Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KIMIA ANORGANIK I

SILIKON DAN SENYAWANYA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7

1. JAUZA HARDHY (A1C112004)


2. WULANDARI (A1C112006)
3. VIDYAH PRATIWI (A1C112035)

DOSEN PEMBIMBING:
Drs. ABU BAKAR, M.Pd

PENDIDIKAN KIMIA REGULER


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013/2014

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kami
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, tabi’in, dan segenap umatnya hingga
akhir zaman.
Makalah yang kami susun ini berjudul “SILIKON DAN SENYAWANYA“.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Kimia Anorganik I Semester 3.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempuna.
Maka dari itu, kritik dan saran anda sangat kami nantikan. Terima kasih atas
segala partisipasi semua pihak yang mendukung tersusunnya makalah ini. Atas
segala kekurangan dan kesalahannya kami mohon maaf.
Wassalamu’alaikum Wr.wb

Jambi , November 2013

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................ 1
1.3 TUJUAN ..................................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PENEMUAN SILIKON ......................................................................... 2
2.2 KEBERADAAN UNSUR SILIKON DI ALAM ...................................................... 2
2.3 TEORI ATOM SILIKON .......................................................................................... 3
2.4 SIFAT FISIKA DAN SIFAT KIMIA UNSUR SILIKON ........................................ 4
2.5 REAKTIFITAS SILIKON DAN SENYAWANYA ................................................. 6
2.6 REAKSI DENGAN UNSUR LAIN .......................................................................... 6
2.7 CARA PEMBUATAN UNSUR SILIKON ............................................................... 7
2.8 SENYAWAAN UNSUR SILIKON BESERTA SIFAT DAN CARA
PEMBUATANNYA .................................................................................................. 9
2.9 KEGUNAAN UNSUR SILIKON ............................................................................. 12
2.10 TIGA JENIS SILIKON SECARA MEDIS AMAN ................................................. 14
2.11 PENYALAHGUNAAN SILIKON .......................................................................... 15
BAB III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................... 16
3.2 SARAN ....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Si dan nomor atom 14. Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan
di alam semesta dari segi massanya, tapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk
murni di alam. Silikon paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan
planet dalam berbagai bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih dari 90%
kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua
paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen.
Silikon bukan termasuk benda yang awam bagi masyarakat. Silikon sering
digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk
mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikon. Unsur silikon juga berperan
besar terhadap ekonomi modern dan silikon juga merupakan elemen esensial pada
biologi, meskipun hanya dibutuhkan hewan dalam jumlah amat kecil.
Banyak masyarakat yang menggunakan silikon yang memiliki harga tidak
murah itu, tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana sifat dari silikon itu, apakah
berdampak positif atau negatif.
Oleh karena itu, penulis membuat makalah yang membahas tentang sejarah
penemuan, sifat kimia, sifat fisika, bagaimana cara ekstraksi silikon,
persenyawaan silikon, dan kegunaan silikon.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang,rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah penemuan dari unsur silikon?
2. Bagaimana keberadaan unsur silikon di alam?
3. Bagaimana sifat fisika dan sifat kimia dari unsur silikon?
4. Bagaimana cara pembuatan unsur silikon baik di laboratorium maupun secara
industri?
5. Apa saja kegunaan dari unsur silikon?
6. Apa saja senyawaan dari unsur silikon serta sifat dan pembuatannya?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas,tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui sejarah penemuan silikon.
2. Mengetahui keberadaan unsur silikon di alam.
3. Memahami sifat fisika dan sifat kimia dari unsur silikon.
4. Mengetahui dan memahami cara pembuatan unsur silikon baik di
laboratorium maupun secara industri.
5. Mengetahui kegunaan dari unsur silikon.
6. Mengetahui senyawaan unsur silikon beserta sifat dan cara pembuatannya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH PENEMUAN SILIKON


Pada tahun 1789, kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier
mengusulkan bahwa kuarsa (kristal silikon dioksida) yang mungkin menjadi
oksida dari elemen yang sangat umum, namun belum teridentifikasi atau
terisolasi. Ada kemungkinan bahwa di Inggris pada tahun 1808 Humphry Davy
berhasil mengisolasi silikon sebagian murni untuk pertama kalinya, namun dia
tidak menyadarinya.
Di tahun 1811, kimiawan Perancis Joseph L. Gay-Lussac dan Louis Jacques
Thenard juga mungkin telah membuat silikon murni dengan mereaksikan kalium
dengan apa yang sekarang kita sebut silikon tetrafluorida untuk menghasilkan
suatu padatan coklat kemerahan yang mungkin silikon amorf. Pada 1824
kimiawan Swedia Jöns Jakob Berzelius menghasilkan sampel dari silikon amorf,
solid coklat, dengan mereaksikan kalium fluorosilikat dengan kalium,
memurnikan produk dengan mencuci berulang-ulang. Itu dinamakan silicium
unsur baru.
Pada saat itu, konsep semikonduktor berbaring abad di masa depan dan
ilmuwan memperdebatkan apakah unsur baru adalah logam atau bukan logam.
Berzelius percaya itu adalah logam, sementara Humphry Davy mengira itu bukan
logam. Masalahnya adalah bahwa unsur baru adalah konduktor baik listrik dari
nonmetals, tapi tidak sebagus konduktor sebagai logam.
Silikon diberi nama pada tahun 1831 oleh kimiawan Skotlandia Thomas
Thomson. Dia tetap bagian dari nama Berzelius, dari 'silicis', yang berarti batu.
Dia mengubah akhiran elemen dengan elemen on karena itu lebih mirip dengan
nonmetals boron dan karbon daripada untuk logam seperti kalsium dan
magnesium. (Silicis, atau batu api, mungkin penggunaan pertama kali silikon
dioksida).
Pada tahun 1854 Henri Deville memproduksi silikon kristal untuk pertama
kalinya menggunakan metode elektrolitik. Dia mengelektrolisis lelehan murni
sebuah natrium klorida untuk menghasilkan silisida aluminium. Ketika silikon
telah dihilangkan dengan air, meninggalkan kristal silikon.

2.2 KEBERADAAN UNSUR SILIKON DI ALAM


Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi
massanya, tapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di alam. Silikon
paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan planet dalam berbagai
bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih dari 90% kerak bumi terdiri
dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling melimpah di
kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen.

5
Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan komponen
utama satu kelas bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites. Ia juga merupakan
komponen tektites, gelas alami yang tidak diketahui asalnya.
Silikon membentuk 25.7% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan
unsur terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan bebas di alam,
tetapi muncul sebagian besar sebagai oksida dan sebagai silikat. Pasir, quartz,
batu kristal, amethyst, agate, flint, jasper dan opal adalah beberapa macam bentuk
silikon oksida. Granit, hornblende, asbestos, feldspar, tanah liat, mica, dsb
merupakan contoh beberapa mineral silikat. Silikon dalam bentuk mineral dikenal
sebagai zat kersik.
Silikon dipersiapkan secara komersil dengan memanaskan silika dan karbon
di dalam tungku pemanas listrik, dengan menggunakan elektroda karbon.
Beberapa metoda lainnya dapat digunakan untuk mempersiapkan unsur ini.
Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai bubuk cokelat yang dapat
dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya digunakan untuk
memproduksi kristal-kristal silikon yang digunakan untuk peralatan
semikonduktor. Silikon super murni dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi
termal triklorosilan ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan dengan proses
vacuum float zone.

2.3 TEORI ATOM SILIKON


Atom Silikon (Si) mempunyai 14 buah elektron, yang terdiri dari 2 elektron
pada lintasan pertama, 8 elektron pada lintasan kedua, dan 4 elektron pada
lintasan ketiga atau terakhir (jumlah elektron/atom pada atom-atom golongan III
hingga V. Jadi, atom Silikon memiliki 10 elektron yang terikat kuat kepada inti
atom, dan 4 elektron valensi yang ikatannya kepada inti atom tidak kuat dan
mudah lepas dengan sedikit energi tertentu. Karena atom Silikon memiliki 4 buah
elektron valensi, maka ia dikenal dengan istilah atom tetravalent.
Untuk menjadi stabil secara kimiawi, sebuah atom Silikon membutuhkan
delapan elektron di lintasan valensinya. Maka, setiap atom Silikon akan
bergabung dengan atom Silikon lainnya, sedemikian rupa sehingga menghasilkan
delapan elektron di dalam lintasan valensinya. Ketika ini terjadi, maka Silikon
akan membentuk benda padat, yang disebut kristal. Gambar dibawah
mengilustrasikan gambar 3 Dimensi sebuah atom Silikon yang berikatan dengan 4
atom Silikon tetangganya, sehingga jumlah total elektron atom tersebut pada
lintasan valensinya menjadi tetap 8.

6
Hal ini terjadi pula dengan atom-atom Silikon yang lainnya. Karena pusat-
pusat atom yang berdekatan mempunyai muatan total positif, maka akan menarik
elektron-elektron yang dimiliki bersama tersebut. Gaya-gaya ini akan mengikat
kuat atom satu sama lain dengan suatu ikatan yang disebut ikatan kovalen.
Atom Silikon, seperti halnya atom Karbon, dapat membentuk empat ikatan
secara serentak, tersusun secara tetrahedral. Bila intan merupakan insultor, dan
grafit konduktor yang cukup baik, maka silikon adalah suatu semi konduktor.

2.4 SIFAT FISIKA DAN SIFAT KIMIA UNSUR SILIKON


2.4.1 Sifat Fisik
a) Silikon mempunyai dua struktur, yaitu struktur kristal dan struktur amorf.
Dimana kedua struktur itu termasuk dalam bahan semikoduktor. Bahan
padat kristal adalah bahan padat yang struktur partikel peyusunnya memiliki
keteraturan panjang dan berulang secara periodik, sedangkan bahan padat
amorf adalah bahan padat yang stuktur partikel penyusunnya memilki
keteraturan yang pendek.
b) Memiliki titik leleh yang tinggi – sangat bervariasi tergantung pada
penyusun strukturnya (harus diingat bahwa struktur yang diberikan hanya
salah satu dari tiga kemungkinan struktur), tetapi sekitar 1700°C. Ikatan
kovalen silikon-silikon yang sangat kuat harus diputuskan di seluruh bagian
struktur sebelum pelelehan terjadi.
c) Keras. Karena itu dibutuhkan pemutusan ikatan kovalen yang sangat kuat.
d) Tidak menghantarkan listrik. Tidak terdapat elektron yang terdelokalisasi.
Semua elektron terikat dengan kuat diantara atom-atomnya, dan tidak bebas
bergerak.
e) Tidak larut dalam air dan pelarut organik. Tidak terdapat daya tarik yang
memungkinkan antara molekul pelarut dan atom silikon atau silikon yang
dapat melampaui kekuatan ikatan kovalen pada struktur raksasa.

