Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


UNSUR-UNSUR LOGAM

NAMA : Najmi Fawwaz ‘Arifah


NPM : 2020210224
KELAS :C
TANGGAL : Selasa, 08 Desember 2020

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2020
I. Judul Percobaan
Unsur-unsur Logam

II. Tujuan Percobaan


1. Memahami sifat berbagai logam, terutama mengenai perbedaan
Kereaktifannya.
2. Memahami hubungan kereaktifan logam dengan letaknya pada
susunan berkala.
3. Membedakan logam besi dalam senyawanya.
4. Mengenal beberapa senyawa koordinasi dengan sifat-sifatnya.

III. Prinsip Percobaan


Prinsip dari percobaan ini adalah :
1. Memahami sifat fisik, sifat kimia dan kereaktifan berbagai logam.
Pada percobaan ini logam yang diuji coba adalah Mg, Zn, Fe, Sn,
Pb dan Cu dengan mencampurkan serbuk logam dengan larutan
pembanding tertentu kemudian ditambah aquades setetes demi
setetes.
2. Menentukan kereaktifan logam-logam terhadap air dengan
meletakkan sedikit potongan logam dalam tabung dan ditambah 5
ml air sehingga akan dihasilkan gas Hidrogen.
3. Menganalisa reaksi dan perubahan warna yang terjadi pada
masing-masing percobaan.

IV. Teori Singkat


Sebagian unsur dalam tabel periodik adalah logam. Dalam kimia,
sebuah logam adalah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation)
dan memiliki ikatan logam, serta kadangkala dikatakan bahwa ia mirip
dengan kation di awan elektron. Logam memiliki banyak sifat fisis
yang berbeda dari sifat fisika padatan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari
daya hantar dan sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh logam.
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat,
keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi.
Bijih logam ditemukan dengan cara penambangan yang terdapat dalam
keadaan murni atau bercampur. Bijih logam yang ditemukan dalam
keadaan murni yaitu emas, perak, bismut, platina, dan ada yang
bercampur dengan unsur-unsur seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon,
serta kotoran seperti tanah liat, pasir, dan tanah.
Unsur-unsur logam merupakan kelompok besar unsur pada
susunan berkala. Unsur-unsur ini umumnya mempunyai elektron
valensi yang relatif kecil, dan cenderung untuk mempunyai tingkat
oksidasi positif. Ada juga yang berada pada tingkat nol, yaitu sebagai
unsur bebasnya. Sebagai senyawa berbentuk oksida dan garamnya.
Garamnya dapat berupa garam normal, garam asam, garam basa, dan
garam kompleks. Garam kompleks ada yang mengandung kation
kompleks seperti [Cu(NH3)3]2+, anion kompleks seperti [Cu(Cl4)]2-
atau keduanya ion kompleks.
Ciri khas yang paling menyolok dari logam alkali dan alkali tanah
adalah kereaktifannya yang luar bisa besar. Kebanyakan orang tak
mengenal rupa logam-logam yang sangat umum seperti natrium,
kalsium, kalium. Karena logam-logam ini sangat reaktif sehingga
mereka tak terdapat sebagai unsur bila bersentuhan dengan air dan
udara. Tak satupun dari unsure golongan IA dan IIA terdapat di alam
dalam keadaan unsurnya. Semua unsur alkali terdapat dalam senyawan
alam sebagai ion dipositif. Logam alkali dan alkali tanan adalah zat
pereduksi yang sangat kuat karena begitu mudah kehilangan elektron.
Mereka mudah bergabung dengan kebanyakan unsur non logam.
Membentuk senyawa ion seperti halide, hibrida. Oksida, dan sulfida
(Keenan, 1992 : 153–154).
Kereaktifan logam alkali dan alkali tanah terhadap air berbeda-
beda. Logam alkali dan alkali tanah dapat bereaksi dengan air dan
membentuk senyawa basa dan gas H2. Dalam satu golongan dari atas
ke bawah jumlah kulit semakin bertambah dan mengakibatkan
kerapatan antar inti atom dan elektron kulit terluar semakin lemah dan
menyebabkan elektron kulit terluar mudah lepas. Hal-hal di atas
tersebutlah yang melatarbelakangi percobaan ini dilakukan.

V. Alat dan Bahan


Alat :
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Erlenmayer/ Gelas beaker
5. Spatula
6. Label

Bahan :

1. Logam Mg; Zn; Fe; Sn; Pb dan Cu.


2. Aquades
3. Etanol 90% – 96%
4. Larutan HCl
5. Larutan NaOH
6. Larutan FeSO4
7. Larutan CuSO4
8. Larutan H2SO4
9. Larutan KOH
10. Larutan Pb(NO3)2
11. Larutan KI
12. Larutan NH4OH
13. Larutan KCN
14. Larutan Na2S
15. Larutan Cu(NO3)2
16. Larutan Cd(NO3)2
17. Larutan Ni(NO3)2
18. Larutan Co(NO3)2
19. Larutan Fe(NO3)3
20. Larutan NH4CNS
21. Padatan Na2CO3
22. Padatan NaF
23. Serbuk ZnO
24. Serbuk CuO
25. Serbuk Cu(NH3)4SO4
26. Indikator PP (fenolftalein)
27. Etilendiamin

