Anda di halaman 1dari 32

TUGAS KIMIA LOGAM DAN NONLOGAM

GOLONGAN II A
ALKALI TANAH

KELOMPOK 3
Anindya Silva Putri Hindarsyah (1506721560)
Bella Pratiwi (1506670925)
Maria Maghdalena (1506742666)
Shella Jeniferiani Willyam (1506734216)
Sri Mauliddiyah (1506670881)
Welly Darmawan (1506721592)
Yuni Syafitri (1506721693)
Zulda Adya Zahra (1506671000)

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
paper ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih
atas bantuan dari Ibu Dr. Yuni Krisyuningsih Krisnandi, S.Si., M.Sc. selaku dosen mata
kuliah Kimia Logam Non Logam yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik berupa materi pelajaran maupun pikirannya.

Kami sangat berharap paper ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan tentang sifat-sifat unsur, khususnya pada golongan IIA. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam paper ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan bagi paper
yang telah kami buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga paper ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya paper yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Depok, 3 Oktober 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................4
BAB II ISI......................................................................................................................2
2.1 Sifat dari Golongan II................................................................................2
2.2 Penyimpangan Berilium............................................................................3
2.3 Terdapatnya dan Isolasi Alkali Tanah.....................................................4
2.4 Kegunaan Elemen-Elemen dan Senyawa Golongan IIA........................5
2.5 Reaksi Redoks Golongan IIA....................................................................6
2.5.1 reaksi dengan oksigen...............................................................................7
2.5.2 reaksi dengan air........................................................................................7
2.6 Hidrida, Halida, Oksida, dan Sulfida dari Golongan IIA......................8
2.6.1 hidrida........................................................................................................8
2.6.2 halida.........................................................................................................8
2.6.3 oksida......................................................................................................11
2.6.4 sulfida......................................................................................................12
2.7 Hidroksida, Nitrida, Karbida, dan Asamokso Golongan IIA..............12
2.7.1 hidroksida................................................................................................12
2.7.2 nitrida dan karbida...................................................................................12
2.7.3 garam dan asam okso..............................................................................13
(a) Karbonat dan Hidrogen Karbonat...................................................14

(b) Sulfat dan Nitrat..............................................................................16

2.8 Pembentukan Kompleks Golongan IIA.................................................17


BAB III PENUTUP......................................................................................................19
3.1 Kesimpulan...............................................................................................19

3
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penulisan makalah ini merupakan pemaparan mengenai logam
golongan II, yang diambil dari beberapa sumber. Salah satu sumber
yang paling banyak digunakan adalah buku Inorganic Chemistry Shiver and Atkins
5th Edition. P e m b a h a s a n k h u s u s t e n t a n g l o g a m g o l o n g a n I I y a n g
d i p a p a r k a n o l e h p e n u l i s d a l a m b u k u n y a dianggap penting karena
memberikan banyak informasi mengenai golongan tersebut.
Banyak hal menarik mengenai unsur-unsur pada goloongan alkali tanah.
Golongan II A memiliki banyak sifat khas yang berbeda dari golongan lain. Namun,
ada juga elemen pada golongan ini yang sifatnya tidak sama. Unsur-unsur golongan
II A tidak ditemukan dalam bentuk unsur, tetapi dalam mineral-mineral. Unsur-unsur
pada golongan ini merupakan reduktor kuat. Apapun yang bereaksi dengan unsur
pada golongan II A, harus mendapatkan elektron. Logam pada golongan ini berekasi
dengan oksigen untuk menghasilkan oksida dan bereaksi dengan air untuk
memberikan hidroksida dan gas hidrogen.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah pembentukan kompleks yang terjadi pada golongan IIA?
2. Bagaimana senyawa biner yang ada pada Golongan IIA ?
3. Bagaimana reaksi redoks yang terjadi pada Golongan IIA?
4. Bagaimana cara isolasi dan terdapatnya Golongan IIA?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pembentukan kompleks yang terjadi pada golongan IIA
2. Menjelaskan senyawa biner yang ada pada Golongan IIA
3. Menjelaskan reaksi redoks yang terjadi pada Golongan IIA

5
4. Menjelaskan cara isolasi dan ketersediaan Golongan IIA

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pembentukan kompleks yang terjadi pada golongan IIA
2. Dapat mengetahui senyawa biner yang ada pada Golongan IIA
3. Dapat mengetahui reaksi redoks yang terjadi pada Golongan IIA
4. Dapat menjelaskan cara isolasi dan ketersediaan Golongan IIA

6
BAB II
ISI

2.1 Sifat dari Golongan II


Unsur berilium, kalsium, stronsium,barium, dan radium dikenal juga sebagai
logam alkali tanah, tetapi pada umumnya logam alkali tanah berlaku pada semua
Golongan II. Semua unsur dari Golongan II merupakan logam putih dan ikatannya
biasanya ionik. Unsur dari Golongan II bersifat lebih padat, keras, dan kurang reaktif
dibandingkan unsur di Golongan I, namun masih lebih reaktif dibandingkan logam
lain.

Titik didih dan kerapatan dari Golongan II lebih besar dibandingkan pada
Golongan I. Hal tersebut menandakan adanya peningkatan kekuatan ikatan logam
dari golongan I ke Golongan II seiring dengan peningkatan jumlah elektron. Jari-jari
dari Golongan II lebih kecil dari Golongan I akibat peningkatan kerapatan dan energi
ionisasi. Energi ionisasi berbanding terbalik dengan jari-jari atom, sehingga semakin
ke bawah maka unsur akan semakin reaktif karena energi ionisasi semakin kecil.
Contohnya dapat dilihat pada kalsium, stronsium, dan radium yang dapat bereaksi
dengan cepat pada air dingin, sedangkan magnesium hanya dapat bereaksi dengan air
panas. Namun, Be bersifat sebagai amfoter.
Mg(s)+H2O(g)MgO(s)+H2(s)
Ca(s)+2H2O(g)Ca(OH)2(s)+H2(s)

7
Dari reaksi di atas, golongan Alkali Tanah cenderung melepas 2 elektron dan
membentuk ion 2+. Semakin besar logam alkali tanah maka akan semakin reaktif
(Ca, Sr, dan Ba). Uji nyala juga sering dilakukan seperti pada Golongan I untuk
mengindentifikasi keberadaan unsur Golongan II dan senyawanya (kalsium: merah
bata; stronsium: merah tua; barium: hijau; radium: merah tua).

Semua unsur (kecuali Be) berada sebagai M2+ dalam senyawa sederhana
dimana konfigurasi elektronnya ns2. Semua unsur Golongan II dapat berikatan
dengan halida (kecuali Be) biasanya terbentuk dari larutan seperti pada reaksi logam
hidroksida (HX, X=Cl,Br,I)
M+X2MX2

Secara umum garam dari Golongan II lebih sukar larut dalam air dibandingkan
garam pada Golongan I. Kation dari Golongan II dapat membentuk ligan polidentat
seperti ethylenediaminetetraacetate ion (EDTA).

2.2 Penyimpangan Berilium


Berilium memiliki ukuran yang kecil (radius ionnya 27 pm) dan konsekuensinya
kerapatan muatannya tinggi dan energi polarisasinya menghasilkan senyawa Be yang
kovalennya besar. Ionnya merupakan asam Lewis yang kuat. Bilangan koordinasi
yang biasanya ditemukan pada atom ini adalah 4 dan geometri lokalnya tetrahedral.
Kongeners Berilium yang lebih besar biasanya memiliki bilangan koordinasi 6 atau
lebih. Akibatnya terdapat ciri-ciri sebagai berikut[1] :
1. Kontribusi kovalen yang signifikan terhadap ikatan dalam senyawa seperti
berilium halida Be2, Be2 , Be2 dan hidrida Be2 .
2. Cenderung membentuk senyawa kompleks dengan formasi senyawa molekul
seperti 4O(2 2 )6 .
3. Hidrolisis (deprotonasi) dari garam berilium dalam bentuk larutan membentuk
spesi seperti [(2 )3 ]+ dan larutan asam. Garam Berilium yang terhidrat
cenderung untuk terurai dalam reaksi hidrolisis dimana berilium okso- atau
garam hidrokso terbentuk daripada kehilangan air.

8
4. Oksida dan kalkogenik lain dari Be mengadopsi struktur dengan struktur
koordinasi ( 4,4 ) yang lebih terarah.
5. Berilium membentuk beberapa senyawa organologam termasuk metil berilium
((3 )2 ), etilberilium, t-butilberilium dan beryllocence ((5 5 )2 ).

Sifat umum lain yang penting dari Be adalah kuatnya hubungan diagonal dengan Al :
1. Kedua Be dan Al membentuk kovalen hidrida dan halida. Senyawa yang analog
dengan elemen golongan 2 sebagian besar adalah ionik.
2. Oksida dari Be dan Al adalah amfoter di mana oksida dari sisa elemen golongan
2 adalah basa.
3. Kehadiran ion yang berlebih, Be dan Al membentuk [Be()4 ]2 dan
[Al()4 ] , tidak ada yang ekivalen secara kimia dengan Mg.
4. Kedua elemen membentuk struktur berdasarkan tetrahedral yang terhubung : Be
membentuk struktur yang tersusun dari [Be4 ] dan [Be4 ] tetrahedral
[X=halida ]. dan Al membentuk alumina dan alumino silika yang banyak, yang
mengandung unit [Al4 ] .

2.3 Terdapatnya dan Isolasi Alkali Tanah


Berilium terdapat secara alami sebagai mineral semimulia beryl,
Be3Al2(SiO3)6 [1,2]. Beryl adalah dasar dari batu permata emerald, dimana sebagian
kecil fraksi dari Al3+ diganti oleh Cr3+. Berilium diekstraksi dengan memanaskan
beryl dengan natrium heksafluorosililkat (Na2SiF6), untuk memproduksi BeF2, yang
kemudian direduksi menjadi elemen oleh magnesium [1].
Magnesium adalah elemen dengan kelimpahan terbesar kedelapan di kerak
bumi. Magnesium terdapat secara alami dalam beberapa mineral, seperti dolomit
(CaCO3.MgCO3) dan magnesit (MgCO3). Magnesium juga merupakan elemen
terlarut di dalam air laut dengan kelimpahan terbesar ketiga (setelah Na dan Cl),
sehingga dari situlah magnesium diekstraksi secara komersial. Satu liter air laut
mengandung lebih dari 1 g ion magnesium. Ekstraksi dari air laut bergantung pada
fakta bahwa magnesium hidroksida memiliki kelarutan yang lebih kecil disbanding
kalsium hidroksida karena kelarutan dari garam-garam dengan anion-anion
mononegatif meningkat ke bawah grup. CaO (kapur tohor) atau Ca(OH)2 (kapur

9
mati) ditambahkan ke air laut dan Mg(OH)2 mengalami presipitasi. Hidroksidanya
kemudian dikonversi menjadi klorida dengan perlakuan menggunakan HCl:
CaO(s) + H2O(l) Ca2+(aq) + 2OH- (aq)
Mg2+ (aq) + 2OH- (aq) Mg(OH)2 (s)
Mg(OH) 2 (s) + 2HCl(aq) MgCl2 (aq) + 2 H2O(l)
Magnesium kemudian diekstraksi dengan elektrolisis lelehan magnesium klorida:
Katoda : Mg2+ (l) + 2e Mg(s)
Anoda : 2Cl(l) Cl2(g) + 2e
Magnesium juga diekstraksi dari dolomit. Dolomit dipanaskan di udara untuk
menghasilkan magnesium dan kalsium oksida. Campuran ini dipanaskan dengan
ferosilikon (FeSi) yang membentuk kalsium silikat (Ca2SiO4), besi, dan magnesium.
Magnesium berwujud cairan pada temperatur operasi tinggi yang digunakan dan
dapat dihilangkan dengan destilasi [1].
Masalah utama dalam produksi magnesium adalah reaktivitasnya yang tinggi
terhadap air dan udara lembap. Nitrogen, yang biasanya digunakan untuk
memberikan atmosfer inert untuk produksi logam-logam reaktif lainnya tidak dapat
digunakan untuk magnesium karena magnesium bereaksi untuk membentuk nitride
(Mg3N2). Sulfur heksafluorida atau sulfur dioksida yang ditambahkan ke udara
kering digunakan sebagai alternatif untuk nitrogen karena gas-gas tersebut mencegah
pembentukan MgO. Argon juga dapat digunakan. Walaupun magnesium sangat
reaktif dengan oksigen dan air, logam dapat ditangani dengan aman karena adanya
lapisan oksida passivator inert pada permukaannya [1].
Kalsium merupakan elemen dengan kelimpahan terbesar kelima pada kerak
bumi dan banyak ditemukan sebagai batu kapur (CaCO3). Konsentrasi kalsium
dalam air laut lebih rendah daripada magnesium karena kelarutan CaCO3 yang lebih
rendah dibandingkan dengan MgCO3 dan banyaknya penggunaan kalsium oleh
organisme-organisme laut. Kalsium merupakan komponen utama dari biomineral
seperti tulang, tempurung, dan gigi, serta merupakan sentral untuk proses sinyal sel
seperti aktivasi hormonal atau elektrik dari enzim pada organisme dengan tingkat
lebih tinggi. Rata-rata orang dewasa mengandung sekitar 1 kg kalsium. Kalsium
terikat kuat dengan ion oksalat untuk membentuk Ca(C2O4) yang tidak larut; batu
ginjal terbentuk ketika reaksi ini terjadi di ginjal. Kalsium diekstraksi dengan

10
elektrolisis lelehan klorida, yang diperoleh sebagai produk sampingan dari proses
Solvay untuk produksi natrium karbonat. Kalsium pudar di udara dan menyala pada
panas dengan membentuk kalsium oksida dan nitride.
Stronsium dinamakan berdasarkan desa Strontian di Skotlandia dimana bijih
mengandung stronsium pertama kali ditemukan. Stronsium diekstraksi dengan
elektrolisis lelehan SrCl2 atau dengan reduksi SrO dengan Al:
6SrO(s) + 2 Al(s) 3Sr(s) + Sr3Al2O6(s)
Logam bereaksi kuat dengan air dan sebagai bubuk menyala di udar. Pada mulanya
produknya adalah SrO. Namun ketika terbakar, nitrida (Sr3N2) juga terbentuk.
Barium diekstraksi dengan elektrolisis lelehan klorida atau dengan reduksi BaO
dengan Al. Barium bereaksi kuat dengan air dan menyala di udara [1].
Semua isotop radium bersifat radioaktif. All the isotopes of radium are
radioactive. Mereka mengalami peluruhan , , dan dengan waktu paruh yang
bervariasi, mulai dari 42 menit hingga 1599 tahun. Radium ditemukan oleh Pierre
dan Marie Curie pada tahun 1898 setelah ekstraksi yang melelahkan dari mineral
mengandung uranium, pitchblende. Pitchblende merupakan mineral kompleks yang
mengandung banyak elemen, sekitar 1 g Ra dalam 10 t ore dan menghabiskan waktu
tiga tahun untuk Curie mengisolasi 0,1 g RaCl2 [1].

2.4 Kegunaan Elemen-Elemen dan Senyawa Golongan IIA


Karena ketidak-inertan pada unsur Berilium, unsur ini menjadi sangat ringan
sehingga digunakan untuk membuat instrumen presisi, pesawat terbang, dan rudal.
unsur ini digunakan untuk jendela pipa sinar X-ray karena memiliki nomor atom
yang rendah sehingga sangat sensitif terhadap sinar X-ray. Berilium juga digunakan
sebagai mediator untuk reaksi nuklir karena inti unsur berilium sangat lemah
menyerap neutron dan logam ini mempunya titik leleh yang tinggi.
Sebagian besar penggunaan dari unsur magnesium didasari oleh
pembentukan alloy ringan, terutama dengan alumunium, alloy tersebut banyak
digunakan dalam kontruksi yang memperhatikan bobot, seperti pesawat terbang.
Dahulu alloy magnesium-alumunium digunakan dalam kapal perang tetapi ternyata
sangat mudah terbakar saat mengalami serangan rudal. Beberapa penggunaan dari

11
unsur magnesium didasari bahwa logam terbakar di udara dengan nyala api putih
yang kuat, sehingga digunakan untuk kembang api.
Berillium oksida sangat beracun dan karsinogenik jika terhirup dan garam
berilium yang larut agak beracun, penggunaan senyawa berilium dalam industri
terbatas; BeO digunakan sebagai isolator dalam perangkat listrik dengan daya yang
tinggi di mana konduktivitas termal juga diperlukan. Berbagai penggunaan senyawa
magnesium termasuk Susu Magnesia, Mg(OH)2, yang digunakan untuk obat
gangguan pencernaan dan Garam Epsom MgSO4.7H2O, digunakan untuk berbagai
perawatan kesehatan, seperti sembelit, pencahar, serta membasahi luka lebam dan
memar. Senyawa organomagnesium biasa digunakan dalam sisntesis organik seperti
reagen Grignard.
Senyawa kalsium lebih berguna dalam bentuk senyawa dibanding unsurnya
sendiri. Kalsium oksida (seperti kapur/kapur mentah) adalah senyawa utama mortir
dan semen. Senyawa ini juga digunakan dalam pembuatan baja dan kertas. Kalsium
sulfat dihidrat, CaSO4.2H2O, biasa digunakan untuk bahan bangunan, seperti plester
papan dan kalsium sulfat anhidrat biasanya digunakan sebagai agen pengering.
Kalsium karbonat digunakan dalam proses Solvay untuk produksi natrium karbonat
dan sebagai bahan mentah untuk produksi CaO. Kalsium florida tidak larut dan
transparan pada panjang gelombang yang besar. Kalsium florida digunakan untuk
membuat sel dan jendela sinar infrared dan spektrometer UV.
Stronsium digunakan dalam piroteknik, fosfor, dan pada kaca televisi tabung
berwarna yang serkarang pasarnya sudah menurun pesat. Senyawa barium sangat
efektif dalam menyerap sinar X-ray akibat jumlah elektron yang besar pada setiap
ion Ba2+. Senyawa ini digunakan sebagai barium meal dan barium enema untuk
pemeriksaan saluran usus. Barium bersifat sangat beracun, maka sulfat tak larut
digunakan pada aplikasi ini. Barium karbonat digunakan dalam pembuatan kaca,
sebagai fluks(cairan) untuk membantu pengaliran glasir dan enamel, serta sebagai
racun tikus. Sulfida digunakan sebagai obat penghilang rambut. Barium sulfat
berwarna putih, tidak memiliki penyerapan pada area tampak spektrum
elektromagnetik, dan digunakan sebagai referensi standar pada spektroskopi uv-
visible.

12
Radium digunakan untuk perawatan tumor ganas; senyawanya masih
digunakan sebagai senyawa yang mendahului radon yang digunakan pada aplikasi
serupa. Cat radium yang bercahaya dulu pernah digunakan secara luas pada
permukaan jam dinding dan jam tangan namun sudah digantikan dengan senyawa
yang lebih tidak berbahaya.
Magnesium dan kalsium merupakan unsur yang penting secara biologic.
Magnesium adalah komponen klorofil tetapi unsur ini juga mengkoordinir berbagai
ligan penting secara biologic, termasuk ATP. Unsur ini penting untuk kesehatan
manusia, bertanggungjawab untuk aktivitas berbagai macam enzim. Dosis yang
dianjurkan untuk orang deawasa kira-kira 0,3 g per hari dan rata-rata orang dewasa
mengandung 2,5 g magnesium.

2.5 Reaksi Redoks Golongan IIA


Golongan IIA merupakan logam yang reaktif. Unsur-unsur pada golongan IIA
memberikan 2 elektron ketika mereka bereaksi. Artinya, apapun yang bereaksi
dengan unsur pada golongan IIA, harus mendapatkan elektron. Mendapatkan
elektron adalah reaksi reduksi. Sebaliknya, reaksi oksidasi adalah pengurangan
jumlah elektron.Unsur pada golongan IIA dapat menyebabkan reduksi pada senyawa
atau unsur yang lain. Oleh karena itu dapat disebut sebagai pereduksi yang baik.
Semakin kebawah, reaktivitas meningkat. Artinya, akan semakin mudah untuk
melepaskan elektron dan menjadi reduktor yang lebih baik.

2.5.1 Reaksi dengan Oksigen


Logam pada golongan IIA berekasi dengan oksigen untuk memberikan oksida.
Logam + Oksigen Logam Oksida

Reaksi memberikan produk ionik. Jika diterapkan bilangan oksidasi, dapat


terlihat mana yang telah teroksidasi dan tereduksi. Contoh:
Kalsium + Oksigen Kalsium Oksida
2 Ca (s) + O2 (g) 2 CaO (s)

13
Element 2Ca(s) + O2(g) 2CaO(s) Change in Ox No Redox
Up Down
Ca 0 +2 2 Ox
O 0 -2 2 Red

2.5.2 Reaksi dengan Air


Logam pada golongan IIA bereaksi dengan air untuk memberikan
hidroksida dan gas hidrogen.
Logam + Air Logam Hidroksida + Hidrogen

Reaksi juga memberikan produk ionik.Jika diterapkan bilangan oksidasi,


dapat terlihat unsur yang teroksidasi dan tereduksi. Contoh:
Kalsium + Air Kalsium Hidroksida + Hidrogen
Ca(s) + 2H2O(l) Ca (OH)2 (aq) + H2(g)

Element Ca(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + H2(g) Change in Ox No Redox


Up Down
Ca 0 +2 2 Ox
H +1 (+1) 0 1 Red
O -2 -2 - - - -

2.6 Senyawa-Senyawa dari Golongan IIA

2.6.1 Hidrida
Semua golongan 2 membentuk Hidrida Salin dengan pengecualian
Berilium, yang membentuk senyawa kovalen polimer. Seperti unsur golongan
1, golongan 2, dengan pengecualian untuk Be, membentuk ionik, hidrida salin
yang mengandung H-ion. Mereka dapat dihasilkan dari reaksi langsung antara
logam dan hidrogen. Berilium Hidrida adalah senyawa kovalen dan harus

14
dihasilkan dari alkilberilium. Senyawa ini mempunyai struktur jaringan dengan
atom H sebagai jembatannya.

Gambar 1. Struktur BeH2

Ionik hidrida dari unsur yang lebih berat bereaksi secara hebat dengan air
dan menghasilkan hidrogen :

Reaksi ini tidak sehebat dari golongan 1 dan bisa digunakan untuk
menghasilkan hidrogen dalam fuel cells. Untuk penyimpanan hidrogen, reaksi
bolak-balik mencakup pengambilan hidorgen pada temperatur ruang.
Magnesium hidrida kehilangan Hidrogen pada pemanasan diatas 250oC
sehingga prosesnya adalah

Proses bolak-balik dan rendahnya massa molar dari Mg membuat MgH2


mempunyai kemampuan yang sangat bagus untuk menyimpan Hidrogen.
Mengurangi titik leleh menjadi lebih dekat dengan temperatur ruang mencakup
pembuatan kompleks Magnesium Hidrida yang diberikan logam lain dan
pembuatan bentuk nanopartikulasi.

Kalsium hidrida, CaH2, adalah padatan kristalin tak bewarna (mp 816
o
C), dan bereaksi dengan hebat dengan air membebaskan gas hidrogen.

15
Hidrida ini digunakan sebagai pembentuk gas hidrogen, atau bahan dehidrator
untuk pelarut organik. Hidrida ini juga digunakan sebagai reduktor.

