SMAN 3 Tangerang
Reaksi Redoks Spontan
1. Tujuan : Mengamati Reaksi Redoks Spontan
2. Teori Penunjang :
Deret Volta
Merupakan urutan unsur-unsur yang disusun brdasarkan data potensial reduksi.
Berikut ini unsur yang dapat dihapal berdasarkan urutan potensial reaksinya.
(LI,K,Ba,Ca,Mg,Al,Mn,Fe,Ni,Sn,Pb(H),Cu,Hg,Ag,Pt,Au)
Esel
Esel = E₊ - E₋
E₊ = potensial sel yang lebih positif
E₋ = potensial sel yang lebih negative
4. Langkah Kerja :
1) Siapkan 6 gelas kimia, beri nomor I,II,III,IV,V dan VI
2) Masukkan 5ml larutan CuSO₄ 0,1 M ke dalam gelas kimia I,II,III
3) Amplas terlebih dahulu semua logam sebelum dimasukkan
4) Masukkan sepotong lempeng logam Zn kedalam gela I, lempeng logam Al
kedalam gelas II,dan lempeng logam Fe ke dalam gelas III
5) Ukur suhu awal dan suhu selama reaksi berlangsung
6) Masukkan 5 ml larutan ZnSO₄ 0,1 M kedalam gelas kimia IV,V,VI
7) Masukkan sepotong lempeng logam Cu ke dalam gelas IV, lempeng logam Al ke
dalam gelas V dan lempeng logam Fe ke dalam gelas VI
8) Ukur suhu awal dan suhu selama reaksi berlangsung selama 5 menit
9) Catatlah semua perubahan yang terjadi
5. Data Pengamatan
6. Analisis Data
Pertama memasukkan logam Zn ke dalam larutan 15 ml CuSO4 O,1 M, yang berada
dalam gelas kimia. Sesaat setelah dimasukkan gelas kimia menjadi hangat, dan terdapat
endapan di gelas kimia. Pada reaksi kedua yaitu memasukkan logam Cu kedalam larutan 15
ml ZnSO4 0,1M yang berada dalam gelas kimia. Setelah didiamkan beberapa saat, tidak
terjadi apa-apa dalam larutan tersebut.
Zn yang dimasukkan ke dalam larutan CuSO4 akan mengalami reaksi seperti berikut :
Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu E0 = 1,1 V
Reaksi ini termasuk reaksi spontan, karena menurut deret keaktifan logam Cu berada
lebih karena dari pada Zn, sehingga dalam reaksi. Cu2+ tereduksi menjadi Cu dan Zn lebih kiri
mengakibatkan Zn teroksidasi menjadi ionnya yaitu Zn2+. Gelas kimia yang terasa hangat juga
menyatakan bahwa terjadi reaksi spontan dalam reaksi tersebut, yaitu adanya pelepasan
elektron dari Zn sehingga Zn menjadi Zn2+ dan penangkapan elektron oleh Cu2+ sehingga
menjadi Cu dan mengendap. Zn yang berubah warna itu sebenarnya bukan Zn tapi Cu yang
berubah dari larutan menjadi padatan (endapan) sedangkan Zn menjadi larutan ZnSO4. Itu
dibuktikan dengan endapan berwarna merah bata, warna khas dari tembaga. Adanya
gas/gelembung itu membuktikan bahwa telah terjadi reaksi kimia dari Zn dengan CuSO 4. Dan
kalau dilihat dengan kecepatan reaksinya pada saat praktikum maka nilai E0 selnya positif.
Logam Cu yang dimasukkan ke dalam larutan ZnSO4 mengalami reaksi karena potensial
reduksi Cu lebih besar daripada Zn. Jadi Cu tidak bisa dioksidasi oleh Zn 2+ menjadi Cu2+ dan Zn2+
tidak bisa direduksi oleh Cu2+ menjadi Zn, hal ini juga terlihat dari deret keaktifan logam, Cu
lebih mudah direduksi dibandingkan Zn. Agar bisa bereaksi diperlukan energi luar yaitu dengan
konsep elektrolisis. Maka nilai E0 selnya adalah negatif.