VI. Cara Kerja


A. Logam
1. Reaksi logam dengan udara
- Diambil lempeng-lempeng logam Mg; Zn; Fe; Sn; Pb dan
Cu.
- Diamati bentuk dan warna masing-masing logam tersebut.
- Dicatat dalam tabel pengamatan.
2. Reaksi logam dengan air
- Diambil sepotong atau sedikit logam Mg; Zn; Fe; Sn; Pb
dan Cu dengan spatula.
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5 mL
air. Air berlaku sebagai asam lemah.
- Diamati dan dicatat reaksi yang berlangsung yang ditandai
dengan keluarnya gas Hidrogen.
3. Reaksi logam dengan asam
- Diambil sepotong atau sedikit logam Mg; Zn; Fe; Sn; Pb
dan Cu dengan spatula.
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5 mL
air. Air berlaku sebagai asam lemah.
- Ditambahkan larutan HCl 1 M dan HCl 6 M secara
bertahap. Dimulai dari uji dengan larutan HCl 1 M.
- Diamati kereaktifan larutan dan kecepatan pembentukkan
gas masing-masing zat. Dicatat dalam tabel pengamatan.
4. Reaksi logam dengan senyawa logam lain
- Dibandingkan kereaktifan logam/serbuk Fe dan Cu.
Masing-masing dimasukkan ke dalam 5 ml CuSO4 0,1 M
dalam tabung reaksi.
- Diulangi percobaan pada logam/serbuk Fe dan Cu. Masing-
masing dimasukkan ke dalam 5 ml FeSO4 0,1 M dalam
tabung reaksi.
- Masing-masing percobaan dibiarkan berlangsung selama 15
menit.
- Diamati reaksi dan perubahan warna yang terjadi. Dicatat
dalam tabel pengamatan.

B. Senyawa logam
1. Reaksi oksida logam dengan asam
- Dimasukkan 2 g ZnO dan 10 mL H2SO4 3 M sedikit demi
sedikit ke dalam tabung reaksi.
- Larutan dalam tabung reaksi dipanaskan/dididihkan sampai
timbul Kristal-kristal seng sulfat (ZnSO4)
- Diaduk semuanya sampai larut.
- Diulangi percobaan menggunakan 2 g CuO dan 10 mL
H2SO4 3 M.
- Diamati perubahan warna dan reaksi yang lebih cepat
bekerja. Dicatat dalam tabel pengamatan.
2. Reaksi basa dengan asam
- Dilarutkan 5 g KOH padat dalam 5 ml H2O di dalam
erlenmayer/ gelas beaker 50 ml.
- Diaduk larutan tersebut lalu dibagi menjadi 2 bagian yang
sama dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan kira-kira 5 mL H2SO4 3 M, tambahkan
setetes fenolftalein (PP), lalu lanjutkan penambahan
H2SO4 tadi sedikit demi sedikit, sambil diaduk sampai
warna fenolftalein hilang.
- Diamati perubahan suhu, biarkan sampai timbul Kristal.
- Dicatat perubahan warna dan reaksi dalam tabel
pengamatan.
3. Reaksi metatesis
Pembentukan endapan :
- Dimasukkan ke dalam 2 tabung yang terpisah, 2 mL
Pb(NO3)2 0,1 M dan 2 mL KI 0,1 M, masing-masing
tambahkan 2 mL air, tuangkan salah satu larutan kepada
lainnya.
- Diaduk dengan cara menuangkan bolak-balik.
- Diamati pembentukan PbI2 saat larutan menjadi dingin.
- Dicatat perubahan warna dan endapannya dalam tabel
pengamatan.

Pembentukkan gas :
- Dimasukkan Na2CO3 padat dan HCl ke dalam tabung
reaksi.
- Diamati reaksi pembentukkan gas yang terjadi. Dicatat
warna dan reaksi dalam tabel pengamatan.

C. Senyawa koordinasi
1. Pembentukkan senyawa kompleks

Pembentukkan Cu(NH3)4SO4.5H2O

- Dibuat larutan jenuh CuSO4 dengan menambahkan air


kepada 0,5 g serbuk Cu(NH3)4SO4.5H2O.
- Kemudian larutan jenuh CuSO4 didekantasi ke dalam
tabung reaksi lain, dan ditambahkan 2 ml NH2OH pekat.
- Diamati perubahan warna yang terjadi.
- Diulangi percobaan yang sama, namun kali ini ditambahkan
larutan NH2OH encer.
- Diamati perubahan warna yang terjadi.
- Diulangi percobaan yang sama, namun kali ini ditambahkan
larutan NH2OH pekat ditambah air.
- Diamati perubahan warna yang terjadi.
- Diulangi percobaan yang sama, namun kali ini ditambahkan
larutan NH2OH pekat ditambah etanol 96%.
- Setelah etanol 96% ditambahkan, disaring dengan kertas
saring.
- Dicatat perubahan warna dan endapan yang dihasilkan dari
masing-masing percobaan dalam tabel pengamatan.

