Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

REAKSI ION LOGAM TRANSISI

Nama : Reza Medi Yanti

NIM : 1612230041

Kelompok : 1 (satu)

Dosen : Lutfia Ulva Irmita, M.Pd

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UINIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH

PALEMBANG

2018
I. Judul Praktikum
Reaksi logam Ion Transisi
II. Tanggal Praktikum
Praktikum Penurunan Titik Beku dilakasanakan pada senin, 10
Desember 2018
III. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari reaksi antara ion logam transisi Fe2+, Fe3+, CO2+,
Ni2+, Cu2+, Zn2+, dengan larutan NaOH
2. Mempelajari reaksi antara
IV. Dasar Teori
Semua unsur Trasisi adalah logam. Kebanyakan berupa logam keras
yang menhantar panas dan listrik yang baik. Logam transisi memiliki
subkulit d yang tidak terisi penuh atau mudah menghasilkan ion-ion
dengan subkulit d yang tidak terisi penih. Hal tersebut menyebabkan
beberapa sifat khas, meliputi warna yang unik, pemebntukan senyawa
paramagnetik, aktifitas, katalik, dan terutama kecenderungan besar
untuk membentuk membentuk ion kompleks. Dalam hal ini kita akan
mempelajari beberapaa reaksi ion logam transisi dengan NaOH dan
NH3.

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi


pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada
Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat
memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-
unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas
katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc),
Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe),
Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan


unsur hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara
signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi
juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat
kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama
yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu
periode.

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki


keelektronegatifan yang lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun
Alkali tanah, sehingga kereaktifan unsur transisi tersebut lebih rendah
bila dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Sebagian besar unsur
transisi periode keempat mudah teroksidasi (memiliki E°red negatif),
kecuali unsur Tembaga yang cenderung mudah tereduksi (E°Cu = +
0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara teoritis, sebagian besar unsur
transisi periode keempat dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl)
menghasilkan gas hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi, pada
kenyataanya, kebanyakan unsur transisi periode keempat sulit atau
bereaksi lambat dengan larutan asam akibat terbentuknya lapisan oksida
yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini terlihat jelas pada
unsur Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif,
unsur ini sulit bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida
(Cr2O3) yang inert. Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam proses
perlindungan logam dari korosi (perkaratan).

Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi


periode keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed
packing). Akibatnya, unsur transisi tersebut memiliki kerapatan
(densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan Alkali maupun Alkali
Tanah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi
pada unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan
titik leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur
logam golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi
penguapan unsur transisi juga jauh lebih tinggi dibandingkan unsur
logam golongan utama.
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan
oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi
subkulit 3d dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi
melepaskan elektron pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation),
sejumlah elektron pada subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan
oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempat
adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur
transisi periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s2 3d7).
Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr3+, Mn2+,
Fe2+, Fe3+, Cu+, dan Cu2+, sedangkan bilangan oksidasi tinggi
ditemukan pada anion oksida, seperti CrO42-, Cr2O72-, dan MnO4–.

V. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Tabung Reaaksi
2. Rak Tabung Reaksi
3. Pipet Tetes
4. Gelas Ukur
5. Beaker Gelas
6. Spatula
7. Botol semprot
8. Batang Pengaduk
9. Kaca Arloji

B. Bahan
1. Aquadest
2. FeSO4(aq) / FeCl2(aq) 1 M
3. FeCl3(aq) 1 M
4. Co(NO3)2(aq) 1 M
5. NiCl2(aq) / NiSO4 (aq) 1 M
6. CuSO4(aq) 1 M
7. ZnCl2(aq) / ZnSO4 (aq) 1 M
8. NaOH (aq) 2 M
9. NH3 (aq) 1 M

