Anda di halaman 1dari 15

TUGAS LAPORAN KIMIA

NAMA : NISA DEWI SETYAWATI


KELAS : XI MIPA 1
NO

: 26

SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH


LAMPUNG TENGAH
TP 2016/2017

REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM

Tujuan: Mengamati reaksi eksoterm dan endoterm


Landasan Teori
Perubahan entalpi reaksi secara eksperimen dapat ditentukan dengan alat kalorimeter.
Perhitungan yang digunakan menggunakan prinsip Azas Black, yaitu : kalor yang
diserap sama dengan kalor yang dibebaskan. Kalor yang dibebaskan dalam reaksi
dapat dihitung dengan rumus :
Q = m.C. t
Ket.
m= massa larutan (g)
C= kalor jenis (4,18 Jg-1 oC-1)
t= t akhir t awal (oC)

a. Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem ( kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya );
ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem.
b. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan ( kalor dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya );
ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan di sekitar sistem.
Reaksi eksoterm pada umumnya berlangsung spontan, sedangkan reaksi
endoterm tidak.
Pada reaksi endoterm: H= Hproduk Hpereaksi > 0 ( bertanda positif )
Pada reaksi eksoterm: H= Hproduk Hpereaksi < 0 ( bertanda negatif).

Bahan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Larutan HCl 1M
2 cm Mg
20 cm3 air
Satu sendok urea
Satu sendok Ba(OH)2
Satu sendok NH4CL

Alat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Gelas kimia 3 buah


Silinder ujur
Thermometer
Sendok
Pengaduk
Tissue
Amplas

Langkah kerja:
1. Sediakan 20 cm3 larutan HCl 1 M dalam gelas kimia 100 cm3, ukur
suhunya! (t awal).
2. Masukkan 2 cm Mg yang sudah diamplas, amati dan catat suhunya.
Catat suhu maksimumnya! (t akhir).
3. Sediakan 20 cm3 air dalam gelas kimia ukur suhunya! (t awal).
4. Masukkan 1 sendok urea, aduk dan amati suhunya. Catat suhu
maksimumnya! (t akhir)
5. Masukkan 1 sendok Ba(OH)2 ukur suhunya tambah tambah satu
sendok NH4CL dilakukan pada tempat tertutup! Ukur suhunya.

Hasil Pengamatan

Reaksi

Perubahan

Reaksi

suhu

Endosterm dan

Tanda entalpi

Eksoterm
Eksoterm

Mg(s) + HCl(ag)

30-40

Air + urea

31-29

Endoterm

Ba(OH)2(s)

29-25

Endoterm

dan NH4CL(s)

Pertanyaan
1. Tentukan pada reaksi mana terjadi reaksi eksoterm dan reaksi
endosterm!
Jawab:
a. Reaksi eksoterm
b. Reaksi endosterm

: Mg(s) + HCl(ag)
: Air dan urea dan Ba(OH)2(s) dan NH4CL(s)

2. Bagaimana entalpi sistem, jika suatu proses mengalami reaksi


eksoterm?
Jawab: reaksi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan energi
(panas) ke lingkungannya.
3. Bagaimana entalpi sistem, jika suatu proses mengalami reaksi
endoterm?
Jawab: reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap panas dari
lingkungannya.
4. Apa kesimpulan anda dari percobaaan diatas?
Jawab: Saya sudah mengetahui bagaimana menentukan reaksi
eksoterm, reaksi endoterm, dan tanda entalpi.
5. Buatlah diagram tingkat energi untuk reaksi eksoterm dan
endoterm antara pereaksi dan hasil reaksi!
Jawab:

Kesimpulan:
Mengetahui reaksi eksoterm dan endosterm serta tanda entalpi.
Reaksi eksoterm: Mg(s) + HCl(ag)
Air + urea
Ba(OH)2(s)
dan NH4CL(s)

Tanda entalpi: -

Reaksi endoterm:
Tanda entalpi: +

Laporan Pengamatan II

I.

Judul Kegiatan

: Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi ( H

II.

Landasan Teori

: Perubahan entalpi reaksi secara eksperimen dapat

ditentukan dengan alat kalorimeter. Perhitungan yang digunakan


menggunakan prinsip Azas Black, yaitu : kalor yang diserap sama dengan
kalor yang dibebaskan. Kalor yang dibebaskan dalam reaksi dapat dihitung
dengan rumus :
Q = m.C. t
Ket.
m= massa larutan (g)
C= kalor jenis (4,18 Jg-1 oC-1)
t= t akhir t awal (oC)
c. Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem ( kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya );
ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem.
d. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan ( kalor dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya );
ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan di sekitar sistem.
Reaksi eksoterm pada umumnya berlangsung spontan, sedangkan reaksi
endoterm tidak.
Pada reaksi endoterm: H= Hproduk Hpereaksi > 0 ( bertanda positif )
Pada reaksi eksoterm: H= Hproduk Hpereaksi < 0 ( bertanda negatif).
III.