Pengamatan [CuCl4 ] 2-

- Dibuat larutan jenuh CuSO4 dengan menambahkan air


kepada 0,5 g serbuk Cu(NH3)4SO4.5H2O.
- Dimasukkan larutan jenuh CuSO4 ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan larutan HCl pekat.
- Diamati perubahan warna yang terjadi.
- Diulangi percobaan yang sama, namun dengan
ditambahkan HCl pekat + air.
- Diamati perubahan warna yang terjadi.
- Diulangi percobaan yang sama, namun dengan
ditambahkan HCl pekat + etanol 96%.
- Diamati perubahan warna yang terjadi. Dan dicatat dalam
tabel pengamatan.
2. Kelat
- Dimasukkan larutan 1 ml CuSO4 ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 5 tetes etilediamin ke dalam tabung.
- Diamati dan dicatat warna awal dan peubahan warna serta
reaksinya ke dalam tabel pengamatan.
3. Kestabilan kompleks
Pengaruh ukuran [Cd(CN)4 ]2- dan [Cu(CN)4 ]2-
- Dalam tabung yang berlainan, dimasukkan Cd(NO3)2 0,1 M
dan Cu(NO3)2 0,1 M.
- Kemudian ditambahkan 5 tetes NaOH 0,1 M ke tiap-tiap
tabung. Buatlah suatu campuran larutan Cd2+ dan larutan
Cu2+ , ditambahkan dengan NaOH 1 M.
- Diulangi percobaan tersebut, tetapi sebelum penambahan
NaOH, tambahkan dahulu KCN 1 M berlebih hingga larut.
- Diulangi percobaan diatas menggunakan Na2S
menggantikan NaOH.
- Diulangi percobaan tersebut tapi dengan mencampur kedua
larutan Cu(NO3)2 dan Cd(NO3)2 .
- Diamati perubahan warna dan dicatat reaksi dalam tabel
pengamatan.

Pengaruh Kelat

- Dimasukkan larutan Ni(NO3)2 0,1 M kedalam beberapa


tabung reaksi. Tabung ke-1 tidak ditambahkan apa-apa,
tabung ke-2 ditambahkan NH4OH berlebih dan tabung ke-3
ditambahkan 5 tetes etilendiamin.
- Setelah itu ditambahkan 5 tetes NaOH 0,1 M dan Na2S ke
masing-masing tabung tersebut.
- Diamati perubahan warna dan catat reaksi dalam tabel
pengamatan.
4. Kegunaan dalam analisa
Masking
- Dimasukkan larutan Co(NO3)2 dan Fe(NO3)3 ke dalam
tabung reaksi berbeda. Ditambahkan larutan jenuh
NH4CNS dalam etanol.
- Diulangi percobaan dengan sedikit menambahkan NaF
padat sebelum menambahkan NH4CNS.
- Diulangi percobaan, tetapi dengan campuran larutan
Co(NO3)2 dan Fe(NO3)3.
- Diamati perubahan warna, dicatat dalam tabel pengamatan

Catatan : Masing-masing tabung reaksi hasil percobaan diberi


label nama dan ditaruh pada rak tabung reaksi.
VII. Hasil Pengamatan
A. Logam
1. Reaksi logam dengan udara

Bentuk lempengan persegi, warna abu-abu

Bentuk padatan, warna abu-abu perak

Bentuk serbuk, warna Abu-abu kehitaman

Bentuk padatan, warna abu-abu perak

Bentuk kerikil kecil, warna abu-abu tua

Bentuk lempengan persegi, warna keemasan

Keterangan : Mg (Magnesium); Zn (Seng); Fe (Besi); Sn (Timah); Pb


(Timbal); Cu (Tembaga).

2. Reaksi logam dengan Air dan Asam

+ ++++ ++++ Sangat reaktif


– +++ +++ Reaktif

– ++ ++ Kurang reaktif

– – – Tidak reaktif
– – – Tidak reaktif
– – – Tidak reaktif
3. Reaksi logam dengan senyawa logam lain

CuSO4 Cu2+ + SO42-

CuSO4 + Fe FeSO4 + Cu
Tidak
CuSO4 + Cu bereaksi

FeSO4 Fe2+ + SO42-

Tidak
FeSO4 + Cu2+
bereaksi
Tidak
FeSO4 + Fe2+
bereaksi

B. Senyawa logam
1. Reaksi oksida logam dengan asam

Putih
ZnO Zn2+ + O2-

Tidak berwarna, ZnO larut


ZnO+H2SO4 ZnSO4+H2O
Hitam
CuO Cu2+ + O2-

Warna biru muda


CuO+H2SO4 CuSO4+H2O
2. Reaksi basa dengan asam

Tidak berwarna
KOH K+ + OH-

2KOH+ H2SO4
(tidak timbul Kristal)
K2SO4+2H2O

(timbul Kristal)
2KOH+ H2SO4
K2SO4+2H2O

3. Reaksi metatesis
a. Pembentukan Endapan

terbentuk
endapan
kuning

Pb(NO3)2 + 2KI PbI2 + 2KNO3

b. Pembentukan Gas

Na2CO3 + 2HCl
2NaCl + CO2 + H2O

Keterangan : Terbentuk gelembung


C. Senyawa koordinasi
1. Pembentukan senyawa kompleks
Pembentukan Cu(NH3)4SO4.5H2O

Reaksi :
 CuSO4 Cu2+ + SO42-
 NH4OH NH4+ + OH-
 CuSO4 + 2NH4OH(e) Cu(OH)2 + (NH4)2SO4
(endapan biru muda)
 CuSO4 + 2NH4OH(p) Cu(OH)2 + (NH4)2SO4
 CuSO4 + 4NH4OH + H2O [Cu(NH3)4SO4] + 5H2O
 CuSO4 + 2NH4OH + C2H5OH Cu(OH)2+(NH4)2SO4+C2H5OH
(terbentuk endapan biru keunguan)

