Anda di halaman 1dari 19

1

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Cimahi, 22 Desember
2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................. 1


Daftar Isi

...........................................................................2

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................3
1.2 Tujuan ....................................................................................
...............4
1.3 Ruang Lingkup Materi .............................................................4
BAB II Landasan Teori
2.1 Hidrokarbon ............................................................................5
2.2 Keunikan Atom Karbon ............................................................6
2.3 Susunan Rantai Karbon ...........................................................7
2.4 Posisi Atom Pada Rantai ..........................................................7
2.5 Kegunaan Hidrokarbon............................................................8
2.6 Minyak Bumi............................................................................8
BAB III Pembahasan
3.1 Analisis Total Petroleum Hidrokarbon ......................................13
3.2 Dampak Negative ...................................................................16
BAB IV Kesimpulan ........................................................................14
Daftar Pustaka ..............................................................................
20

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Setiap tahunnya ribuan ton minyak bocor dan mencemari lautan. Namun
dampaknya terhadap lingkungan amat tergantung dari jenis minyak serta lokasi
pencemarannya. Juga alam dapat menguraikan sendiri pencemaran minyak di laut.
Lebih dari 60 persen minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan global,
ditambang dari cebakannya di bawah permukaan laut. Selain itu, transportasinya
ke seluruh dunia kebanyakan diangkut menggunakan kapal tanker raksasa.
Kebocoran di lokasi penambangan atau semburan minyak tidak terkendali di
lubang pengeboran yang disebut blow out, dan kecelakaan kapal tanker,
merupakan sumber utama pencemaran minyak di lautan.
Gambaran dari dampak pencemaran minyak di lautan dan kawasan pantai,
misalnya pada saat kebocoran lubang pengeboran milik British Petroleum di Teluk
Meksiko, atau karamnya kapal tanker Exxon Valdez di Alaska, masih melekat di
benak kita. Kawasan pantai yang diselimuti lapisan berwarna hitam yang lengket,
burung laut serta satwa laut lainnya yang mati akibat minyak yang tumpah, serta
matinya habitat dasar lautan.
Selain melewati kecelakaan kapal tanker dan kegiatan industri, pencemaran
minyak bumi yang mengandung total petroleum hidrokarbon (TPH) masuk ke
lingkungan juga karena penggunaan komersil atau pribadi.
Kegiatan industri perminyakan dapat menimbulkan limbah yang mencemari
lingkungan. Selain itu, proses pengeboran dan pengilangan minyak bumi juga
menghasilkan lumpur minyak dalam jumlah besar.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah

mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat dari pencemaran


hidrokarbon terhadap lingkungan yang diakibatkan karena kelalaian

manusia.
Mengetahui Metode analiasa dalam industry petroleum

1.3 Ruang Lingkup Materi


Akibat dari pencermaran hidrokarbon ini memang sangat memprihatinkan
karena apabila tidak ditangani secara baik maka akan menimbulkan berbagai
masalah besar yang menyebabkan banyak sekali kerugian terutama dapat
menghilangkan banyak spesies hewan yang punah.

BAB II
LANDASAN TEORI

TPH adalah jumlah hidrokarbon minyak bumi yang terukur di dalam suatu
media lingkungan. Hidrokarbon minyak bumi (PHCPetroleum Hydrocarbon)
adalah berbagai jenis senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi.