2.6.2 Halida
Halida dari Berilium adalah kovalen, semua fluorida, kecuali BeF2
tidak larut dalam air, sedangkan halida lainnya larut dalam air. Semua Halida
Berilium adalah kovalen. Berilium Fluorida dibuat dari penguraian (NH4)2BeF4
dan padatan yang ada pada temperatur tertentu yang mirip dengan SiO2.
Senyawa itu larut dalam air dan membentuk hidrat [Be(OH2)4]2+. Berilium
Klorida, BeCl2, dapat dibuat dari oksida :

Klorida seperti BeBr2 dan BeI2, juga dapat dihasilkan dari reaksi langsung
unsur pada temperatur yang tinggi. Struktur BeCl2 yang berupa padatan adalah
rantai polimer (1). Strukturnya berupa tetrahedron biasa di sekitar atom Be dan
ikatannya adalah hibridisasi sp3. Dalam BeCl2 ion klorida mempunyai densitas
elektron yang cukup untuk 2c,2e ikatan kovalen. Berilium klorida adalah asam
lewis, yang membentuk adisi dengan donor pasangan elektron seperti dietil eter
(2). Dalam fase penguapan, senyawa dapat membentuk struktur dari
hibridisasi sp2 (3), dan waktu temperatur diatas 900oC monomer linear
terbentuk, yang mengindikasikan hibridisasi sp (4).

16
Halida anhidrid dari magnesium dapat dibentuk dari kombinasi
langsung dari unsurnya seperti preparasi dari larutan aqueous menghasilkan
hidratnya yang terhidrolisis sebagian pada pemanasan. Halida anhidrid dari
unsur golongan 2 yang lebih berat dapat dibuat dari dehidrasi hidratnya. Semua
fluorida kecuali BeF2 sedikit larut dalam air, meskipun kelarutan meningkat
sedikit dari atas ke bawah golongannya. Seperti jari-jari dari kation yang
meningkat dari Be ke Ba, nomor koordinasi kation meningkat dari 4 sampai 8,
seperti CaF2, SrF2, dan BaF2 yang mengadopsi struktur fluorite. Halida lainnya
dari golongan 2 membentuk struktur berlapis, merefleksikan peningkatan
polarisabilitas dari ion halida. Magnesium Klorida mengadopsi struktur
berlapis Cadmium Klorida yang lapisannya disusun sedemikian rupa sehingga
ion klorida membentuk kubus. MgI2 dan CaI2 mengadopsi Cadmium-Iodida
struktur yang lapisan ion I nya adalah hexagonal.

17
Struktur Cadmium-Klorida yang sama seperti struktur MgCl2

Fluorida yang paling penting dari golongan ini adalah CaF2. Bentuk
mineralnya, fluorit atau fluorspar, adalah satu-satunya sumber berskala besar
dari fluorin. Hidrogen Fluorida anhidrid dibentuk dari aksi asam sulfat pada
fluorspar :

Semua klorida mempunyai kemampuan untuk menjadi cair (mengabsorbsi uap


dari udara dan larut di dalamnya) dan membentuk hidratnya. Mereka
mempunyai titik leleh yang lebih rendah dari fluoridanya. Magnesium Klorida
adalah klorida yang paling penting untuk industri. Ia di ekstrak dari air laut dan
selanjutnya digunakan pada produksi logam Magnesium. Kalsium Klorida juga
penting dan diproduksi dalam industri besar. Karakter higroskopiknya
menuntun pada persebarannya yang digunakan pada laboratorium agen
pengering. Senyawa tersebut juga dapat digunakan untuk menghilangkan
lapisan es pada jalan, dimana lebih efektif daripada NaCl karena dua alasan:

1. Penguraiannya sangat eksotermik, dengan reaksi sebagai berikut :

Panasnya membantu untuk mencairkan es.

18
2. Minimal campuran CaCl2 dalam bentuk bekunya dalam air mempunyai
titik beku dari -55oC dibandingkan -18oC dari NaCl dalam air.

Bentuk penguraian eksotermik juga menuntun pada aplikasi yang lain pada
bentuk pemanasan instan dan tempat pemanas otomatis. Larutan CaCl2
mempunyai kemampuan untuk meminimalisir produksi debu pada jalanan.
Radium dalam bentuk halida mempunyai kelarutan yang paling kecil. Hal ini
digunakan untuk memisahkan Ra2+ dari unsur logam lain pada golongan 2
dengan kristalisasi fraksional.

2.6.3 Oksida
Unsur golongan 2 bereaksi dengan O2 membentuk oksida.

Oksida dan Peroksida


Semua unsur golongan 2 membentuk normal oksida dengan oksigen
kecuali Ba, yang membentuk peroksida; semua peroksida terurai menjadi
oksidanya, stabilitasnya meningkat dari atas ke bawah. Berilium oksida adalah
padatan yang tidak larut dalam air dengan struktur khas (berstruktur wurtzit)
dan berwarna putih. Senyawa ini mempunyai titik leleh yang tinggi (2570 oC),
rekativitas yang rendah, dan konduktor yang sangat bagus, yang paling bagus
dari oksida yang lainnya. Senyawa ini sangat beracun jika terhirup, dapat
menyebabkan penyakit serius pada paru-paru bahkan kanker.
Oksida dari unsur golongan 2 dapat diperoleh dengan kombinasi langsung
dari unsurnya (kecuali Ba, yang membentuk peroksida) tetapi umumnya
senyawa oksida golongan 2 diperoleh dengan penguraian dari bentuk
karbonatnya :

Unsur oksida dari Mg sampai Ba mempunyai struktur khas yang sama.


Titik lelehnya menurun dari atas ke bawah seiring dengan energi latis yang
berkurang dengan kenaikan jari-jari kationnya. Magnesium oksida adalah
padatan yang mempunyai titik leleh yang tinggi. Seperti BeO, MgO

19
mempunyai konduktivitas suhu yang tinggi dan konduktivitas listrik yang
rendah. Kombinasi ini menuntun penggunaan senyawa ini sebagai bahan
isolasi listrik untuk bahan pemanas pada kabel listrik.
Kalsium oksida juga digunakan pada jumlah besar dalam industri baja
untuk menghilangkan P, Si, dan S. Saat dipanaskan, CaO memancarkan cahaya
berwarna putih. Kalsium oksida juga digunakan untuk penjernihan air dengan
mereaksikan karbonat yang larut dalam air dan hidrogen karbonat untuk
membentuk CaCO3. Senyawa tersebut bereaksi dengan air untuk membentuk
Ca(OH)2 , yang dapat menetralisir asam.
Peroksida dari Mg, Ca, Sr, dan Ba dapat dibuat dengan cara yang berbeda-
beda, hanya SrO2 dan BaO2 yang bisa dibuat dengan reaksi langsung dari
unsurnya. Semua peroksida adalah agen pengoksidasi yang kuat dengan reaksi:

Stabilitas suhu dari peroksida meningkat dari atas ke bawah suatu golongan
seraya jari jari kationnya meningkat. Hal ini menjelaskan entalpi latis dari
peroksida dan oksida, serta ketergantungannya pada jari-jari relatif kation dan
anionnya. Karena O2- lebih kecil daripada O22- , entalpi latis dari oksida lebih
besar daripada peroksida. Perbedaan antara entalpi latisnya berkurang dari atas
ke bawah, sehingga kemungkinannya untuk terurai juga menurun. Magnesium
peroksida, MgO2, adalah senyawa peroksida yang paling tidak stabil dan
digunakan sebagai sumber in situ dari oksigen dalam jangka
pengaplikasiannya, termasuk bioremediasi untuk membersihkan air.

2.6.4 Sulfida
Sulfida biasanya mempunyai bentuk struktur rock-salt dan
mempunyai aplikasi seperti fosfor. Berilium sulfida mengadopsi struktur zinc-
blende dimana sulfida adalah unsur yang lebih berat dari semua kristal dengan
struktur rock-salt. Barium sulfida, diproduksi dengan mengurangi BaSO4
secara alami dengan soda.

20
Campuran kalsium/stronsium sulfida yang dilapisi dengan bismuth adalah
fosfor yang tahan lama dan biasanya dipakai untuk pigmen glow in the dark .

2.6.5 Hidroksida
Semua hidroksida terbentuk dari reaksi oksida dengan air. Berillium
hidroksida, Be(OH)2 adalah senyawa amfoter (dapat bereaksi dengan asam dan
basa). Hidroksida tampaknya menjadi lebih basa dalam kelompok karena
kelarutannya meningkat dari Mg(OH)2 ke Ba(OH)2. Magnesium hidroksida,
Mg(OH)2, secukupnya larut dan berbentuk larutan standar karena larutan jenuh
mengandung OH- yang konsentrasinya rendah. Kaslium hidroksida, Ca(OH)2,
lebih mudah dilarutkan dibandingkan dengan Mg(OH)2. Dengan demikian,
larutan jenuh memiliki konsentrasi ion OH- yang lebih tinggi dan larutan
digambarkan sebagai basa yang cukup. Larutan jenuh Ca(OH)2 disebut sebagai
limewater dan digunakan untuk tes keberadaan dari CO2. Jika CO2
bergelembung dan melalui limewater,endapan putih dari CaCO3 akan terbentuk,
yang kemudian menghilang pada reaksi lebih lanjut dengan CO2 untuk bentuk
ion hidrogen karbonat:

Ca(OH)2(aq) + CO2 (g) CaCO3(s) + H2O(l)

CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l) Ca2+(aq) + 2 HCO3-(aq)

2.6.6 Nitrida dan Karbida


Semua bentuk elemen nitrida dari komposisi M3N2 yang direaksikan
dengan air untuk bentuk ammonia dan metal hidroksida:

M3N2(s) + 6 H2O(l) 3 M(OH)2(s,aq) + 2 NH3(g)

Magnesium yang terbakar dalam nitrogen untuk bentuk MgN2 yang berwarna
kuning kehijauan, yang digunakan sebagai katalis untuk menyiapkan kubus BN.
Kalsium nitrida, Ca3Na2, direaksikan dengan gas hidrogen pada suhu 400oC

21
untuk memproduksi CaNH dan CaH2. Berillium nitrida meleleh pada 2200oC
dan digunakan sebagai pembiasan materi.

Semua elemen juga berbentuk karbida. Berillium karbida, Be2C, biasanya


mengandung ion methide, C4-, walaupun beberapa kekovalenan akan
diekspetasikan dalam ikatan ini, senyawa ini merupakan solid kristalin dengan
struktur antifluorite. Karbida dari Mg, Ca, Sr dan Ba memiliki formula MC2 dan
mengandung anion dikarbida (asetylide), c22-. Karbida Ca, Sr dan Ba
dipersiapkan dengan memanaskan oksida atau karbonat dengan karbon di tempat
pembakaran pada suhu 2000oC :

MO(s) + 3C(s) MC2(s) + CO(g)

MCO3(s) + 4C(s) MC2(s) + 3CO(g)

Semua karbida direaksikan dengan air untuk memproduksi hidrokarbon yang


cocok untuk kehadiran ion karbon: berilium karbida, produksi metana,dimana
elemen lain memproduksi etuna (acetylene):

CaC2(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(s) + C2H2(g)

Be2(s) + 4H2O(l) 2Be(OH)2(s) + CH4(g)

22
Metana dan etuna mudah terbakar dan terbakar di akhir dengan lampu yang
terang dari pijaran partikel karbon yang terbentuk dalam nyala api. Ketika reaksi
ini ditemukan pada akhir abad ke-19, kalsium karbida ditemukan tersebar luas
dan digunakan untuk lampu kendaraan, memungkinkan berkendara di waktu
malam dalam keadaan aman untuk pertama kalinya.

2.6.7 Garam dari Asam Okso


Senyawa okso yang paling penting dari grup 2 elemen adalah karbonat,
hidrogen karbonat dan sulfat.