Catatan : Larutan yang terdapat endapan adalah larutan yang tidak stabil
Pengamatan [CuCl4 ] 2-

Reaksi :
 CuSO4 Cu2+ + SO42-
 HCl H+ + Cl-
 CuSO4 + 2HCl H2SO4 + CuCl2
 CuSO4 + 2HCl + H2O CuCl2 + H2SO4 + H2O
(terjadi pengenceran)
 CuSO4 + 2HCl + C2H5OH CuCl2 + H2SO4 + C2H5OH

2. Kelat

CuSO4 Cu2+ + SO42-

C2H8N2 C2H4(NH2)2

CuSO4 + C2H8N2
[Cu(en)2 SO4]2-
3. Kestabilan kompleks
a. Pengaruh ukuran [Cd(CN)4 ]2- dan [Cu(CN)4 ]2-

Reaksi :
1. Cu(NO3)2 Cu2+ + 2NO3-
2. Cu(NO3)2 + 2KCN Cu(CN)2 + 2KNO3
3. Cu(NO3)2 + 2KCN(berlebih) Cu(CN)2 + 2KNO3
4. Cu(NO3)2 + 2KCN + 2NaOH Cu(OH)2 + 2NaCN + 2KNO3 3,4,5
(ada endapan biru) Larut
5. Cu(NO3)2 + 2KCN + Na2S CuS + 2NaCN + 2KNO3
6. Cu(NO3)2 + NaOH CuOH + Na(NO3)2
7. Cu(NO3)2 + Na2S CuS + 2Na(NO3)2 (ada endapan hitam)

Catatan : Larutan yang terdapat endapan adalah larutan yang tidak stabil
Reaksi :
1. Cd(NO3)2 Cd2+ + 2NO3-
2. Cd(NO3)2 + 2KCN Cd(CN)2 + 2KNO3 (ada endapan putih)
3. Cd(NO3)2 + 2KCN(berlebih) Cd(CN)2 + 2KNO3
4. Cd(NO3)2 + 2KCN + 2NaOH Cd(OH)2 + 2NaCN + 2KNO3
5. Cd(NO3)2 + 2KCN + Na2S CdS + 2NaCN + 2KNO3 (endapan kuning)
6. Cu(NO3)2 + NaOH CuOH + Na(NO3)2 (ada endapan putih)
7. Cu(NO3)2 + Na2S CuS + 2Na(NO3)2 (ada endapan jingga)

Catatan : Larutan yang terdapat endapan adalah larutan yang tidak stabil
Reaksi :
1. Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2
2. Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + 2KCN Cu(CN)2 + 2KNO3
3. Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + KCN(berlebih) Cu(CN)2 + 2NaCN + 2KNO3
4. Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + KCN + 2NaOH Cu(OH)2 + 2NaNO3
5. Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + Na2S CuS + 2NaNO3
6. Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + 2NaOH Cu(CN)2 + 2KNO3
7. Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + Na2S CuS + 2NaNO3

Catatan : Larutan yang terdapat endapan adalah larutan yang tidak stabil
b. Pengaruh kelat
4. Kegunaan dalam analisa
Masking