Petroleum hidrokarbon merupakan salah satu kontaminan yang dapat


berdampak buruk baik bagi manusia maupun lingkungan. Ketika senyawa
tersebut mencemari permukaan tanah, maka zat tersebut dapat menguap, tersapu
air hujan, atau masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat beracun,
akibatnya, ekosistem dan siklus air juga ikut terganggu.
Pencemaran petroleum hidrokarbon atom juga dapat diakibatkan oleh proses
pembuangan limbah industri atau pun rumah tangga, kendaraan bermotor, dan
kegiatan pengeboran minyak. Petroleum hidrokarbon dapat mencemari air secara
langsung melalaui proses kebocoran. Selain itu, petroleum hidrokarbon juga
dapat meresap ke dalam lapisan tanah dan tertahan dalam jangka waktu yang
cukup lama. Sisanya menguap ke udara dan diuraikan oleh cahaya. Uap dari
senyawa ini juga dapat mencemari udara dan berbahaya bagi kesehatan manusia
bila terhirup. Beberapa fraksi petroleum hidrokarbon mengapung di atas air dan
membentuk lapisan sehingga oksigen dan cahaya matahari tidak dapat masuk ke
dalam laut yang mengakibatkan terganggunya makhluk hidup di dalam laut.
Kimia adalah ilmu yang mempelajari susunan, struktur, sifat dan perubahan
materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut.
2.1. Hidrokarbon
Atom karbon merupakan atom paling banyak yang menyusun tubuh makhluk
hidup dan di alam semesta, senyawa dari atom karbon menduduki jumlah
terbanyak. Senyawa yang disusun oleh atom karbon dinamakan senyawa karbon
atau senyawa organik. Senyawa karbon paling sederhana adalah hidrokarbon yang
hanya mengandung karbon (C) dan hidrogen (H). Di alam, hidrokarbon banyak
ditemukan pada minyak bumi dan gas alam.
Mengapa atom karbon menjadi atom penyusun senyawa terbanyak di alam
semesta ini? Apakah atom karbon mempunyai sifat khusus, sehingga dapat
membentuk senyawa yang paling banyak di alam semesta ini?
2.2. Keunikan Atom Karbon

1) Atom karbon mempunyai nomor atom 6


(konfigurasi elektronnya = 2. 4) sehingga dalam sistem periodik terletak
pada golongan IVA dan periode 2. Keadaan tersebut membuat atom karbon
mempunyai beberapa keistimewaan sebagai berikut.
2) Atom Karbon Memiliki 4 Elektron Valensi
Berdasarkan konfigurasi elektronnya, atom karbon memiliki elektron
valensi. Untuk mencapai kestabilan, atom karbon membutuhkan 4 elektron
lagi dengan cara berikatan kovalen. Atom karbon dapat berikatan dengan
sesama atom karbon maupun dengan atom non logam lainnya, misalnya atom
hidrogen dan oksigen
3) Atom Unsur Karbon Relatif Kecil
Ditinjau dari konfigurasi elektronnya, dapat diketahui bahwa atom karbon
terletak pada periode 2, yang berarti atom ini mempunyai 2 kulit atom,
sehingga jari-jari atomnya relatif kecil. Hal ini menyebabkan ikatan kovalen
yang dibentuk relatif kuat dan dapat membentuk ikatan kovalen rangkap.
4) Atom Karbon Dapat Membentuk Rantai Karbon
Atom karbon dapat membentuk rantai karbon yang sangat panjang dengan
ikatan kovalen, baik ikatan kovalen tunggal (C C) atau jenuh dan ikatan
kovalen rangkap (tidak jenuh), yaitu ikatan rangkap dua (C = C) dan rangkap
tiga (C C). Selain itu dapat pula membentuk rantai lingkar (siklik).
2.3 Susunan Rantai Karbon
Berdasarkan bentuk rantainya, hidrokarbon dibedakan menjadi rantai
karbonterbuka (alifatik), terdiri dari rantai lurus dan bercabang, dan rantai karbon

tertutup (siklik)

Hidrokarbon siklik dapat dibedakan menjadi

Hidrokarbon alisiklik, yaitu hidrokarbon yang hanya mempunyai ikatan tunggal

Hidrokarbon aromatis adalah hidrokarbon siklik yang terdiri atas 6 atom karbon atau
lebih yang memiliki ikatan rangkap dua terkonjugasi (selang-seling), contoh: benzena

2.4. Posisi Atom Pada Rantai Karbon


Berdasarkan posisinya dalam rantai karbon, atom karbon dapat dibedakan
menjadi empat jenis yaitu

Atom karbon primer (1), yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 1
atom karbon yang lain.

Atom karbon sekunder (2), yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 2
atom karbon yang lain

Atom karbon tersier (3), yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 3
atom karbon yang lain.

Atom karbon kuarterner (4), yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 4
atom karbon yang lain.

