Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA DASAR

Unsur-unsur Golongan IV A & Golongan IV B

DISUSUN OLEH :

Kelompok 4

Nurul Azizah Rusdin ( D071191039 )

Hardiani Nur Ikhwana ( D071191055 )

Asyera Rara Randebua ( D071191033 )

St Faramita Azighah Jalil ( D071191049 )

Nur Qalbi ( D071191007 )

Bobby Ariyanto Masek ( D071191079 )

Rezki Mulyawan Rasyid ( D071191053 )

DEPARTEMEN TEKNI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN AJAR 2020
KATA PENGANTAR

Untaian kalimat syukur senang tiasa terucapkan dari diri yang penuh harap
ini kepada sang pencipta alam semesta, penentu hidup dan mati, pemberi rezeki
tuhan yang maha esa, maha pengasih dan kasihnya tidak pernah pilikasi, berkat
rahmat-Nyalah sehingga kami dapat melewati segala macam masalah dan
hambatan dalam menyelesaikan makalah ini dengan julul “Unsur-Unsur Golongan
IV A dan IV B.”
penulis menyadari bahwa apa yang disajikan masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapa kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, dan besar harapan penulis bahwa karyanya dapat
bermanfaat bagi dirinya terutama kepada para pelajar

, 24 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I...........................................................................................................................................

PENDAHULUAN........................................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................

BAB II..........................................................................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................

2.1 Perkembangan Tabel Periodik..........................................................................................

2.1.1 Lavoiser ( 1769 ) .....................................................................................................

2.1.2 Dalton ......................................................................................................................

2.1.3 Johann W. Dobreiner ( 1817 )..................................................................................

2.2 Karakteristik Umum Dari Unsur Golongan IV.................................................................

2.3 Golongan IV A...................................................................................................................

2.3.1 Karbon ( C ).............................................................................................................

2.3.2 Silikon ( Si ).............................................................................................................

2.3.3 Germanium ( Ge )....................................................................................................

2.3.4 Timah ( Sn ).............................................................................................................

2.3.5 Timbal ( Pb )............................................................................................................

2.3.6 Ununquadium ( Uuq )..............................................................................................

2.4 Golongan IV B...................................................................................................................

2.4.1 Titanium ( Ti )..........................................................................................................

2.4.2 Hafnium ( Hf )..........................................................................................................

2.4.3 Zirkonium ( Zr ).......................................................................................................

BAB III.........................................................................................................................................

PENUTUP....................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................

3.1.1 Golongan IV A.........................................................................................................