Dalam reaksi tersebut, Al teroksidasi menjadi ion Al2+ dan ion Cu2+ tereduksi menjadi logam
Cu. Setelah bereaksi, ion SO42- bergabung dengan Al menjadi AlSO4,sehingga diperoleh harga
E0 yang positif. E0 yang positif menunjukkan bahwa reaksi tersebut berlangsung
spontan.Sehingga, hasil percobaan sesuai dengan teori karena terjadi beberapa perubahan
yang menunjukkan reaksi tersebut berlangsung secara spontan. E0 Redoksnya adalah 2 volt.
Dalam reaksi tersebut, Al teroksidasi menjadi ion Al2+ dan ion Zn2+ tereduksi menjadi
logam Zn. Setelah bereaksi, ion SO42- bergabung dengan Al menjadi AlSO4,sehingga
diperoleh harga E0 yang positif. E0 yang positif menunjukkan bahwa reaksi tersebut
berlangsung spontan.Sehingga, hasil percobaan sesuai dengan teori karena terjadi beberapa
perubahan yang menunjukkan reaksi tersebut berlangsung secara spontan. E0 Redoksnya
adalah 0,9 volt.
Saat logam Fe dimasukkan, tidak terjadi perubahan apa-apa baik dilogam maupun
dilarutan.
Reaksi redoks antara logam dan asam berlangsung spontan bergantung pada mudah
atau sukarnya logam itu mengalami oksidasi (kuat atau lemahnya sifat
reduktor).Semakin ke kiri suatu unsur dalam deret Volta, sifat reduktornya semakin
kuat. Artinya, suatu unsur akan mampu mereduksi ion-ion unsur di sebelah kanannya,
tetapi tidak mampu mereduksi ion-ion dari unsur di sebelah kirinya.
LAMPIRAN
SEL VOLTA/SEL GALVANI
1. Tujuan : Menyelidiki komponen penyusun sel volta serta fungsi masing-masing
komponen dalam menghasilkan energy listrik
2. Teori Penunjang :
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen
yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron
yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galvani dan
sel elektrolisis.Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda, yang disebut katoda dan
anoda, dalam larutan elektrolit. Pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan
reaksi oksidasi terjadi pada anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi :
Alat :
Gelas 100 ml 4 buah
Rangkaian sel volta 1 set
Jembatan garam 1 buah
Volt meter 1 buah
Amplas
Bahan :
Larutan CuSO₄ 1 M
Larutan ZnSO₄1 M
Larutan Fe(SO₄)₃ 1 M
4. Langkah kerja
1. Buatlah rangkaian sel volta
2. Ikatkanlah pada ujung kabel logam Cu dan logam Zn pada ujung kabel
3. Siapakan dua gelas kimia masing0masing diisikan larutan CuSO₄ 1 M sebanyak 60 ml.
4. Celupkan elektoda Cu kedalam larutan CuSO₄ dan Zn kedalam larutan ZnSO₄, lalu
hubungkanlah kedua larutan itu dengan jembatan garam
5. Amati apakah lampu menyala?
6. Ukurlah beda potensial yang terjadi dengan menggunakan volt meter
7. Gantiah logam Zn dengan logam besi (Fe) dan larutan ZnSO₄ dengan larutan Fe₂(So₄)₃,
lakukanlah seperti langkah 2 s.d 6
8. Gantilah logam Cu dengan logam Zn dan ganti larutan CuSO₄ dengan larutan ZnSO₄,
lakukanlah seperti langkah 2 s.d 6
9. Catatlah semua hasil pengamatanmu?
5. Data Pengamatan
1. Warna larutan
Larutan Warna sebelum Warna sesudah Pengamatan lain
6. Analisis data
1. Percobaan 1
Cu dalam larutan CuSO₄ berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Zn
berfungsi sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi. Larutan CuSO₄ dan larutan ZnSO₄
sebagai elektrolit
Katoda : 2e⁻ + Cu²⁺ → Cu
Anoda : Zn → Zn²⁺ + 2e⁻
Reaksi sel : Cu²⁺ + Zn → Cu + Zn²⁺
2. Percobaan 2
Cu dalam larutan CuSO₄ berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Fe
berfungsi sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi. Larutan CuSO₄ dan larutan Fe₂(SO₄)
sebagi elektrolit
Katoda : 2e⁻ + Cu²⁺ → Cu
Anoda : Fe → Fe²⁺ + 2e⁻
Reaksi sel : Cu²⁺ + Fe → Cu + Fe²⁺
3. Percobaan 3
Fe dalam larutan Fe₂(SO₄)₃ berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan
Zn berfungsi sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi. Larutan Fe₂(SO₄)₃ dan larutan
ZnSO₄ sebagai elektrolit
Katoda : 2e⁻ + Fe²⁺ → Fe
Anoda : Zn →Fe²⁺ + 2e⁻
Reaksi sel : Fe²⁺ + Zn → Fe + Zn²⁺
7. Pertanyaan dan jawabannya
2. Perbedaan E°sel antara hasil percobaan dengan hasil hitungan teori (standar) terjadi
karena beberapa faktor, di antaranya kekurang telitian siswa dalam melaksanakan prosedur
dan kondisi alat-alat yang digunakan.