2.5. Kegunaan Hidrokarbon


Semua bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan gas) merupakan
sumber utama hidrokarbon. Hidrokarbon (minyak dan gas) mayoritas digunakan
sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi. Hidrokarbon rantai tak jenuh
mempunyai kegunaan penting sebagai bahan dasar industri kimia dan polimer.
Hidrokarbon mempunyai turunan senyawa yang sangat banyak, dan dapat
dikatakan semua senyawa karbon atau senyawa organik merupakan senyawa
turunan hidrokarbon karena unsur utama penyusunnya adalah hidrogen dan
karbon.
Senyawa turunan hidrokarbon mempunyai kegunaan yang sangat banyak dan
mencakup semua bidang kehidupan.
2.6. Minyak Bumi (Petrolium)
1. Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk dari fosil-fosil hewan dan tumbuhan kecil yang hidup
di laut dan tertimbun selama berjuta-juta tahun lampau. Ketika hewan dan
tumbuhan laut mati, jasad mereka tertimbun oleh pasir dan lumpur di dasar laut.
Setelah ribuan tahun tertimbun, akibat pengaruh tekanan dan suhu bumi yang

tinggi, lapisan-lapisan lumpur dan pasir berubah menjadi batuan. Akibat tekanan
dan panas bumi, fosil hewan dan tumbuhan yang terjebak di lapisan batuan secara
perlahan berubah menjadi minyak mentah dan gas alam.
2. Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil pertambangan yang belum diolah dinamakan minyak
mentah (crude oil). Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks, yang
komponen terbesarnya adalah hidrokarbon. Komponen-komponen minyak bumi
sebagai berikut.

Golongan alkana. Golongan alkana yang tidak bercabang terbanyak adalah n


oktana, sedang alkana bercabang terbanyak adalah isooktana (2,2,4
trimetilpentana).

Golongan siklopentana. Golongan sikloalkana yang terdapat pada minyak


bumi adalah siklopentana dan sikloheksana.

Golongan hidrokarbon aromatik. Golongan hidrokarbon aromatik yang


terdapat dalam minyak bumi adalah benzena.

Senyawa lain dalam jumlah kecil (mikro), seperti senyawa belerang berkisar
0,01 7%, senyawa nitrogen berkisar 0,01 0,9%, senyawa oksigen berkisar
0,06

0,4%,

dan

mengandung

sedikit

senyawa

organologam

yang

mengandung logam vanadium dan nikel


3. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah yang telah dipisahkan dari pengotornya diolah lebih lanjut
dengan proses destilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran berdasar
perbedaan titik didih. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses destilasi bertingkat

10

ini adalah campuran hidrokarbon yang mendidih pada interval (range) suhu
tertentu.
Tabel 2.1 Rentang, titik didih, dan kegunaan campuran hidrokarbon
Fraksi

Jumlah atom C

Petrolium
Bensin
Nafta
Kerosin
Minyak Diesel
Minyak Pelumas
Aspal

1-4
5-10
8-12
10-14
15-25
19-35
> 40

Trayek titik
didih (C)
< 25
35-75
70-170
170-250
250-340
250-500
> 500

Kegunaan
Bahan Bakar
Bahan Bakar
Bahan Industri
Bahan Bakar
Bahan Bakar
Pelumas
Lapisan Jalan

Berdasarkan susunan molekul minyak bumi maka senyawa hidrokarbon


dapat dikelompokan menjadi empat golongan :
1. Parafinik (Alkana) : CnH2n+2
Parafinik merupakan persenyawaan hidrokarbon jenuh dengan rantai atom
C terbuka yang terdiri dari normal parafin dan parafin cabang (isomer).
2. Naftenik (Sikloparafin) : CnH2n
Naftenik merupakan persenyawaan hidrokarbon jenuh dengan rantai atom C
tertutup yang terdiri dari normal naften (mononaften dan polinaften) dan naften
bercabang. Contohnya yaitu : Sikloheptana

3. Aromatik : CnH2n-6
Aromatik adalah persenyawaan hidrokarbon jenuh dengan satu inti benzena
atau lebih yang terdiri dari normal benzena (monobenzena, monoaromat dan
polibenzena, poliaromat) dan benzena bercabang. Contohnya yaitu : Benzena