3.1.2 Golongan IV B.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam, terdapat banyak sekali bahan – bahan penyusun materi. Nah bahan-
bahan penyusun materi yang berukuran sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi
dinamakan dengan unsur. Sampai sekarang, terdapat sekitar 118 unsur yang
dibagi ke dalam beberapa golongan. Hal ini telah dikonfirmasi oleh International
Union Of Pure applied Chemistry ( IUPAC ) pada tanggal 30 Desember 2015 dan
dan secara resmi diberi nama pada tanggal 28 November 2016.
Pada makalah ini kami akan fokus membahas mengenai unsur golongan IV
A dan IV B dari berbagai golongan unsur yang ada, seperti yang kita ketahui
bersama Golongan 4A merupakan salah satu jenis golongan dalam tabel periodik
unsur. Unsur – unsur yang termasuk golongan 4A ada 6, yaitu Karbon (C), Silikon
(Si), Germanium (Ge), Timah (Sn), Timbal (Pb), dan Ununquadium (Uuq). Unsur
– unsur tadi dikelompokkan ke dalam satu kelompok yang sama karena suatu
alasan dan masing – masing unsur pasti memiliki perbedaan yang tidak dimiliki
oleh unsur lainnya. Persamaan dan perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai
sisi. Setiap unsur juga memiliki ciri khas masing – masing.
Kemudian untuk golongan 4b, golongan IVB adalah salah satu golongan
transisi dengani konfigurasi sub kulid d nya tidak terisi penuh atau terisi sebagian.
Golongan IVB terdiri dari unsur Titanium, Zirkonium dan Hafnium. Beberapa
sifat golongan ini dapat kita lihat dalam Sistem Periodik Unsur. Konfigurasi
elektron terluar unsur ini adalah (n-1) d2 ns2.
Titanium mempunyai struktur elektron 3d24s2. Energi untuk mengeluarkan
empat elektron begitu besar, sehingga ion Ti4+ tidak bisa ada dan senyawaan
titanium(IV) adalah kovalen.
Bilangan oksidasi yang sering dijumpai adalah +2, +3 dan +4, namun
untuk Zr dan Hf dijumpai bilangan oksidasi +1. Bilangan oksidasi +4 dikatakan
lebih stabil dari lainnya karena bilangan oksidasi yang lebih rendah mengalami
disproporsionasi. Seperti yang terjadi pada Titanium.
2 Ti+3 → Ti+2 + Ti+4
2Ti+2 → Ti0 + Ti+4
Logam-logam ini sangat keras, merupakan konduktor yang baik
memunyai titik didih dan titik cair yang tinggi. Tidak reaktif pada suhu kamar
tetapi jika dipanaskan dengan O2 pada suhu di atas 600 C akan membentuk MO2,
sedang dengan halogen akan membentuk MX4. Dalam larutan asam atau basa,
logam ini tidaklah larut karena justru membentuk oksidanya sebagai pelindung.
Meskipun begitu, Zr larut dalam Aquaregia sedang Ti dapat larut dalam HF yang
kemudian membentuk H2TiF6 dan H2.
Hf mempunyai jari-jari atom yang sama dengan Zr dan oleh karena itu
keduanya memiliki sifat yang sama. Maka dari alasan inilah keduanya sukar
dipisahkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Tabel Priodik
Mencari keteraturan adalah salah satu aspek terpenting dalam kegiatan
Ilmu, Boyole sebagai pelopor ilmu kimia moderen adalah yang pertama
memberikan definisi bahwa unsur adalah sutau zat yang tidak bisa di bagi-bagi
menjadi dua zat atau lebih dengan cara kimia. Sejak itu orang dapat
menyimpulkan bahwa unsur-unsur mampunyai sifat yang jelas dan ada kemiripan
diantar sifat-sifat unsur itu, akhirnya ditemukan bahwa kemiripan ini muncul
secara teratur dan secara periodik jika unsur-unsur diatur menurut bobot atom,
keteraturan ini pada tahun 1868, dikenal keprodikan yang dinyatakan dalam suatu
daftar sebagai susunan berkala atau sistem periodik, perkembangan sistem
periodik ini dimulai pada akhir abad 18 dan awal abad 19.
2.1.1 Lavoiser ( 1769 )
Setelah Boyle memberikan penjelasan tentang konsep unsur, Lavoiser pada
tahun 1769 menerbitkan suatu daftar unsur-unsur.