IV.

Alat dan bahan


- Kalorimeter
- Gelas ukur 50 ml
- Termometer
- Larutan HCl 1 M
- Larutan NaOH 1 M
Cara kerja
1. Siapkan kalorimeter yang bersih
2. Siapkan 50 ml HCl 1M dan 50 ml NaOH 1M dalam gelas ukur dan ukur
suhunya masing-masing dengan termometer dan catat dalam hasil
pengamatan.
3. Campurkan kedua larutan dalam kalorimeter dan ukur suhu campuran dan

V.

catat suhu maksimum.


Hasil Pengamatan
No

Larutan

Suhu ( oC )

Massa (gram)

1.
2.
3.

VI.

27o
26o
29o

50 mL HCl 1 M
50 mL NaOH 1 M
Campuran HCl 1 M + NaOH 1 M

50
50
100

Perhitungan
T awal = suhu HCl 1M + suhu NaOH 1M
2
= 26,5 oC
T akhir = suhu larutan campuran
= 29 oC
t = t akhir-t awal
=2,5 oC
= massa larutan
= 100 g
=mxCx t

m
Q

= 100 g x 4,18 Jg-1 oC-1 x 2,5 oC


= 1045 joule = 1,045 Kj
n HCl = 50/1000 x 1M
= 0,05 mol
n NaOH=50/1000 x 1M
= 0,05 mol
Perubahan entalpi reaksi per mol
= -Q/n mol
= -1,045/0,05 = -20,9 Kj/mol
Tuliskan persamaan termokimianya
Jawab:
H = -20,9 Kj/mol
HCl + NaOH
NaCl + H 0
(l)

VII.

(l)

(aq)

(g)

Kesimpulan
1. Perubahan entalpi reaksi yang di lepaskan atau diserap hanya bergantung
kepada keadaan awal dan keadaan akhir. Semakin tinggi temperature
reaksi makin cepat laju reaksinya.
2. Dari hasil pengamatan, saya dapat menyimpulkan bahwa entalpi reaksi
etanol HCl dan NaOH 100 mL adalah -20,9 kJ/mol.
3. Percampuran antara larutan NaOH dengan larutan HCl akan
menyebabkan terjadinya kenaikan suhu. Sehingga reaksi ini
dikatakan sebagai reaksi eksoterm.
4. Reaksi antara larutan NaOH dan larutan HCl memiliki perubahan entalpi
(H) berharga negatif ( ) sehingga merupakan reaksi eksoterm yang
memakai sistem melepaskan atau membebaskan kalor. Perubahan entalphi
suatu reaksi dipengaruhi oleh massa, kalor jenis, dan perubahan suhu suatu
reaksi itu sendiri berbanding dengan kandungan mol pada suatu reaksi
tersebut.

TUGAS LAPORAN KIMIA

NAMA : NISA DEWI SETYAWATI

KELAS : XI MIPA 1
NO

: 26

SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH


LAMPUNG TENGAH
TP 2016/2017

LAJU REAKSI
Tujuan Kegiatan:
a.
b.
c.
d.

Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi.


Untuk mengetahui pengaruh luas permukaan sentuhan terhadap laju reaksi.
Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
Untuk mengetahui pengaruh katalis terhadap laju reaksi.

Landasan Teori
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi per satuan
waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu.
Variabel-variabel dalam laju reaksi
1. Variabel Bebas ( Variabel Manipulasi )
Yaitu variabel yang sengaja diubah-ubah untuk memperoleh hubungan satu besaran dengan
yang lain. Misal konsentrasi dan suhu.
2. Variabel Kontrol

Yaitu variabel yang dipertahankan atau tidak diubah-ubah.