VI. Prosedur Percobaan

Larutan FeSO4

- Dimasukan ke dalam

Tabung reaksi 1 Tabung Reaksi 2 Tabung reaksi 3 Tabung reaksi4

Ditambahkan Ditambahkan Ditambahkan Ditambahkan

Larutan ZnSO4 Larutan NaOH Larutan FeCl3 Larutan CuSO4

- Amati

Perubahan Warnanya

VII. Data Hasil Pengamatan

No Larutan Warna Larutan


1 FeSO4 + ZnSO4 Kuning Bening

2 FeSO4 + NaOH Hijau Lumut dan Terdapat Endapan

3 FeSO4 + FeCl3 Kuning Pekat

4 FeSO4 + CuSO4 Kuning Kebiruan

VIII. Reaksi
a. FeSO4 + ZnSO4 2ZnSO4 + Fe2

b. FeSO4 + NaOH Fe(OH)2 + Na2SO4

c. FeSO4 + FeCl3

d. FeSO4 + CuSO4

IX. Pembahasan
Pada pralktikum kali ini kami akan melakukan percobaan reaksi ion
logam transisi, pertama siapkan bahan yang akan diuji cobakan dan alat
yang akan digunakan. Masukan larutan FeCl3 tabung reaksi 1, lalu ke
dalam tabung reaksi 2, tabung reaksi 3 dan tabung reaksi 4. Setelah
masing-masing dimasukan larutan FeCl3 tambahkan larutan KSCN
kedalam tabung reaksi 1, NaOH kedalam tabung reaksi 2, tambahkan
larutan FeCl3 kedalam tabung reaksi ke 3, dan tambahkan larutan CuSO4
ke dalam tabung reaksi ke 4.
Di dadpat reaksi awal dari percobaan reaksi ion logam titrasi yang
pertama :
1. FeSO4 + ZnSO4 2ZnSO4 + Fe2
2. FeSO4 + NaOH Fe (OH)2 + NaSO4
Perbandingan praktikum yang kami lakukan dengan teori jauh
berbeda dengan hasil yang kami dapat. Warna yang kami dapat adalah
kuning bening, hijau lumut dan terdapat endapan, kuning pekat, kuning
kebiruan. Kami mendapatkan hasil yang berbeda dikarnakan FeCl3 yang
kami pakai sudah mengalami kadaluarsa, itulah mengapa hasil yang kami
dapat berbeda dengan yang ada pada dasar teori. Reaksi dengan NaOH
Pada dasarnya semua logam transisi dapat membentuk endapan jika
direaksikan dengan logam alkali. Endapan tersebut merupakan endapan
hidroksida. Berikut uraian beberapa reaksi logam transisi dengan NaOH.
Larutan FeCl3 diambil 1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi
lalu ditambahkan 2 tetes NaOH menghasilkan larutan berwarna jingga.
Namun, setelah ditambahkan NaOH berlebih sebayank 3 tetes terbentuk
endapan coklat kemerahan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa
besi (III) jika direaksikan dengan NaOH menghasilkan endapan coklat
kemerahan. Sehingga dapat dituliskan reaksinya sebagai berikut
Larutan NiCl2 yang berwarna hijau diambil 1 mL dan dimasukkan
dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes NaOH menghasilkan
larutan keruh dan endapan berwarna hijau. Setelah ditambahkan NaOH
berlebih sebanyak 3 tetes terbentuk endapan hijau (++). Hal ini sesuai
dengan teori bahwa Ni akan membentuk endapan berwarna hijau apabila
direaksikan dengan NaOH dan tidak larut dalam reagen berlebih.
Reaksinya dapat ditunjukkan sebagai berikut
Larutan CuSO4 yang berwarna biru diambil 1 mL dan dimasukkan
dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes NaOH menghasilkan
larutan berwarna biru keruh dan terbentuk endapan biru. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa Cu akan membentuk endapan berwarna biru apabila
direaksikan dengan NaOH. Setelah ditambahkan NaOH berlebih
sebanyak 3 tetes terbentuk endapan biru (++). Hal ini menunjukkan bahwa
logam Cu jika direaksikan dalam reagen alkali berlebih endapan tidak
larut

XI. Kesimpulan

1. Apabila ditambahkan dalam larutan garam Fe (II) akan


menghasilkan endapan putih besi (II) hidroksida, Fe(OH)2, bila tidak
terdapat di udara sama sekali.
2. Ligan dapat berupa ion ataupun molekul netral, dengan kemampuan
mono- ataupun multi- dentat. Bangun geometri yang umum bagi
senyawa kompleks adalah tetrahedron (bilangan koordinasi 4),
bujursangkar (bilangan koordinasi 4), dan oktahedron (bilangan
koordinasi 6).
3. Perubahan warna akibat perubahan bilangan oksidasi dari senyawa
logam transisi dapat diperoleh dengan melakukan pemanasan,
penambahan asam-basa kuat

DAFTAR PUSTAKA

Bongolz. 2009 .Unsur Transisi. (http://wordpress.com). Diakses pada Senin,


15 Desember 2018, Pukul : 20.00 WIB.
Darjito. 2009. Unsur-unsur Transisi Periode Pertama (Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co,
Ni, dan Cu). Malang: Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam: Universitas Brawijaya.

Poetra. 2009 .Unsur Golongan Transisi Periode Keempat.


(http://poetracerdas.blogspot.com). Diakses pada Senin, 15
Desember 2018, Pukul 20:00 WIB.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai