Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK II
Pembuatan ZnSO
4

25 April 2014



Disusun oleh :
Septiwi Tri Pusparini
1112016200035

KELOMPOK 3
Naryanto (1112016200018)
Faisal Amanillah (1112016200033)
Melinda Indana Nasution (1112016200037)
Raisya Soraya (1112016200038)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
I. ABSTRAK
Larutan ZnSO
4
dapat dibuat dengan mencampurkan lempengan zink kedalam
larutan CuSO
4
. Dalam percobaan digunakan lempengan zink yang berasal dari pelapis
baterai bekas. Larutan dapat dikatakan larutan ZnSO4 apabila larutan berubah menjadi
tidak berwarna dan terdapat endapan kecoklatan dari lempengan Zn.

II. PENDAHULUAN
Zink adalah logam yang putih-kebiruan; logam ini cukup mudah ditempa dan liat
pada 110-150C. Zink melebur pada 410C dan mendidih pada 906C. Logamnya yang
murni, melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali; adanya zat-zat pencemar atau
kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes
larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Reaksi zink dengan asam sulfat
pekat, panas, dilepaskan belerang dioksida:
Zn + 2H
2
SO
4
Zn
2+
+ SO
2
+ SO
4
2-
+ 2H
2
O
(G. Svhela, 1985:289).
Oksidasi merupakan suatu proses di mana bilangan oksidasi unsur bertambah dan
di mana electron terlihat di sisi kanan dari setengah-persamaan oksidasi. Reduksi
merupakan sutu proses di mana bilangan oksidasi unsur menurun dan di mana elektron
terlihat di sisi kiri dari setengah-persamaan reduksi. Baik setengah-reaksi oksidasi
maupun reduksi harus ada bersama-sama. Selanjutnya, jumlah keseluruhan elektron yang
menyangkut rekasi oksidasi harus sama dengan jumlah keseluruhan elekton yang
menyangkut proses reduksi (Petrucci, 2:1987).
Anggaplah kita mempertemukan sebuah lempengan metal misalnya seng, dengan
suatu ion-ion timah. Secara umum, aktivitas ion seng dalam fasa metal dan fasa larutan
akan berbeda, menyediakan tenaga yang mempercepat penghilngan atau perolehan Zn2+
melalui lempengan metal. Anggaplah atom-atom dari seng memasuki larutan. Elektron-
elektron tertinggal pada permukaan metal, dan larutan mendapatkan sebuah muatan
positif. Ion-ion seng juga cenderng meninggalkan larutan, tersimpan sebagai atom-atom
pada lempengan metal, dan pada akhirnya kesetimbangan pun terjadilah. Pada titik ini
terjadi pemisahan muatan, dan sebuah gaya elektrostatis atau selisih potensial telah
terbentuk pada pertemuan dari fasa padat dan fasa cair (Underwood, 250: 2009).
III. ALAT DAN METODE
Alat :
1. Gelas ukur
2. Gelas kimia
3. Neraca ohauss
4. Tang
5. Amplas
6. Kertas saring
7. Corong

Bahan:
1. 40ml larutan CuSO
4

2. Lempeng Zn (bekas baterai)

Langkah kerja:
1. Ambil 40ml larutan CuSO
4
masukkan kedalam gelas kimia
2. Amplas lempeng Zn
3. Timbang, masukkan kedalam larutan CuSO
4

4. Amati rekasi yang terbentuk, lakukan hingga larutan tak berwarna

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
40ml larutan CuSO
4
+ 4gr lempeng Zn Larutan berwarna putih dan timbul
gelembung gas. Lempeng Zn terurai
membentuk endapan berwarna oren
kemerahan. Lama kelamaan larutan
menjadi tak berwarna.

Persamaan Reaksi :
Zn (s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Zn (s) Zn2+(aq) + 2e-
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)
CuSO4(aq) + Zn(s) ZnSO4(aq) + Cu(s)

Dalam percobaan dilakukan pembuatan larutan ZnSO
4
dari larutan CuSO
4
dan
zink yang berasal dari baterai bekas. Sebelum lempengan zink dicampur dengan larutan
CuSO
4
, lempengan zink diamplas terlebih dahulu agar tidak menimbulkan endapan atau
pengotor lain dalam larutan ZnSO
4
yang akan dibuat. Kemudian dicelupkan kedalam
larutan CuSO
4
hingga larutan berubah menjadi tak berwarna.
Dalam pembentukan ini terjadi perpindahan ion-ion dari Cu dan zink. Dalam
praktikum terjadi reaksi oksidasi reduksi berlangsung secara serempak, di mana lempeng
Zn mengalami oksidasi dan ion Cu2+ mengalami reduksi. Hal ini terlihat karena lempeng
Zn lama kelamaan akan terkikis atau mengecil, sedangkan ion Cu2+ lama kelamaan akan
mengendap di atas lempeng Zn atau mengendap dalam larutan yang berupa endapan
kuning.
Setelah larutan benar-benar tak berwarna, maka hal ini menandakan bahwa
larutan ini merupakan larutan ZnSO4, maka ketika larutan ZnSO4 sudah terbentuk harus
segera dipisahkan dari endapan Cu, karena dikhawatirkan akan berekasi kembali dengan
lempeng Cu yang dapat mengakibatkan rekasi oksidasi dan reduksi terjadi lagi.
Berdasarkan pengamatan, semakin banyak lempengan zink yang dicampurkan, semakin
cepat terbentuk larutan ZnSO
4
.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Larutan ZnSO
4
dapat dibuat dengan mencampurkan lempengan zink kedalam larutan
CuSO
4

2. Terjadi reaksi oksidasi reduksi selama pembuatan larutan ZnSO
4
.
3. Larutan menjadi tak bewarna menandakan terbentuknya larutan ZnSO
4.

4. Semakin banyak lempengan zink yang ditambahkan dalam larutan CuSO
4
semakin cepat
terbentuk larutan ZnSO
4




VI. DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimi Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat-Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Svehla, G, 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka.
Underwood A.L dan JR. R.A. Day. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai