Anda di halaman 1dari 47

Praktikum Kimia Dasar I : Rekristalisasi

Pagi ini, saya pengin sedikit share untuk hasil Praktikum Kimia Dasar I yang berjudul Rekristalisasi. Biar lebih jelas,
apa sih rekristalisasi itu, dan bagaimana prosesnya, yuk kita langsung aja... :-)

I. JUDUL
REKRISTALISASI

II. TUJUAN
A. Mengenal cara melakukan rekristalisasi
B. Terampil melakukan rekristalisasi

III. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


No. BAGAN KERJA KETERANGAN
1. Garam dapur yang kotor + 5 ml akuades Garam dapur sebelum rekristalisasi
dilarutkan lalu menyaring larutan Warna : putih keruh, kotor
tersebut ke dalam cawan porselin Bentuk : kristal kasar
kemudian memanaskan larutan hingga Massa : lebih banyak
menguap di atas kompor listrik. Garam dapur setelah rekristalisasi
Selanjutnya, menyingkirkan kompor Warna : putih bersih
listrik dan membiarkan larutan hamper Bentuk : kristal halus
kering, lalu mengamati garam dapur Massa : lebih sedikit
yang terbentuk dan
membandingkannya.

IV. PEMBAHASAN
Rekristalisasi adalah suatu cara memisahkan atau memurnikan zat yang berupa Kristal dari kotorannya.
Percobaan ini bertujuan untuk mengenal cara melakukan rekristalisasi dan terampil dalam melakukan
rekristalisasi. Prinsip dasar yang dipakai dalam rekristalisasi adalah proses pemurnian suatu zat berbentuk
kristal dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan dalam pelarut pada suhu tertentu. Proses rekristalisasi
meliputi beberapa tahap yaitu pelarutan, penyaringan, pemanasan dan pendinginan.

Prinsip kerja dari percobaan rekristalisasi adalah pertama-tama mengambil gara dapur secukupnya lalu
melarutkan garam dapur ke dalam 5 ml akuades yang dilakukan di dalam gelas beker. Kemudian
menyaring larutan tersebut, filtrate yang diperoleh tersebut diuapkan dalam cawan porselin, hingga
menguap di atas kompor listrik. Selanjutnya, menyingkirkan kompor listrik dan mendinginkannya, dan
mengamati serta membandingkan kristal garam dapur yang terbentuk dengan kristal garam dapur semula.
Langkah selanjutnya, menimbang CuSO4 sebanyak 5,05 gram dan melarutkan CuSO4 ke dalam 25 ml
akuades, alu larutan tersebut disaring. Setelah itu, masukkan larutan tersebut ke cawan porselin dan
diuapkan hingga volume tinggal kurang lebih 10 ml. selanjutnya menyingkirkan kompor listrik dan
mendinginkan serta menunggu sampai semua filtratnya berubah menjadi kristal. Kemudian mengamati dan
membandingkan kristal CuSO4 yang terbentuk dengan CuSO4 semula.
Perbandingan garam dapur sebelum dan setelah rekristalisasi yaitu garam dapur yang belum
direkristalisasi berbentuk kristal yang kasar, bentuknya bongkah-bongkahan dan berwarna putih keruh atau
putih kotor. Sedangkan garam dapur setelah direkristalisasi berbentuk kristal yang halus, lebih lembut,
warnanya putih bersih dan massanya len=bih berkurang. Kristal CuSO 4 sebelum direkristalisasi yaitu
berbentuk kristal yang kasar, berwarna biru tua. Sedangkan kristal CuSO 4 yang sudah direkristalisasi
mempunyai bentuk yang lebih halus, berwarna biru muda, Nampak lebih bersih dan massanya lebih sedikit.
Rendeman CuSO4 = massa akhir X 100%
Massa awal

Reaksi-reaksi yang terjadi pada percobaan rekristalisasi yaitu


a. Reaksi rekristalisasi pada garam dapur (NaCl) :
NaCl (s) + H2O (l)  NaCl (aq)
NaCl (aq)  NaCl (s)
b. Reaksi rekristalisasi pada tembaga sulfat (CuSO4):
CuSO4 (aq) + H2O (l)  CuSO4 (aq)
CuSO4 (aq)  CuSO4 (s) (putih)
CuSO4 (aq)  CuSO4 . 5 H2O (s) (biru)

Garam dapur pada keadaan awal berupa kristal kasar dan bewarna putih keruh. Hal ini disebabkan karena
adanya kotoran-kotoran yang masih terkandung di dalamnya. Kemudian garam dapur dilarutkan dalam
akuades, disaring, dipanaskan dan didinginkan. Pada proses ini diperoleh kristal garam dapur yang putih
bersih dan lebih halus. Hal tersebut disesabkan karena garam dapur sudah dilarutkan dalam akuades dan
sudah memalui proses penyaringan. Fungsi penyaringan tersebut adalah memisahkan larutan dengan
kotoran yang ada di dalamnya. Pemanasan filtrate garam dapur dalam rangkaian proses rekristalisasi
menyebabkan merenggangnya molekul-molekul zat sehingga cairan yang dihasilkan lebih halus dan
lembut. Sedangkan massa dari garam dapur kurang. Hal ini disebabkan karena sebagian filtat menguaap
saat dipanaskan.
Perubahan warna yang terjadi pada saat pemanasan karena kotoran salam tembaga sulfat tersaring
sebelum pemanasan, sehingga warnanya lebih bersih dan dan berwarna biru muda. Tembaga sulfat sukar
larut karena titik jenuhnya lebih tinggi dibandingkan titik jenuh garam dapur. Pada saat proses pendinginan,
filtrat tembaga sulfat sukar mengkristal, hal ini disebabkan karena kurangnya proses pemanasan/
penguapan maka menyebabkan pelarut tidak sepenuhnya menguap. Sedangkan massanya berkurang dari
5,05 gram menjadi 4,82 gram, karena pada saat pemanasan, sebagian filtrate CuSO 4 menguap dan dalam
prosesnya saat pemanasan, terjadi percikan-percikan CuSO4 .Hal tersebut yang membuat massa
CuSO4 berkurang setelah rekristalisasi.
Dalam proses kristalisasi diperlukan pelarut yang baik agar hasil kristal yang didapatkan bisa berkualitas
baik pula. Syarat-syarat pelarut yang baik, antara lain :
a. Mempunyai titik didih relative rendah agar mudah terpisah dengan kristal murni
b. Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor.
c. Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal
d. Bersifat inert ( tidak mudah bereaksi dengan kristal)
e. Mudah dipisahkan dari kristalnya
f. Dapat melarutkan senyawa lain
g. Mempunyai daya larut yang tinggi
h. Berupa pemurni atau dengan kata lain pelarut biasanya berupa pemurni

V. KESIMPULAN
1. Rekristalisasi adalah salah satu cara untuk memisahkan atau memurnikan zat yang berupa kristal dari
kotorannya dengan dasar perbedaan kelarutan dalam pelarut dan pada suhu tertentu.
2. Proses rekristalisasi meliputi empat tahap yaitu :
a. Pelarutan
b. Penyaringan
c. Pemanasan
d. Pendinginan
3. Hasil percobaan
4. Reaksi-reaksi yang terjadi pada percobaan rekristalisasi yaitu :
a. Reaksi rekristalisasi pada garam dapur (NaCl) :
NaCl (s) + H2O (l)  NaCl (aq)
NaCl (aq)  NaCl (s)
b. Reaksi rekristalisasi pada tembaga sulfat (CuSO4):
CuSO4 (aq) + H2O (l)  CuSO4 (aq)
CuSO4 (aq)  CuSO4 (s) (putih)
CuSO4 (aq)  CuSO4 . 5 H2O (s) (biru)
5. Dalam proses rekristalisasi diperlukan pelarut yang baik, syarat-syarat pelarut yang baik yaitu mempunyai
titik didih yang rendah, bersifat inert, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal, mudah dipisahkan dari
kristalnya, dapat melarutkan senyawa lain, mempunyai daya larut yang tinggi.
6. Hal yangn mempengaruhi perbedaan kristal yang terbentuk baik garam dapur maupun tembaga sulfat
dengan kristal semula yaitu bahwa kristal lebih bersih (warna putih bersih untuk garam dapur dan berwarna
biru muda untuk tembaga sulfat) karena telah dilakukan proses penyaringan, berbentuk lebih halus dan
lembut dan merenggangnya molekul-molekul saat proses pemanasan, dan massanya berkurang dari
sebelumya karena ada beberapa zat filtrate yang menguap.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Iruan. 1987. Kimia. Bandung : Ganesa Exact
Brady, J.E. 1999. Kimia Universitas. New York : St. John University
Budi Haryo, Agus. 1994. Kimia Dasar I. Surakarta: UNS Press
Redjeki, Tri. 2007. Praktikum Kimia Dasar I. Surakarta : BPK Press.
Surakitri. 1989. Kimia I. Klaten : Intan Pariwara
Tim Dosen Praktikum Kimia Dasar I. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I. Surakarta : UNS Press
https://www.youtube.com/watch?v=r-GASPDUgz8&list=PL214B05CB2A65B59
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TERAPAN

PEMISAHAN

Kelompok : VIII

Penyusun : Tyas Hastya C M W (101411029)

Via Siti Masluhah (101411030)

Yuniar Widiyanti (101411031)

Yusuf Zaelana (101411032)

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

TEKNIK KIMIA

2011

I. TUJUAN

Tujuan dilakukannya praktikum ini ialah untuk mempelajari teknik-teknik pemisahan campuran zat-
zat didalam laboratorium.

II. DASAR TEORI

A. PENGERTIAN CAMPURAN DAN KLASIFIKASINYA

Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki sifat-sifat
zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dengan air, terlihat ada batas di antara kedua cairan tersebut.
Jika kita mencampur dengan alkohol, batas antara keduanya tidak terlihat. Minyak dan air membentuk
campuran heterogen.

Campuran heterogen adalah campuran yang tidak serbasama, membentuk dua fasa atau lebih,
dan terdapat batas yang jelas di antara fasa-fasa tersebut. Alkohol dan air membentuk campuran
homogen. Campuran homogen adalah campuran yang serbasama di seluruh bagiannya dan membentuk
satu fasa.

Contoh campuran heterogen :

 campuran tepung beras dengan air,


 campuran kapur dengan pasir,

 campuran serbuk besi dengan karbon.

Contoh campuran homogen :

 campuran gula atau garam dapur dengan air,

 air teh yang sudah disaring,

 campuran gas di udara.

Campuran homogen biasa disebut larutan. Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut
(solute) dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat berwujud padat, cair, dan gas.

1. Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada paduan logam. contohnya,
kuningan yang merupakan paduan seng dan tembaga.

2. Larutan berwujud cair. Contohnya, larutan gula dalam pelarut air.

3. Larutan dalam wujud gas. Contohnya, udara yang terdiri atas bermacam-macam gas, diantaranya adalah
nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida

B. METODE PEMISAHAN CAMPURAN

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan
suatu senyawa atau skelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan,
baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan
zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk
mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium).

Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks.

 Metode Pemisahan Sederhana

Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas
untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.

 Metode Pemisahan Kompleks

Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya penambahan bahan
tertentu,pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya
menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari pertambangan
memerlukan proses pemisahan kompleks.

Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk menghindari
kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak
berhasil. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk hidup, apakah
bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.

2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar.

3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas, mudah menguap,
kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya.

4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda dengan 96%.

5. zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.

6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.

C. DASAR-DASAR METODE PEMISAHAN

Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan sifat. Hal ini
dinamakan dasr pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :

1. Ukuran partikel

Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencmpur) dapat
dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat
pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat
yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan terhalang.

2. Titik didih

Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat dipishkan dengan
metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan
dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat
menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya
terlewati. Proses pemisahan dengan dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu
yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campuranya dengan baik, karena suhu selalu dikontrol
untuk tidak melewati titik didih campuran.

3. Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat selalu memiliki spesifikasi
kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut
B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut
nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan
eter.
Dengan melihat kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita
dapat memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran atau larutan
tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika
dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang
berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentasi
atau sentrifugasi. Namun jika dalam campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan,
maka digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.

5. Difusi
Dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur)
satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa
(baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga
diperoleh zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut
elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan
banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu
media agar yang disebut gel agarosa.

6. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada
permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran
renik atau organisme.

D. JENIS-JENIS METODE PEMISAHAN

1. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya
dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran
partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran
partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut.

Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair
kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut
residu. (ampas).

Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan
preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat
injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat
menggunakan kertas saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat
dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap.
Gambar 1. Filtrasi

2. Dekantasi

Dekantasi yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara dituang secara langsung.
Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat
cair yang tidak saling campur (suspensi).

Contoh: Pemisahan campuran air dan pasir.

Gambar 2. Dekantasi

3. Sentrifugasi

Sentrifugasi adalah pemisahan dengan menggunakan gaya putaran atau gaya sentrifugal. Partikel
dipisahkan dari liquid dengan adanya gaya sentrifugal pada berbagai variasi ukuran dan densitas
campuran larutan.

Pada operasi sentrifugasi dengan cara pengendapan, kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh :
kecepatan sudut (ω) disamping faktor-faktor lain seperti pada perhitungan kecepatan sedimentasi. laju
alir volumetrik umpan dipengaruhi oleh kecepatan sudut (ω), diameter partikel (Dp), densiti partikel dan
cairan, viskositas dan diameter tabung centrifuge.
Gambar 3. Sentrifugasi

4. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu
larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku.
Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.
Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-
mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan
menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan
pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi
(pengkristalan kembali)
Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil
sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental,
lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih
atau gula pasir.

Gambar 4. Kristalisasi

5. Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang
terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan
adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau
cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.

Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih
bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung
pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut
destilat, sedangkan sisanya disebut residu.
Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan
memurnikan air minum.
Gambar 5. Destilasi

6. Ekstraksi

Metoda ekstraksi pelarut didasarkan pada perbedaan kelarutan komponen campuran pada pelarut
tertentu dimana kedua pelarut tidak saling melarutkan.

Pelarut 1 Pelarut 1

Pelarut 2

Pelarut 1 Pelarut 1

Pelarur 2

+ Pelarut organik

( Pelarut 2)

Bila suatu campuran cair,m komponen A dan B, larut dalam air A tidak larut dalam kloroform
sedangkan B larut baik dalam kloroform. Maka untuk memisahkan campuran ini digunakan ekstraksi
pelarut dengan menggunakan pelarut kedua kloroform yang tidak saling melarutkan dengan air.
Komponen B akan larut dalam fasa kloroform sedangkan komponen A akan tetap dalam fasa air.

Untuk memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi rendah untuk
gugus pengotor lainnya.

2. Kelarutan pelarut organik rendah dalam air.

3. Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air.

4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun.

5. Mudah melepas kembali gugus yang terlarut didalamnya untuk keperluan analisa lebih lanjut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:

 Tipe persiapan sampel

 Waktu ekstraksi

 Kuantitas pelarut

 Suhu pelarut

 Tipe pelarut

Pembahasan :

Praktikum Pemisahan ini dilakukan agar praktikan memahami teknik-teknik pemisahan campuran
dengan baik dan benar. Pada praktikum ini dilakukan enam macam teknik pemisahan, yaitu sentrifugasi,
dekantasi, penyaringan/filtrasi, rekristalisasi, ekstraksi dan destilasi.

 Sentrifugasi, Dekantasi dan Penyaringan

Pemisahan sentrifugasi antara kapur dengan air dilakukan dengan variasi waktu yaitu 30 detik, 1
menit, dan 1,5 menit. Dalam sentrifuge, ketiga campuran diputar dengan kecepatan yang sama sehingga
dengan adanya gaya sentrifugal, partikel kapur akan mengendap. Dari hasil percobaan, air yang paling
bening dan menghasilkan endapan paling banyak adalah campuran yang diputar dengan waktu paling
lama. Semakin lama campuran diputar dalam sentrifuge, maka semakin banyak pula jumlah partikel kapur
yang mengendap dan larutan akan semakin bening. Hal ini dikarenakan semakin lama suatu campuran
disentrifugasi, maka akan semakin cepat proses sedimentasi yang terjadi dan semakin banyak pula
partikel padat yang mengendap.

Campuran kapur dan air juga dipisahkan secara dekantasi, dimana kapur yang tidak larut dalam
air akan terpisah dengan adanya gaya gravitasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh perbedaan berat jenis antara
kapur dan air. Kapur (CaCO3) yang memiliki berat jenis 2.83 gr/cm3 lebih besar dari berat jenis air (1
gr/cm3), sehingga kapur akan mengendap di bawah lapisan air. Dari hasil percobaan kapur yang
mengendap hanya sedikit dan cairan masih terlihat keruh, dikarenakan partikel kapur belum semuanya
mengendap.

Kedua hasil percobaan pemisahan diatas dibandingkan dengan hasil pemisahan secara
Penyaringan vakum, dimana campuran kapur dan air dipisahkan berdasarkan perbedaan tekanan.
Tekanan dalam labu filtrat dibuat lebih kecil dari tekanan udara/luar, sehingga cairan dalam campuran
akan tersaring secara cepat dan padatan kapur akan tertahan diatas kertas saring. Proses pemisahan
secara filtrasi vakum ini lebih cepat dan hasil pemisahannya lebih baik dibandingkan dengan hasil
pemisahan baik secara sentrifugasi dan dekantasi.

 Filtrasi dan Rekristalisasi

Dalam praktikum pemisahan secara filtrasi ini digunakan sampel garam dapur teknis/kotor
berwarna kekuning-kuningan yang dilarutkan menggunakan sedikit aquades. Kemudian larutan tersebut
disaring menggunakan kertas saring sehingga filtrat turun karena adanya gaya gravitasi dan zat pengotor
akan tertahan diatas kertas saring. Filtrat berupa larutan garam dapur lalu dipanaskan hingga kandungan
air dalam garam tersebut habis teruapkan. Sehingga diperoleh kembali garam murni yang berkualitas
lebih baik berwarna putih kristal dibandingkan dengan garam sebelum difiltrasi dan direkristalisasi yang
berwarna kekuning-kuningan dan kotor.

 Ekstraksi

Pada percobaan ekstraksi ini digunakan iod yang ditambahkan air dan kloroform sebagai pelarut.
Pencampuran antara iod, air dan kloroform menghasilkan dua fasa/lapisan, dimana lapisan bawah yang
berwarna ungu merupakan lapisan iod dalam kloroform sedangkan lapisan atas yang berwarna kuning
muda adalah iod dalam air. Kloroform berada di lapisan bawah karena berat jenis kloroform (1,49 gr/cm3)
lebih besar daripada berat jenis air (1,0 gr/cm3). Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa iodium lebih
banyak terlarut dalam kloroform dibanding dalam air. Hal ini disebabkan oleh sifat kloroform yang hampir
sama dengan sifat Iod daripada sifat air dengan Iod. Air bersifat polar sedangkan Iod dan kloroform
bersifat semipolar. Karena itu Iod lebih cenderung terdistribusi dan terlarut ke dalam kloroform dibanding
ke dalam air.

Dua lapisan tersebut kemudian dipisahkan dan pada lapisan air ditambahkan lagi kloroform agar
iod yang tersisa dalam air akan terlarut dalam kloroform (dilakukan sebanyak 5 kali), sehingga lapisan air
akan semakin bening yang menunjukkan bahwa tidak ada lagi kandungan iod dalam air.

 Destilasi

Percobaan destilasi ini dilakukan untuk campuran yang terdiri dari zat-zat berfasa cair-cair dan
dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih. NaCl memiliki titik didih 1465oC yang jauh lebih tinggi
daripada air (100oC) sehingga air akan lebih cepat membentuk fase uap, sedangkan NaCl tetap dalam fase
cair. Uap air terbentuk saat suhu 60oC dan ketika suhu 90oC uap air jenuh yang terbentuk dicairkan melalui
kondensor hingga terbentuk tetesan pertama pada labu destilat destilat berupa air murni.
Destilat berupa air murni yang dipisahkan dari larutan NaCl diuji menggunakan HNO3 dan AgNO3.
Hasil pengujian menunjukkan destilat tetap bening dan tak berwarna (tidak terbentuk endapan putih).
Hal ini membuktikan bahwa air terpisah secara murni dari larutan NaCl karena tidak ada lagi kandungan
ion Cl- dalam destilat yaitu air.

Destilasi merupakan cara pemisahan yang memberikan hasil pemisahan cair-cair yang terbaik

I. KESIMPULAN

1. Pemisahan dengan metoda sentrifugasi tergantung dari kecepatan putaran dan waktu/lamanya proses
sentrifugal

2. Pemisahan dengan metoda dekantasi dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan juga dipengaruhi oleh berat
patikel padatan

3. Pemisahan dengan metoda filtrasi dilakukan dengan menggunakan kertas saring dan penyaring buchner
(vakum).

4. Pemisahan dengan metoda destilasi merupakan pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didih.

5. Pemisahan dengan metoda ekstraksi berdasarkan perbedaan kepolaran dan kelarutan komponen.

6. Pemisahan dengan metoda rekristalisasi merupakan metoda untuk pemurnian suatu padatan (kristal)

7. Metoda pemisahan campuran cair-padat yang paling baik adalah metode rekristalisasi dan filtrasi

8. Metoda pemisahan campuran cair-cair yang paling baik adalah metoda destilasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/pemurnian-material/metoda-pemisahan-standar/

http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_pemisahan

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/sentrifugasi/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/destilasi/
PEMISAHAN

A. Tujuan:
1. Memisahkan zat padat dari zat cair
2. Memisahkan zat padat dari zat padat
B. Kajian Teori
Dalam praktikum kimia seringkali harus memisahkan suatu campuran menjadi zat
yang murni. Untuk pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara
tergantung pada wujud zat yang akan dipisahkan dari campuran tersebut yaitu:
1. Pemisahan zat padat dari zat cair
Pemisahan zat padat dalam zat cair dapat dilakukan berdasarkan larut atau
tidak zat padat tersebut dalam zat cair.Untuk zat padat yang larut dalam zat
cair dapat dilakukan dengan cara :
 Penguapan yaitu proses yang bertujuan menghasilkan uap,atau zat-zat lain
yang diinginkan.
 Kristalisasi yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara
mengkristalkan komponen tercampur dengan cara dipanaskan kemudian
didinginkan. Kristalisai dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair
dan zat padat yang saling larut.
 Destilasi yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang didasarkan
pada perbedaan titik didih pada komponen-komponen dari campuran tersebut
melalui pemanansan/pendidihan campuran. Destilasi dapat dilakukan untuk
memisahkan campuran zat cair dan zat cair yang berbeda titik didihnya.
Sedangkan, apabila zat padat tersebut tidak larut dalam zat cair maka
pemisahan dapat dilakukan dengan cara :
 Dekantasi yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara
dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran
zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur
(suspensi).
 Penyaringan yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan
mneggunakan filter (penyaring). Hasil filtrasi disebut filtrat sedangkan sisa
filtrasi disebut residu atau ampas. Filtrasi dapat dilakukan untuk memisahkan
campuran zat cair dan zat padat yang tidak saling larut.

2. Pemisahan zat padat dari zat padat


Untuk memisahkan zat padat dari zat padat dapat dilakukan dengan cara :
 Melarutkan dan menyaring
 Kristalisasi bertingkat
 Sublimasi yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang mudah
menyublim dengan cara penyubliman melalui pemanasan. Sublimasi dapat
dilakukan untuk memisahkan komponen campuran yang mudah menyublim.

C. Rancangan Percobaan

1. Gambar Rangkaian
Terlampir
2. Alat dan Bahan
Alat-alat : Bahan :
a. Gelas kimia a. CuSO4.5H2O
b. Gelas ukur 50 ml b. Garam dapur
c. Corong c. Kapur barus
d. Pembakar+kaki tiga d. Kapur tulis
e. Cawan penguapan e. Pasir
f. Kaca arloji
g. Kertas saring

3. Langkah-Langkah Percobaan
a. Memasukkan 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia yang berisi 10 ml air
kemudian diaduk sampai rata. Membiarkan pasir mengendap lalu menuangkan
larutan bagian atas.
b. Memasukkan 1 sendok bubuk kapur tulis ke dalam gelas kimia yang berisi 10
ml air lalu mengaduknya sampai rata. Menyiapkan corong dan kertas saring lalu
melakukan penyaringan.
c. Memasukkan 1 sendok garam dapur ke dalam gelas kimia yang berisi 10 ml air
, kemudian menyaring larutan garam tersebut dengan menggunakan kertas saring.
Menguapkan larutan garam hasil penyaringan di atas dalam cawan penguapan
hingga airnya habis.
d. Melarutkan 1 gram garam CuSO4.5H2O ke dalam 10 mL air. Menguapkan larutan
garam tersebut sehingga volumenya hampir habis , kemudian mendinginkan
larutan tersebut. Mengamati bentuk kristal yang terjadi.
e. Mencampurkan 1 sendok pasir,1 sendok garam dapur dan 10 ml air dalam gelas
kimia lalu mengaduk sampai menjadi larutan homogen. Memanaskan campuran ini
kemudian melakukan penyaringan. Sisa zat padat yang tertinggal dalam corong
cuci dengan air (kira-kira 5mL) dua sampai tiga kali. Air hasil penyaringan
dan air cucian dijadikan satu kemudian uapkan dalam cawan penguapan.
Menyisihkan pembakar apabila airnya hampir habis dan membiarkan air menguap
dengan sendirinya.
f. Memasukkan 1 gram kapur barus yang kotor (dikotori dengan pasir) ke dalam
cawan penguapan. Menutup cawan tersebut dengan kaca arloji yang berisi air.
Memanaskan perlahan-lahan sampai terbentuk kristal pada kaca arloji.
Mengumpulkan Kristal-kristal tersebut dan mengamati bentuk kristalnya.
g. Mencatat hasil pengamatan dari semua percobaan yang telah dilakukan.

D. Hasil Pengamatan

NO. PERLAKUAN PENGAMATAN


Sebelum Sesudah
1. Mencampur pasir sebanyak 1 sendok dengan aquades 10 mL Berupa pasir dan
air Terbentuk endapan pasir dan air menjadi keruh
2. Meghaluskan kapur tulis, mencampur bubuk kapur tulis dengan air, kemudian
menyaring campuran tersebut
Larutan kapur tulis yang berwarna merah Larutan berwarna bening
Residu:air
Filtrat:kapur tulis

3. Mencampur air dengan garam dapur. Menyaring larutan garam dapur, kemudian
menguapkan / memanaskan larutan garam Berupa larutan garam Terbentuk Kristal
garam yang halus
4. Melarutkan CuSO4.H2O ke dalam 10 mL air. Kemudian menguapkan / memanaskan
larutan CuSO4.H2O sampai volumenya hamper habis. Setelah itu mendinginkan
larutan Larutan CuSO4.H2O berwarna biru Terbentuk kristal lembut berwarna
hijau
5. a. Mencampur pasir, garam, dan air. Memanaskan campuran, kemudian
menyaring

b. Mencapur larutan garam dengan air hasil cucian pasir. Kemudian larutan
garam diuapkan / dianaskan Terbentuk campuran homogen antara pasir, garam dan
air

Terbentuk larutan Setelah disaring, dihasilkan


Filtrat :pasir
Residu: garam

Terbentuk endapan kristal garam


6. Mencampur kapur barus dengan pasir, kemudian menutup cawan dengan kaca
arloji yang di atasnya diisi air. Memanaskan campuran tersebut. Campuran
kapur barus dan pasir Terbentuk kristal kapur barus berwarna putih
E. Analisis Data

Dari percobaan yang kami lakukan terdapat beberapa cara untuk memisahkan zat
padat dari zat cair dan memisahkan zat padat dari zat padat. Pemisahan zat
padat dari zat cair terdiri dari:
a. Zat padat yang larut dalam air. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan cara:
 Penguapan, pada pemisahan garam dapur dari air.
 Kristalisasi, pemisahan garam CuSO4.5H2O dari air.
b. Zat padat yang tidak dapat larut dalam air. Pemisahan ini dapat dilakukan
dengan cara :
 Dekantasi, pada pemisahan pasir dari air.
 Penyaringan, pada pemisahan serbuk kapur tulis dari air.
Sedangkan pemisahan zat padat dari zat padat dapat dilakukan dengan cara:
 Kristalisasi bertingkat, pemisahan garam dapur, pasir dan air.
 Sublimasi, serbuk kapur barus yang dipanaskan di cawan penguapan.
Pada perlakuan pertama, dihasilkan endapan pasir, dan air yang berubah
menjadi keruh, hal ini dapat terjadi karena didalam pasir terdapat kumpulan
senyawa heterogen, sehingga ketika bercampur dengan air, air akan menjadi
keruh.
Pada perlakuan kedua, dihasilkan larutan yang berwarna bening, hal ini dapat
terjadi karena filtrate kapur tulis (berwarna merah) menempel pada kertas
saring sewaktu proses penyaringan, sehingga dihasilkan larutan berwarna
bening.
Pada perlakuan ketiga, dihasilkan kristal garam yang halus, hal ini dapat
terjadi karena, pada proses penguapan, air akan menguap, dan molekul-molekul
garam akan menggumpal, sehingga terbentuklah kristal garam.
Pada perlakuan keempat, dihasilkan Kristal berwarna hijau, hal ini dapat
terjadi karena sewaktu proses penguapan, kandungan air dalam CuSO4.H2O
menguap, sehingga menghasilkan kristal berwarna hijau.
Pada perlakuan kelima, pertama- tama dihasilkan larutan garam, hal ini dapat
terjadi karena pada proses penyaringan, filtrat pasir menempel pada kertas
saring. Setelah itu, ada proses kedua, dihasilkan kristal garam, hal ini
dapat terjadi karena pada proses penguapan, air akan menguap, dan molekul-
molekul garam akan menggumpal, sehingga terbentuklah kristal garam.
Pada perlakuan keenam, dihasikan kristal kapur barus, hal ini dapat terjadi
karena pada proses sublimasi, kapur barus menguap akibat pengaruh dari air
pada kaca arloji, dan menempel pada kaca arloji tersebut.
F. Simpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, kita dapat memisahkan zat padat dari
zat padat dan zat padat dari zat cair baik yang larut dalam air maupun yang
tidak dapat larut dalam air dengan cara :
o Penguapan
o Kristalisasi
o Destilasi
o Dekantasi
o Penyaringan
o Melarutkan dan menyaring

o Kristlisasi bertingkat
o Sublimasi
Setiap zat memiliki ciri-ciri tertentu dalam hal pemisahan, tergantung pada
wujud zat dan proses pembentuknya.

G. Daftar Pustaka

Tim kimia.2009.panduan praktikum kimia dasar 1.Surabaya:Unipress


http://www.kokojames.com/
http://www.google/kimiaku.com/
http://www.chemist.com/
http://www.abynoel.wordpress.com/

Diposkan oleh Farida Atma Dwi Desyanti di 02.46 Tidak ada komentar:
DISTILASI
DISTILASI

A. Tujuan

1. Memisahkan dan memurnikan zat cair


2. Menentukan titik didih zat cair

B. Kajian Teori

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat
dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.
Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya
perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari
Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-
lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-
4 Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa
kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang
relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang
memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh
Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap
anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang
bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan
jelas oleh Al-Kindi (801-873).[1]
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi
bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas,
dll. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan
helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol
dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.

C. Rancangan Percobaan

1. Gambar Rangkaian

2. Alat dan Bahan


Alat-Alat :
• Labu Distiasi
• Pendingin
• Thermometer
• Labu Erlemeyer
• Gelas Kimia
• Batu Didih
• Pembakar dan Kasa
• Klem dan Statif
• Gelas Ukur
• Selang
• Pipet Tetes
Bahan :
• NaCl padat
• AgNO3 0,1 M
• Akuades
3. Langkah-Langkah Percobaan
• Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
• Menyusun atau merangkai alat-alat percobaan distilasi
• Menyiapkan larutan yang terdiri dari 1 garam NaCl dan 100 mL akuades
• Mengisi labu distilasi dengan batu didih terlebih dahulu
• Mengisi labu distilasi dengan larutan NaCl
• Menjalankan air melalui kondensor
• Memanaskan labu distilasi hingga mendidih dan mengamati kenaikan temperature pada
thermometer
• Jika temperature telah konstan, dan didapat distilat  10 mL, maka distilasi dihentikan
• Membandingkan kemurnian antara distilat dan larutan mula-mula ( sebelum destilasi ) dengan
menggunakan larutan AgNO3 0,1 M dengan cara menyiapkan dua buah tabung reaksi, kemudian
mengisi tabung 1 dengan 5 mL larutan sebelum destilasi dan tabung 2 dengan 5 mL distilat.
Kemudian menambahkan AgNO3 0,1 M 1 tetes ke dalam masing-masing tabung reaksi
• Mengamati perbedaan yang terjadi pada ke dua tabung tersebut

D. Hasil Pengamatan

Suhu awal : 330 C


Suhu akhir/ Titik Didih : 970 C
No. Perlakuan Hasil
Sebelum Sesudah
1 Larutan NaCl + AgNO3 Jernih, bening Keruh (+ + +)
2 Larutan Distilat + AgNO3 Jernih, bening Keruh ( + )

E. Analisis Data

Setelah ditetesi dengan AgNO3 warna destilat hamper menyerupai warna NaCl, dari larutan awal
yang berwarna bening berubah menjadi keruh. Tetapi, warna distilat lebih jernih jika dibandingkan
dengan warna larutan NaCl. Hal ini menunjukkan bahwa kadar garam distilat kurang dari kadar
garam larutan NaCl.
NaCl + AgNO3  NaNO3 + AgCl
AgNO3 + H2O  AgNO3 (aq)

F. Diskusi
Pada percobaan yang telah kami lakukan, yaitu percobaan tentang distilasi atau penyulingan
terhadap larutan NaCl yang dipanaskan dalam labu distilasi. Namun, pada saat itu hasil yang kami
dapatkan dari penyulingan (distilasi) larutan NaCl terdapat kekeruhan setelah dicampurkan dengan
larutan AgNO3.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang sebenarnya, hasil distilat dari larutan NaCl yang dipanaskan
dalam labu distilasi seharusnya tidak berwarna (bening) setelah dicampurkan larutan AgNO3. Hal
tersebut disebabkan oleh suhu larutan yang dipanaskan tidak merata dengan baik di
permukaanlabu.

Penerapan dari proses percobaan ini harus sesuai dengan teori bahwa pada suatu larutan, masing-
masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Sehingga percobaan yang kami lakukan bisa
mendapatkan hasil yang sesuai teori. Dalam pelaksanaannya suhu larutan NaCl yang seharusnya
konstan (stabil) kurang dari 1000C sulit dilakukan karena pemanas/api yang digunakan tetap
berada di tempat yang sama dari awal hingga akhir percobaan. Dari percobaan tersebut, setelah
larutan NaCl mendidih (pada suhu kurang lebih 100 0C) komponen yang terlebih dahulu menguap
adalah air, kemudian akibat suhu yang tidak merata , maka komponen yang ikut menguap adalah
NaCl.

G. Simpulan

Berdasarkan hasil percobaan , maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Percobaan Distilasi yang telah dilakukan tidak dapat menghasilkan distilat berupa H2O. Dari
proses distilasi diperoleh larutan NaCl dengan kadar yang rendah.
2. Titik didih larutan NaCl adalah 980 C

H. Jawaban Pertanyaan

Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan distalat?
Hal ini dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan tekanannya jug tinggi , sehingga uap yang
dihasilkan banyak. Uap tersebut akan didinginkan dan berubah menjadi distilat. Jika uap yang
dihasilkan banyak, maka jumlah distilat yang dihasilkanpun banyak.

I. Daftar Pustaka

http//: www.chemist.com
http//: www.kimiaku.com
http//: www.wikipedia.com

Diposkan oleh Farida Atma Dwi Desyanti di 02.41 1 komentar:


Selasa, 07 April 2009

ASTRONOMI

· Susunan Tata Surya

Susunan tata surya terdiri atas sebuah matahari, delapan planet, satelit-satelit pengiring planet,
komet yang juga disebut bintang berekor, asteroid dan meteoroid. Susunan benda-benda langit
tersebut tampak seperti gambar ini.
Sebagian besar benda-benda langit anggota tata suya ini beredar atau berevolusi mengelilingi
matahari dengan lintasan edar berupa elips. Karena lintasannya berbentuk elips, maka dalam
setiap revolusinya, anggota tata surya ini pada suatu saat yang lain berada jauh dengan matahari.
Titik terdekat ke matahari disebut perihelium sedangkan titik terjauh disebut aphelium. Kecepatan
gerak planet dalam menempuh lintasan revolusinya tidak selalu tetap. Pada saat dekat dengan titik
perihelium kecepatannya lebih besar dibandingkan dengan pada saat planet tersebut di dekat
aphelium.

(1) MATAHARI
Matahari adalah sebuah bintang yang terdekat dari bumi. Jarak rata-rata bumi ke maahari adalah
149.600.000 km. Jarak ini disebut sebagai satu satuan astronomi (SA atau AU = astronomical unit).
Jarak benda-benda langit yang lain ke bumi biasa juga dinyatakan dalam satuan SA ini. Dalam tata
surya, matahari merupakan pusat dan penggerak anggota-anggotanya. Karena pengaruh gaya
gravitasi matahari, semua planet beredar mengelilingi matahari, demikin juga dengan benda langit
lainnya. Periode rotasi pada bagian ekuator adalah sekitar 34 hari, sedangkan rotasi di kutubnya
memerlukan waktu sekitar 27 hari. Perbedaan ini dikarenakan matahari berbentuk gas, sehingga
bagian ekuator dan bagian kutubnya mempunyai gerak yang berbeda.
Sumber panas dan cahaya matahari berasal dari reaksi fusi, yaitu penggabungan inti-inti unsur
hydrogen dan unsur helium pada suhu yang sangat tinggi. Suhu dipusat matahari sekitar 35 juta
derajat celcius. Panas ini merambat dari bagian dalam ke bagian luar bola matahari. Suhu di
permukaan adalah sekitar 6000 derajat celcius. Panas inilah yang dipancarkan ke ruang angkasa
hingga akhirnya mencapai permukaan bumi.

(2) PLANET
Kedudukan planet terhadap bintang-bintang tidak tetap. Secara umum, planet bergerak dari barat
ke timur, kecuali Venus dan Uranus. Bumi dan planet lain melakukan revolusi mengelilingi
matahari dengan periode yang berbeda. Setiap planet mempunyai periode rotasi dan revolusi yang
berbeda-beda.

(3) SATELIT
Satelit merupakan benda langit yang mengorbit planet. Satelit ada yang alamiah dan yang buatan.
Berikut table nama-nama satelit alamiah.
NAMA PLANET

NAMA SATELIT
Bumi Bulan
Mars Phobos, Deimos
Jupiter Metis, Adrastea, Amalthea, Thebe, Io, Europa, Ganymede, Callisto,
Leda,
Himalia, Lysithea, Elara, Ananke, Carme, Pasiphae, Sinope
Saturnus Pan, Atlas, Prometheus, Pandora, Epimetheus, Janus, Mimas,
Enceladus, Tethys, Telesto, Calypso, Dione, Helene, Rhea, Titan, Hyperion,
Iapetus, Phoebe
Uranus Cordelia, Ophelia, Bianca, Cressida, Desdemona, Juliet, Portia,
Rosalind, Belinda, Puck, Miranda, Ariel, Umbiel, Titania, Oberon
Neptunus Naiad, Thalassa, Despina, Galatea, Larissa, Proteus, Triton, Nereid

Inforrmasi Sains lainnya akan ditampilkan di halaman Web ini.


Always visit www.sic-yhantee.blogspot.com
Diposkan oleh Farida Atma Dwi Desyanti di 22.25 Tidak ada komentar:

Kamis, 12 Maret 2009


अअअ अअअ अअअअअअअअ अअअ अअअ
अअअ

Chika
Diposkan oleh Farida Atma Dwi Desyanti di 22.29 Tidak ada komentar:

My Diary
AriGatou....Thanks bwt kmu2 yang dah ng!ntipz BlogQw!Thanks a
lot GuyZZZZ....!
Aq nak k2 dre 2 b'saudara,wlo aq nak bungsu,tapi aq g manja
ko...!
kata k2kQ aq Tue...:Ramah,Supel,PD(harus itu),rajin,Pinterr and
MoetZZZ bangetzzz....!(thanks kak)
kata Tmn2q aq tuE...!PD,enak di ajak ngomong,rajin,baek hati dan
tidak sombong...(thanks guyZZz)
nah,karna ntu smua,tmen2q+k2kq nyaranin biar aq jwadi
manTuX SBY.....Hwehe..hehe..(klo boleh ya ga papa):)
kEeP CutEeee....
Diposkan oleh Farida Atma Dwi Desyanti di 22.08 Tidak ada komentar:
Beranda

Soal dan Jawaban Kimia dasar


Tugas Kimia Dasar aq.... semoga bermanfaat ^_^

1. Mencermati proses pembuatan garam dapur yang dilakukan oleh petani garam Desa Teja Kula, jelaskan
proses yang terjadi pada setiap tahapan dalam pembuatan garam dapur tersebut!

Jawaban :

Tahap I: Air laut dituangkan ke tanah tempat pemekatan. Tempat pemekatan yang berisi tanah
ini berfungsi untuk memekatkan air laut dengan tanah. Tanah pada tempat pemekatan ini bermanfaat
sebagai media penyaring agar kotoran-kotoran yang terdapat pada air laut mengendap pada
tanah.(kristalisasi)

Tahap II: kemudian dipanaskan dibawah sinar matahari sambil diaduk supaya tanahnya lekas kering. Sinar
matahari merupakan media untuk memanasi air laut dan tanah pada tempat pemekatan. Sehingga akan
membentuk campuran homogen yang padat.
Tahap III: tanah yang sudah kering ini ditaruh diatas penyaringan dan dikucur dengan air laut. Pada tahap
ini terjadi proses filtrasi ( penyaringan ). Dimana dilakukan pemisahan garam dapur dengan tanah yang
telah kering ditempat yang namanya tinjung. Penambahan air laut dimaksudkan untuk menambah kadar
konsentrasi pada garam yang akan dihasilkan. (filtrasi)

Tahap IV: hasil saringan diuapkan dibawah sinar matahari. Ini merupakan proes kristalisasi. Dimana proses
kristalisasi ini digunakan untuk memperoleh kristal-kristal garam.

2. Mengapa petani garam Desa Teja Kula tidak melakukan penguapan air laut secara langsung dalam
pembuatan garam dapur?

Jawaban :

Karena apabila petani garam menggunakan penguapan secara langsung selain prosesnya yang susah juga
akan meningkatkan biaya produksi. Artinya biaya produksi akan lebih besar dari pada hasil yang didapat.
Dan juga penguapan secara langsung akan mengurangi laju hasil garam yang didapat. Tingkat efisiensi
akan kurang, maksudnya apabila kita akan menguapkan sekian are petak garam maka membutuhkan alat
pemanas yang banyak. Akan tetapi apabila kita gunakan matahari maka semua petak akan tersinari
merata.

3. Garam dapur yang dihasilkan oleh petani garam Desa Teja Kula masih kotor. Bagaimanakah memurnikan
garam dapur yang masih kotor tersebut?

Jawaban :

Rekristalisasi

Teknik pemisahan dengan rekristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku komponenya . Perbedaan itu
harus cukup besar dan sebaiknya komponen yang dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada
suhu kamar . Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam merupaan padatan . Air garam bila
dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka , maka air akan menguap sedikit . Pemanasan dihentikan saat
larutan tepat jenuh .Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan-lahan.

Pada percobaan percobaan sederhana ini akan mempelajari bagaimana memperoleh garam dapur bersih
dari garam dapur kotor melalui kristalisasi dan rekristalisasi :

a. Melarutkan 25 gram garam dapur kotor kedalam 10 ml aquades dalam gelas kimia (jika belum larut
menambahkan air).

b. Menyaring larutan garam tersebut beberapa kali dengan kertas saring (membasahi kertas saring
sebelum digunakan). Menguapkan filtratnya hingga kering.

c. Membandingkan kristal garam dengan garam sebelumnya.


4. Jelas keunggulan dan kelemahan penggunaan sinar matahari untuk menguapkan air laut dalam proses
pembuatan garam dapur?
Jawaban :

Keunggulan menguapkan air laut dengan menggunakan sinar matahari dalam proses pembuatan garam
dapur adalah kristal-kristal garam akan cepat terbentuk, sehingga petani garam akan cepat mendapatkan
hasil panen garam. Lalu garam yang dihasilkan akan baik kualitasnya karena banyak dipanaskan oleh sinar
matahari.

Kelemahannya jika menggunakan sinar matahari dalam proses pembuatan garam dapur ialah, saat musim
penghujan atau cuaca yang tak menentu garam tidak akan terbentuk dengan cepat dan banyak, sehingga
petani garam merugi. Selain itu garam yang dihasilkan berkualitas buruk dan tidak laku dijual.

5. Sebutkan ion-ion dan molekul yang terdapat dalam air laut dan bagaimana komposisinya?
Jawaban :

Ion-ion dan molekul yang terdapat di air laut seperti :

khlor (Cl-) 55%, Natrium (Na+) 31%, kemudian sisanya Magnesium (Mg2+), Belerang (S), dan Kalium (K+).
dismping itu dalam jumlah kecil terdapat juga Bromiun (Br), Karbon (C), Strontium (Sr), Barium (Ba), Silikon
(Si), Florium (F). Sulfat (8%), Magnesium (4%), kalsium(Ca2+), (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari
1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida..Molekulnya ialah H2O.

6. Jelaskan senyawa utama yang terdapat dalam garam dapur!


Jawaban :

Senyawa utama yang terdapat dalam garam dapur ialah NaCl atau disebut dengan Natrium
Klorida. Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa
kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling
memengaruhi salinitas laut dancairan ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai
komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan
sebagai bumbu dan pengawet makanan. Suhu kritis (critical point) dari senyawa NaCl adalah 415oC.

Natrium klorida
Nama IUPAC

Natrium Klorida

Nama lain

Garam dapur; halit

Identifikasi

Nomor CAS [7647-14-5]

Sifat

Rumus molekul NaCl

Massa molar 58.44 g/mol

Penampilan Tidak berwarna/berbentuk kristal


putih

Densitas 2.16 g/cm3

Titik leleh 801 °C (1074 K)

Titik didih 1465 °C (1738 K)

Kelarutan dalamair 35.9 g/100 mL (25 °C)

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku


pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)

Sangkalan dan referensi

Tabel 1.1 Sifat fisis dan chemist Natrium Klorida

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_klorida

7. Jelaskan jenis ikatan kimia yang terdapat dalam satuan rumus dari senyawa utama dalam garam dapur
dan jenis ikatan di dalam molekul yang terdapat dalam air laut!
Jawaban :

 Jenis ikatan kimia yang terdapat dalam senyawa NaCl ialah Ikatan ionik,Ikatan ion terjadi akibat
perpindahan elektron antara atom yang mudah melepas elektron (atom logam) dengan atom lain yang
mudah menerima elektron (atom non logam ). Ikatan yang terbentuk disebabkan gaya elektrostatis antara
muatan positif dan muatan negatif. Disini terjadi serah terima elektron, yaitu atom natrium melepaskan
sebuah elektron valensinya sehingga terjadi ion natrium, Na+ dan elektron ini diterima oleh atom klor
sehingga terjadi ion klorida, Cl-Pada penjelasan di atas terlihat bahwa ikatan ion terjadi karena adanya
gaya elektrostatis akibat adanya dua muatan yang berbeda (yaitu muatan positif dan negatif) dari masing-
masing ion yang saling berikatan. Dimana atom yang mudah melepas elektron akan berubah menjadi ion
bermuatan positif dan atom yang mudah menangkap elektron akan berubah menjadi ion bermuatan
negatif. Pembentukan Ion Positif biasanya terjadi pada unsur-unsur golongan IA dan IIA (unsur-unsur
logam) misalnya atom Na dengan nomor atom 11 akan menjadi setabil dengan melepaskan 1 elektronnya
sehinga menjadi ion natrium dengan muatan +1.

 Jenis ikatan di dalam molekul yang terdapat dalam air laut adalah ikatan kovalen H2O, yaitu: ikatan
penggabungan sesama atom dalam memperkuat pasangan elektron. Ikatan kovalen H2 ini dikenal sebagai
ikatan hidrogen, dan molekul yang bergabung dalam ikatan ini disebut molekul bipolar. Dengan micro-
spectro-elektromagnetik ikatan kovalen-bipolar H2 dapat diterka orbital atomnya terhadap Oksigen
seperti Gambar berikut. Ikatan-ikatan Hidrogen dalam molekul H2O menyebabkan penggabungan dalam
bentuk multiform molekul yang lebih dikenal sebagai polimerisasi (dengan sifat ini air dapat ber-
dipolemoment yang berarti air mampu untuk berorientasi sendiri dalam medan listrik yang artinya posisi
proton menghadap dan tertarik ke posisi neutron tanpa bantuan senyawa lain). Sifat ini pula
menyebabkan air ber-dielektrik konstan yang artinya air mampu menetralkan medan listrik (bersifat
netralisasi, pelarut universal, dan penyangga atau buffer terhadap keadaan ekstrim). Ikatan Hidrogen
dalam molekul H2O dapat diatasi dengan agitasi termis (thermal agitation), hal ini karena air mempunyai
titik beku dan titik didih yang lebih tinggi dari dari kebanyakan senyawa yang serupa air sendiri.

8. Jelaskan partikel materi yang terdapat dalam senyawa utama dalam garam dapur!
Jawaban :

Ion adalah atom yang bermuatan listrik, ion yang bermuatan listrik disebut kation, dan ion yang
bermuatan negatif disebut anion. Kation dan anion dapat berupa ion tunggal hanya terdiri dari satu jenis
atom atau dapat pula berupa ion poliatom mengandung dua atau lebih atom yang berbeda. Ion yang
terdapat dalam senyawa garam adalah ( Na+) dan (Cl-).

9. Apakah air laut termasuk unsur, senyawa, larutan, suspensi, atau koloid? Jelaskan!

Jawaban :

Air laut merupakan larutan karena ada pelarut berupa air, dan zat terlarutnya adalah garam-garamnya.
Dimana larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak
ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat
pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun
molekul) dari dua zat atau lebih.

10. Proses pemisahan dan pemurnian komponen-komponen campuran dapat dilakukan dengan berbagai
cara, sebutkan dan jelaskan proses dan pemurnian tersebut!

Jawaban :

Ada beberapa yang lazim digunakan untuk memisahkan dan memurnikan campuran dari pengotornya
antara lain : ekstraksi, kristalisasi dan rekristalisasi, kromatografi, destilasi.
A. Ekstraksi

Cara ini banyak digunakan dalam pemisahan dan didasarkan pada kelarutan suatu zat dalam suatu zat
pelarut dibandingkan dengan pelarut yang lain . Kedalam suatu campuran ditambahkan pelarut yang
mempunyai kemampuan melarutkan lebih besar dalam melarutkan senyawa yang dinginkan , tetapi
pelarut ini tidak bercampur dengan pelarut sebelumnya.Misalnya campuran dua komponen (misal A dan
B) dimasukan kedalam pelarut X dan Y . Syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur , seperti air
dan minyak semuanya dimasukan kedalam corong pipa yang dikocok agar bercampur sempurna dan
kemudian didiamkan sampai pelarut X dan Y mamisah kembali . Kini zat A dan B berada dalam kedua
pelarut X dan Y tetapi perbandinganya tidak sama . Jika pemisahan dilakukan berulang-ulang maka A dan
B akan terpisah makin sempurna. Sering kali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak
dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis. Misalnya saja karena
komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu
kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam itu, sering kali ekstraksi
adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Adapun factor-
faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi antara lain: tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas
pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut. Ekstraksi dapat dilakukan berulang-ulang untuk kesempurnaan
ekstraksi. Kemudian pelarut yang bersangkutan dipisahkan dengan destilasi. Ekstraksi dapat dilakukan
terhadap zat padat maupun zat cair.

B. Kristalisasi dan Rekristalisasi

Kristalisasi merupakan proses untuk mmperoleh padatan dari larutannya melalui proses penguapan .
Untuk lebih memurnikan padatan yang diperoleh dapat dilakukan rekristalisasi dengan menggunakan
pelarut yang sesuai. Teknik pemisahan dengan rekristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku
komponenya. Perbedaan itu harus cukup besar dan sebaiknya komponen yang dipisahkan berwujud padat
dan yang lainnya cair pada suhu kamar . Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam
merupaan padatan . Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka , maka air akan menguap
sedikit . Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh .Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam
secara perlahan-lahan.

C. Kromatografi

Kromatografi merupakan cara paling modern dalam pemisahan dan pemurnian . Cara ini didasarkan pada
perbedaan kemampuan fase gerak untuk mmbawa zat larut dalam fase diam . Tiap-tiap zat larut
mempunyai laju yang berbeda dalam fase diam terhadap fase gerak yang sama.Pada kromatografi,
komponen-komponenya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam
akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran.
Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut
dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan dengan
cara lain .Cairan atau pelarut yang membawa komponen bergerak disebut eluen atau fase bergerak
sedangkan padatan yang menyerap komponen disebut adsorben atau fase tetap.Komponen yang diserap
paling kuat oleh adsorben akan mengalir paling lambat dan sebaliknya yang diserap paling lemah akan
mengalir paling cepat. Semakin lama [roses mengalir semakin jauh jarak antara komponen dan semakin
sempurna pemisahan. Komponen dapat dipisahkan dari komponen lain dengan mendorong adsorben
keluar dan dipotong berdasarkan komponennya. Komponen dapat dipisahkan dari pelarut dengan teknik
destilasi atau rekristalisasi. Berdasarkan jenisnya kromatografi dapat dibagi menjadi empat cara, yaitu
kromatografi kolom, kertas, lempeng tipis, dan gas. Kromatografi kolom adalah kromatografi yang
adsorbennya dimasukkan kedalam tabung kaca. Adsorben tersebut berupa padatan dalam bentuk
tepung. Setelah pemisahan, masing-masing komponen terdapat di daerah tertentu dalam tabung.
Kromatografi kertas adalah jenis kromatografi yang menggunakan kertas sebagai adsorbennya dan zat
cair sebagai eluennya. Campuran komponen diteteskan pada kertas kromatografi dengan pipet kecil
kemudian kertas terus dicelupkan dengan hati-hati, sampai garis yang dibuat sebelumya tidak terbenam.
Kertas digantung supaya stabil dan dibiarkan agar eluennya naik perlahan sambil membawa komponen
yang terdapat pada kertas. Akhirnya akan terlihat komponen yang terpisah satu sama lain karena
perbedaan daya serap kertas.