Co(NO3)2
Co2+ + 2NO3-
Co(NO3)2 + 2NH4CNS

Co(CNS)2 + 2NH4NO3

Co(NO3)2 + 2NaF

CoF2 + 2NaNO3

Fe(NO3)3
Fe3+ + 3NO3-

Fe(NO3)3+ 3NH4CNS

Fe(CNS)3 + 3NH4NO3

Fe(NO3)3 + 3NaF

FeF3 + 3NaNO3

Co(NO3)3 + Fe(NO3)2

Reaksi :
2. Co(NO3)2 + Fe(NO3)3 + 3NH4CNS Fe(CNS)3 + 3NH4NO3

3. Co(NO3)2 + Fe(NO3)3 + 3NaF FeF3 + 3NaNO3


VIII. Pembahasan
A. Logam
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat,
keras, penghantar listrik dan panas, mengkilat, dapat dibentuk menjadi
lempengan atau lembaran, bisa direntang atau ditarik menjadi kawat,
pada umumnya berwujud padat kecuali raksa (merkuri).
1. Reaksi logam dengan udara
Dalam pengamatan logam Mg berbentuk lempengan
persegi berwarna abu-abu, logam Zn berbentuk padatan berwarna
abu-abu perak, logam Fe berbentuk serbuk dengan warna Abu-abu
kehitaman, logam Sn berbentuk padatan berwarna abu-abu perak,
logam Pb seperti kerikil kecil dengan warna abu-abu tua, serta
logam Cu berbentuk lempengan persegi dengan warna keemasan.
Reaksi logam dengan udara disebut reaksi oksidasi. Reaksi
oksidasi adalah reaksi yang menaikkan bilangan oksidasi, melepas
atau mengurangi elektron dan menangkap oksigen. Reaksi oksidasi
yang terjadi pada permukaan logam umumnya disebut proses
korosi. Logam Fe dan Zn adalah logam yang mudah teroksidasi.
Jika logam-logam tersebut dibiarkan di udara terbuka maka
permukaannya akan menjadi kusam karena logam-logam tersebut
mudah bereaksi dengan air atau oksigen.
2. Reaksi logam dengan air
Hasil pengamatan pada logam Mg yang dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 ml aquades yang berlaku
sebagai asam lemah, menghasilkan gas H2 yang ditandai dengan
munculnya gelembung-gelembung dalam larutan.
Logam Zn juga menunjukkan reaksi yang sama dengan
logam Mg. logam Zn yang dimasukkan bersama air di dalam
tabung reaksi menghasilkan gas Hidrogen. Namun dalam jumlah
gelembung yang lebih sedikit.
Sedangkan logam Fe, Sn, Pb dan Cu tidak menunjukkan
adanya reaksi pembentukkan gas Hidrogen.
3. Reaksi logam dengan asam
Dari percobaan reaksi logam tehadap air, kemudian
dilakukan percobaan logam terhadap asam kuat dengan
menambahkan HCl 1 M dan HCl 6 M ke dalam larutan aquades
dalam tabung yang berbeda.

Menurut data pengamatan yang didapat, pada logam Mg


yang ditambahkan larutan HCl 1 M dan HCl 6 M menunjukkan
reaksi yang sangat reaktif, ditandai dengan banyaknya gelembung
gas H2 yang dihasilkan. Pada logam Zn yang ditambahkan larutan
HCl 1 M dan HCl 6 M menunjukkan hasil yang reaktif dengan
munculnya gelembung gas H2 banyak. Pada logam Fe yang
ditambahkan larutan HCl 1 M dan HCl 6 M menunjukkan hasil
yang kurang reaktif, gelembung gas Hidrogen yang dihasilkan
tidak banyak. Pada logam Sn, Pd dan Cu tidak menunjukkan hasil
yang reaktif, karena tidak ditemukan sedikutpun gelembung.

4. Reaksi logam dengan senyawa logam lain


Dalam percobaan ini logam yang dibandingkan adalah
logam Fe dan Cu. Logam tersebut dibandingkan kereaktifannya
dengan larutan 5 ml CuSO4 0,1 M dan FeSO4 dalam tabung reaksi
berbeda.
Data pengamatan yang didapat :
 CuSO4 sebelum reaksi berupa larutan berwarna biru
Reaksi : CuSO4 Cu2+ + SO42-
- Setelah ditambahkan dengan logam/serbuk Fe
(menjadi larutan berwarna hijau)
Reaksi : CuSO4 + Fe FeSO4 + Cu
- Setelah ditambahkan dengan logam Cu
(larutan tidak berubah warna, tetap biru)
Reaksi : CuSO4 + Cu tidak bereaksi
 FeSO4 sebelum reaksi berupa larutan berwarna kuning
kehijauan
Reaksi : FeSO4 Fe2+ + SO42-
- Setelah ditambahkan dengan logam Cu
(larutan tidak berubah warna)
Reaksi : FeSO4 + Cu2+ tidak bereaksi
- Setelah ditambahkan dengan logam/serbuk Fe
(larutan tidak berubah warna)
Reaksi : FeSO4 + Fe2+ tidak bereaksi

B. Senyawa Logam
1. Reaksi oksida logam dengan asam
Pada percobaan ini masing-masing serbuk ZnO dan serbuk
CuO dimasukkan ke dalam larutan 10 ml H2SO4 3 M. Setelah
serbuk logam dimasukkan, kedua tabung larutan dipanaskan sedikit
guna mempercepat reaksi. Didihkan sampai timbul Kristal-kristal
seng sulfat (ZnSO4).

Data pengamatan yang didapat :

 Serbuk ZnO berwarna putih, dimasukkan ke dalam larutan


H2SO4 yang kemudian dipanaskan. Serbuk ZnO larut dalam
asam sulfat dan menghasilkan larutan tidak berwarna.
Reaksi : ZnO+H2SO4 ZnSO4+H2O
 Serbuk CuO berwarna hitam, dimasukkan ke dalam larutan
H2SO4 yang kemudian dipanaskan dan dikocok kuat
menghasilkan larutan berarna biru muda.
Reaksi : CuO+H2SO4 CuSO4+H2O

2. Reaksi basa dengan asam


Pada percobaan ini, 5 g KOH padat dilarutkan dalam 5 ml
air. Maka terbentuklah larutan KOH yang tidak berwarna.
Reaksi : KOH K+ + OH-
Kemudian, ditambahkan 5 ml H2SO4 3 M dan setetes
indikator PP (fenolftalein). Ind PP berwarna merah muda, namun
setelah dicampurkan larutan KOH dan H2SO4 larutan menjadi tidak
berwarna. Dalam percobaan ini belum menimbulkan Kristal.