11

4. Olefin : CnH2n
Olefin adalah persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dengan rantai atom C
terbuka yang dalam struktur molekulnya terdapat ikatan rangkap dua diantara dua
atom C yang berdekatan. Hidrokarbon tidak jenuh terdiri dari normal olefin dan
olefin cabang alkil. Senyawa olefin biasanya tidak ada dalam minyak bumi,
karena susunan komponen tersebut tidak stabil.
5. Bensin (Petrol Atau Gasolin)
Bensin merupakan campuran dari n-heptana dan 2,2,4-trimetiloktana
(isooktana). Sebenarnya fraksi bensin merupakan produk yang dihasilkan dalam
jumlah yang sedikit. Namun demikian karena bensin merupakan salah satu bahan
bakar

yang

paling

banyak

digunakansehingga

dilakukan

upaya

untuk

mendapatkan bensin dalam jumlah yang besar. Salah satunya adalah dengan
proses cracking (pemutusan hidrokarbon yang rantainya panjang menjadi
hidrokarbon rantai pendek). Minyak bumi dipanaskan pada suhu tinggi sehingga
rantai hidrokarbon yang kurang begitu dibutuhkan dapat dipecah menjadi rantai
pendek, sesuai rantai pada fraksi bensin.
Mutu atau kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan., yaitu
persentase isooktana yang terkandung di dalam bensin. Hal ini terkait dengan
efisiensi pembakaran yang dilakukan oleh bensin terhadap mesin kendaraan.
Komponen bensin berantai lurus menghasilkan energi yang kurang efisien, artinya
banyak energi yang terbuang sebagai panas bukan sebagai kerja mesin. Hal ini
menyebabkan terjadinya knocking atau ketukan pada mesin yang menyebabkan
mesin menjadi cepat rusak. Semakin tinggi bilangan oktan, semakin baik proses
pembakaran di dalam mesin. Bensin premium memiliki bilangan oktan 82,
sedangkan bensin super memiliki bilangan oktan 98.

12

Untuk meningkatkan bilangan oktan bensin, ditambahkan satu zat yang disebut
TEL (tetraetil lead) atau tetraetil timbal Pb(C2H5)4. Penambahan TEL dalam
konsentrasi sampai 0,01% ke dalam bensin dapat menaikkan bilangan oktan,
sehingga ketukan pada mesin dapat dikurangi. Namun demikian penggunaan TEL
ini memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan manusia karena gas buang
kendaraan bermotor menghasilkan partikel-partikel timbal. Akhir-akhir ini,
penggunaan TEL diganti dengan dengan MTBE (metil tersier butil eter), yang
memiliki fungsi sama untuk meningkatkan bilangan oktan, tetapi tidak
melepaskan timbal di udara.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Total Petroleum Hidrokarbon
Analisis TPH secara kuantitatif dapat dilakukan dengan kromatografi gas
atau spektrofotometri infra red.
1) Kromatografi gas (GC)

13

Pada tahun 1903, Tswett menemukan teknik kromatografi. Teknik ini


bermanfaat dalam penguraian suatu campuran. Definisi kromatografi adalah suatu
prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi, diferensial dinamis
dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih salah satunya bergerak secara
berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan
perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi, partisi,
kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Berdasarkan
kemasan fase diam, kromatografi terbagi tiga yaitu kromatografi kertas, kolom,
dan lapisan tipis.
Kromatografi gas terdiri dari kromatografi gas cairan dengan mekanisme
pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat GLC. Selain itu, kromatografi gas
padat dengan mekanisme absorpsi, teknik kolom dan nama alat GSC. Namun
GSC jarang digunakan sehingga pada umumnya yang disebut dengan GC saat ini
adalah GLC.
Kromatografi gas merupakan sistem pemisahan fisik komponen-komponen
dalam suatu campuran terdistribusi antara fase diam dan fase gerak. Fase diam
berupa kolom yang terisi oleh padatan atau cairan. Fase gerak (gas pembawa)
berupa gas yang lembam. Komponen akan terpisah diantara aliran gas pembawa
yang terus menerus dalam fase diam (DAY dan UNDERWOOD,2002).
Secara garis besar, bagian dasar dari GC :
a.

Gas pembawa
Syarat gas pembawa :

Lembam (inert)

Koefisien difusi gas rendah

Kemurnian tinggi (99.99%)

Mudah didapat dan murah

Cocok dengan detektor yang digunakan


Contoh gas pembawa adalh N2, H2, He, dan Ar. He adalah gas pembawa yang
paling banyak digunakan.

b.

Gerbang suntik

c.

Oven

14

Syarat oven yang baik :

Keseragaman suhu baik

Kestabilan suhu baik

Rentang suhu lebar

Dapat digunakan untuk analisis isotermal dan analisis pada suhu terprogram

d. Kolom
Kolom dapat diibaratkan sebagai jantungnya kromatografi. Pada kolom
inilah terjadi pemisahan komponen pada sampel. Secara umum kolom yang lebih
panjang dapat memisahkan lebih baik namun waktu analisisnya menjadi lebih
lama. Semakin kecil diameter dalam semakin baik pemisahannya. Kolom dibuat
spiral untuk menghemat tempat. Ada dua jenis kolom yaitu kolom kemasan dan
kolom kapiler.
e.

Detektor
Detektor pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi
mengubah sinyal gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi
sinyal elektronik. Detektor yang digunakan untuk menganalisis TPH adalah FID
(Flame Ionization Detector) yang merupakan detektor khusus menganalisis
senyawa-senyawa organik termasuk TPH.

a.

Prinsip
Prinsip kromatografi gas hampir sama dengan kromatografi kolom, yaitu
sistem partisi. Pada kromatografi kolom pelarut meskipun sedikit selalu
mengadakan interaksi dengan zatnya sehingga menimbulkan kesalahan kualitatif.
Pemisahan pada GC disebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan distribusi
analit di antara fase gerak dan fase diam di dalam kolom pada kecepatan dan
waktu yang berbeda.
Pada kromatografi gas, pelarut diganti oleh gas yang sama sekali tidak
bereaksi dengan sampel (inert). Gerakan pelarut dalam kromatografi sangat
lambat, sedangkan pada kromatografi gas sangat cepat dan sampel pun dibuat gas.
Molekul sampel yang dibawa oleh gas akan ditahan oleh fasa cair. Lamanya
penahanan komponen tergantung pada afinitas komponen dengan fasa cair. Bila
afinitasnya lemah, penahanan akan sebentar saja, sehingga komponen dapat

15

segera keluar dari kolom. Bila afinitas kuat, maka penahanan akan lebih lama
sehingga keluar dari kolomnya agak lama. Dengan demikian komponen dalam
sampel akan terpisah.
Sampel dalam suasana asam kuat diekstrak dengan Dichloromethane
(DCM), maka kandungan TPH akan terserap pada pelarut organik DCM, dan hasil
ekstraksi siap untuk di analisa dengan kromatografi dengan kolom kapiler
menggunakan detektor FID.
Untuk Sampel Udara Charcoal Tube atau Passive sample diekstrak
dengan Carbon disulfit dan dianalisa dengan kromatografi gas dengan kolom
kapiler menggunakan detektor FID.
2) Spektrofotometri infra red (FT-IR)
Fourier Transform Infrared (FT-IR) sangat berguna untuk mengidentifikasi
bahan kimia baik organik maupun anorganik. Hal ini dapat diterapkan pada
analisis padatan, cairan, dan gas. Dengan menafsirkan penyerapan spektrum infra
merah, ikatan kimia dalam molekul dapat ditentukan. Kekuatan penyerapan
sebanding dengan konsentrasi. Oleh karena itu, FT-IR dapat digunakan untuk
analisis kuantitatif. Spektrofotometri merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi molekul dengan radiasi elekromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0.75-1000 um atau pada bilangan gelombang 10-13000 cm-1. Sinar
imfra merah terbagi menjadi tiga daerah yakni daerah infra merah dekat, daerah
infra merah pertengahan dan daerah infra merah jauh.
Bagian dasar dari FT-IR adalah inferometer, cermin diam, cermin
bergerak, beam splitter, detektor, sumber cahaya dan sistem pengolahan data.
a.

Prinsip
Metoda ini menetapkan cara untuk menguji kadar hidrkarbon dalam air (air
tanah, air limbah, air laut) dan tanah (sedimen,sludge) berdasarkan ekstraksi
hidrokarbon dengan menggunakan pelarut organik tetrachloroethylene (TCE).
Pengukuran total hidrokarbon dilakukan dengan menggunakan FTIR.