D. Destilasi

Destilasi adalah proses memisahkan dua atau lebih komponen cairan yang mempunyai titik didih berbeda
. Cara ini didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponennya,dimana komponen yang
mempunyai titik didih lebih rendah akan terpisah lebih dahulu. Destilasi sering digunakan dalam proses
isolasi komponen, pemekatan larutan, dan juga pemurnian komponen cair. Jika campuran dipanaskan
maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap atau terpisah lebih dahulu . Misalnya
untuk memisahkan dan memurnikan etanol dari air digunakan destilasi, dimana etanol mempunyai titik
didih 780C akan menguap dam mengembun setelah mengalami pendinginan. Proses destilasi didahului
dengan penguapan senyawa cair dengan pemanasan dengan dilanjutkan dengan pengembunan uap yang
terbentuk dan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan distilat. Dasar proses destilasi
adalah dasar kesetimbangan senyawa volatil antara fase cair dan fase uap. Pemisahan menggunakan
destilasi sederhana seringkali tidak memuaskan karena metode tersebut dikembangkan dengan suatu
kolom fraksinasi diantara labu didih (labu bundar) dan kleisen (still head) dalam perangkat destilasi.
Pengaruh dari penambahan kolom fraksinasi akan mempersingkat beberapa pekerjaan pemisahan dari
destilasi biasa hanya menjadi satu pekerjaan. Metode baru ini dikenal sebagai destilasi fraksional (pada
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi), kolom fraksinasi mengandung beberapa plate yang setiap plate
ekuvalen dengan satu kali destilasi biasa. Semakin banyak plate semakin baik suatu pemisahan komponen.
Destilasi terhadap dua campuran senyawa organic dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
setelah pengotor dengan titik didih yang lebih rendah ditampung di dalam labu penerima, labu penerima
harus segera diganti dengan yang baru untuk destilat senyawa dengan titik didih dengan yang lebih
tinggi.Bila campuran mengandung lebih dari dua, maka penguapan dan pengembunan dilakukan bertahap
sesuai dengan jumlah komponen, dimulai dari titik didih yang lebih rendah. Akan tetapi, pemiasahan
campuran ini sulit dan biasanya hasil yang didapat sedikit tercampur komponen lain yang titik didihnya
saling berdekatan.
11. Carilah informasi bagaimana cara pembuatan arak dari tuak wayah dan berem beras ketan yang
dilakuakan oleh masyarakat Bali!
Jawaban :

a) Pembuatan Arak dari tuak wayah

Proses pembuatan diawali dengan memasukkan sebanyak 150 liter tuak wayah yang baru dipanen ke
dalam tabung penyulingan, selanjutnya disuling sekitar 5 jam untuk menghasilkan arak sebanyak 30 liter.
Penggantian air pendingin dilakukan setelah proses penyulingan berlangsung sekitar 2,5 jam atau arak
yang tertampung sekitar 15 liter. Penggantian air pendingin dilakukan karena air tersebut telah terasa
panas.

b) Pembuatan arak dari beras ketan

Prinsip pembuatan arak ini sama dengan pembuatan arak dari tuak tetapi bahan yang digunakan berbeda.
Prosesnya diawali dari pembuatan tape dengan takaran 1 kg beras ketan ditambah ragi kemudian
difermentasi selama 3 hari selanjutnya dimasukkan ke dalam gentong plastik dan ditambahkan 150 L
air,15 kg gula serta sendok kiis (sejenis ragi) dan dicampur menjadi satu, diaduk secara merata, kemudian
ditutup dan dibiarkan selama 21 hari. Campuran ini selanjutnya di suling sama seperti proses penyulingan
tuak.

12. Jelaskan proses pada setiap tahapan dalam pembuatan arak dari tuak dan dari beras ketan?
Jawaban :

antara arak dari beras ketan dengan arak dari tuak memiliki tahapan yang sama bedanya proses awalnya
saja. Pada pembuatan arak dari tuak diawali dengan proses pemanasan akan tetapi beras ketan terjadi
proses fermentasi, setelah itu sama-sama melewati proses penyulingan atau distilasi. Proses ditilasi ini
dimaksudkan ntuk memperoleh arak yang memiliki tingkat kemurnian yang tinggi.

13. Dalam proses penyulingan tuak wayah atau berem, zat apakah yang dihasilkan dari proses penyulingan
tersebut ?
Jawaban :
Dalam penyulingan tuak atau berem akan dihasilkan alcohol ( etanol ). Biasanya hasil dalam proses ini
dihasilkan alcohol dengan kadar 28 %.

14. Apakah zat yang dihasilkan dalam proses penyulingan tuak wayah atau berem adalah senyawa murni?
Mengapa ?
Jawaban :

Zat yang dihasilkan dalam proses pembuatan arak diballi ini bukanlah senyawa murni atau bukanlah
alcohol murni , alcohol yang dihasilkan kadarnya sekitar 28%. Karena dalam pembuatan arak di bali ini
dilakukan dengan sederhana , pada saat melakukan proses distilasi , suhu belum diatur secara tepat ,
sehingga mungkin saja air yang terkandung dalam tuak ikut menguap. Sehingga hasil dalam proses ini
masih terkandung air , walaupun dalam jumlah yang sedikit.

15. Jelaskan partikel materi dari zat yang dihasilkan dalam proses penyulingan (distilasi) tuak wayah atau
berem!
Jawaban :

Partikel pada alkohol hanya terdiri dari molekul alkohol (etanol) C2H5OH dan air

16. Bagaimanakan prinsip pemisahan secara distilasi?


Jawaban :

Prinsip pada destilasi biasa adalah pemisahan dua zat atau lebih yang mempunyai perbedaan titik didih.
Jika zat-zat yang dipisahkan mempunyai perbedaan titik didih yang jauh berbeda, dapat digunakan
metode isolasi biasa. Zat yang memiliki titik didih rendah akan cepat terdestilasi daripada zat yang bertitik
didih tinggi. Uap zat yang bersifat volatil dan memiliki titik didih yang rendah akan masuk ke dalam pipa
pada kondensator (terjadi proses pendinginan) sehingga akan turun berupa tetesan-tetesan yang turun
ke dalam penampung atau disebut juga destilat. Dalam hal ini alkohol yakni etanol dan methanol yang
masing-masingnya dicampur dengan air, akan terdestilasi dahulu. Alat yang dipergunakan pada
percobaan ini adalah seperangkat alat destilasi biasa dengan pendingin Liebig, corong dan gelas ukur.

17. Apakah tuak dan berem berupa unsur, senyawa, larutan, koloid, atau suspensi? Jelaskan!
Jawaban :

Tuak dan berem merupakan koloid karena jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak
dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini
tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan antar
partikel.

18. Carilah informasi bagaimana proses pembuatan pewarna alami dari tanaman tarum dan akar mengkudu
yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tenganan!
Jawaban :
Nama Bagian
(Umum/Lokal/Ilmiah) Famili yang Cara Warna yang
Tumbuhan digunakan Pengolahan dihasilkan

Warna biru indigo


diperoleh dari rendaman
daun (dalam jumlah
banyak). Akar
tarumatau tarum
areuyyang juga sering
Tarum/Mangsi-mangsian/
Papilionaceae Daun dipakai orang Hijau
Indigofera tinctoria L. adalahMarsdenia tinctoria.
Warna biru dihasilkan dari Biru
perendaman daun selama
semalam. Setelah semalam
akan terbentuk lapisan di
atas yang berwarna hijau
atau biru. Cairan ini lalu
direbus, lalu dijemur
hingga kering.

Pertama-tama. Cabut
pohon mengkudu hingga
keakar-akarnya. Setelah itu
cuci akar mengkudu dan
potong-potong akar
Rubiaceae Buah, menjadi beberapa bagian. Krem,
Mengkudu/Pace/ Setelah akar terpotong-
Akar potong maka masukkan Merah
Morinda citrifolia L.
potongan akar ke dalam
panci yang sebelumnya
telah diisi air sebanyak 6
liter. Lalu rebus diatas
kompor pada suhu 100
derajat Celcius sampai
sekitar 2 jam atau hingga
volume air tinggal 2 liter.
Setelah proses perebusan
maka warna air akan
berwarna merah
kecoklatan sehingga telah
dapat digunakan sebagai
pewarna pada tekstil.

19. Apakah warna biru kehitaman yang diperoleh dari tanaman tarum dan warna merah dari akar mengkudu
hanya terdiri dari satu komponen warna? Jelaskan!
Jawaban :
Tidak, karena dapat dilihat warna-warna tersebut terdiri dari bebeapa kompnen warna. Cara untuk
melihat komponen warnanya yaitu dengan melakukan percobaan kromatografi. Cara melakukan teknik
ini adalah :
a. Bahan dihaluskan( tanaman tarum dan akar mengkudu ) secara terpisah dan tambahkan sedikit air.
b. Bahan yang dihaluskan tadi diteteskan pada kertas kromatografi menggunakan lidi.
c. Berikan jarak antara ketiga bahan yang akan diteteskan.
d. Kertas kromatografi dicelupkan sedikit kedalam akuades.
e. Kemudian amatilah perubahan yang terjadi.
Setelah melakukan percobaan di atas baru bisa kita lihat komponen warna yang terjadi.

20. Apakah warna biru kehitaman yang diperoleh dari tanaman tarum dan warna merah dari akar mengkudu
berupa unsur, senyawa, larutan, koloid, atau suspensi? Jelaskan!
Jawaban :

Warna biru kehitaman yang diperoleh dari tanaman tarum dan warna merah dari akar mengkudu berupa
larutan. Karena pada umumnya hasil dari ekstrak adalah larutan

21. Sebutkan lima pewarna alami yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari!
Jawaban :
a. KAROTEN=wortel, menghasilkan warna jingga sampai merah
b. BIKSIN=kunyit, memberikan warna kuning seperti mentega.
c. KARAMEL=gula, berwarna coklat gelap
d. KLOROFIL=daun suji, menghasilkan warna hijau
e. ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru

22. Pewarna alami terdiri atas beberapa komponen warna. Bagaimanakah memisahkan komponen-
komponen warna tersebut? Apakah keunggulan dan kelemahan pewarna alami di bandingkan pewarna
sintetik ?
Jawaban :