Reaksi : 2KOH+ H2SO4 K2SO4+2H2O


Kemudian, ditambahkan lagi H2SO4 sedikit demi sedikit
sampai timbul Kristal. Larutan tidak berwarna.

Reaksi : 2KOH+ H2SO4 K2SO4+2H2O

3. Reaksi Metatesis
Reaksi metatesis disebut juga reaksi pertukaran ganda atau
reaksi dekomposisi ganda. Reaksi metatesis melibatkan pertukaran
ikatan antara dua spesi kimia yang tak saling bereaksi yang
menghasilkan pembentukkan produk dengan jenis ikatan yang
sama. Jika pereksi adalah larutan senyawa ionic, bagian yang
bertukar adalah kation dan anion dari senyawa.
Dalam percobaan pembentukan endapan antara garam dan
garam, dibuat dulu larutan Pb(NO3)2 dan larutan KI dalam tabung
yang berbeda. Lalu ditambahkan 2 ml air ke dalam masing-masing
tabung.
Data pengamatan :
 Larutan Pb(NO3)2 , tidak berwarna
 Larutan KI , tidak berwarna

Kemudian, kedua larutan dicampurkan dengan menuangkan


salah satu larutan pada larutan lainnya.lalu diaduk dengan
menuangkannya bolak-balik secara bergantian sampai larutan
menjadi dingin dan PbI2 terbentuk.

Reaksi : Pb(NO3)2 + 2KI PbI2 + 2KNO3


Endapan : berwarna Kuning
Percobaan selanjutnya adalah pembentukan gas antara garam dan
asam. Dengan Na2CO3 sebagai garam (berwarna putih) dan HCl
sebagai asamnya. Reaksi : Na2CO3 + 2HCl 2NaCl + CO2 + H2O

C. Senyawa Koordinasi
1. Pembentukan senyawa kompleks
a. Pembentukan Cu(NH3)4SO4.5H2O
Pada percobaan ini, dibuat dulu larutan jenuh dari CuSO4.
Serbuk Cu(NH3)4SO4 sebanyak 0,5 g ditambahkan air.

Reaksi : CuSO4 Cu2+ + SO42-

Larutan CuSO4 mula-mula berwarna biru. Kemudian


ditambahkan NH4OH encer dan menghasilkan larutan berwarna
biru keruh dengan endapan biru muda.

Reaksi : CuSO4 + 2NH4OH(e) Cu(OH)2 + (NH4)2SO4

Dilakukan percobaan yang sama. Mula-mula larutan CuSO4


berwarna biru, kemudian ditambahkan NH4OH pekat dan
menghasilkan larutan berwarna biru tua.

Reaksi : CuSO4 + 2NH4OH(p) Cu(OH)2 + (NH4)2SO4

Dilakukan percobaan yang sama. Mula-mula larutan CuSO4


berwarna biru, kemudian ditambahkan NH4OH pekat dan air. Pada
proses ini terjadi reaksi pengenceran dan warna yang dihasilkan
adalah warna biru tua.

Reaksi : CuSO4 + 4NH4OH + H2O [Cu(NH3)4SO4] + 5H2O

Masih mengulang percobaan dengan mula-mula larutan


CuSO4 berwarna biru, kemudian ditambahkan NH4OH pekat dan
etanol 96% menghasilkan larutan berwarna biru tua dan endapan
berwarna biru keunguan.
Reaksi :
CuSO4 + 2NH4OH + C2H5OH Cu(OH)2+(NH4)2SO4+C2H5OH
Terakhir adalah penyaringan larutan CuSO4 dengan
NH4OH pekat dan etanol 96% menggunakan kertas saring. Pada
proses ini Kristal dicuci dengan etanol lalu disaring dengan kertas
saring dan dibiarkan sampai kering. Penyaringan menghasilkan
endapan berwarna biru keunguan.
Reaksi :
CuSO4 + 2NH4OH + C2H5OH Cu(OH)2+(NH4)2SO4+C2H5OH
Endapan : berwarna biru keunguan

b. Pembentukan [CuCl4 ]2-

Larutan CuSO4 mula-mula berwarna biru. Kemudian


ditambahkan HCl pekat sehingga menghasilkan larutan berwarna
hijau.

Reaksi :
- Awal : CuSO4 Cu2+ + SO42-
- Setelah ditambahkan : CuSO4 + 2HCl H2SO4 + CuCl2

Diulagi percobaan yang sama dengan larutan CuSO4 mula-


mula berwarna biru. Kemudian ditambahkan HCl pekat dan air
sehingga menghasilkan larutan berwarna hijau. Pada proses ini
terjadi proses pengenceran.

Reaksi : CuSO4 + 2HCl + H2O CuCl2 + H2SO4 + H2O

Diulagi percobaan yang sama dengan larutan CuSO4 mula-


mula berwarna biru. Kemudian ditambahkan HCl pekat dan
etanol 96% sehingga menghasilkan larutan berwarna hijau dan
tanpa endapan.