Lavoiser membagi unsur-unsur dalam logam dan non logam pada waktu itu
baru dikenal kurang lebih 21 unsur, setelah ditemukan unsur-unsur lain yang lebih
banyak Lavoiser tidak mampu lagi untuk mengelompokkan unsur-unsur tersebut
lebih lanjut.
2.1.2 Dalton
Pada pemulaan abad 19 setelah teori aton Dalton disebar luaskan orang-
oramg berusaha mengklarifikasikan unsur secara langsung atau tidak langsung
berdasarkan teori ini., Meskipun teori atom Dalton tidak mengandung hal-hal
yang menyangkut pengklasifikasian unsur, tapi teori ini telah mendorong orang
untuk mencari hubungan antara sifat-sifat unsur dengan atom. Pada waktu itu
bobot atom merupakan sifat yang dapat dipakai untuk membedakan atom suatu
unsur dengan atom unsur yang lain.
2.1.3 Johann W. Dobreiner ( 1817 )
Adalah orang penrtama yang menemukan adanya hubungan antara sifat unsur
dan bobot atomnya pada tahun 1817 ia mengamati beberapa kelompok 3 unsur
yang mempunyai kemiripan sifat yang disebut triade. salah satu kelompok dari 3
unsur itu adalah klor, brom dan yod. Dobrereiner menemukan bahwa bobot atom
brom 80, merupakan rata-rata dari bobot atom klor 35 dan bobot yod 127.
2.2 Karakteristik Umum Dari Unsur Golongan IV
Unsur golonga IV mempunyai empat elektron di kulit terluar, unsur golongan
IV berubah dari partikel non-logam (Karbon) terletak paling atas dari golongan
ini, hingga tipikal logam (Pb) terletak paling bawah dari golongan ini. Silikon dan
geranuim di perbatasa antara logam da non logam dan disebut metalloid. Unsur
ini memunyai beberapa sifat no logam. Semua unsur ini membentuk kovalen
dalam senyawaan, dengan perlepasan satu elektron s untuk menempati orabita p.
2.3 Golongan IV A
Unsur-unsur golongan IVA dalam sistem periodik panjang terletak pada grup
14. Unsur-unsur golongna IVA terdiri dari enam unsur, yaitu Karbon (C),  Silikon
(Si), Germanium (Ge), Timah (Sn), Timbal (Pb), dan Ununquadium (Uuq). Unsur
golongan IVA terdiri dari sebuah unsur unsur nonlogam (karbon), dua buah unsur
metaloid (silikon dan germanium), dan tiga buah unsur logam (timah, timbal, dan
ununquadium).
2.3.1 Karbon ( C )
Karbon adalah salah satu unsur golongan IVA yan gmerupakan unsur nonlogam,
dan merupakan unsur penyusun senyawa-senyawa organik. Karbon di alam
terdapat dalam berntuk intan, grafit, batubara, minyak bumi, batu kapur, gas CO2,
gas CO, dan sebagian besar zat yang ada di alam ini terutama yang berasal dari
hewan, tumbuhan, dan bahkan manusia (misalnya karbohidrat, protein, lemak,
arang, DNA dan lain-lain). Sebuah atom karbon dapat berikatan dengan unsur-
unsur lain dan bahkan dengan semua unsur karbon yang membentuk ikatan rantai
karbon. Senyawa–senyawa yang terdiri dari atom-atom karbon dikenal dengan
sebutan senyawa organik. Unsur karbon memiliki tiga buah isotop, yaitu karbon-
12, karbon-13, karbon-14.
2.3.2 Silikon ( Si )
Silikon adalah salah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur metaloid
(semi logam), berbentuk serbuk atau dalam bentuk bentuk kristal hitam keabu-
abuan. Silikon tidak bereaksi dengan asam nitrat, asam hidrolik, dan asam sulfat,
tetapi larut dalam asam hidrofluorik yang membentuk gas dan silikon tetrafluorida
(SiF4). Pada suhu normal, silikon tidak bereaksi dengan udara, tetapi pada suhu
tinggi bereaksi dengan oksigen yang membentuk lapisan silika, selain itu pada
suhu tinggi silikon juga bereaksi dengan nitrogen dan klor yang membentuk
silikon nitrida dan silikokn klorida. Di alam silikon tidak terdapat dalam keadaan
bebas, tetapi dalam bentuk senyawa silikon dioksida dan dalam bentuk silikat
kompleks yang terdapat dalam bebarapa jenis batuan kuarsa (carnelian,