(a) Karbonat dan hidrogen karbonat


Berillium karbonat ada sebagai hidrat larut yang rentan hidrolisis karena
kepadatan muatan yang tinggi pada ion Be2+ dan polarisasi ikatan OH dari
H2O hydrating molekul :

[Be(OH)2)4]2+(aq) + H2O(l) [Be(OH2)4(OH)]+(aq) + H2O+ (aq)

Persamaan ini adalah versi yang sangat sederhana dari proses yang
sebenarnya terjadi, bahkan beberapa reaksi terjadi dan hydroxo-bridge spesies
yang hadir. Karbonat dari unsur-unsur lain semua sedikit terlarut dan terurai
menjadi oksida pada pemanasan :

MCO3(s) MO(s) + CO2(g)

23
Suhu dimana komposisi ini terjadi peningkatan dari 350oC untuk Mg dan ke
1360oC untuk Ba. Kelompok 2 karbonat memiliki stabilitas termal yang mirip
dengan grup 1 karbonat. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, tren ini
dapat dijelaskan dalam hal tren entalpi kisi dan karenanya, lebih fundamental,
dalam hal tren dijari-jari ionik.
Kalsium karbonat adalah senyawa okso paling penting dari elemen. Hal ini
tejadi secara luas di alam sebagai batu gamping, kapur, marmer, dolomit
(dengan magnesium), dan seperti karang,mutiara dan kerang. Karbonat
mengkristal dalam berbagai polimorf. Bentuk yang paling umum adalah kalsit,
aragonite dan vaterite. Kalsium karbonat merupakan biomineral paling penting
dan unsur utama tulang dan kulit. Ini juga telah digunakan secara luas dalam
konstruksi dan jalan bangunan, dan digunakan sebagai antasida, abrasif dalam
pasta gigi, untuk mengunyah permen karet dan sebagai suplemen kesehatan
dimana ia diambil untuk mempertahankan kepadatan tulang. Bubuk kapur
dikenal sebagai pertanian kapur dan digunakan untuk menetralkan tanah asam:
CaCO3(s) + 2H+(aq) Ca2+(aq) + CO2(g) + H2O(l)

24
Kalsium karbonat sedikit larut dalam air tetapi kelarutannya meningkat jika
CO2 terlarut dalam air, seperti air hujan. Jadi, gua telah terkikis di batu kapur
oleh reaksi untuk membentuk hidrogen karbonat lebih larut :
CaCO3(s)+ H2O(l) + CO2(g) Ca2+(aq) + 2HCO3-(aq)
Reaksi ini reversibel dan dari waktu ke waktu kalsium karbonat stalaktit dan
stalagmit terbentuk. Karena HCO3- memiliki muatan yang lebih rendah dari
CO32- , kelompok 2 hidrogen karbonat tidak mengendap dari larutan yang
mengandung ion ini. Kekerasan sementara air (kekerasan yang dihilangkan
dengan merebus air) disebabkan oleh adanya magnesium dan kalsium hidrogen
karbonat dalam larutan. Ion ini mengendap sebagai karbonat yang mendidih,
ketika kesetimbangan dalam reaksi berikut dipindahkan ke kanan:

Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l)

Sementara kekerasan juga dapat dihilangkan dengan menambahkan Ca(OH)2,


yang juga endapan karbonat:

Ca(HCO3)2(aq) + Ca(OH)2(aq) 2 CaCO3(s) + 2 H2O(l)

Jika air keras sementara tidak diobati untuk menghilangkan ion Ca2+ dan ion
Mg2+ maka ion ini dapat bereaksi dengan sabun (natrium stearat, NaC17H33CO2)
atau molekul detergen untuk membentuk endapan tidak larut,sampah, yang
mengurangi efektivitas detergen.

25
(b). Sulfat dan nitrat
Kekerasan tetap (disebut demikian karena kekerasan tidak dihilangkan
dengan merebus) disebabkan oleh magnesium dan sulfat kalsium. Dalam hal
ini air melunak dengan melewati sebuah ion exchange resin,yang
menggantikan ion Ca2+ dan Mg2+ dengan ion Na+. Kalsium sulfat
merupakan yang paling penting dari grup 2 sulfat. Hal ini terjadi secara
alami sebagai gipsum, yang merupakan dihidrat,CaSO4.2H2O. Alabaster
adalah padat , halus, bentuk komposisi yang sama yang menyerupai marmer
dan dapat diukir menjadi patung-patung . Ketika dihidrat dipanaskan di atas
150oC kehilangan air untuk membentuk hemihydrate tersebut,
CaSO4.1/2H2O, yang juga dikenal sebagai plester dari Paris seperti yang
pertama kali ditambang di Distrik Montmartre kota. Ketika dicampur
dengan air , plester Paris mengembang seperti bentuk dihidrat , sehingga
memberikan kuat struktur yang digunakan untuk membuat gips untuk patah
kaki . Gypsum ditambang dan digunakan sebagai bahan bangunan. Salah
satu aplikasi yang di tahan api papan dinding. Dalam peristiwa kebakaran
dihidrat akan dikeringkan untuk membentuk hemihydrate dan uap air rilis :

2 CaSO4.2H2O(s) 2 CaSO4.1/2H2O(s) + 1/2H2O(g)

26
Reaksi endotermik (rH = 117 kJmol-1) sehingga menyerap panas dari api .
Selain itu, air yang dihasilkan menyerap panas dan menguap , dan kemudian air
gas menyediakan penghalang lembam , mengurangi pasokan oksigen ke api.
Ketidaklarutan BaSO4 digabungkan ke kuat sinar X menyerap sifat barium,
karena nomor atom tinggi (56), menyebabkan penggunaannya dalam pencitraan
X - ray dari saluran pencernaan . Pigmen putih lithopone adalah campuran dari
BaSO4 dan ZnS dan memiliki stabilitas kimia baik, yang inert untuk menyerang
oleh sulfida. Barium sulfat merupakan komponen dari banyak lumpur
pengeboran , yang membersihkan dan mendinginkan mata bor dan kemudian
batu dibor.
Nitrat terhidrasi, seperti Ca(NO3)2.4H2O , dapat diperoleh dengan
memperlakukan oksida, hidroksida , dan karbonat dengan nitrat asam dan garam
mengkristal dari larutan yang dihasilkan. Untuk Mg ke Ba garam anhidrat
mudah didapat oleh dehidrasi termal. Pemanasan terhidrasi berilium nitrat
Jadilah (NO3) 2.4H2O hasil dalam dekomposisi dan evolusi NO2- . Anhidrat
berilium nitrat, Be(NO3)2 , dapat diperoleh dengan melarutkan BeCl2 di N2O4
dan pemanasan resultan melarutkan Be(NO3)2.2N2O4 lembut untuk mengusir
NO2. Pemanasan Be(NO3)2 lanjut menghasilkan basa nitrat Be4O (NO3)6 , yang
mengandung pusat Be4O. Unit tetrahedral dengan ujung - menjembatani
kelompok nitrat dengan struktur mirip dengan basa asetat.

27
2.8 Pembentukan Kompleks Golongan IIA
Senyawa Be menunjukkan sifat/ciri-ciri yang konsisten dengan karakter
kovalen yang lebih besar dari pada kongenernya, dan beberapa dari kompleksnya
stabil dengan ligan biasa[1]. Kongener adalah unsur-unsur pada golongan yang
sama. Misalnya, Na dan K adalah kongener satu sama lain. Definisi lain dari
kongener adalah senyawa senyawa yang memiliki kemiripan struktur dan sifat
kimia [2].
Kompleks dari Be biasanya tetrahedral walaupun angka koordinasi Be dapat
jatuh pada 3 atau 2 jika ligannya tebal. Kompleks yang paling tidak labil adalah
kompleks yang dibentuk dengan halida atau khelat O-donor seperti oksalat,
alkoksida, dan diketonate. Contohnya senyawa basic berilium asetat ( Berilium
oksoetanoat Be4O(O2CCH3)6 ) terdiri dari atom pusat O yang dikelilingi oleh
tetrahedron dari empat atom Be yang di jembatani oleh ion etanoat. Senyawa ini
didapat dari reaksi antara asam etanoat dengan berilium karbonat.

4 BeCO3 (s) + 6 CH3COOH (l) 4CO2 (g) + 3H2O + Be4O(O2CCH3)6 (s)

Basic berilium asetat tidak berwarna, dapat tersublimasi, larut dalam


kloroform dan dapat di rekristalisasi.
Kation dari golongan II membentuk kompleks dengan ligan mahkota dan
crypt.Yang paling labil adalah jika kompleks berikatan dengan kation yang lebih

28
besar seperti Ba2+ dan Sr 2+
. Semua kation di golongan II A lebih stabil untuk
membentuk kompleks dari pada kation yang lebih kecil pada golongan I A.
Kompleks yang lebih stabil dibentuk dengan ligan polidentat bermuatan, seperti
pentingnya secara analitik ion Etilendiamintetraasetat (EDTA). Formasi konstanta
dari kompleks EDTA bergantung pada urutan Ca2+> Mg2+> Sr2+> Ba 2+
. Pada
keadaan solid, struktur kompleks EDTA Mg2+ adalah tujuh-koordinasi dengan H2O
pada suatu kedudukan koordinasi . Kompleks Ca2+ juga tujuh atau delapan
korordinasi tergantung ion bandingannya apakah satu atau dua molekul H2O
sebagai ligan [1].

[Mg(edta)(OH2)]2

Beberapa kompleks dari Ca2+ dan Mg2+ terjadi secara natural. Kompleks
makrosiklik yang paling penting adalah klorofil dengan kompleks porfirin Mg dan
pusat fotosintesis.

29
Magnesium dilibatkan pada transfer fosfat dan metabolisme karbohidrat.
Kalsium adalah komponen biomineral yang terkoordinasi dengan protein, dan yang
paing utama adalah untuk mdmberi sinyal dan aksi otot. [1]

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Golongan II terdiri dari unsur berilium, magnesium, kalsium, stronsium, bar
ium, radium. Golongan II juga disebut Alkali Tanah. Semua unsur dari Golongan II
berwarna logam putih dan ikatannya biasanya ionik. Unsur dari Golongan II bersif
at lebih padat,keras, dan kurang reaktif dibandingkan unsur di Golongan I namun m
asih lebih reaktif dibandingkan logam lain, titik didih dan kerapatan golongan IIA l
ebih besar dibanding golongan IA, jari-jari atom golongan IIA lebih kecil dibandin
g golongan IA, energi ionisasi berbanding terbalik dengan jari-jari atom, dan Secara
umum garamdari Golongan II lebih sukar larut dalam air dibandingkan garam pada
Golongan I. Kation dari Golongan II dapat membentuk ligan polidentat seperti eth
ylenediaminetetraacetate ion (EDTA).Terdapat beberapa penyimpangan yang terjad
i pada unsur berilium. Golongan II dapat dimanfaatkan untuk banyak hal yang mem
bantu kehidupan sehari-hari. Dalam alam, kelimpahan golongan IIA kebanyakan da
lam bentuk mineral kecuali Radium karena semua isotop radium bersifat radioaktif.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada golongan II A adalah reaksi dengan oksigen yang
menghasilkan logam oksida dan reaksi dengan air yang menghasilkan ligam hidrok
sida dan hidrogen.

31
DAFTAR PUSTAKA

[1] Atkins, P.W., et al. (2010). Shriver and Atkins' Inorganic Chemistry, Fifth Edition.
New York: W. H. Freeman and Company.

[2] Wiberg, Egon, Nils Wiberg. (2001). Inorganic Chemistry. New York: Academic
Press.

[3] http://chemistry.about.com/od/chemistryglossary/g/Congener-Definition.htm
(diakses pada tanggal 28 September 2016 21:03)

[4] Chemistry : the central science / Theodore L.Brown..(et al.)-12th\ed

[5] http://www.chemhume.co.uk/ASCHEM/Unit%201/Ch5Group2/Ch5c.htm
(diakses pada tanggal 2 Oktober 2016 20:30)

32

Anda mungkin juga menyukai