Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Cimahi, 22 Desember
2015
Penyusun
DAFTAR ISI
...........................................................................2
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................3
1.2 Tujuan ....................................................................................
...............4
1.3 Ruang Lingkup Materi .............................................................4
BAB II Landasan Teori
2.1 Hidrokarbon ............................................................................5
2.2 Keunikan Atom Karbon ............................................................6
2.3 Susunan Rantai Karbon ...........................................................7
2.4 Posisi Atom Pada Rantai ..........................................................7
2.5 Kegunaan Hidrokarbon............................................................8
2.6 Minyak Bumi............................................................................8
BAB III Pembahasan
3.1 Analisis Total Petroleum Hidrokarbon ......................................13
3.2 Dampak Negative ...................................................................16
BAB IV Kesimpulan ........................................................................14
Daftar Pustaka ..............................................................................
20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tahunnya ribuan ton minyak bocor dan mencemari lautan. Namun
dampaknya terhadap lingkungan amat tergantung dari jenis minyak serta lokasi
pencemarannya. Juga alam dapat menguraikan sendiri pencemaran minyak di laut.
Lebih dari 60 persen minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan global,
ditambang dari cebakannya di bawah permukaan laut. Selain itu, transportasinya
ke seluruh dunia kebanyakan diangkut menggunakan kapal tanker raksasa.
Kebocoran di lokasi penambangan atau semburan minyak tidak terkendali di
lubang pengeboran yang disebut blow out, dan kecelakaan kapal tanker,
merupakan sumber utama pencemaran minyak di lautan.
Gambaran dari dampak pencemaran minyak di lautan dan kawasan pantai,
misalnya pada saat kebocoran lubang pengeboran milik British Petroleum di Teluk
Meksiko, atau karamnya kapal tanker Exxon Valdez di Alaska, masih melekat di
benak kita. Kawasan pantai yang diselimuti lapisan berwarna hitam yang lengket,
burung laut serta satwa laut lainnya yang mati akibat minyak yang tumpah, serta
matinya habitat dasar lautan.
Selain melewati kecelakaan kapal tanker dan kegiatan industri, pencemaran
minyak bumi yang mengandung total petroleum hidrokarbon (TPH) masuk ke
lingkungan juga karena penggunaan komersil atau pribadi.
Kegiatan industri perminyakan dapat menimbulkan limbah yang mencemari
lingkungan. Selain itu, proses pengeboran dan pengilangan minyak bumi juga
menghasilkan lumpur minyak dalam jumlah besar.
1.2 Tujuan
manusia.
Mengetahui Metode analiasa dalam industry petroleum
BAB II
LANDASAN TEORI
TPH adalah jumlah hidrokarbon minyak bumi yang terukur di dalam suatu
media lingkungan. Hidrokarbon minyak bumi (PHCPetroleum Hydrocarbon)
adalah berbagai jenis senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi.
tertutup (siklik)
Hidrokarbon aromatis adalah hidrokarbon siklik yang terdiri atas 6 atom karbon atau
lebih yang memiliki ikatan rangkap dua terkonjugasi (selang-seling), contoh: benzena
Atom karbon primer (1), yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 1
atom karbon yang lain.
Atom karbon sekunder (2), yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 2
atom karbon yang lain
Atom karbon tersier (3), yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 3
atom karbon yang lain.
Atom karbon kuarterner (4), yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 4
atom karbon yang lain.
tinggi, lapisan-lapisan lumpur dan pasir berubah menjadi batuan. Akibat tekanan
dan panas bumi, fosil hewan dan tumbuhan yang terjebak di lapisan batuan secara
perlahan berubah menjadi minyak mentah dan gas alam.
2. Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil pertambangan yang belum diolah dinamakan minyak
mentah (crude oil). Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks, yang
komponen terbesarnya adalah hidrokarbon. Komponen-komponen minyak bumi
sebagai berikut.
Senyawa lain dalam jumlah kecil (mikro), seperti senyawa belerang berkisar
0,01 7%, senyawa nitrogen berkisar 0,01 0,9%, senyawa oksigen berkisar
0,06
0,4%,
dan
mengandung
sedikit
senyawa
organologam
yang
10
ini adalah campuran hidrokarbon yang mendidih pada interval (range) suhu
tertentu.
Tabel 2.1 Rentang, titik didih, dan kegunaan campuran hidrokarbon
Fraksi
Jumlah atom C
Petrolium
Bensin
Nafta
Kerosin
Minyak Diesel
Minyak Pelumas
Aspal
1-4
5-10
8-12
10-14
15-25
19-35
> 40
Trayek titik
didih (C)
< 25
35-75
70-170
170-250
250-340
250-500
> 500
Kegunaan
Bahan Bakar
Bahan Bakar
Bahan Industri
Bahan Bakar
Bahan Bakar
Pelumas
Lapisan Jalan
3. Aromatik : CnH2n-6
Aromatik adalah persenyawaan hidrokarbon jenuh dengan satu inti benzena
atau lebih yang terdiri dari normal benzena (monobenzena, monoaromat dan
polibenzena, poliaromat) dan benzena bercabang. Contohnya yaitu : Benzena
11
4. Olefin : CnH2n
Olefin adalah persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dengan rantai atom C
terbuka yang dalam struktur molekulnya terdapat ikatan rangkap dua diantara dua
atom C yang berdekatan. Hidrokarbon tidak jenuh terdiri dari normal olefin dan
olefin cabang alkil. Senyawa olefin biasanya tidak ada dalam minyak bumi,
karena susunan komponen tersebut tidak stabil.