16

Penggunaan pelarut organik TCE memungkinkan absorbansi dari ikatan CH (2930 cm-1) dalam FT-IR dapat digunakan untuk mengukur TPH dalam air dan
tanah.
Analisis pendukung adalah analisis terhadap produk hasil penguraian
limbah minyak bumi (TPH) akibat kegiatan mikrobiologis dapat dilakukan untuk
melihat komponen dan konsentrasi senyawa hidrokarbon, seperti senyawa yang
terdapat di dalam kelompok C6-C15
3.2 Dampak negative
Hidrokarbon ke lingkungan dapat menjadi polutan primer maupun
sekunder. Jumlahnya yang berlebih pada manusia, hewan, tumbuhan, ekosistem,
maupun material tertentu akan memberi dampak negative :
1. Kesehatan Manusia
Beberapa dari bahan bahan pencemar ini merupakan senyawa senyawa
yang bersifat karsinogenik dan mutagenik,
seperti etilen, formaldehid, benzena, metil nitrit dan hidrokarbon
poliaromatik (PAH).
Emisi kendaraan bermotor yang mengandung senyawa karsinogenik
diperkirakan dapat menimbulkan tumor pada organ lain selain paru. Akan tetapi
untuk membuktikan apakah pembentukan tumor tersebut hanya diakibatkan
karena asap solar atau gas lain yang bersifat sebagai iritan (Tugaswati, 2004).
Menurut Anonim (2004), hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahanbahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic
hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat
lalulintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan
merangsang terbentuknya sel-sel kanker. Pengaruh hidrokarbon aromatic pada
kesehatan manusia dapat terlihat pada tabel dibawah ini, yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan:

17

Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi Hidrokarbon Terhadap Kesehatan Manusia


2. Ekosistem dan Lingkungan
Reaksi pembakaran hidroakarbon yang melibatkan O2 akan menghasilkan
panas yang tinggi. Panas yang tinggi ini menimbulkan peristiwa pemecahan
(Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon.
Gas hidrokarbon dapat bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan
hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet). Padatan hidrokarbon akan
membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel. Hidrokarbon
bereaksi dengan NO2 dan O2mengahsilkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates).
3. Hewan
Hidrokarbon yang bersifat mutagenik akan sangat rentan pada hewan.
Beberapa percobaan pada hewan telah membuktikan adanya indikasi perubahan
gen pada hewan tersebut. Dengan kekalan massa yang berlaku, konsumsi hewan
yang tercemar oleh manusia akan memindahkan kandungan senyawa hidrokarbon
ke manusia.

4. Tumbuhan
Campuran PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo
Chemistry Smog) yang dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena

18

selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat
(Anonim, 2008).

5. Material
Dampak hidrokarbon pada material biasanya disebabkan oleh sifat
kimiawi hidrokarbon. Sebagai contoh, karet gelang yang direndam dalam bensin
makan akan bertambah volumenya tetapi berkurang sifat elastisnya. Dengan
demikian, hidrokarbon mampu melarutkan beberapa senyawa penting lain dalam
material sehinga akan mengubah tidak hanya sifat fisik, tetapi juga kimia.

BAB IV
KESIMPULAN

19

Cemaran minyak bumi merupakan salah satu cemaran yang sering terjadi di
lingkungan sekitar kita. Total petroleum hidrokarbon (TPH) merupakan salah satu
komponen dari minyak bumi. Oleh karena itu dapat dijadikan parameter untuk
mengukur seberapa besar cemaran minyak bumi itu terjadi. Analisis kuantitatif
TPH dapat dilakukan secara kromatografi gas dan spektrofotometri infra merah.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Nur dan Rusman.2005. Kromatografi. Bogor : SMAKBO.


Ismail, Krisnandi. 2008. Kromatografi Gas. Bogor : SMAKBO.
http://haiyulfadhli.blogspot.co.id/2015/10/total-petroleum-hydrocarbon-tph.html
( 17 Desember 2015 )
http://www.metrohm.com/id-id/industri/petro---fuels/ (17 Desember 2015 )
http://dokumen.tips/documents/7-hidrokarbon-dan-minyak-bumi.html
(17 Desember 2015 )

Anda mungkin juga menyukai