Anda di halaman 1dari 4

UNSUR SENYAWA ANORGANIK

EKSTRAKSI KROMIUM

Disusun oleh:
Dadang 01211540000071
Liyana Labiba Zulfa 01211540000073
M. Yasin 01211540000079
Dewi Kartika Sari 01211540000085
Muhammad Zulqurnain 01211540000087

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS ILMU ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
EKSTRAKSI KROMIUM

Di alam kromium terdapat dapat bentuk bijih, dan yang sering ditemui diantaranya kromit
(FeCr2O4), krokoit (PbCrO4) dan oker kroma (Cr2O3). Kromium merupakan logam tahan
korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom)
banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan maupun pada komponen
kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor. Perpaduan kromium dengan besi dan nikel
menghasilkan baja tahan karat, sedangkan perpaduan kromium dan nikel akan menghasilkan
stainless steel yang biasa digunakan dalam peralatan memasak.
Dalam bentuk lain kromium memiliki fungsi tersendiri seperti
Cr(OH)SO4 bereaksi dengan kolagen menjadikan kulit bersifat liat, lentur dan tahan terhadap
kerusakan biologis. CrO3 yang berwarna coklat gelap, bersifat konduktor listrik yang tinggi
dan bersifat magnetik biasa digunakan pada pita rekaman dan pewarna cat atau gelas. PbCr4
juga dapat digunakan sebagai pewarna cat dan gelas. Na2CrO7 sebagai oksidan dalam industri
kimia.
Kromium merupakan logam pasif berwarna putih perak dan lembek jika dalam keadaan
murninya. Untuk memperoleh kromium murni dapat dilakukan proses ekstraksi.
A. Pemurnian Kromium dari Bijih Kromit (Skala Pabrik)
Aplikasi Pembuatan Stenless Steel dari bijih Krom
1. Bijih krom yang berupa FeCr2O4 ditambang dari alam yang kemudian dibawa ke
dalam mesin penghancur untuk dihancurkan menjadi bentuk kokas konsentrasi
halus serta bahan lainnya berbentuk pellet. Kemudian dicampur sampai homogen
dan bahan baku lainnya dilelehkan pada suhu 1.900 °C untuk menghasilkan
ferrochrome cair, saat berada pada suhu yang tepat kemudian dituangkan ke ladle
yaitu bagian permukaan pada zat cair yang mengapung (slag). Setelah itu
dibiarkan mendingin kemudian dihancurkan kembali.
2. Ferrochrome cair kemudian dibawa ke tempat peleburan baja serta siap digunakan
untuk membuat stainless steel. Untuk mendaur ulang steel (nikel, besi, carbon,
dan mangan) dilebur pada tungku busur listrik dengan bahan lainnya pada suhu
1.600 °C.
3. Steel yang meleleh dicampur dengan ferrochrome cair yang dibuat untuk
menghasilkan stainless steel yang dibutuhkan oleh pembeli. Setelah itu molten
steel dibuat, kemudian dipindahkan ke mesin serta dipotong menjadi lembaran
baja tahan karat sekitar 14 meter dan beratnya mencapai 26 ton. Setiap lempengan
ditandai dengan nomor kode sendiri untuk mengidentifikasi pesanan pembeli.
Lempengan dipindahkan ke rolling mill (tempat penggilingan baja) kemudian
dipanaskan sampai suhunya menjadi 1.200 °C. Untuk mengurangi ketebalan
namun dengan lebar yang sama dibutuhkan waktu lebih lama hingga menjadi
lempengan panjang stainless steel. Kepingan stainless steel yang cukup tipis
kemudian digulung dan didinginkan. Gulungan stainless stel yang berasal dari hot
rolling (penggilingan baja) kemudian melalui proses annealing dan pickling line,
serta mengubah permukaan dari hitam kusam menjadi abu-abu keperakan.
- Annealing : stainless stell dipanaskan untuk meningkatkan kemampuan
bentuknya serta didinginkan dengan perlahan.
- Pickling : memperlakukan dan menghilangkan asam .
Baja kemudian digulung sesuai ketebalan yang diinginkan kemudian di
annealing dan pickling lagi serta dibilas dengan air. Setelah itu stainless stell
kemudian dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan oleh pelanggan baik sebagai
gulungan atau lembaran-lembaran.
B. Pemurnian Kromium dari Kromit dengan Reaksi Termit (Skala Laboratorium)
Termit terdiri dari serbuk aluminium dan oksida logam (biasanya besi oksida). Apabila
serbuk aluminium tidak ada, kegunaannya dapat digantikan oleh aluminium foil.
Sedangkan oksida logam yang dapat digunakan misalnya oksida besi dari mineral
magnetit atau besi berkarat. Meskipun oksida besi (Fe 3O4) hitam atau biru paling sering
digunakan sebagai zat pengoksidasi dalam reaksi termit, namun besi (III) oksida (Fe 2O3)
yang berwarna merah, oksida mangan (MnO2), oksida kromium (Cr2O3) atau tembaga (II)
oksida juga dapat digunakan. Pada reaksi termit ini diperlukan sumber panas untuk
memulai reaksi yang dapat berasal dari api yang dialirkan melalui strip magnesium atau
kembang api. Magnesium berfungsi sebagai pemicu pembakaran. Termit dapat terbakar
hingga temperatur 2.200°C dan dapat melumerkan banyak logam. Reaksi termit ini
bersifat eksotermis. Di dalam laboratorium, pemurnian kromium dari bijih kromit dapat
dilakukan melalui 2 cara yaitu penggunaan serbuk aluminium serta aluminium foil. Wadah
yang biasa digunakan adalah wadah yang kuat terhadap suhu tinggi selama proses
pembakaran berlangsung seperti wadah besi cor atau wadah yang terbuat dari tanah liat.
1. Reaksi Termit menggunakan Serbuk Aluminium
Cara memurnikan bijih kromit dengan reaksi termit menggunakan serbuk aluminium
adalah sebagai berikut:
a. Bijih kromit dihaluskan menjadi serbuk
b. Serbuk kromit yang berwarna hijau dimasukkan ke dalam gelas beker
c. Dicampurkan serbuk aluminium (berwarna abu-abu) ke dalam gelas beker dengan
perbandingan serbuk kromit : serbuk aluminium = 2,8 : 1
d. Ditempatkan strip magnesium ke dalam cawan yang terbuat dari tanah liat
e. Campuran serbuk kromit dan aluminium dituang ke dalam cawan
f. Untuk mendapatkan panas diperlukan aliran api melalui strip magnesium dengan
cara membakar ujung strip magnesium. Karena panas yang dihasilkan kurang besar
maka dilakukan pemanasan ulang dengan cara mengganti strip magnesium dengan
kembang api dan menambahkan serbuk besi (III) oksida (Fe2O3) yang berwarna
merah ke dalam cawan, kemudian kembang api dibakar. Pembakaran serbuk lebih
menyebar dibandingkan sebelum ditmbahkan besi (III) oksida (Fe2O3).
2. Reaksi Termit menggunakan Aluminium Foil
Pada cara ini dilakukan beberapa perlakuan berbeda untuk memberikan hasil yang
dapat digunakan sebagai pembanding dengan cara yang pertama (di atas). Langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a. Serbuk kromit ditempatkan dalam wadah berbentuk tabung yang terbuat dari
stainless steel. Serbuk kromit dimampatkan agar lebih padat.
b. Wadah yang berisi serbuk kromit lalu ditempatkan dalam cawan yang terbuat dari
tanah liat.
c. Kemudian ditempatkan serbuk besi (III) oksida (Fe 2O3) berwarna merah yang
dibungkus aluminium foil ke atas serbuk kromit.
d. Kembang api ditaruh di atas besi (III) oksida (Fe 2O3) yang terbungkus aluminium
foil tadi
e. Dialirkan panas dengan cara membakar ujung kembang api. Dan hasil
pembakarannya lebih merata
Dari kedua cara di atas terlihat bahwa hasil pembakaran bijih kromit dengan menggunakan
aluminium foil memberikan hasil pembakaran yang lebih merata. Reaksi yang terjadi :
Cr2O3 (s) + 2Al (s) 2Cr (aq) + Al2O3 (s)
Fe2O3 (s) + 2Al (s) 2Fe (aq) + Al2O3 (s)

Anda mungkin juga menyukai