chrysoprase, onyx, flint, jasper).
2.3.3 Germanium ( Ge )
Germanium adalah salah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur
metaloid (semi logam) yang keras, rapuh, dan berwarna putih keabu-abuan.
Germanium memiliki kesamaan kimia dengan karbon, silikon, timah, dan timbal.
Germanium dapat membentuk hidrida-germanometana, germana (GeH4),
germanometana (Ge2H6), dan germanoetana (Ge3H8) yang analog dengan ikatan
karbon dalam deret metana. Senyawa gemanium yang paling penting adalah
germanium oksida (GeO2) dan senyawa halidanya. Di alam germanium terdapat
dalam jumlah yang sedikit dalam biji perak, tembaga, seng, dan mineral germanit
(mengandung 8% germanium).
2.3.4 Timah ( Sn )
Timah merupakan slah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur
logam dan telah digunakan sejak jaman dahulu. Timah mempunyai warna putih
perak, mudah dibentuk dan ditempa, serta dapat bereaksi dengan asam kuat. Di
alam, biji timah terdapat dalam bentuk mineral kassiterit atau tinstone (SnO2),
dan dapat dibuat dalam laboratorium melalui proses elektrolisis. Pada suhu yang
tinggi timah dapat bereaksi dengan udara dan oksigen membentuk senyawa
H2SnO4. Timah larut dalam asam hidroklorik membentuk SnCl4 yang bereaksi
dengan larutan natrium hidroksida, dan masih banyak lagi reaksi lain yang
melibatkan timah.
2.3.5 Timbal ( Pb )
Timbal adalah salah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur logam
abu kebiru-biruan, lunak, mudah ditempa, mudah dibentuk dan padat. Timbal
merupakan konduktor listrik yang buruk dan jika dipotong, maka permukaannya
nampak mengkilat sperti perak yang bertahan sesaat kemudian memudar
membentuk warna aslinya, yaitu abu kebiru-biruan. Timbal dapat larut dalam
asam nitrat dan sedikit bereaksi dengan asam sulfat dan asam hidroklorik pada
suhu kamar. Selain itu timbal bereaksi lambat dengan air yang membentuk timbal
hidroksida. Biji timbal diperoleh dari alam dalam bentuk kerusit dan galena.
Timbal diekstrak dari pemanasan (pemanggangan) galena yang membentuk
oksida timbal dan kemudian direduksi dengan kokas dalam tungku pembakaran.
Beberapa isotop timbal tersebut antara lain antara lain timbal-206, timbal-207
,timbal-208, timbal-204.
2.3.6 Ununquadium ( Uuq )
Ununquadium atau unsur golongan IVA merupakan salah satu unsur kimia
yang mempunyai nomor atom 114. Ununquadium tidak terdapat di alam namun
dibuat melalui reaksi fusi nuklir.
Unsur ununquadium ini meluruh dengan cepat menjadi atom-atom unsur lain.
Nama ununquadium diperoleh dari aturan penamaan unsur baru yang diterapkan
oleh IUPAC (The International Union of Pure and Applied Chemistry), yaitu
dengan menggunakan awalan bahasa latin yang berdasarkan nomor atom unsur,
unsur 114 (un=1, un=1, quad=4 + ium = ununquadium).
2.4 Golongan IV B
2.4.1 Titanium ( Ti )
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
symbol Ti dan nomor atom 22 yang ditemukan pada tahun 1791 tetapi tidak
diproduksi secara komersial hingga tahun 1950-an. Titanium ditemukan di Inggris
oleh William Gregor dalam 1791 dan dinamai oleh Martin Heinrich Klaproth
untuk Titan dari mitologi Yunani. Titanium merupakan logam transisi yang
ringan, kuat, tahan korosi termasuk tahan air laut dan chlorine  dengan warna
putih-metalik-keperakan. Titanium digunakan dalam alloy T (terutama dengan
besi dan alumunium) dan senyawa terbanyaknya, titanium dioksida, digunakan
dalam pigmen putih. Salah satu karakteristik titanium yang paling terkenal yaitu
bersifat sama kuat dengan baja tetapi beratnya hanya 60% dari berat baja. Sifat
titanium mirip dengan zirconium secara kimia maupun fisika. Titanium dihargai