 Kromatografi merupakan cara paling modern dalam pemisahan dan pemurnian . Cara ini didasarkan pada
perbedaan kemampuan fase gerak untuk membawa zat larut dalam fase diam . Tiap-tiap zat larut
mempunyai laju yang berbeda dalam fase diam terhadap fase gerak yang sama.Pada kromatografi,
komponen-komponenya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam
akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran.
Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut
dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat.Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan dengan
cara lain .Cairan atau pelarut yang membawa komponen bergerak disebut eluen atau fase bergerak
sedangkan padatan yang menyerap komponen disebut adsorben atau fase tetap.Komponen yang diserap
paling kuat oleh adsorben akan mengalir paling lambat dan sebaliknya yang diserap paling lemah akan
mengalir paling cepat. Semakin lama [roses mengalir semakin jauh jarak antara komponen dan semakin
sempurna pemisahan. Komponen dapat dipisahkan dari komponen lain dengan mendorong adsorben
keluar dan dipotong berdasarkan komponennya. Komponen dapat dipisahkan dari pelarut dengan teknik
destilasi atau rekristalisasi.Berdasarkan jenisnya kromatografi dapat dibagi menjadi empat cara, yaitu
kromatografi kolom, kertas, lempeng tipis, dan gas. Kromatografi kolom adalah kromatografi yang
adsorbennya dimasukkan kedalam tabung kaca. Adsorben tersebut berupa padatan dalam bentuk
tepung. Setelah pemisahan, masing-masing komponen terdapat di daerah tertentu dalam tabung.
Kromatografi kertas adalah jenis kromatografi yang menggunakan kertas sebagai adsorbennya dan zat
cair sebagai eluennya. Campuran komponen diteteskan pada kertas kromatografi dengan pipet kecil
kemudian kertas terus dicelupkan dengan hati-hati, sampai garis yang dibuat sebelumya tidak terbenam.
Kertas digantung supaya stabil dan dibiarkan agar eluennya naik perlahan sambil membawa komponen
yang terdapat pada kertas. Akhirnya akan terlihat komponen yang terpisah satu sama lain karena
perbedaan daya serap kertas.
No Keunggulan Pewarna Alami Kelemahan Pewarna Alami

1 tidak merusak lingkungan Dalam proses pembuatan tidak praktis

2 Terbuat dari bahan-bahan alami yang Variasi warnanya sedikit


tidak berbahaya

3 Waranya tidak mencolok/ terang

4 Harganya relatif mahal

5 Ketersediaannya terbatas

No Keunggulan Pewarna Sintetik Kelemahan Pewarna Sintetik

1 memperbaiki variasi warna Tidak ramah lingkungan, karena tidak bisa di


proses oleh mikroorganisme.

2 Warna yang dihasilkan cantik dan indah.

3 mengimbangi pemudaran warna karena


paparan cahaya, udara, perubahan suhu
dan kelembaban

4 Harganya relatif murah

5 menguatkan warna yang terjadi secara


alami

23. Apakah air laut, arak, tuah wayah, ekstraks pewarna alami merupakan larutan, koloid, ataukah suspensi?
Jelaskan
Jawaban :

a. Air laut termasuk kedalam larutan. Karena air laut merupakan air murni yang didalamnya terlarut
beberapa zat padat dan gas. Secara makroskopis maupun mikroskopis campuran ini tampak homogen,
tidak dapat dibedakan mana yang air dan mana garam(ion-ion penyusunya)

b. Arak termasuk kedalam larutan karena arak merupakan hasil penyulingan dari tuak wayah atau berem
(beras ketan) yang bersifat homogen.
c. Tuak merupakan koloid karena jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat
dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini
tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan antar
partikel.

d. Ekstraks pewarna alami berupa larutan. Karena pewarna alami nampak homogen.

24. Mengapa kapur barus yang digunakan untuk memberikan aroma arum pada pakaian dan mengindari
masukkan kecoak pada lemari pakaian, ukurannya semakin kecil. Jelaskan proses yang terjadi!

Jawaban :

Karena kapur barus mengalami penyubliman atau sublimasi dari zat padat menjadi gas tanpa mencair
terlebih dahulu dalam ruang terbuka (suhu kamar). Gas ini akan menempel pada serat kain sehingga
kecoak akan pergi akibat gas yang menyengat.

25. Kapur barus mempunyai sifat tertentu yang sama dengan iodium sehingga kapur barus dan iodium yang
kotor dapat dimurnikan dengan cara tersebut. Jelaskan cara pemurnian yang dapat dilakukan!

Jawaban:

SUBLIMASI

Pada umumnya perubahan tingkat wujud berlangsung menurut pola padat – cair – gas atau kebalikannya.
Ada beberapa zat yang dapat berubah langsung dari keadaan uap ke keadaan padat yang disebut
menyublim. Sifat demikian dimiliki oleh unsur yodium, kamfer, naftalen, belerang. Zat padat pada
umumnya mempunyai bentuk kristal tertentu: Kubus, heksagonal, rombik, monoklin dan sebagainya.
Unsur belerang dalam suhu biasa berwarna kuning dengan bentuk kristal rombik. Jika belerang rombik
dipanaskan sampai 96° bentuk kristalnya berubah menjadi monoklin. Jika belerang cair didinginkan tiba-
tiba pada 119° terjadi pula bentuk kristal monoklin (seperti bentuk jarum).

Sublimasi merupakan proses pemurnian suatu zat dengan jalan memanaskan campuran, sehingga
dihasilkan sublimat (sublimat merupakan kumpulan materi pada tempat tertentu yang terbentuk pada
pemanasan zat yang dapat berubah langsung dari fasa padat ke fasa gas dan kembali ke fasa padat.).
Sublimasi adalah peristiwa penguapan secara langsung padatan kristalin kedalam fase uap. Contoh klasik
sublimasi dapat digunakan sebagai metode pemurnian padatan kristalin. Beberapa senyawa kimia dapat
menyumblim pada temperatur dan tekanan kamar, namun banyak yang baru dapat menyumblim apabila
tekanan diturunkan.

26. Proses pemisahan dan pemurnian komponen-komponen campuran dapat dilakukan dengan berbagai
cara, sebutkan dan jelaskan minimal 5 proses pemisahan dan pemurnian komponen-komponen campuran
tersebut!

Jawaban :
1. Proses Pemisahan

a. Memisahkan zat padat dari suatu suspensi

Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) atau sentrifugasi (pemusingan).

1. Penyaringan

Penyaringan didasarkan pada perbedaan ukuran partikel. Penyaringan biasanya menggunakan kertas
saring yaitu kertas yang porinya relatif kecil sehingga akan menahan partikel tersuspensi. Contoh
menyaring suspensi kapur dalam air.

2. Sentrifugasi

Sentrfugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit. Dalam hal ini yaitu
suspensi tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian disentrifugasi (dipusingkan). Pemusingan
sangat cepat dan menghasilkan gaya sentrifugal lebih besar dan gaya gravitasi sehingga partikel
tersuspensi akan menggumpa di dasar tabung reaksi. Selanjutnya dapat didekantasi (dituang secara hati-
hati) atau dipipet sehingga terpisah dan zat padat di bawahnya.

b. Memisahkan zat padat dari larutan

Larutan tidak dapat disaring atau disentrifugasi. Zat padat terlarut dapat dipisahkan dengan penguapan
atau kristalisasi.

1. Penguapan

Pada penguapan, larutan dipanasakan sehingga arutannya menguap dan meninggalkan zat terlarut.
Pemisahan terjadi karena zat terlarut memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya. Contohnya
adalah pembuatan garam dari air laut.

2. Kristalisasi (pengkristalan)

Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena
kelarutan berkuran ketika suhu diturunkan. PAbila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan terlebih
dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan. Melalui kristalisasi diperoleh
zat padat yang lebih murni karena komposisi larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut
mengkristal. Pemisahan gula dari tebu dan pemurnian berbagai macam zat dilakukan dengan kristalisasi.
Pemurnian garam dapur dapat dilakukan dengan rekristalisasi. Dalam hal ini garam dilarutkan kedalam air
bersih kemudian disaring, lalu filtratnya dikristalkan.

c. Memisahkan zat cair

Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya memalui distilasi atau distilasi bertingkat. Campuran dua jenis
cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan corong pisah.

1. Distilasi (penyulingan)

Distilasi atau penyulingan adalah proses penguapan yang diikuti pengembunan. Distilasi dilakukan untuk
memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih
komponen lain jauh lebih tinggi), Misalnya adalah pengolahan air tawar dari air laut

2. Distilasi bertingkat

Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah menguap atau sulit dimurnikanhingga
mencapai tingkat kemurnian tinggi dilakukan dnegan distilasi bertingkat. Distilasi bertingkat sebenarnya
adalah suatu proses distilasi berulang-ulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksionasi. Kolom
raksionasi terdiri atas beberapa plat di mana pada setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik ke plat
yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih volatil(atsiri=mudah menguap) sedangkan
cairan yang kurang volatil lebih banyak dalam kondensat.

Contoh distilasi bertingkat pemisahan campuran alkohol-air.

d. Memisahkan campuran dua jenis padatan

Campuran dua jenis padatan dapat dilakukan dengan sumbimasi atau pelarutan

a. Sublimasi

Sublimasi dapat dilakukan untuk meisahkan komponen yang dapat menyublim dari campurannya yang
tidak dapat menyublim. Misalnya pemisahan iodin dari campurannya dengan pasir. Ketika campuran
dipanasakan, iodin akan menguap sedangkan komponen campuran yang lain tidak. Dengan demikian
didapatkan iodin murni.

b. Pelarutan

Campuran dua jenis padatan juga dapat dipisahkan dengan melarutkannya dapat suatu pelarut yang
dapat melarutkan salah satu komponen. Komponen yang tidak larut kemudian dapat dipisahkan dengan
penyaringan. Misalnya memisahkan campuran garam dengan gula. Mula-mula campuran dilarutkan
dalam alkohol. Gula akan larut sedangkan garam tidak. Garam dapat dipisahkan dengan penyaringan.
Sedangkan gula dapat diperolah dengan menguapkan filtrat

e. Kromatografi

Kromatografi adalah cara pemisahan di mana komponen yang akan dipisahkan didistribusikan diantara
dua fase, salah satunya merupakan fase stasioner (fase tetap) dan lainnya berupa fase mobil (face
bergerak). Fase mobil dialirkan menembus atau sepanjang fase stasioner. fase stasioner cenderung
menahan komponen campuran, sedangkan face mobil cendering melarutkannya. Berdasarkan faktor
keterikatannya suatu komponen pada fase stasioner dan perbedaan kelarutannya pada fase
mobil,komponen-komponen suatu campuran dapat dipisahkan. Komponen yang kuran larut dalam fase
mobil atau yang lebih kuat terjerap (teradsorbsi) pada fase stasioner akan tertinggal, sedangkan
komponen yang lebih larut atau kurang terjerap akan bergerak lebih cepat.
Contoh kromatografi yang paling sederhana adalah kromatografi kertas yang dapat dibuat dari kertas
saring biasa, bahkan dari kertas tisu. Kromatografi kertas dapat digunakan untuk memisahkan zat warna.