3. Variabel Terikat ( Variabel Respon )
Yaitu variabel yang berubah karena adanya perubahan variabel bebas. Misalnya laju reaksi
yang berubah karena konsentrasi diubah.
Teori Tumbukan
Teori ini didasarkan atas teori kinetik molekul gas yang menyatakan sebagai berikut:
1. Gas terdiri atas molekul-molekul gas yang berukuran lebih kecil daripada jarak antar
molekul.
2. Molekul-molekul gas selalu bergerak lurus ke segala arah.
3. Tumbukan antara molekul-molekul gas dengan dinding wadah bersifat elastis.
4. Kecepatan gerak molekul gas dipengaruhi oleh perubahan suhu.
5. Energi kinetik rata-rata molekul gas sama besar pada suhu yang sama atau tidak
dipengaruhi oleh massanya.
Reaksi kimia diawali ketika partikel-partikel zat yang bereaksi saling bertabrakan. Namun
tidak semua tabrakan yang terjadi akan menghasilkan zat baru. Tabrakan sempurna
dinamakan tumbukan efektif. Tabrakan tersebut terlebih dahulumembentuk suatu
molekul kompleks yang disebut molekul kompleks teraktivasi. Energi aktivasi
merupakan energi tumbukan terendah yang diperlukan untuk pembentukan molekul
kompleks reaktivasi sehingga reaksi dapat berlangsung.
Faktor - faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu :
a. Konsentrasi pereaksi
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat, jika
dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak
molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul
makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat.
b. Luas permukaan sentuhan
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran reaktan
yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian permukaan zat.
Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar
daripada padatan berbentuk lempeng atau butiran. Semakin luas permukaan partikel,
maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat
berlangsung lebih cepat.
c. Suhu

Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak (kinetik) partikel ikut
meningkat sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi kinetik di atas harga
energi aktivasi (Ea), sehingga reaksi dapat berlangsung semakin cepat.
d. Katalisator
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami
perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat
diperoleh kembali. Katalis dapat mempercepat laju reaksi,karena dapat menimbulkan
energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dilampaui agar reaksi
dapat berlangsung.

A. Mengamati pengaruh konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi


Alat dan bahan
1. 3 buah tabung reaksi
2. 3 buah batang magnesium (Mg) dengan panjang 2cm
3. 10 mL larutan HCL dengan konsentrasi masing-masing 1M, 2M, dan 3M
Cara kerja:
1. Sediakan 3 tabung reaksi masing-masing berisi 10 ml larutan HCL dengan konsentrasi
1M, 2M, dan 3M.
2. Sediakan 3 pita Mg berukuran 2 cm.
3. Reaksi logam Mg dengan HCL 1M, catat waktunya sampai logam Mg habis bereaksi.
4. Ulangi percobaan untuk dua konsentrasi HCL lainnya.
Tabel pengamatan
Tabung reaksi

Larutan HCL

Mg (cm)

10 mL HCL 1

(detik)
5m

M
10 mL HCL 2

70 s

M
10 mL HCL 3

41 s

Waktu

5. Jelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi!


Jawab:
suatu larutan dengan molaritas tinggi tentu mengandung molekul-molekul yang lebih rapat
dibandingkan dengan molaritas larutan rendah. Larutan dengan molaritas tinggi
merupakan larutan pekat dan larutan dengan molaritas rendah merupakan larutan encer.
Pada larutan pekat, letak molekulnya rapat sehingga sering terjadi tumbukan
dibandingkan dengan larutan encer. Itulah sebabnya, jika molaritas larutan yang
direaksikan semakin besar, maka laju reaksinya juga semakin besar. Terlihat bahwa
makin besar konsentrasi HCl, laju reaksi makin cepat. Maka dapat disimpulkan :
Makin besar konsentrasi, laju reaksi makin cepat.
6. Tentukan variable manipulasi, respon dan kontrol pada percobaan ini!
Jawab:
Variabel manipulasi : larutan HCl
Variabel respon
: waktu
Variabel kontrol
: batang magnesium (Mg)
B. Mengamati pengaruh luas permukaan sentuhan terhadap laju reaksi
Alat dan bahan
1. 2 buah tabung reaksi
2. 2 macam batu pualam (CaCO3) dalam bentuk serbuk dan kepingan masing-masing
3. 20 mL larutan HCL 2M

Cara kerja:
1. Percobaan dilakukan pada suhu kamar.
2. Masukkan batu pualam ke dalam masing-masing tabung reaksi.
3. Masukkan 10 ml HCL 2M ke dalam tiap tabung reaksi. Segera hidupkan stopwatch, saat
masukkan HCL.
4. Catat waktu yang diperlukan mulai dari memasukkan HCL sampai dengan habisnya
pualam bereaksi dengan HCL.
5. Salin dan tuliskan data ke dalam tabel pengamatan.
Tabel pengamatan
Tabung reaksi
1