Konfigurasi [Ne] 3S23P2


Fase Solid
Titik leleh 1687 K (14100 C, 5909 0F)
Titik didih 3538 K (2355 0C,5909 0F)
Distribusi Elektron 8,2
Energi Pengionan, eV/atm 8,2
Jari-jari kovalen atom 790 (1,17A0)
Jari-jari ion 0,41 (Si4+)
Keelektronegatifan 1,8
Berat atom standar 28,085 g.mol-1
Bahan beku 50,21 KJ.mol-1

7
Kapasitas bahan (250C) 19,789 J.mol.K-1
Bahan penguapan 359 KJ.mol-1
Energi ikat diri, KJ mol-1 210-250

2.4.2 Sifat Kimia

Silikon merupakan metaloid, siap untuk memberikan atau berbagi 4 atom


terluarnya, sehingga memungkinkan banyak ikatan kimia. Meski silikon bersifat
relatif inert seperti karbon, silikon masih dapat bereaksi dengan halogen dan alkali
encer. Kebanyakan asam (kecuali asam nitrat dan asam hidrofluorat) tidak
bereaksi dengan silikon. Silikon dengan 4 elektron valensinya mempunyai
kemungkinan untuk bergabung dengan elemen atau senyawa kimia lainnya pada
kondisi yang sesuai.
Silikon murni berwujud padat seperti logam dengan titik lebur 14100C.
silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silikon
dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida (SiO2) yang terdapat
dalam pasir, melalui reaksi:
SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)
Silikon murni berstruktur seperti Intan ( tetrahedral) sehingga sangat keras
dan tidak menghantarkan listrik, jika dicampur dengan sedikit unsur lain, seperti
alumunium (Al) atau boron (B). silikon bersifat semikonduktor (sedikit
menghantarkan listrik), yang diperlukan dalam berbagai peralatan, elektronik,
seperti kalkulator dan komputer. Itulah sebabnya silikon merupakan zat yang
sangat penting dalam dunia modern. Untuk itu dibutuhkan silikon yang
kemurniannya sangat tinggi dan dapat dihasilkan dengan reaksi:
SiCl4(g) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)
Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat membentuk
ikatan π (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya ikatan tunggal (σ). Karena itu
silikon tidak reaktif pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi dapat
bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH.
Si(s) + 4OH-(aq) → SiO4(aq) + 2H2(g)
Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk
hidrida, dan dengan halogen membentuk halide, seperti:

8
Si(s) + 2H2 → SiH4
Si(s) + 2Cl2 → SiCl4
Silikon bereaksi dengan halogen; jika dipanaskan membentuk oksida;
membentuk garam dari asam oksi dan membentuk molekul-molekul dan ion-ion
raksasa dengan atom oksigen.
Batuan dan mineral yang mengandung silikon, umumnya merupakan zat
padat yang mempunyai titik tinggi, keras, yang setiap keping darinya merupakan
suatu kisi yang kontinu terdiri dari atom-atom yang terikat erat. Sebuah contoh
dari zat padat demikian, adalah silikon dioksida, yang terdapat dialam dalam
bentuk kuarsa, aqata (akik), pasir, dan seterusnya.

2.5 REAKTIFITAS SILIKON DAN SENYAWANYA


Kereaktifan silikon sama halnya dengan boron dan karbon yaitu sangat tak
reaktif pada suhu biasa. Bila mereka bereaksi, tak ada kecendrungan dari atom-
atom mereka untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan membentuk kation
sederhana, seperti B3+, C4+ dan Si4+. Ion-ion kecil ini akan mempunyai rapatan
muatan begitu tinggi, sehingga eksistensinya tidaklah mungkin. Namun atom-
atom ini biasanya bereaksi dengan persekutuan antara elektron merekamembentuk
ikatan kovalen. Bila dipanaskan dalam udara, unsur-unsur itu bereaksi dengan
silikon dalam reaksi pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk
oksida B2O3, CO2 dan SiO2. Ketiga oksida ini bersifat asam.
SiO2 pada hakikatnya tidak reaktif dengan air pada suhu-suhu biasa. Namun
dua asam silikat sederhana adalah asam ortosilikat, H4SiO4 dan asam metasilikat,
H2SiO3- Kedua senyawa ini praktis tak larut dalam air, tetapi mereka bereaksi
dengan basa, contohnya:
H4SiO4(s) + 4NaOH(aq) → Na4SiO4(aq) + 4H2O(aq)
Bila kering sebagian (parsial), asam silikat disebut gel silika (suatu bahan
yang agak mirip dengan garam batuan, NaCl). Dalam bentuk ini, ia mempunyai
kapasitas menyerap yang besar terhadap uap air, belerang dioksida, asam nitrat,
benzena dan zat-zat lain. Ia digunakan secara luas sebagai bahan untuk
menghilangkan kelembaban dalam wadah-wadah kecil.

2.6 REAKSI DENGAN UNSUR LAIN


1. Reaksi dengan Hidrogen
Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida,
reaksinya adalah sebagai berikut.
Si(s) + 2H2 → SiH4
2. Reaksi dengan Halogen
Silikon bereaksi dengan halogen secara umum, bahkan sampai terbakar dalam
gas flour.
Si + 2X2 → SiX4

Contoh: Si + 2Cl2 → SiCl4


Si + 2Br2 → SiBr4

9
3. Reaksi dengan oksigen
Bila dipanaskan dalam udara, silikon bereaksi dengan oksigen dalam reaksi
pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida SiO2, pada
hakikatnya tidak reaktif dengan air pada suhu-suhu biasa. Senyawaan silikon
dengan oksigen adalah yang paling melimpah dari semua senyawaan dalam
kerak bumi. Reaksi antara silikon dengan oksigen adalah sebagai berikut.
Si(s) + O2(g) → SiO2(S)
4. Reaksi dengan karbon
Salah satu seyawaan silikon yang terkenal adalah silikon karbida. Secara kimia
silikon karbida tidak aktif, hampir sekeras intan dan digunakan sebagai bahan
gosok untuk mengasah, memotong, dan memoles. Reaksi silikon dengan
karbon adalah sebagai berikut.
Si(s) + C(s) → SiC(s)

2.7 CARA PEMBUATAN UNSUR SILIKON


Silikon merupakan salah satu unsur metaloid dengan nomor atom 14 dan
terdapat pada periode 3 golongan 14 yang melebur pada suhu 1410 °C. Silikon
sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan
untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone.
Teknik pembuatan silikon itu terbilang sederhana. Mineral silika yang telah
dimasukkan ke dalam larutan kalsium klorida (CaCl) dipanaskan hingga suhu
850o Celsius. Atom oksigen yang ada di dalam silika akan berubah menjadi ion
oksida. Akibatnya, secara perlahan silika akan menjadi silikon. "Ini cara terbaik
dan termurah untuk membuat silikon,".
Sebelumnya, teknologi pembuatan silikon terbilang rumit. Selain
memanfaatkan silika, beberapa unsur seperti seng (Zn), besi (Fe), dan timbel (Pb)
harus digunakan dalam reaksi kimiawi pembuatannya. Proses ini baru berjalan
pada suhu yang sangat tinggi (2.000o C).
Cara lain untuk memperoleh silikon salah satunya melalui proses berikut:
1. Proses reduksi ini dilangsungkan di dalam tungku listrik pada suhu 3000 °C.
Reaksi yang Silikon dibuat dengan mereduksi kuarsa (quartz) atau sering
disebut juga dengan silika ataupun silikon dioksida dengan kokas (C). terjadi
adalah:
SiO2(l) + 2C(s) –––→ Si(l) + 2CO2
2. Silikon yang diperoleh kemudian didinginkan sehingga diperoleh padatan
silikon. Namun silikon yang diperoleh dengan cara ini belum dalam keadaan
murni. Agar diperoleh silikon dalam bentuk murni diawali dengan mereaksikan
padatan silikon yang diperoleh melalui cara di atas direaksikan dengan gas
klorin (Cl2), sesuai reaksi berikut:
Si(s) + Cl2(g) –––→ SiCl4(g)
3. Gas SiCl4 ini mememiliki titik didih 58 °C. Uap yang terbentuk kemudian
dilewatkan melalui sebuah tabung panas berisi gas H2 sehingga terbentuk Si.
Berikut reaksinya:
SiCl4(g) + 2H2(g) –––→ Si(s) + 4HCl(g)

10
4. Padatan Si yang terbentuk berupa batangan yang perlu dimurnikan lebih lanjut
denan cara pemurnian zona (zona refining), seperti pada gambar berikut.

Pada pemurnian zona batangan silikon tidak murni secara perlahan


dilewatkan ke bawah melalui kumparan listrik pemanas yang terdapat pada zona
lebur. Karena pemanasan maka batang silikon tidak murni akan mengalami
peleburan.
Seperti pada sifat koligatif larutan tentang pemurnian titik lebur larutan
dimana titik lebur larutan adalah lebih rendah dibandingkan titik lebur pelarut
murni. Pemurnian silikon anolog dengan hal tersebut, silikon murni di anggap
sebagai pelarut sedangkan leburan silikon yang mengandung pengotor dianggap
sebagai larutan. Berdasarkan sifat koligatif larutan maka titik lebur silikon murni
akan akan lebih tinggi dibanding titik lebur silikon yang tidak murni (bagian yang
mengandung pengotor).
Hal ini menyebabkan pengotor cenderung mengumpul disilikon yang
mengandung pengotor (bagian atas pada zona peleburan). Selama permurnian
zona berlangsung maka bagian bawah yang merupakan silikon murni akan
bertambah banyak sedangkan bagian atas semakin sedikit. Pengotor yang ada
akan terkonsentrasi pada bagian yang sedikit tersebut.
Setelah leburan mengalami pembekuan maka akan diperoleh suatu batangan
dimana salah satu ujung merupakan silikon paling murni sedangkan silikon yang
lain merupakan silikon yang dipenuhi dengan pengotor atau bagian silikon yang
paling tidak murni. Walaupun demikian terkadang bagian yang paling murni dari
silikon ada pada bagian atas sedangkan bagian yang paling tidak murni berada
pada bagian bawah. Bagian yang murni dan tidak murni dapat dipisahkan dengan
cara pemotongan.

11
2.8 SENYAWAAN UNSUR SILIKON BESERTA SIFAT DAN CARA
PEMBUATANNYA
a) Silikon Oksida
Silikon dioksida ini diklasifikasikan berdasarkan jumlah atom silikon dalam
tetrahedra SiO4 yang Silikon oksida dibentuk dengan menggunakan sebagai
satuan struktural dan menggunakan bersama atom silikon di sudut-
sudutnya.digunakan bersama, karena hal ini akan menentukan komposisi dan
strukturnya. Bila tetrahedra SiO4 dihubungkan dengan menggunakan bersama
sudut, struktur senyawa yang dihasilkan adalah polimer yang berupa rantai,
cincin, lapisan atau struktur 3-dimensi bergantung pada modus hubungannya
dengan satuan tetangganya. Ungkapan fraksional digunakan untuk menunjukkan
modus jembatannya. Pembilang dalam bilangan pecahan tersebut jumlah silikon
yang digunakan bersama dan pembaginya 2, yang berarti satu atom silikon
digunakan bersama dua tetrahedra.
Rumus empiris dan setiap strukturnya dalam bentuk polihedra koordinasi
diilustrasikan di gambar 4.9 berikut.
o Satu silikon digunakan bersama (SiO3O1/2)3- = Si2O76-
o Dua silikon digunakan bersama (SiO2O2/2)n2n- = (SiO3)n2n-
o Tiga atom silikon digunakan bersama (SiOO3/2)nn- = (Si2O5)n2n-
o Amalgamasi antara penggunaan bersama dua dan tiga silikon
[(Si2O5)(SiO2O2/2)2]n6- = (Si4O11)n6-
o Empat atom silikon digunakan bersama. (SiO4/2)n = (SiO2)n
Silikat dengan berbagai metoda struktur ikatan silang terdapat dalam batuan,
pasir, tanah, dsb.

b) Aluminosilikat
Terdapat banyak mineral silikon oksida dengan beberapa atom silikonnya
digantikan dengan atom aluminum. Mineral semacam ini disebut aluminosilikat.
Atom aluminum menggantikan atom silikon dalam tetrahedral atau menempati
lubang oktahedral atom silikon, membuat struktur yang lebih kompleks.
Substitusi silikon tetravalen dengan aluminum trivalen menyebabkan kekurangan
muatan yang harus dikompensasi dengan kation lain seperti H+, Na+, Ca2+, dsb.
Felspar adalah mineral khas aluminosilikat, dan KAlSi3O8 (ortoklas) dan
NaAlSi3O8 (albit) juga dikenal. Felspar mempunyai struktur 3 dimensi dengan
12
semua sudut tetrahedra SiO4 dan AlO4 digunakan bersama. Di pihak lain, lapisan
2 dimensi terbentuk bila satuan [AlSiO5]3- digunakan bersama, dan bila kation
berkoordinasi 6 dimasukkan di antar lapisan dihasilkanlah mineral berlapis
semacam mika.
Bila jumlah silikonnya tidak cukup untuk membentuk oktahedra antar lapis,
ion hidroksida akan terikat pada kation Al insterstial.

c) Zeolit
Salah satu aluminosilikat yang penting adalah zeolit. Zeolit ditemukan di
alam dan berbagai zeolit kini disintesis dengan jumlah besar di industri.
Tetrahedra SiO4 dan AlO4 terikat melalui penggunaan bersama silikonnya dan
membentuk lubang dan terowongan dengan berbagai ukuran. Strukturnya
merupakan komposit dari satuan struktur tetrahedra MO4. Misalnya struktur di
Gambar 4.10, satuan dasarnya adalah kubus hasil leburan 8 MO4, prisma
heksagonal leburan 12 MO4, dan oktahedra terpancung leburan 24 MO4.

Silikon atau aluminum terletak di sudut polihedra dan silikon yang


digunakan bersama di tengah sisi itu.
Kation logam alkali atau alkali tanah berada dalam lubangnya, dan jumlah
kation ini meningkat dengan meningkatnya aluminum untuk mengkompensasi
kekurangan muatan. Struktur zeolit memiliki banyak lubang tempat kation dan air
bermukim. Kation ini dapat dipertukarkan. Dengan menggunakan sifat
pertukaran kation ini, zeolit digunakan dalam jumlah besar sebagai pelunak air
sadah. Zeolit terdehidrasi (didapat dengan pemanasan) akan mengabsorpsi air
dengan efisien, zeolit juga digunakan sebagai pengering pelarut atau gas. Zeolit
kadang juga disebut dengan penyaring molekular, karena ukuran lubang dan
terowongannya berubah untuk zeolit yang berbeda dan dimungkinkan untuk
memisahkan molekul organik dengan zeolit berdasarkan ukurannya. Zeolit dapat
digunakan untuk mereaksikan dua molekul dalam lubangnya asal ukurannya
memadai dan dapat digunakan sebagai katalis untuk reaksi selektif.

d) Silikon Dioksida (SiO2)


Struktur Kovalen Raksasa dari Silikon Dioksida
Terdapat tiga bentuk kristal silikon dioksida yang berbeda. Salah satu yang
paling mudah diingat dan digambarkan adalah struktur yang berdasarkan pada
struktur intan. Silikon kristalin memiliki struktur yang sama dengan intan. Untuk

13
mengubahnnya menjadi struktur silikon dioksida, sesuatu hal yang kamu perlukan
adalah memodifikasi struktur silikon melalui penambahan beberapa atom silikon.