lebih mahal daripada emas karena sifat-sifat logamnya.
Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama
adalah rutile danilmenit, yang tersebar luas di seluruh Bumi. Ada dua
bentuk alotropi dan lima isotop alami dari unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50 dengan
Ti-48 yang paling banyak terdapat di alam (73,8%).
Struktur Titanium
Titanium bersifat allotropy, yaitu memiliki dua struktur kristal yang berbeda
pada temperatur yang berbeda. Pada temperatur ruang, titanium murni memiliki
struktur kristal hexagonal closed packed (HCP). Struktur ini disebut fasa alpha,
dan stabil sampai temperature 1620oF (882oC) sebelum struktur kristalnya
berubah.Pada temperatur yang lebih tinggi, struktur kristal berubah menjadi body
centered cubic (BCC). Struktur ini disebut fasa beta. Temperature transisi dari
alpha menjadi beta disebut beta transus. Fasa alpha beta dari 1620 F sampai titik
leleh (3130 F).
Pada paduan titanium, unsur yang ditambahkan cenderung mengubah jumlah
fasa yang ada dan temperatur beta transus. Unsur-unsur yang menaikkan
temperatur beta transus dengan menstabilkan fasa alpha disebut alpha stabilizer,
yaitu aluminium, oksigen, nitrogen, dan karbon. Unsur-unsur yang menurunkan
temperatur beta transus disebut beta stabilizer. Beta stabilizer dibagi menjadi dua,
yaitu unsur beta isomorphous (kelarutan tinggi dalam titanium, termasuk
molybdenum, vanadium, niobium, tantalum) dan beta eutectoid (kelarutan
terbatas, termasuk silicon, kobalt, besi, nikel, tembaga, kromium).
2.4.2 Hafnium ( Hf )
Penemu George de Hevesy lahir pada 1 Agustus 1885, di Budapest, Austria-
Hongaria (kini Hongaria). Hevesy menempuh perguruan tinggi di Technische
Hochschule di Berlin dan Universitas Freiburg. Ia memulai karya dalam kimia
pada 1911 di Universitas Manchester di bawah Ernest Rutherford, yang
mempengaruhinya bereksperimen dengan isotopic tracers. Pada 1912, Hevesy
pindah ke Wina, Austria untuk berkolaborasi dengan Friedrich Paneth.
Pada 1923, bersama dengan Dirk Coster, Hevesy menemukan unsur kimia
hafnium. Ia menjadi guru besar di Universitas Freiburg pada 1926 di mana ia
menentukan kuantitas komparatif unsur kimia. Pada 1934, Hevesy mulai mencari
isotop radioaktif fosfor melalui tubuh manusia untuk mempelajari proses kimia.
Setelah melarikan diri dari Nazi pada 1943, Hevesy dianugerahi Hadiah
Nobel Kimia untuk karyanya dengan isotop radioaktif. Hevesy merupakan perintis
dalam penelitian cermat dalam mata pelajaran biokimia dalam badan hidup
dengan memperkenalkan isotop radioaktif atau pencari jejak isotop. Proses ini
dikenal dengan metode pengusutan dan menyumbang bagi pengetahuan dunia
tentang urutan kimia yang terjadi dalam siklus kehidupan. Hevesy meninggal
pada 5 Juli 1966, di Freiburg im Breisgau, Jerman Barat, di usia 80.
2.4.3 Zirkonium ( Zr )
Zirkonium ditemukan oleh Martin Heinrich Klaproth, seorang kimiawan asal
Jerman ketika menganalisis komposisi mineral jargon (ZrSiO 4) pada tahun 1789.
Nama zirkonium berasal dari bahasa Persia zargun yang berarti “seperti emas”.
Zirkonium diisolasi oleh Jöns Jacob Berzelius, seorang kimiawan asal Swedia
pada tahun 1824 dan akhirnya dalam bentuk murninya pada tahun 1914.
Pembuatan Zirkonium
Untuk memperoleh zirconium dalam bentuk murninya sangat sulit karena
sifat kimianya sama dengan hafnum, sebuah unsur yang selalu ditemukan bersama
zirconium, sekarang, sebagian besar zirkonium diperoleh dari mineral zircon
(ZrSiO4) and baddeleyite (ZrO2) melalui proses yang dikenal dengan proses Kroll.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.1.1 Unsur Golongan IV A