1 gram CaCO3
kepingan

HCl 2M

Keterangan

10 mL

Sedikit gelembung

serbuk

10 mL

Banyak gelembung

1. Bagaimana besar luas permukaan CaCO3 pada percobaan ini?


Jawab:
Luas permukaan kepingan CaCO3 lebih kecil dibandingkan dengan luas permukaan serbuk
CaCO3.
2. Jelaskan pengaruh luas permukaan sentuhan terhadap laju reaksi!
Jawab:
Terlihat bahwa CaCO3 berbentuk butiran atau serbuk akan bereaksi lebih cepat daripada
CaCO3 bentuk kepingan. Karena, luas permukaan bidang sentuh CaCO3 dalam bentuk
butiran lebih besar daripada CaCO3 bentuk kepingan dalam massa yang sama. Dengan
demikian dapat disimpulkan :
Makin luas permukaan bidang sentuh, makin cepat laju reaksinya.
C. Mengamati pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Alat dan bahan
1. Pemanas (lampu spiritus dan kaki tiga)
2. Thermometer
3. Gelas kimia 3 buah
4. Kertas putih yang diberi tanda silang besar
5. Larutan natrium thiosulfat (Na2S2O3) 0,2 M
6. Larutan HCL 2M

Cara kerja:
1. Masukkan masing-masing 20mL larutan Na2S2O3 ke dalam gelas kimia. Beri tanda
dengan kertas label gelas kimia 1, 2, dan 3.
2. Panaskan di atas Bunsen gelas kimia 2 dan 3 berisi larutan Na2S2O3 sampai suhu masing
masing 35 C , dan 45 C .
3. Letakkan gelas kimia tadi di atas kertas putih yang sudah diberi tanda silang.
4. Masukkan 5ml larutan HCL ke dalam masing-masing gelas kimia berisi larutan Na2S2O3
yang telah dipanaskan. Tekan pencatat waktu (stopwatch) saat larutan HCL mulai
bercampur dengan larutanNa2S2O3.
5. Hentikan pencatat waktu segera setelah tanda silang di kertas sudah tidak tampak lagi.
6. Salin dan catat waktu yang diperlukan ke dalam tebel pengamatan.
Tabel pengamatan

Waktu (detik)

Volume HCL
(mL)
5
5
5

s 16
s6
s3

Volume Na2S2O3
(mL)
20
20
20

C ) Suhu
Suhu ruang
35
45

Gelas kimia
1
2
3

7. Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi?


Jawab:
Suhu mempunyai hubungan linear dengan gerakan molekul. Jika suhu semakin tinggi, maka
molekul-molekul dalam materi akan semakin cepat bergerak. Akibatnya frekuensi
terjadinya tumbukan semakin besar. Ternyata HCl dengan temperatur yang paling tinggi
bereaksi paling cepat. Maka dapat disimpulkan : Makin tinggi temperatur pereaksi,
makin cepat laju reaksinya.
D. Mengamati pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Alat dan bahan
1. Gelas kimia
2. Larutan hidrogen peroksida 5%
3. Larutan natrium klorida 0,1 M
4. Larutan besi klorida 0,1 M
5. Pipet tetes

Cara kerja
1. Masungkan masing-masing 5 mL larutan H2O2 5% ke dalam 3 gelas kimia.
2. Pada gelas kimia pertama hanya berisi larutan H2O2 5%, pada gelas kedua ditambahkan
20 tetes NaCL, dan pada gelas ketiga ditambahkan 20 tetes FeCl3.
3. Perhatikan reaksi yang terjadi pada masing-masing gelas kimia, kemudian salin dan catat
tebel pengamatan.
Tabel pengamatan
No.
1
2
3

Larutan
H2O2
H2O2 + NaCl
H2O2 + FeCl3

Gejala yang diamati


Tidak ada gelembung
Sedikit gelembung
Banyak gelembung

4. Apakah yang bekerja sebagai katalisator pada penguraian hidrogen perioksida, NaCl atau
FeCl3? Jelaskan
Jawab:

Yang bekerja sebagai katalisator yaitu FeCl3 karena menghasilkan banyak gelembung serta
cepat bereaksi dengan H2O2. H2O2

FeCl3

5. Apakah zat itu mengalami perubahan selama hidrogen perioksida mengalami


penguraian?
Jawab:
Katalisator itu tidak bereaksi tetapi hanya mempercepat reaksi sehingga tidak mengalami
perubahan zat. Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak
mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut
dapat diperoleh kembali. Katalis dapat mempercepat laju reaksi,karena dapat
menimbulkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus
dilampaui agar reaksi dapat berlangsung. Maka dapat disimpulkan :
Yang mempercepat laju reaksi adalah katalis. Dan FeCl3 sebagai katalisator.
Kesimpulan:
Berdasarkan pratikum yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Konsentrasi, luas permukaan sentuhan, suhu, katalis mempengaruhi besar laju reaksi.
Makin besar konsentrasi, laju reaksi makin cepat, Makin luas permukaan bidang sentuh,
makin cepat laju reaksinya, Makin tinggi suhu pereaksi, makin cepat laju reaksinya, Yang
mempercepat laju reaksi adalah katalis. Dan FeCl3 sebagai katalisator.

Anda mungkin juga menyukai