2. Proses Pemurnian

A. Ekstraksi

Cara ini banyak digunakan dalam pemisahan dan didasarkan pada kelarutan suatu zat dalam suatu zat
pelarut dibandingkan dengan pelarut yang lain . Kedalam suatu campuran ditambahkan pelarut yang
mempunyai kemampuan melarutkan lebih besar dalam melarutkan senyawa yang dinginkan , tetapi
pelarut ini tidak bercampur dengan pelarut sebelumnya .Misalnya campuran dua komponen (misal A dan
B) dimasukan kedalam pelarut X dan Y . Syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur , seperti air
dan minyak semuanya dimasukan kedalam corong pipa yang dikocok agar bercampur sempurna dan
kemudian didiamkan sampai pelarut X dan Y mamisah kembali . Kini zat A dan B berada dalam kedua
pelarut X dan Y tetapi perbandinganya tidak sama . Jika pemisahan dilakukan berulang-ulang maka A dan
B akan terpisah makin sempurna.Sering kali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak
dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis. Misalnya saja karena
komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu
kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam itu, sering kali ekstraksi
adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Adapun factor-
faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi antara lain: tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas
pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut.Ekstraksi dapat dilakukan berulang-ulang untuk kesempurnaan
ekstraksi. Kemudian pelarut yang bersangkutan dipisahkan dengan destilasi. Ekstraksi dapat dilakukan
terhadap zat padat maupun zat cair.
B. Rekristalisasi

Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisasi memiliki sejarah yang panjang seperti distilasi.
Walaupun beberapa metoda yang lebih rumit telah dikenalkan, rekristalisasi adalah metoda yang paling
penting untuk pemurnian sebab kemudahannya (tidak perlu alat khusus) dan karena keefektifannya. Ke
depannya rekristalisasi akan tetap metoda standar untuk memurnikan padatan.
Metoda ini sederhana, material padayan ini terlarut dalam pelarut yang cocok pada suhu tinggi (pada atau
dekat titik didih pelarutnya) untuk mendapatkan larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika larutan panas
pelahan didinginkan, kristal akan mengendap karena kelarutan padatan biasanya menurun bila suhu
diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak akan mengkristal karena konsentrasinya dalam larutan
tidak terlalu tinggi untuk mencapai jenuh.Walaupun rekristalisasi adalah metoda yang sangat sederhana,
dalam praktek, bukan berarti mudah dilakukan.

C. Kristalisasi

adalah suatu teknik untuk mendapatkan bahan murni suatu senyawa. Dalam sintesis kimia banyak
senyawa-senyawa kimia yang dapatdikristalkan. Untuk mengkristalkan senyawa -senyawa
tersebut, biasanya dilakukan terlebih dahulu penjenuhan larutan kemudian diikuti dengan
penguapan pelarut serta perlahan-lahan sampai terbentuk kristal. Pengkristala n dapat
pula dilakukan dengan mendinginkan larutan jenuh pada temperatur yang sangat rendah di dlam
lemari es atau freezer

Proses Pemisahan Campuran Alkohol dan Air


Proses Pemisahan Campuran Alkohol dan Air

Tujuan

Dapat memisahkan campuran alkohol dengan air menggunakan alat destilasi sederhana melalui titik
didih larutan.

Landasan Teori

Campuran adalah zat yang terdiri dari dua jenis atau lebih. Dapat berupa larutan, koloid atau suspensi.
Salah satu cara pemisahan campuran adalah memisahkan campuran pada zat cair. Campuran pada zat
cair dapat dipisahkan dengan 3 metode pemisahan, yaitu:

1. . Distilasi
Distilasi adalah proses penguapan zat cair yang diikuti pengembunan. Distilasi digunakan jika
titik didih suatu zat berbeda dengan zat lain dalam larutan tersebut. Contoh pengolahan air
tawar dari air laut.
2. . Distilasi Bertingkat
Distilasi Bertingkat adalah proses penguapan yang diikuti pengembunan secara berulang-ulang
yang terjadi pada kolom frksionasi. Distilasi bertingkat digunakan untuk memisahkan campuran
dua jenis atau lebih cairan yang sama-sama menguap dan sulit dipisahkan. Contohnya ialah
pemisahan campuran air dan alkohol.
3. Corong Pisah
Corong Pisah digunakan untuk memisahkan campuran dua jenis cairan yang tidak saling
melarutkan. Contoh pemisahan air dengan minyak.

Alat dan Bahan

Alat

Alat destilasi sederhana


Blender

Saringan

Alumunium foil

Pemanas atau heater

Beaker glass 100 ml

Bahan

Tape ketan seberat 1,5 liter yang telah disimpan kurang lebih 3-4 hari.

Cara Kerja

1. Tape ketan yang telah jadi disiapkan beserta alat-alat yang akan digunakan.
2. Tape ketan diblender.
3. Tape ketan yang telah diblender kemudian disaring hingga mengeluarkan campuran air beserta
alkohol yang terkandung dalam tape ketan tersebut.
4. Air tape ketan dimasukkan kedalam kaleng bekas yang merupakan salah bagian dari alat destilasi
sederhana yang dibuat.
5. Heater dinyalakan lalu tunggu beberapa saat hingga air dan alkohol terpisah saat proses destilasi
berjalan.
6. Alkohol yang didapat dimasukkan kedalam sebuah beaker glass lalu ditutup dengan alumunium
foil.
Hasil Pengamatan
Pada percobaan pemisahan campuran alkohol pada air tape ini, dihasilkan air tape 190 ml dari 1,5 liter
tape ketan. Kemudian dari hasil distilasi 190 ml air tape, dihasilkan 10 ml alkohol yang akan diuji kadar
nya pada suhu 150 derajat celcius denngan waktu 20 menit.
Pembahasan

Pada proses suhu yang di gunakan harus tepat dengan waktu yang di pakai karena jika pada suhu besar
dan dengan waktu yang lama di khawatirkan air pada campurantersebut ikut menguap. Disini
menggunakan suhu awal 150 derajat celcius tidak apa karena alkohol pada suatu campuran akan
menguap terlebih dahulu sebelum air dengan waktu tertentu.

Lampiran Foto

Hasil alkohol yang didapat setelah proses destilasi

Jelaskan cara Memisahkan antara Alkohol yg terlarut dalam air?


Suka Komentari

Bagikan

24 orang menyukai ini.

Komentar

BELAJAR KIMIA ONLINE iy, disoal minta jelaskan bukan sebutkan. ^^

29 Agustus 2011 pukul 6:33 · Suka

Dadi Keren mungkin lebih spesifiknya etanol. intinya destilasi sampai titik didih etanol (78 C), ktika terjadi kondnsasi
pada labu kondensor,tampung cairan yg keluar,karena cairan tersebut adalah etanol. Namun perlu diingat etanol
yang dihasilkan tidak akan mencapai kadar 100% karena campuran etanol dan air dapat membntuk azeotrop

29 Agustus 2011 pukul 6:44 · Suka · 4


Penyu Savarela Vandenbosch klo saya cukup pk hairdryer... smile emotikon

15 November 2011 pukul 20:57 · Suka

Hidup Adalah Perjuangan destilasi donk smile emotikon


mmanaskan larutan yg trcampur nnti kn da tmpat pmisahan'a

22 Januari 2012 pukul 18:57 · Suka · 1

Tatu Maftuhatus Sa'adah etanol itu termasuk alkohol loh,


tentunya dengan cara destilasi
alkohol jika dicampur air, tidak bereaksi, hanya bercampur.. kedua bagian bisa dipisahkan lagi dengan pemisahan
fisik... dengan cara dipanasin.. lebih spesifik lagi, destilasi bertingkat...

gampangnya, klo 2 benda bereaksi, benda itu ga bisa dipisahkan menjadi komponennya dengan pemisahan fisik..

13 Februari 2014 pukul 16:56 · Telah disunting · Suka · 2

Lingga Kusuma Etanol di campur kapur lalu di destilasi mungkin bisa

17 Oktober 2014 pukul 19:17 · Suka

Nur Hasanah dengan cara Distilasi Bertingkat


Distilasi Bertingkat adalah proses penguapan yang diikuti pengembunan secara berulang-ulang yang terjadi pada
kolom frksionasi. Distilasi bertingkat digunakan untuk memisahkan campuran dua jenis atau lebih cairan yang sama-
sama menguap dan sulit dipisahkan. Contohnya ialah pemisahan campuran air dan alkohol.

12 November 2014 pukul 18:43 · Telah disunting · Suka

Rafi Helmi air dengan alkohol termasuk jenis pe

Ciri-ciri perubahan fisika


Kita sudah mengetahui bahwa pada perubahan fisika tidak menghasilkan zat baru. Ada beberapa ciri
yang menyertai pada perubahan fisika, yaitu antara lain mengalami perubahan wujud,
perubahan bentuk, dan perubahan suhu.

Contohnya adalah es batu yang semula padat dan berbentuk balok-balok kecil menjadi cair atau air. Hal
itu karena es batu diberi kalor. Selanjutnya, air makin panas hingga mendidih dan menguap. Namun, uap
itu dapat menjadi air lagi dan air dapat menjadi es batu lagi.

Gambar: Contoh perubahan fisika

Ciri-ciri perubahan kimia


Pada perubahan kimia terbentuk zat baru. Zat baru yang terbentuk mempunyai sifat-sifat yang berbeda
dengan zat asalnya. Zat baru tidak dapat dikembalikan ke zat asal (sebelum mengalami
perubahan). Hal itu terjadi karena partikel penyusun materinya berubah.

Contoh perubahan kimia, yaitu terjadinya karat pada besi dan nyala kembang api. Besi yang berkarat
sangat sulit dikembalikan seperti sebelum berkarat. Begitu pula kembang api, setelah menyala tidak
dapat dikembalikan seperti bentuk semula.

Perbedaan perubahan fisika dan kimia


Untuk lebih jelasnya tentang perbedaan perubahan fisika dan kimia silahkan perhatikan tabel berikut ini!

Perbedaan Perubahan fisika Perubahan kimia

Apa yang Berubah? Pada perubahan fisika, umumnya Pada perubahan kimia, yang
yang berubah adalah wujud, berubah adalah zatnya. Zatnya
ukuran, warna, dan bentuk.. berubah karena terdapat reaksi
Wujudnya dapat berupa padat, kimia. Reaksi itu bisa berupa
cair, dan gas. Selain itu, oksidasi, pembakaran,
perubahan fisika juga membuat pencampuran zat, dll. Reaksi
benda menjadi lebih kecil atau
menjadi lebih besar. Seperti
perubahan batu menjadi butiran kimia akan membentuk zat
pasir. jenis baru.

Penyebabnya? Pada perubahan fisika, Pada perubahan kimia,


penyebabnya disebabkan oleh penyebabnya adalah reaksi
perubahan suhu atau karena kimia. Reaksi kimia membuat
gaya. Seperti air (cair) yang zat yang bereaksi membentuk
didinginkan akan menjadi es zat baru. Reaksi itu dapat
(padat) atau batu yang diberi berupa oksidasi, pembakaran,
gaya maka akan hancur dll. Contohnya adalah
membentuk beberapa batu yang pembusukan makanan atau
lebih kecil. pembakaran kertas.

Bisa Kembali? Wujud asli benda sebelum Wujud asli benda sebelum
mengalami perubahan fisika bisa mengalami perubahan kimia
dikembalikan dengan mudah. tidak bisa dikembalikan dengan
Misalnya air (cair) yang dibekukan mudah. Seperti contoh: kita
bisa dirubah kembali menjadi cair tidak mungkin mengembalikan
tanpa mengubah sifat, massa, kayu yang telah hangus dibakar
dan volumenya. Contoh lain menjadi seperti semula.
adalah pegas yang bisa
diperpanjang atau diperpendek
kemudian dikembalikan seperti
semula.

Anda mungkin juga menyukai