
1. Untuk menjamin ketepatan dan ketelitian/data valid
2. Untuk memberikan peringatan/alarm agar dapat mengetahui adakah
masalah pada alat
3. Untuk meminimalisir kesalahan atau penyimpangan
4. Memantau mutu hasil pemeriksaan
Indikator Mutu :
1. Akurasi
2. Presisi
3. Control chart
4. Total Eror Allowable (TEA)
5. Six sigma
PK : Menggunakan minimal 2 bahan kontrol (bahan kontrol asssay dan bahan
kontrol yang independent) dalam 1x running, seharusnyasetiap 8 jam sekali.
Karena agar kita dapat melihat performance dari 3 bahan kontrol tersebut untuk
mempertanggungjawabkan hasil.

Cara Kerja membuat bahan kontrol assay :


1. Dibuka tutup botol dengan hati-hati
2. Dipipet 5,0 ml ml aquadest
3. Dimasukkan ke dalam botol
4. Diamkan selama 30 menit
*Penyimpanan suhu freezer 4 minggu

Cara Kerja Running Control :


1. Dibuka tutup botol dengan hati-hati
2. Pastikan reagen tidak terkontaminasi, tidak terdapat gelembung udara,
oksidasi, dan berubah warna
3. Lakukan maintenence/pencucian pada jarum-jarum mrnggunakan alkali
acid
4. Perhatikan suhu pada waterbath
5. Perhatikan kuvet, jangan sampai ada jamurnya
6. Air yang digunakan tidak boleh mengandung mineral (karena akan
mengganggu proses pemeriksaan)
Jika terjadi kesalahan:
1. Tentukan kesalahan
2. Cari penyebabnya
3. Ulangi control
4. Cari penyelesaiannya
Alat dan Bahan :
Skema Kerja :

Hasil Pengaamatan :

Kesimpulan :
Berdasarkan materi diatas diketahui bahwa dalam suatu laboratorium perlu
dilakukan quality control baik untuk petugas laboratorium maupun alat di
dalamnya. Quality control yang dilakukan daintaranya ialah dengan melakukan
melakukan pemantapan mutu internal maupun eksternal, assesment, penilaian dan
audit. Semuanya dilakukan agar laboratorium sesuai dengan standar mutu yang
sudah berlaku dan kecil kemungkinan terjadinya kesalahan.

Daftar Pustaka :
 Power Point Text (PPT) bu wiria
 https://patologiklinik.com/2018/03/12/dasar-kontrol-kualitas-qc-
laboratorium-klinik/
Bandar Lampung, 9 Desember 2019
Praktikan Pembimbing

Anisa Bella Amalia Wiria Saputri, S.ST, M.Si

Anda mungkin juga menyukai