LAMPIRAN
ELEKTROLISIS
1. Tujuan : mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada elektrolisis larutan kalium
iodide (KI) dan larutan tembaga (II) sulfat (CuSO₄)
2. Teori penunjang
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian atas suatu larutan elektrolit yang telah dilaliri
oleh arus listrik searah. Sedangkan sel di mana terjadinya reaksi tersebut disebut sel elektrolisis. Sel
elektrolisis terdiri dari larutan yang dapat menghantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan sepasang
elektroda yang dicelupkan dalam elektrolit (larutan atau leburan). Pada sel elektrolisis, reaksi kimia
akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi listrik (arus listrik)
diubah menjadi energi kimia (reaksi redoks). Reaksi-reaksi elektrolisis bergantung pada potensial
elektroda, konsentrasi, dan over potensial dari spesi yang terdapat dalam sel elektrolisis.
Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut Katoda, sedangkan
elektroda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut Anoda. Katoda
adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi. Katoda
merupakan elektroda negatif karena menangkap elektron sedangkan anoda merupakan elektroda
positif karena melepas elektron. Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada sel elektrolisis sama
seperti pada sel volta, yaitu di katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan di anoda adalah
tempat terjadinya reaksi oksidasi. Akan tetapi, muatan elektronnya berbeda. Pada sel volta katoda
bermuatan positif dan anoda bermuatan negatif, sedangkan pada sel elektrolisis katoda bermuatan
negatif dan anoda bermuatan positif.
Macam-macam elektrolisis :
• Elektrolisis air
Jika arus listrik dilewatkan melalui 2 elektroda dalam air murni, tidak terjadi elektrolisis. Tetapi,
jika larutan CuSO4 / KNO3 ditambahkan air murni dengan konsentrasi rendah, akan terjadi
elektrolisis dan dapat menghantarkan arus listrik.
Elektrolisis mempunyai banyak keguanaan di antaranya yaitu dapat memperoleh unsur-unsur logam,
halogen, gas hidrogen dan gas oksigen, kemudian dapat menghitung konsentrasi ion logam dalam
suatu larutan, digunakan dalam pemurnian suatu logam, serta salah satu proses elektrolisis yang
popular adalah penyepuhan, yaitu melapisi permukaan suatu logam dengan logam lain. Sel
elektrolisis memiliki 3 ciri utama, yaitu :
• Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion – ion ini dapat memberikan atau menerima
elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui larutan.
• Ada 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
• Ada sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah (DC ).
4. Langkah Kerja
1. Rangkailah alat dan bahan seperti pada gambar dibawah ini
2. Lakukan proses elektrolisis larutan KI 0,5 M sampai terlihat perubahan pada kedua
elektroda
3. Dengan menggunakan pipet tetes,pindahkan larutan dari ruang katoda kedalam dua
tabung reaksi masing-masing ±1 ml
4. Tambahkan dua tetes indicator fenolfalein(PP) pada tabung I dan tambahkan larutan
amilum pada tabung II
5. Catatlah hasil pengamatan
6. Lakukan hal yang sama terhadap larutan diruang anode
7. Lakukan proses elektrolisis larutan tembaga(II) sulfat 0,5 M dengan cara yang sama
sampai terlihat perubahan pada electrode
5. Data Pengamatan
Elektrolisis larutan KI
Cairan Dari Perubahan selama Perubahan setelah Perubahan setelah +
elektrolisis +PP Amilum
Katode Terdapat gelembung Warna larutan -
di sekitar batang menjadi
karbon,berubah merah,terdapat
warna menjadi endapan
terang
Anode Larutan KI di bagian Warna menjadi Warna larutan
anoda berubah warna bening menjadi biru tua
menjadi kuning
terang
Elektrolisis KI
Hasil pengamatan menunjukkan perubahan warna pada larutan. Katoda ( – ) berwarna ungu dan
anoda (+) berwarna kuning. Hal ini menunjukkan reaksi menghasilkan larutan yang sifatnya basa
(reduksi H2O pada katoda). Sementara, pada elektroda, katoda dan anoda memiliki banyak
gelembung. Hal ini menunjukkan ada gas yang dihasilkan oleh katoda ataupun anoda. Katoda
menghasilkan gas hydrogen (reduksi H2O) dan anoda menghasilkan gas Iodin (Oksidasi 2I -).