Dengan catatan bahwa setiap atom silikon dijembatani ke atom silikon


tetangganya dengan atom silikon. Jangan lupa bahwa struktur ini hanya sebagian
kecil dari keseluruhan struktur raksasa pada bentuk tiga dimensi.

Titik leleh dan titik didih


Silikon dioksida memiliki titik leleh yang tinggi, bermacam-macam
tergantung pada strukturnya (ingat bahwa hanya satu dari tiga struktur yang
mungkin), tapi angkanya sekitar 1700 °C. Ikatan kovalen silikon-oksigen yang
sangat kuat harus diputuskan terlebih dahulu sebelum meleleh. Silikon dioksida
mendidih pada suhu 2230°C.
Karena kita membicarakan tentang perbedaan bentuk ikatan, tidak berarti
bila membandingkan nilai ini dengan oksida logam yang lain. Lebih baik
menyatakan bahwa karena oksida logam dan silikon dioksida memiliki struktur
raksasa, maka titik leleh dan titik didihnya tinggi.

Daya hantar arus listrik


Silikon dioksida tidak memiliki elektron-elektron atau ion-ion yang dapat
bergerak sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik dalam bentuk
padatan maupun cairannya.

Oksida molekuler
Fosfor, sulfur dan klor semuanya membentuk oksida yang terdiri dari
molekul-molekulnya. Beberapa dari molekul-molekul ini sederhana dan lainnya
merupakan polimer. Kita hanya akan membahas molekul sederhana.
Titik leleh dan titik didih dari oksida-oksida ini akan lebih rendah dari
oksida logam dan silikon dioksida. Gaya intermolekuler mengikat satu molekul
dengan molekul yang lain melalui dispersi gaya van der Waals atau interaksi
dipol-dipol. Kekuatannya bermacam-macam tergantung pada ukuran molekulnya.
Tak satupun dari oksida-oksida ini yang menghantarkan arus listrik baik sebagai
padatan maupun cairannya. Tak satupun yang mengandung ion-ion atau elektron-
elektron bebas.

14
Berikut adalah rumus dan nama beberapa komponen mineral yang lebih melimpah
mengandung silikon, terdapat pada tabel berikut.

Grup Persentase dalam Struktur Khas Rumus Representatif dan


Mineral Kerak Bumi Nama Umum
Kristal besar dalam KAlSi3O8, ortoklase
Feldspar 49 tiga dimensi NaAlSi3O8, albit
(seperti kotak) CaAl2Si2O8,anortit
Na4Al3Si3O12Cl,sodalit
Kuarsa 21 Sama seperti di SiO2, silika
atas
Amfibol Kristal besar dalam CaSiO3, wolastonit
atau 15 tiga dimensi NaAlSi2, jadeit
piroksena Ca2Mg5Si8O22, termolit
(suatu asbes)
Kristal besar dalam KAl2Si3AlO10(OH)12,
Mika 8 dua dimensi (sepeti muskovit
lapisan) K2Li3Al4Si7O21(OH,F)3,
lepidolit

2.9 KEGUNAAN UNSUR SILIKON


2.9.1 Bagi Manusia
 Segi Industri
Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia. Dalam
bentuknya sebagai pasir dan tanah liat, dapat digunakan untuk membuat bahan
bangunana seperti batu bata. Ia juga berguna sebagai bahan tungku pemanas dan
dalam bentuk silikat ia digunakan untuk membuat enamels (tambalan gigi), pot-
pot tanah liat, dsb. Silika sebagai pasir merupakan bahan utama gelas. Gelas dapat
dibuat dalam berbagai macam bentuk dan digunakan sebagai wadah, jendela,
insulator, dan aplikasi-aplikasi lainnya. Silika ada dalam abu hasil pembakaran
tanaman dan tulang belulang manusia. Silikon tetraklorida dapat digunakan
sebagai gelas iridize.
Silikon super murni dapat didoping dengan boron, gallium, fosfor dan
arsenik untuk memproduksi silikon yang digunakan untuk transistor, sel-sel solar,
penyulingan, dan alat-alat solid-state lainnya, yang digunakan secara ekstensif
dalam barang-barang elektronik dan industri antariksa. Silikon bahan penting
pembuatan baja dan silikon karbida digunakan dalam alat laser untuk
memproduksi cahaya koheren dengan panjang gelombang 4560 A.
Penggunaan penting dari silikon adalah dalam pembuatan transistor, chips,
komputer dan sel surya. Untuk tujuan itu diperlukan silikon ultra murni. Silikon
juga digunakan dalam berbagai jenis alise dengan besi (baja). Sedangkan senyawa
silikon digunakan dalam industri. Silica dan silikat digunakan untuk membuat
gelas, keramik, porselin dan semen.

15
Larutan pekat natrium silikat (Na2SiO3), suatu zat padat amorf yang tidak
berwarna, yang disebut water glass, digunakan untuk pengawetan telur dan
sebagai perekat, juga sebagai bahan pengisi (fillir) dalam detergent. Silikon
karbida (SiC), merupakan zat padat yang sangat keras digunakan untuk ampelas
(abrasive) dan pelindung untuk pesawat ulang alik terhadap suhu yang tinggi
sewaktu kembali kebumi. Silica gel, suatu zat padat amorf yang sangat berfori,
dibuat dengan melepas sebagian air dari asam silikat (H2SiO3) atau (SiO2H2O).
silica gel bersifat higroskopis (mengikat air) sehingga digunakan sebagai
pengering dalam berbagai macam produk.

 Kesehatan (Pencegah Osteoporosis)


Kecepatan pergantian tulang sangatlah penting. Jika keluar dari
keseimbangannya maka akan menghasilkan kehilangan massa tulang dan
osteoporosis. Banyak peneliti saat ini mengacu kepada kecepatan pergantian
tulang pasien wanita sebagai indikator dari osteoporosis. Ketika pengukuran
dilakukan pada volume total tulang trabecular tikus, para peneliti menemukan
bahwa tikus yang indung telurnya diangkat dan tidak diterapi apa-apa memiliki
kehilangan massa tulang sebesar 50%, dibandingkan dengan tikus-tikus yang
menjalani operasi gadungan. Pada kelompok lain yang indung telurnya diangkat
namun diberi estradiol, kehilangan massa tulang sebesar 8%, dan ketika silicon
diberikan pada 1 mcg untuk setiap gram berat badan, menghasilkan kehilangan
massa tulang sebesar 42%. Walaupun suplementasi silicon tidaklah mengurangi
kehilangan massa tulang secara berarti, namun dapat dipertimbangkan untuk
menggunakan suplementasi silicon bersamaan dengan terapi sulih hormon untuk
mencegah osteoporosis.
Silicon juga terkonsentrasi di dalam jaringan penghubung pembuluh darah,
tulang rawan, rambut dan kulit. Oleh karena itu, para peneliti percaya bahwa
silicon memainkan peran penting didalam jalinan struktur dinding pembuluh
darah dan tulang. Atherosclerosis (Penyumbatan dan pengerasan arteri yang
disebabkan oleh plak kolesterol dan pertumbuhan jaringan arteri yang abnormal)
secara signifikan menurunkan tingkat silicon didalam dinding arteri. Tingkat
silicon berkurang persis sebelum plak terbentuk, dimana hal ini menunjukkan
bahwa defisiensi silicon tidak bisa dipisahkan dari kelemahan dinding pembuluh
darah.
Ada begitu banyak faktor, termasuk nutrisi, hormon, olah raga, merokok,
minum alkohol dan genetik yang berperan didalam penyakit osteoporosis dan
penyakit cardiovaskular pada manusia. Pencegahan terhadap penyakit-penyakit
kronis ini membutuhkan nutrisi, termasuk silicon. Daftar makanan dan nutrisi
yang direkomendasikan bagi penderita osteoporosis secara mencolok menyerupai
apa yang direkomendasikan bagi penderita penyakit cardiovaskular – Hal ini
bukanlah suatu hal yang mengejutkan, karena tulang dan arteri, keduanya
merupakan jaringan penghubung (connective tissues). Secara keseluruhan,
informasi ini memperkuat argumentasi bahwa kebutuhan nutrisi manusia didasari
pada diet Paleolitik. Penyakit osteoporosis dan kardiovaskular keduanya
merupakan penyakit yang diakibatkan oleh penggunaan nutrisi modern barat.

16
2.9.2 Bagi Tumbuhan
Unsur bermanfaat merupakan unsur yang berguna bagi pertumbuhan
tanaman tetapi tidak memenuhi kaidah unsur hara esensial karena jika unsur ini
tidak ada, pertumbuhan tanaman tidak akan terganggu. Unsur-unsur yang
termasuk menguntungkan bagi tanaman adalah Natrium (Na), Cobalt (Co), Chlor
(Cl), dan Silikon (Si).
Silikon (Si) merupakan unsur kedua terbanyak setelah oksigen (O) dalam
kerak bumi dan Silikon juga berada dalam jumlah yang banyak pada setiap tanah.
Beberapa kajian menjelaskan bahwa Silikon memiliki beberapa peran
penting terhadap tanaman tertentu seperti padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays),
dan tebu (Saccharum officinarum). Tebu merupakan salah satu monokotil
akumulator Si yaitu tanaman yang serapan Si-nya melebihi serapannya terhadap
air. Selama pertumbuhan (1 tahun), tebu menyerap Si sekitar 500-700 kg per ha
lebih tinggi dibanding unsur-unsur lainnya.
Silikon dapat memberikan efek positif bagi tanaman tebu melalui dua hal
yaitu pengaruh tak langsung pada tanah dengan meningkatkan ketersediaan P dan
pengaruh langsung pada tanaman, seperti meningkatkan efisiensi fotosintesa,
menginduksi ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik seperti hama dan
penyakit, keracunan Fe, Al, dan Mn, mengurangi kerobohan dan memperbaiki
erectness (ketegakan) daun dan batang, serta memperbaiki efisiensi penggunaan
air. Untuk kedepannya, diharapkan pengetahuan tentang peranan unsur-unsur
bermanfaat lainnya, seperti Natrium (Na), Cobalt (Co), Selenium (Se), dan
Vanadium (Va), perlu dikembangkan dan disebarluaskan agar dapat
meningkatkan produksi tanaman pertanian.

2.9.3 Bagi Hewan


Percobaan laboraturium pada anak ayam dan anak tikus menunjukkan
bahwa silikon sangatlah penting bagi pertumbuhan kerangka tubuh yang normal.
Tulang adalah sebuah materi yang fleksibel yang terbuat dari kristal apatite
(Mineral Kalsium-Fosfor) yang tertanam di dalam matriks protein yang
mengandung Kolagen dan Glycosaminoglycans. Silicon berperan penting didalam
pengembangan awal tulang ketika matriks protein dibangun. Substansi ini juga
meningkatkan mineralisasi tulang dan deposit kalsium di dalam tulang, yang
berarti tulang akan bertumbuh dengan cepat dan kuat.

2.10 TIGA JENIS SILIKON SECARA MEDIS AMAN


a. Silikon padat
Bentuknya menyerupai karet penghapus. Digunakan untuk katup jantung
buatan, pengganti testis, kateter, serta persendian buatan. Dalam dunia bedah
plastik, silikon padat biasanya digunakan untuk implan hidung, dagu, dan pipi.
Beberapa tahun belakangan ini, silikon padat juga digunakan untuk membantu
penderita gangguan ereksi, dengan menggunakan materi silikon padat yang dapat
ditiup.

17
b. Silikon berbentuk gel dalam wadah silikon padat
Menyerupai dodol, dengan tingkat perlekatan molekul sangat baik.
Digunakan untuk implan payudara/betis. Jika dibelah, tidak akan meleleh atau
menyebar, tapi tetap mengikuti bentuk wadah penyimpannya.

c. Silikon cair
Silikon bentuk cair dalam dunia medis, menurut dr. Donny V. Istiantoro dari
Jakarta Eye Center, digunakan dalam operasi retina. Retina dapat lepas dari
posisinya karena berbagai faktor, sehingga perlu dibantu perlekatannya dengan
silikon cair.
Di dunia kedokteran modern, silikon dikategorikan sebagai bahan terbaik
untuk melakukan perbaikan bagian tubuh, karena penolakan jaringan tubuh
terhadap silikon tergolong rendah.

2.11 PENYALAHGUNAAN SILIKON


Di masyarakat, kata silikon bukan lagi hal yang tabu terutama di bidang
kecantikan. Penggunaan silikon khususnya yang cair sudah di larang oleh
pemerintah sejak tahun 1970. Namun hingga kini masih saja terjadi
penyalahgunaan penyuntikan untuk tujuan mempercantik bagian tubuh tertentu
para wanita. Hal ini di lakukan karena kurangnya pengetahuan terhadap silikon itu
sendiri. Penyuntikan silikon cair tidak mengakibatkan kematian, tetapi dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut
terjadi karena silikon cair yang disuntikkan langsung ke dalam tubuh seperti sifat
cairan umumnya akan mencari tempat yang rendah. Sebagian silikon mungkin
berkumpul di tempat- tempat tertentu sehingga membentuk benjolan.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Silikon (Si) mrupakan unsur ke-2 paling berlimpah di bumi stelah oksigenyaitu
mencakup 25,7 % dari kandungan kerak bumi, dan merupakan unsur terbanyak
kedua, setelah oksigen.Silikon (Si) tidak ditemukan bebas di alam, tetapi
muncul sebagian besar di kulit bumi dalam bentuk silikat dan silikon dioksida
(silika). Bentuk silikon dioksida dapat ditemukan pada pasir, kuarsa dan
serbuk batuan.
2. Penggunaan penting dari silikon adalah dalam pembuatan transistor, chips,
komputer dan sel surya. Untuk tujuan itu diperlukan silikon ultra murni.
Silikon juga digunakan dalam berbagai jenis alise dengan besi (baja).
Sedangkan senyawa silikon digunakan dalam industri. Silica dan silikat
digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin dan semen.
3. Struktur senyawa silikon
 Silikon oksida dibentuk dengan menggunakan sebagai satuan struktural dan
menggunakan bersama atom silikon di sudut-sudutnya.
 Terdapat banyak mineral silikon oksida dengan beberapa atom silikonnya
digantikan dengan atom aluminum. Mineral semacam ini disebut
aluminosilikat.
 Zeolit ditemukan di alam dan berbagai zeolit kini disintesis dengan jumlah
besar di industri.
 Silikon dioksia memiliki tiga bentuk kristal yang berbeda. Salah satu yang
paling mudah diingat dan digambarkan adalah struktur yang berdasarkan
pada struktur intan

3.2 SARAN
1. Diharapkan dengan adanya makalah ini mampu membantu mahasiswa untuk
menjawab masalah-masalah dalam kimia khususnya yang menyamgkut hal
yang berkaitan dengan unsur silikon.
2. Diharapkan kepada pembaca agar mampu memberikan saran yang membangun
untuk pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik dari yang telah ada
sekarang.
3. Diharapkan makalah ini mampu menambah literatur di perpustakaan untuk
menambah pengetahuan pembaca khususnya mahasiswa.
4. Silikon merupakan unsur di alam yang mengandung banyak kegunaan bagi
mahkluk hidup.Jadi pergunakan lah silikon secara baik karena silikon juga
dapat membahayakan penggunanya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Unsur Silikon. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-


anorganik-universitas/kimia-unsur-silikon/. Diakses pada 20 Oktober
2013.

Brady, James. E. 1999. Kimia Universitas Asas Dan Struktur Jilid 2. Jakarta :
Binarupa Aksara.

Cotton dan Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas


Indonesia (UI- press).

Saito, Taro. 1996. Buku Teks Online Kimia Anorganik. Jakarta : Iwanami
Publishing Company.

20

Anda mungkin juga menyukai