5. Bensin (Petrol Atau Gasolin)
Bensin merupakan campuran dari n-heptana dan 2,2,4-trimetiloktana
(isooktana). Sebenarnya fraksi bensin merupakan produk yang dihasilkan dalam
jumlah yang sedikit. Namun demikian karena bensin merupakan salah satu bahan
bakar
yang
paling
banyak
digunakansehingga
dilakukan
upaya
untuk
mendapatkan bensin dalam jumlah yang besar. Salah satunya adalah dengan
proses cracking (pemutusan hidrokarbon yang rantainya panjang menjadi
hidrokarbon rantai pendek). Minyak bumi dipanaskan pada suhu tinggi sehingga
rantai hidrokarbon yang kurang begitu dibutuhkan dapat dipecah menjadi rantai
pendek, sesuai rantai pada fraksi bensin.
Mutu atau kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan., yaitu
persentase isooktana yang terkandung di dalam bensin. Hal ini terkait dengan
efisiensi pembakaran yang dilakukan oleh bensin terhadap mesin kendaraan.
Komponen bensin berantai lurus menghasilkan energi yang kurang efisien, artinya
banyak energi yang terbuang sebagai panas bukan sebagai kerja mesin. Hal ini
menyebabkan terjadinya knocking atau ketukan pada mesin yang menyebabkan
mesin menjadi cepat rusak. Semakin tinggi bilangan oktan, semakin baik proses
pembakaran di dalam mesin. Bensin premium memiliki bilangan oktan 82,
sedangkan bensin super memiliki bilangan oktan 98.
12
Untuk meningkatkan bilangan oktan bensin, ditambahkan satu zat yang disebut
TEL (tetraetil lead) atau tetraetil timbal Pb(C2H5)4. Penambahan TEL dalam
konsentrasi sampai 0,01% ke dalam bensin dapat menaikkan bilangan oktan,
sehingga ketukan pada mesin dapat dikurangi. Namun demikian penggunaan TEL
ini memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan manusia karena gas buang
kendaraan bermotor menghasilkan partikel-partikel timbal. Akhir-akhir ini,
penggunaan TEL diganti dengan dengan MTBE (metil tersier butil eter), yang
memiliki fungsi sama untuk meningkatkan bilangan oktan, tetapi tidak
melepaskan timbal di udara.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Total Petroleum Hidrokarbon
Analisis TPH secara kuantitatif dapat dilakukan dengan kromatografi gas
atau spektrofotometri infra red.
1) Kromatografi gas (GC)
13
Gas pembawa
Syarat gas pembawa :
Lembam (inert)
b.
Gerbang suntik
c.
Oven
14
Dapat digunakan untuk analisis isotermal dan analisis pada suhu terprogram
d. Kolom
Kolom dapat diibaratkan sebagai jantungnya kromatografi. Pada kolom
inilah terjadi pemisahan komponen pada sampel. Secara umum kolom yang lebih
panjang dapat memisahkan lebih baik namun waktu analisisnya menjadi lebih
lama. Semakin kecil diameter dalam semakin baik pemisahannya. Kolom dibuat
spiral untuk menghemat tempat. Ada dua jenis kolom yaitu kolom kemasan dan
kolom kapiler.
e.
Detektor
Detektor pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi
mengubah sinyal gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi
sinyal elektronik. Detektor yang digunakan untuk menganalisis TPH adalah FID
(Flame Ionization Detector) yang merupakan detektor khusus menganalisis
senyawa-senyawa organik termasuk TPH.
a.
Prinsip
Prinsip kromatografi gas hampir sama dengan kromatografi kolom, yaitu
sistem partisi. Pada kromatografi kolom pelarut meskipun sedikit selalu
mengadakan interaksi dengan zatnya sehingga menimbulkan kesalahan kualitatif.
Pemisahan pada GC disebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan distribusi
analit di antara fase gerak dan fase diam di dalam kolom pada kecepatan dan
waktu yang berbeda.
Pada kromatografi gas, pelarut diganti oleh gas yang sama sekali tidak
bereaksi dengan sampel (inert). Gerakan pelarut dalam kromatografi sangat
lambat, sedangkan pada kromatografi gas sangat cepat dan sampel pun dibuat gas.