Sebagaimana reaksinya :
A(+) : 2I - I2 + 2e
2H2O + 2I - 2OH - + I2
Elektrolisis CuSO4
Hasil pengamatan menunjukkan perubahan warna pada larutan. Katoda (-) berwarna kekuning –
kuningan dan pada anoda (+) berwarna jingga. Hal ini menunjukkan reaksi menghasilkan larutan
yang sifatnya asam (oksidasi H2O) pada anoda. Sementara, pada elektroda, katoda terdapat endapan
dan anoda tidak terdapat endapan (banyak gelembung). Hal tersebut menunjukkan, pada katoda
terjadi reduksi Cu2+ yang menghasilkan endapan Cu dan pada anoda terjadi oksidasi H2O yang
menghasilkan gas oksigen (O2).
Sebagaimana reaksinya :
Elektrolisis Na2SO4
Hasil pengamatan menunjukkan perubahan warna pada larutan. Pada katoda (-), berwarna ungu dan
pada anoda(+) tidak mengalami perubahan warna. Hal ini menunjukkan reaksi menghasilkan larutan
yang sifatnya netral. Basa pada katoda (reduksi H2O) + asam pada anoda (oksidasi H2O). Sementara,
pada elektroda, kedua – duanya menghasilkan gelembung, baik katoda maupun anoda. Hal ini
menunjukkan ada gas yang dihasilkan oleh katoda maupun anoda. Katoda menghasilkan gas
hydrogen(H2) (reduksi H2O) dan anoda menghasilkan gas oksigen (O2) (oksidasi H2O).
Sebagaimana reaksinya :
1. Zat apakah yang terjadi di ruang anode dari hasil elektrolisis pada larutan KI maupun
pada larutan CuSO₄ ? Jelaskan!
Pada larutan KI zat yang terjadi di ruang anoda I- dan pada larutan CuSO4 zat yang terjadi di ruang anoda
adalah SO42-
Ion yang terdapat di ruang katoda setelah elektrolisispada larutan KI adalah I-. Sedangkan ion
yang terdapat di ruang katoda larutan CuSO4 setelah dielektrolisis adalah ion So42-.
Pada larutan KI, Hasil pengamatan menunjukkan perubahan warna pada larutan. anoda (+)
berwarna kuning. Pada elektroda, katoda dan anoda memiliki banyak gelembung. Hal ini
menunjukkan ada gas yang dihasilkan oleh katoda ataupun anoda. Katoda menghasilkan gas
hydrogen (reduksi H2O) dan anoda menghasilkan gas Iodin (Oksidasi 2I -).
Sebagaimana reaksinya :
Katoda : 2H2O + 2e à 2OH – + H2
Anoda : 2I – à I2 + 2e
2H2O + 2I – 2OH – + I2
Pada elektrolisis CuSO4 hasil pengamatan menunjukkan perubahan warna pada larutan. Katoda
(-) berwarna kekuning – kuningan. pada elektroda ruang katoda terdapat endapan dan anoda
tidak terdapat endapan (namun banyak gelembung). Hal tersebut menunjukkan, pada katoda
terjadi reduksi Cu2+ yang menghasilkan endapan Cu dan pada anoda terjadi oksidasi H2O yang
menghasilkan gas oksigen (O2).
Sebagaimana reaksinya :
Katoda : 2Cu2+ + 4e à 2Cu
Anoda : 2H2O à 4H+ + O2 + 4e