Unsur-unsur golongna IVA terdiri dari enam unsur, yaitu Karbon (C),
Silikon (Si), Germanium (Ge), Timah (Sn), Timbal (Pb), dan Ununquadium
(Uuq).
Karbon adalah slaah satu unsur golongan IVA yan gmerupakan unsur
nonlogam, dan merupakan unsur penyusun senyawa-senyawa organik.
Silikon adalah salah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur
metaloid (semi logam), berbentuk serbuk atau dalam bentuk bentuk kristal
hitam keabu-abuan.
Germanium adalah salah satu unsur golongan IVA yang merupakan
unsur metaloid (semi logam) yang keras, rapuh, dan berwarna putih keabu-
abuan.
Timah merupakan slah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur
logam dan telah digunakan sejak jaman dahulu. Timah mempunyai warna
putih perak, mudah dibentuk dan ditempa, serta dapat bereaksi dengan asam
kuat.
Timbal adalah salah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur
logam abu kebiru-biruan, lunak, mudah ditempa, mudah dibentuk dan padat.
Ununquadium atau unsur golongan IVA merupakan salah satu unsur
kimia yang mempunyai nomor atom 114. Ununquadium tidak terdapat di
alam namun dibuat melalui reaksi fusi nuklir.
3.1.2 Unsur Golongan IV B
Unsur dalam golongan IV B termasuk dalam unsur transisi yaitu unsur
blok d yang konfigurasi elektronnya diakhiri oleh sub kulit d. Unsur-unsur
yang termasuk dalam golongan IV B yaitu Titanium (Ti), Zirkonium (Zr),
Hafnium (Hf).
Salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal adalah sifat yang
sama kuatnya dengan baja namun hanya dengan 60% berat baja.
Zirkonium banyak terdapat dalam alam mineral seperti zircon
(Hyacianth) dan zirconia (baddeleyit). Baddeleyit sendiri merupakan oksida
zirkonium yang tahan terhadap suhu luar biasa tinggi sehingga digunakan
untuk pelapis tanur tinggi.
Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya.
Titaniummerupakan satu-satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara.
Titanium jugamemiliki resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida yang larut,
kebanyakanasam organik lainnya, gas klor dan solusi klorida. Titanium murni
diberitakan dapatmenjadi radioaktif setelah dibombardir dengan
deuterons. Radiasi yang dihasilkan adalah positrons dan sinar gama.
Hafnium diperkirakan menyusun kurang lebih 0,00058 % dari lapisan
bumi. Logam ini ditemukan dalam campuran senyawa Zirkonium yang mana
tidak ditemukan dalam unsur bebas di alam. Mineral yang mengandung
Zirkonium seperti Alvite [(Hf, Th, Zr) SO4 H2O], Thortveitite dan Zirkon (Zr
SlO4) biasanya mengandung 1%-5% Hf. Antara logam Hafnium dan
Zirkonium mempunyai sifat yang sama sehingga sulit dipisahkan.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, Dwinata Rian. 2016 “Rancang Bangun Aplikasi Tabel Periodik Unsur
Dan Perumusan Senyawa Kimia Dari Unsur Kimia Dasar Berbasis
Android” Volume 4 No 2, ISSN 2303-0755
Catherine,dkk. 2008. Inorganic Chemistry Third Edition, England: Preantice
Hall
Cotton, dkk. 2000. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: U-I Press
E.Brady, James. Kimia Universitas Asas dan Struktur,jilid 2, Tangerang:
Binapura Aksara
Moenandar, Ismunaryo. 2012. Materi Persiapan Olimpiade Kimia Anorganik
2. Jakarta: Pt Bina Prestasi Insani
H.Petrucci, Ralph. 1897. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi
Keempat jilid 3. Bogor: Erlangga
Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB
Teti Elida, dkk.1996. Pengantar Kimia. Jakarta: Gunadarma
Widiyowati, Iis Intan. 2014 “Hubungan Pemahaman Konsep Struktur Atom
Dan Sistem Periodik Unsur Dengan Hasil Belajar Kimia Pada
Pokok Bahasan Ikatan Kimia” Volume 3 No 4 (hlm.99-164)

Anda mungkin juga menyukai