Molekul sampel yang dibawa oleh gas akan ditahan oleh fasa cair. Lamanya
penahanan komponen tergantung pada afinitas komponen dengan fasa cair. Bila
afinitasnya lemah, penahanan akan sebentar saja, sehingga komponen dapat
15
segera keluar dari kolom. Bila afinitas kuat, maka penahanan akan lebih lama
sehingga keluar dari kolomnya agak lama. Dengan demikian komponen dalam
sampel akan terpisah.
Sampel dalam suasana asam kuat diekstrak dengan Dichloromethane
(DCM), maka kandungan TPH akan terserap pada pelarut organik DCM, dan hasil
ekstraksi siap untuk di analisa dengan kromatografi dengan kolom kapiler
menggunakan detektor FID.
Untuk Sampel Udara Charcoal Tube atau Passive sample diekstrak
dengan Carbon disulfit dan dianalisa dengan kromatografi gas dengan kolom
kapiler menggunakan detektor FID.
2) Spektrofotometri infra red (FT-IR)
Fourier Transform Infrared (FT-IR) sangat berguna untuk mengidentifikasi
bahan kimia baik organik maupun anorganik. Hal ini dapat diterapkan pada
analisis padatan, cairan, dan gas. Dengan menafsirkan penyerapan spektrum infra
merah, ikatan kimia dalam molekul dapat ditentukan. Kekuatan penyerapan
sebanding dengan konsentrasi. Oleh karena itu, FT-IR dapat digunakan untuk
analisis kuantitatif. Spektrofotometri merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi molekul dengan radiasi elekromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0.75-1000 um atau pada bilangan gelombang 10-13000 cm-1. Sinar
imfra merah terbagi menjadi tiga daerah yakni daerah infra merah dekat, daerah
infra merah pertengahan dan daerah infra merah jauh.
Bagian dasar dari FT-IR adalah inferometer, cermin diam, cermin
bergerak, beam splitter, detektor, sumber cahaya dan sistem pengolahan data.
a.
Prinsip
Metoda ini menetapkan cara untuk menguji kadar hidrkarbon dalam air (air
tanah, air limbah, air laut) dan tanah (sedimen,sludge) berdasarkan ekstraksi
hidrokarbon dengan menggunakan pelarut organik tetrachloroethylene (TCE).
Pengukuran total hidrokarbon dilakukan dengan menggunakan FTIR.
16
Penggunaan pelarut organik TCE memungkinkan absorbansi dari ikatan CH (2930 cm-1) dalam FT-IR dapat digunakan untuk mengukur TPH dalam air dan
tanah.
Analisis pendukung adalah analisis terhadap produk hasil penguraian
limbah minyak bumi (TPH) akibat kegiatan mikrobiologis dapat dilakukan untuk
melihat komponen dan konsentrasi senyawa hidrokarbon, seperti senyawa yang
terdapat di dalam kelompok C6-C15
3.2 Dampak negative
Hidrokarbon ke lingkungan dapat menjadi polutan primer maupun
sekunder. Jumlahnya yang berlebih pada manusia, hewan, tumbuhan, ekosistem,
maupun material tertentu akan memberi dampak negative :
1. Kesehatan Manusia
Beberapa dari bahan bahan pencemar ini merupakan senyawa senyawa
yang bersifat karsinogenik dan mutagenik,
seperti etilen, formaldehid, benzena, metil nitrit dan hidrokarbon
poliaromatik (PAH).
Emisi kendaraan bermotor yang mengandung senyawa karsinogenik
diperkirakan dapat menimbulkan tumor pada organ lain selain paru. Akan tetapi
untuk membuktikan apakah pembentukan tumor tersebut hanya diakibatkan
karena asap solar atau gas lain yang bersifat sebagai iritan (Tugaswati, 2004).
Menurut Anonim (2004), hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahanbahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic
hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat
lalulintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan
merangsang terbentuknya sel-sel kanker. Pengaruh hidrokarbon aromatic pada
kesehatan manusia dapat terlihat pada tabel dibawah ini, yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan:
17
4. Tumbuhan
Campuran PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo
Chemistry Smog) yang dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena
18
selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat
(Anonim, 2008).
5. Material
Dampak hidrokarbon pada material biasanya disebabkan oleh sifat
kimiawi hidrokarbon. Sebagai contoh, karet gelang yang direndam dalam bensin
makan akan bertambah volumenya tetapi berkurang sifat elastisnya. Dengan
demikian, hidrokarbon mampu melarutkan beberapa senyawa penting lain dalam
material sehinga akan mengubah tidak hanya sifat fisik, tetapi juga kimia.
BAB IV
KESIMPULAN
19
Cemaran minyak bumi merupakan salah satu cemaran yang sering terjadi di
lingkungan sekitar kita. Total petroleum hidrokarbon (TPH) merupakan salah satu
komponen dari minyak bumi. Oleh karena itu dapat dijadikan parameter untuk
mengukur seberapa besar cemaran minyak bumi itu terjadi. Analisis kuantitatif
TPH dapat dilakukan secara kromatografi gas dan spektrofotometri infra merah.
DAFTAR PUSTAKA