Reaksi : CuSO4 + 2HCl + C2H5OH CuCl2 + H2SO4 + C2H5OH


2. Kelat
Kelat adalah senyawa yang mengandung atom logam pusat
yang terikat pada ligan yang memiliki setidaknya dua atau lebih
lokasi donor. Oleh karena itu, kelat adalah keseluruhan kompleks
yang mengandung atom logam pusat dan ligan. Kompleks ini juga
dikenal sebagai kompleks koordinasi atau senyawa koordinasi.
Beberapa senyawa koordinasi memiliki dua atau lebih ligan yang
terikat pada atom logam pusat, tetapi kelat hanya memiliki satu
ligan.
Pada percobaan ini larutan CuSO4 berwarna biru diteteskan 5
tetes etilendiamin (tidak berwarna) sehingga menghasilkan larutan
berwarna ungu muda.

Reaksi : CuSO4 + C2H8N2 [Cu(en)2 SO4]2-

3. Kestabilan kompleks
a. Pengaruh [Cd(CN)4]2- dan [Cu(CN)4]2-
Pada percobaan ini larutan yang diuji adalah Cu(NO3)2 dan
Cd(NO3)2. Masing-masing larutan dibandingkan dengan larutan
KCN, KCN berlebih, NaOH, dan NaS. Pertama larutan Cu(NO3)2
dan Cd(NO3)2 dibandingkan dengan larutan-larutan di atas satu
persatu. Kemudian campuran larutan Cu(NO3)2 dan Cd(NO3)2
dibandingkan lagi dengan larutan pembanding di atas.

Data pengamatan :

Pada Cu(NO3)2
 Reaksi awal : Cu(NO3)2 Cu2+ + 2NO3- (berwarna biru)
 Setelah direaksikan dengan larutan lain :
- Cu(NO3)2 + 2KCN Cu(CN)2 + 2KNO3 (berwarna hijau)
- Cu(NO3)2 + 2KCN(berlebih) Cu(CN)2 + 2KNO3
(larut, tidak berwarna)
- Cu(NO3)2 + 2KCN + 2NaOH
Cu(OH)2 + 2NaCN + 2KNO3 (tidak berwarna)
- Cu(NO3)2 + 2KCN + Na2S CuS + 2NaCN + 2KNO3
(tidak berwarna)
- Cu(NO3)2 + NaOH CuOH + Na(NO3)2
(endapan berwarna biru)
- Cu(NO3)2 + Na2S CuS + 2Na(NO3)2
(endapan berwarna hitam)

Pada Cd(NO3)2
 Reaksi awal : Cd(NO3)2 Cd2+ + 2NO3- (tidak berwarna)
 Setelah direaksikan dengan larutan lain :
- Cd(NO3)2 + 2KCN Cd(CN)2 + 2KNO3
(ada endapan putih)
- Cd(NO3)2 + 2KCN(berlebih) Cd(CN)2 + 2KNO3
(larut, tidak berwarna)
- Cd(NO3)2 + 2KCN + 2NaOH
Cd(OH)2 + 2NaCN + 2KNO3 (tidak berwarna)
- Cd(NO3)2 + 2KCN + Na2S CdS + 2NaCN + 2KNO3
(endapan berwarna kuning)
- Cu(NO3)2 + NaOH CuOH + Na(NO3)2 (endapan putih)
- Cu(NO3)2 + Na2S CuS + 2Na(NO3)2 (endapan jingga)

Pada Cu(NO3)2 dan Cd(NO3)2


 Reaksi awal :
- Cu(NO3)2 Cu2+ + 2NO3- (berwarna biru)
- Cd(NO3)2 Cd2+ + 2NO3- (tidak berwarna)
- Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2
(berwarna biru muda)
 Setelah direaksikan dengan larutan lain :
- Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + 2KCN Cu(CN)2 + 2KNO3
(ada endapan hijau muda)
- Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + KCN(berlebih)
Cu(CN)2 + 2NaCN + 2KNO3
(larut, tidak berwarna)
- Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + KCN + 2NaOH
Cu(OH)2 + 2NaNO3 (larut, tidak berwarna)
- Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + Na2S CuS + 2NaNO3
(endapan berwarna kuning)
- Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + 2NaOH Cu(CN)2 + 2KNO3
(endapan berwarna biru muda)
- Cu(NO3)2 + Cd(NO3)2 + Na2S CuS + 2NaNO3
(endapan berwarna hitam)

b. Pengaruh Kelat
Pada percobaan ini, ligan senyawa kelat yang digunakan adalah
etilendiamin (en). Larutan yang diujicobakan adalah Ni(NO3)2
yang dibandingkan dengan larutan NH4OH berlebih, NaOH, Na2S,
dan Etilendiamin.
Data pengamatan :
larutan awal : Ni(NO3)2 = berwarna hijau muda
Setelah dicampurkan larutan lain :
- Ni(NO3)2 + NH4OH berlebih = berwarna biru keunguan
- Ni(NO3)2 + NaOH = berwarna Ungu
- Ni(NO3)2 + Na2S = endapan berwarna hitam
Setelah ditambahkan Etilendiamin :
- Etilendiamin = berwarna putih
- Ni(NO3)2 + etilendiamin = berwarna ungu
- Ni(NO3)2 + etilendiamin + NaOH = berwarna ungu
- Ni(NO3)2 + etilendiamin + Na2S = tidak berwarna

4. Kegunaan dalam analisa


Dalam percobaan kali ini, digunakan zat penopeng/
masking sebagai zat yang akan melapisi zat lain agar mengganggu
senyawa lain.
Dimulai dari larutan Co(NO3)2 yang berwana merah muda
dan Fe(NO3)2 yang berwarna kuning. Masing-masing larutan dalam
tabung terpisah, ditambahkan larutan jenuh NH4CNS ke dalamnya.
Diulangi percobaan dengan menambahkan sedikit NaF padat
sebelum menambahkan NH4CNS.
Data pengamatan :
 larutan Co(NO3)2
Reaksi awal : warna merah muda
Co(NO3)2 Co2+ + 2NO3-
Reaksi setelahnya : warna biru
Co(NO3)2 + NH4CNS Co(CNS)2 + 2NH4NO3
Reaksi dengan NaF : warna merah muda, tidak dimasking
Co(NO3)2 + NaF CoF2 + 2NaNO3
Co(NO3)2 + NaF + NH4CNS warna biru tua

 Larutan Fe(NO3)2
Reaksi awal : warna kuning
Fe(NO3)3 Fe3+ + 3NO3-
Reaksi setelahnya : warna merah darah
Fe(NO3)3+ 3NH4CNS Fe(CNS)3 + 3NH4NO3
Reaksi dengan NaF : tidak berwarna, termasking
Fe(NO3)3 + 3NaF FeF3 + 3NaNO3
Fe(NO3)2 + NaF + NH4CNS tidak berwarna

 Larutan Co(NO3)2 + Fe(NO3)2


Reaksi awal : warna orange
Co(NO3)2 + Fe(NO3)2 Co(NO3)3 + Fe(NO3)2
Reaksi setelahnya : warna merah darah
Co(NO3)2 + Fe(NO3)3 + 3NH4CNS Fe(CNS)3 + 3NH4NO3
Reaksi dengan NaF : warna merah muda
Co(NO3)2 + Fe(NO3)3 + 3NaF FeF3 + 3NaNO3
Co(NO3)2 + Fe(NO3)2 + NaF + NH4CNS warna biru tua
IX. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Logam-logam Mg, Zn, Fe, Sn, Pb dan Cu memiliki karakteristik
khas dan berbeda. Baik itu dari segi bentuk maupun warna.
2. Logam Mg, Zn dan Fe menunjukan hasil yang reaktif terhadap air
dan larutan HCl. Sedangkan logam Sn, Pb dan Cu tidak reaktif
terhadap air dan HCl.
3. Logam-logam dapat direaksikan dengan udara, air, senyawa asam,
dan senyawa logam lain. Dengan masing-masing menghasilkan
reaksi percobaan dengan kereaktifan dan perubahan warna yang
berbeda.
4. Senyawa koordinasi adalah senyawa yang mengandung satu atau
lebih ion kompleks dengan sejumlah kecil molekul atau ion di
seputar atom atau ion logam pusat, biasanya dari logam golongan
transisi.
5. Senyawa kelat adalah senyawa yang mengandung atom logam
pusat yang terikat pada ligan yang memiliki setidaknya dua atau
lebih lokasi donor. Kelat mengandung atom logam pusat dan ligan.
Kompleks ini dikenal juga sebagai kompleks/senyawa koordinasi.
6. Senyawa metatesis adalah reaksi pertukaran ganda atau reaksi
dekomposisi ganda yang melibatkan pertukaran ikatan antara dua
spesi kimia yang tak saling bereaksi yang menghasilkan
pembentukkan produk dengan jenis ikatan yang sama.
7. Senyawa Masking adalah senyawa yang melapisi ion logam
pengganggu dengan membentuk senyawa kompleks, sehingga
senyawa pengganggu tersebut mengalami perubahan warna.
8. Larutan yang menghasilkan endapan adalah larutan yang tidak
stabil.
X. Daftar Pustaka
1. Tim Dosen, 2020. “Penuntun Praktikum Kimia Dasar” Jakarta :
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.
2. Keenan, Charles W. dkk. Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1,
Ed. Ke6, Terj. Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Jakarta: Erlangga,
Tt.
3. Petrucci, R.H., 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.
4. www.academia.edu, (DOC) “Laporan Praktikum Kimia Bab V
Reaksi Reduksi Oksidasi”
5. Staff.uny.ac.id, (PDF) “Senyawa Koordinasi”

Jakarta, 08 Desember 2020

( Najmi Fawwaz ‘Arifah )


Lampiran

Logam Fe (besi) Logam (magnesium) Logam Pb (timbal)

logam Fe (besi) logam Sn (timah) Logam Mg (magnesium)

Logam Zn (seng) Logam Cu (tembaga) Logam Pb (timbal)

Deret volta

Anda mungkin juga menyukai