Anda di halaman 1dari 9

PROSES METALURGI

UNSUR GOLONGAN 13 GALIUM (Ga)

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Anorgain II)
Dosen Mata Kuliah : Prof. Drs.Agus Abhi Purwoko, M.Sc., Ph.D.

DISUSUN OLEH:

KHATMIZARULLAH (E1M016034)

KIKI ANDRIYANI (E1M016035)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018
GALIUM (Ga)

PENDAHULUAN

Galium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang


memiliki lambang Ga dan nomor 31. Sebuah logam miskin yang
jarang, dan lembut, galium merupakan benda padat yang mudah
melebur pada suhu rendah namun mencair lebih lambat di atas suhu
kamar dan memang akan melebur di tangan.

Terbentuk dalam jumlah sedikit dalam bauksit dan bijih seng. Penerapan pentingnya ialah
dalam senyawa galium arsenida, digunakan sebagai semikonduktor, terutama dalam diode
pemancar cahaya. Galium disebut-sebut sebagai eka-aluminium oleh D.I Mendeleev pada
tahun 1870 dan ditemukan pada tahun 1875 oleh P.E. Lecoq de Boisbaudran menggunakan
spektroskope. Indikasi pertama dating dengan mengobservasi dua garis ungu baru dalam
spectrum dari sebuah sampel yang terdeposit dalam besi. Dan dapat diisolasi 1 gram logam
awal dari ratusan kilogram bijih zink blende dan diberi nama latin Gallia. Sifat fisika dan
kima dari Galium diprediksi oleh Mendeleev. (Greenwood dan Earnshaw, 1998).

KELIMPAHAN GALIUM

Galium sering ditemukan sebagai elemen yang terkandung di dalam diaspore,


sphalarite, germanite, bauksit, bijih seng, dan batubara. Dalam batuan bauksit terdapat dalam
jumlah yang sangat sedikit yakni 50 ppm. Analisa debu dari hasil pembakaran batubara
pernah menunjukkan kandungan galium sebanyak 1,5 %. Galium yang sangat murni berwarna
keperakan dan logam ini memula sebanyak 3,1 % jika berubah dari bentuk cair ke bentuk
padat. Oleh karena itu, gallium tidak boleh disimpan dalam gelas atau container logam karena
ia akan merusak tempatnya jika gallium tersolidifikasi. Indonesia memiliki potensi bauksit
yang relatif besar terutama di Pulau Bintan dan Kalimantan Barat. Namun cadangan bauksit
di Pulau Bintan khususnya di daerah Kijang hanya tersisa beberapa juta ton lagi karena sudah
ditambang sejak tahun 1935. Sebaliknya cadangan bauksit yang terdapat di Kalimantan Barat
umumnya belum dieksploitasi secara optimal dan diperkirakan berjumlah besar (Husaini dkk,
2009, dalam Amalia dkk, 2013). Kalimantan Barat memiliki sumber daya bauksit yang cukup
besar, bahkan terbesar di Indonesia mencapai 3.268.533.344 ton, cadangan sebesar
1.129.154.090 ton tersebar secara luas di Kabupaten Pontianak, Bengkayang, Sanggau,
Mempawah, Landak, Ketapang, Sekadau, Kubu Raya, dan Kayong utara (Pusat Data dan
Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral, 2012). Bauksit pertama kali ditemukan di
Singkawang dan Bengkayang. Namun, bauksit ini memiliki kadar aluminium yang rendah
(34,6%) dan kandungan silika yang tinggi (32,5%) sehingga dinilai kurang ekonomis (Tarring
dkk, 1952, dalam Suwarna dkk, 1993). Salah satu lokasi tambang bauksit di Kalimantan Barat
yang memiliki cadangan besar yaitu di daerah Tayan dan termasuk dalam IUP PT. Antam
Tbk. Sumber daya bauksit yang terindikasi potensial yaitu sekitar 104 juta ton kubik, dengan
grade rata-rata yaitu T-Al2O3 = 46%, T-SiO2 = 13%, R-SiO2 = 4%, Fe2O3 = 12% dan TiO2
= 0,9% (Surata dkk, 2010).

SIFAT FISIK DAN KIMIA GALIUM

 Sifat Fisika Galium (Ga)

Galium padat merupakan logam abu-abu kebiruan yang memiliki struktur kristal
ortorombik, sedangkan gallium murni memiliki warna keperakan menakjubkan. Gallium
berbentuk padat pada suhu ruang, tetapi seperti merkuri, cesium, dan rubidium, akan
menjadi cair bila sedikit dipanaskan. Galium padat cukup lunak sehingga bisa dipotong
dengan pisau. Unsur ini stabil di udara dan air, tetapi bereaksi dan larut dalam asam dan
basa. Galium tidak terdapat dalam bentuk murni di alam. Galium sebenarnya lebih
berlimpah dari timbal tapi lebih sulit diakses karena tidak berkonsentrasi selektif dalam
mineral sehingga persebarannya cenderung luas. Beberapa bijih logam seperti bauksit
mengandung sejumlah kecil galium. Selain itu, batu bara juga memiliki konten galium
relatif tinggi.

Notasi 31Ga
Nomor Atom 31
Golongan, Periode, Blok 13, 4, p
Massa Atom 69,723 g/mol
Massa Jenis 5,91 g/cm3
Titik Lebur 302,9146 K
Titik Didih 2477 K
Konfigurasi Elektron [Ar] 3d10 4s2 4p1

Sifat menarik dari unsur Ga, kemapuan ini menunjukkan adanya pasangan elektron
lembam, nS2, dalam atau dari unsur pasca-peralihan (post-transition). Jadi, sebuah atom
Ga dapat kehilangan electron pada 4p dan mempertahankan electron 4s untuk membentuk
ion Ga+, dengan konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s2. Kemunkinan ini lebih mudah terjadi
pada atom yang lebih berat dalam golongan.

 Sifat Kimia Galium (Ga)


• Reaksi galium dengan halogen
2Ga3+ + 3F2 2GaF3
• Reaksi galium dengan golongan
VI A 2Ga3+ + 3S2- Ga2S3
• Reaksi galium dengan aasam
Ga2O3 + 6H+ 2Ga3+ + 3H2O
Ga(OH)3 + 3H+ Ga3+ + 3 H2O
• Reaksi galium dengan basa
Ga2O3 + 2 OH- 2Ga(OH)4-
Ga(OH)3 + OH- Ga(OH)4-

METALURGI GALIUM

Metalurgi adalah suatu proses yang mempelajari pemisahan logam. Dalam metalurgi
sendiri terdiri dari tiga proses yakni:

1. Persiapan Bijih
2. Produksi Logam
3. Pemurnian Logam

Adapun bagan metalurgi logam Galium (Ga) adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Bijih

Bauksit
Al2O3, Fe2O3, SiO2, TiO2,
Ga2O3
Di haluskan

+ NaoH Pekat

Tidak Larut Larut

SiO2, Fe2O3, TiO2, NaAlO2, NaGaO2


Red Mud Green Liquos

+ Flokular

+ Ca(OH)2
Difiltrasi
+ NaoH

NaAlO2, NaGaO2

Presifitasi
(Penambahan kristal Aluminium Hidroksida)

Dipanaskan (1100- 1500 Celsius)

NaGaO2 Alumina
2. Produksi Logam
NaGaO2

- Elektrolisis dengan Merkuri (Hg)

- Hidrolisis Amalgam

Natrium Gallate

- Elektrolisis lebih lanjut

Galium (Ga)
Cair

3. Pemurnian Logam

Galium (Ga) Cair

Ekstraksi Kristal Pencairan Zona


Tunggal

Galium dengan tingkat


kemurnin 98-99 persen

Persamaan Reaksi :

1) Tahap persiapan bijih


 Bauksit (Mineral) Bauksit halus
 Ga2O3 + 2NaOH NaGaO2 + H2O GREEN LIQUOS
 Al2O3 + 2NaOH NaAlO3 + H2O
 Fe2O3 + 2NaOH
 SiO2 + 2NaOH RED MUD
 TiO3 + 2NaOH

2) Tahap produksi logam


Hasil atau produk dari campuran NaOH dengan oksida Galium selanjutnya
dielektolisis dengan sel merkuri.

 Sel Merkuri:
Katoda : Hg2+(aq) + 2e- Hg(l)
Anoda : C(S) C4+(aq) + 4e-
Dalam elektrolisis ini, merkuri akan menarik ion natrium dan galium
membentuk Amalgam.
NaGaO2 + Hg Na3Ga + Na2Hg + Ga2Hg3
(Amalgam)
 Elektrolisis lebih lanjut
Katoda : Ga3+ + 3e Ga
Anoda : Na Na+ + e-

3) Tahap pemurnian
Galium (Ga) cair Pencairan zona atau ekstraksi tunnggal

Gambar ekstraksi kristal tunggal (Proses czokralski)

Gambar Pencairan zona (Zone refining)


Deskripsi Skema Metalurgi Logam Galium (Ga)

Galium merupakan produk samping dari proses pembutan aluminium melalui


proses bayer. Dimana galium yang terdapat dalam batuan bauksit terakumulasi dalam
aluminium hidroksida yang digunakan dalam proses pembuatan aluminat. Aluminum
hidroksida apabila diekstraksi dengan berbagai cara akan mengkasilkan galium. Adapun
proses ekstraksi galium menurut proses metalurgi sebagai berikut:

1. Persiapan Bijih
Sumber mineral galium yakni bauksit dan bijih seng. Dalam bauksit
galium terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit yakni 50 ppm. Kandungan bijih
bauksit selain galium adalah aluminium, silikon, besi, dan titanium. Semua unsur ini
dalam bauksit berupa oksidanya. Tahap persiapan bijih ini berfungsi dalam
pengkonsentrasian bijih, untuk pengkonsentrasian bijih mula-mula bijih bauksit yang
kasar dan tak murni digiling sampai halus(grinding). Hasil dari proses penggilingan ini
kemudian ditambahkan larutan NaOH pekat. Galium Oksida dan Aluminium oksida
yang terdapat didalam bijih bakusit akan larut didalam NaOH pekat menghasilkan
NaAlO2, NaGaO2. Reaksi yang terjadi adalah:

 Ga2O3 + 2NaOH NaGaO2 + H2O


 Al2O3 + 2NaOH NaAlO3 + H2O

Sedangkan zat-zat lain seperti silikon, titanium, dan besi tidak larut dalam didalam
NaOH pekat. Larutan NaAlO2, NaGaO2 disebut dengan green liquos,sedangkan zat-zat
yang tidak larut dalam didalam natrium hidroksdia membentuk red mud. Selama proses
pengolahan bauksit ke alumina dalam proses bayer, galium terakumulasi dalam cairan
natrium hidroksida. Dari sini dapat diekstraksi dengan berbagai macam metode. Larutan
green liquos difiltrasi untuk memisahkan untuk memisahkan red mud,. Red mud hasil
filtrasi kemudian ditambahkan flokulasi untuk meningkatkan settling rate. Partikel
padat yang terkandung dalam red mud dipisahkan dengn filtr press, sedangkan larutan
green liquos yang masih terdapat didalam red mud didaur ulang dengan menggunakan
dekantasi. Red mud ditambahkan dengan kapur (Ca(OH)2) untuk causaticization supaya
terbentuk natrium hidroksida dan kalium karbonat. Reaksi yang terjadi adalah:

 Na2CO3 + Ca(OH)3 2NaOH + CaCO3

NaOH yang dihasilkan dapat digunakan kembali pada proses awal. Untuk memisahkan
antara NaAlO2 dengan NaGaO2 dilakukan presipitasi. Presipitasi adalah proses
pengaliran air kedalam suatu campuran. Presipitasi dilakukan dengan cara
menambahkan kristal aluminum hidroksida untuk menginisiasi presipitasi. Pada proses
presipitasi ini NaAlO2 akan dipisahkan menjadi Al(OH)3 . Reaksi yang terjadi adalah:

 NaAlO2 + H2O Al(OH)3 + NaOH


NaGaO2 pada saat proses presipitasi akan terakumulasi ke dalam Al(OH)3 , untuk
memisahkannya dilakukan suatu kalsinasi atau pemanasan pada suhu 1100-1500
celcius. Hasil dari pemanasan ini adalah suatu padatan aluminat dan larutan NaGaO2.

2. Produksi Logam

NaGaO2 hasil presipitasi kemudian di elektrolisis dengan menggunakan metode


elektrolisis merkuri dan hidrolisis dan hidrolisis dari amalgam dengan natrium
hidroksida menghasilkan natrium gallate. Dalam elektrolisis merkuri ini yang bertindak
sebagai katoda adalah merkuri, sedangkan yang bertindak sebagai anoda adalah grafit.
Pada proses ini merkuri menarik ion natrium dan galium membentuk suatu amalgam.
Amalgam yang dihasilkan apabila terkena atau terhidrolisis dengan air akan
menghasilkan atau membentuk natrium hidroksida (NaOH), dalam hal ini hidrogen
yang ada dalam NaOH akan meninggalkan merkuri, sehingga terbentuk suatu natrium
gallate. Apabila produk ini dielektrolisis lebih lanjut maka akan tercipta logam galium
cair.

3. Pemurnian Logam
Galium cair yang dihasilkan dapat dimurnikan lebih lanjut dengan menggunakan
dua cara yakni; pencairan zona dan ekstraksi kristal tunggal. Pada pencairan zona,
galium cair dilewatkan dalam ingot, sehingga galium cair tersebut akan terpisah dari
pengotor(logam lain), dalam hal ini logam galium akan mencair sedangkan logam lain
akan membentuk kristal. Dalam proses ekstraksi kristal tunggal, galium cair
dimasukkan ke dalam tempat yang sulit bereaksi dengan zat lain seperti quartz dan
dilelehkan. Sebuah silinder yang ujungnya terbuat dari kristal galium dicelupkan
kedalam lelehan galium yang belum murni. Dengan pendinginan secara pelan-pelan,
pengkristalan akan terjadi dengan sempurna dibagian atas dan secara otomatis pengotor
akan bergerak ke arah bawah. Pada akhir proses, pengotor akan diam didalam wadah
quartz dan galium murni akan menjadi batang silinder yang memanjang. Untuk kedua
proses pemurnian dapat dihasilkan galium dengan tingkat kemurnian 98-99 persen.

KEGUNAAN GALIUM

1. Galium cair jika dikenakan pada permukaan proselin dan kaca akan membentuk lapisan
terang sangat reflektif yang bisa digunakan membuat cermin.
2. Galium mudah berpadu dengan sebagian besar logam sehingga digunakan untuk
membentuk paduan dengan titik leleh rendah.
3. Analog intergrated circuit merupakan salah satu aplikasi paling umum untuk gallium,
dengan perangkat optoelektronik (kebanyalan diod laser dan diode pemancar cahaya)
sebagai penggunaan terbesar kedua.
4. Galium memiliki sifat semikonduktor, terutama sebagai galium arsendite (GaAs).
5. GaAs dapat mengubah listrik menjadi cahaya dan digunakan dalam light emitting diodes
(LED) pada berbagai layar alat elektronik dan jam tangan.
6. Galium juga digunakan dalam berbagai termometer suhu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Diunduh dari http://id.m.wikipedia.org/zona-mencair.html (Tanggal 21 Maret 2018 Pukul


18.34).
Diunduh dari http://id.m.wikipedia.org/proses-czochralski.html (Tanggal 21 Maret 2018
Pukul 18.38).
Diunduh dari http://id.m.wikipedia.org/gallium.html (Tanggal 21 Maret 2018 Pukul 18.42).
Diunduh dari http://www.google.com/amp/s/trihastacrop.wordpress.com/2014/06/03/proses-
pembuatan-aluminium.html (Tanggal 21 Maret 2018 Pukul 18.50).
Sugiarto, Kristian H. 2010. Kimia Anorganik Logam.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai