Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SUMBER DAYA ALAM

ENERGI MINYAK BUMI

Disusun oleh :

Nama : Anindiya Trisubekti


Nim : 3201416047
Dosen Pengampu : Wahyu Setyaningsih, St., Mt.

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untukmasyarakat. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. .
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang minyak bumi dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. .
    
                                                                                      Semarang,  November 2017
    
                                                                                               Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang hampir tak tergantikan oleh
sumber daya alam lain. Minyak bumi ini terlibat hampir di setiap sendi kehidupan
manusia. Karenanya, perlu dikaji lebih dalam mengenai apa itu minyak bumi, proses
pembentukannya, serta manfaatnya bagi kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan minyak bumi?


2. Bagaimnan proses terbentuknya minyak bumi?
3. Bagaimana system minyak bumi?
4. Bagaimana cara penambangan minyak bumi?
5. Bangaimana proses pengolahan minyak bumi?
6. Apa saja pemanfaatan minyak bumi?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan minyak bumi
2. Mengetahui prosesterbentuknya minyak bumi
3. Mengetahui system minyak bumi
4. Mengetahui cara penambangan minyak bumi
5. Mengetahui proses pengolahan minyak bumi
6. Mengetahui apa saja pemanfaatan minyak bumi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian minyak bumi

Minyak Bumi merupakan bahan bakar yang dihasilkan oleh alam dari fosil-fosil
yang terpendam berjuta-juta tahun. Fosil adalah sisa tulang-belulang binatang atau sisa
tumbuhan zaman purba yang telah membatu dan tertanam di bawah lapisan tanah. Minyak
mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri dari hidrokarbon
bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur, oksigen, dan
nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam.Struktur hidrokarbon yang
ditemukan dalam minyak mentah adalah alkana (parafin), sikloalkana (napten), dan
aromatik.

Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber minyak
bumi.Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang
mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu
merupakan komponen yang paling sedikit. Untuk memisahkan fraksi-fraksi dalam minyak
bumi dapat dilakukan dengan cara distilasi bertingkat. Setelah melalui distilasi bertingkat
minyak bumi akan terpisah menjadi gas, bensin, kerosin, solar dan lain-lain. Hasil distilasi
tersebut digunakan untuk menggerakan berbagai mesin, seperti: mobil, pesawat, mesin
diesel dan lain-lain, untuk keperluan industri, aspal dan sebagainya.

B. Proses terbentuknya minyak bumi


Teori Pembentukan Minyak Bumi
1. Teori Biogenetik (Organik)
Teori ini menyebutkan bahwa Minyak Bumi dan Gas Alam terbentuk dari beraneka jasad
organik seperti hewan dan tumbuhan yang mati dan tertimbun endapan pasir dan lumpur.
Kemudian endapan lumpur ini menghanyutkan senyawa pembentuk minyak bumi ini dari sungai
menuju ke laut dan mengendap di dasar lautun selama jutaan tahun. Akibat pengaruh waktu,
temperatur dan tekanan lapisan batuan di atasnya menyebabkan organisme itu menjadi bintik-
bintik minyak ataupun gas.

2. Teori Anorganik
Teori menyebutkan bahwa minyak bumi terbentuk karena aktivitas bakteri. Unsur seperti
oksigen, belerang dan nitrogen dari zat yang terkubur akibat aktivitas bakteri berubah menjadi
zat minyak yang berisi hidrokarbon.
3. Teori Duplex
Teori ini merupakan teori yang banyak digunakan oleh kalangan luas karena
menggabungkan Teori Biogenetik dengan Anorganik yang menjelaskan bahwa minyak bumi dan
gas alam terbentuk dari berbagai jenis organisme laut baik hewan maupun tumbuhan.

Akibat pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka endapan Lumpur berubah
menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang mengandung bintik-bintik
minyak dikenal sebagai batuan induk (Source Rock). Selanjutnya minyak dan gas ini akan
bermigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat
tertentu yang disebut dengan perangkap (Trap). Dalam suatu perangkap (Trap) dapat
mengandung (1) minyak, gas, dan air, (2) minyak dan air, (3) gas dan air. Jika gas terdapat
bersama-sama dengan minyak bumi disebut dengan Associated Gas. Sedangkan jika gas terdapat
sendiri dalam suatu perangkap disebut Non Associated Gas. Karena perbedaan berat jenis, maka
gas selalu berada di atas, minyak di tengah, dan air di bagian bawah. Karena proses pembentukan
minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digolongkan sebagai sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable).

 Proses Pembentukan Minyak Bumi

1. Fotosintesa Ganggang

Gambar Proses Pembentukan Minyak Bumi Pertama Kali


Minyak bumi dibuat secara alami, pertama tama dihasilkan oleh ganggang yang
berfotosintesa, kenapa ganggang? Karena ganggang merupakan biota terpenting dalam
menghasilkan minyak bumi, sebenarnya tumbuhan tingkat tinggi bisa saja namun tumbuhan
tersebut cenderung lebih menghasilkan gas ketimbang minyak bumi.
2. Pembentukan Batuan Induk (Source Rock)

Gambar Proses Pembentukan Batuan Induk


Proses terjadinya minyak bumi selanjutnya ialah pembentukan batuan induk. Batuan
induk ini terbentuk karena ganggang yang sudah mati terendapkan di cekungan sedimen lalu
membentuk Batuan Induk, batuan induk merupakan batuan yang memiliki kandungan Carbon
yang tinggi (High Total Organic Carbon). Namun tidak sembarang cekungan bisa menjadi
Batuan Induk, makanya proses ini sangat spesifik. 

3. Pengendapan Batuan Induk

Gambar Proses Pembentukan Hidrokarbon


Kemudian batuan induk tertimbun oleh batuan lain selama jutaan tahun, salah satu batuan
yang menimbun Batuan Induk ini adalah batuan sarang. Batu Sarang merupakan batu sarang ini
umumnya terbentuk dari batu gamping, pasir maupun batu vulkanik yang tertimbun bersama dan
terdapat ruang berpori. Semakin lama, batuan lain akan menumpuk dan dasarnya akan semakin
tertekan kedalam sehingga suhunya akan semakin bertambah. Minyak terbentuk pada suhu
antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila
suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu
semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan
memasak karbon yang ada menjadi gas.
 4. Proses Akhir

Gambar Hydrocarbon Membentuk Minyak Bumi


Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak
yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun
berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting
adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun
berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis
lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk
batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap
ditambang. 

C. Sistem minyak bumi

Petroleum System berkaitan dengan akumulasi minyak dan gas. Cakupan petroleum system
adalah semua elemen geologi dan proses yang penting dalam pembentukan minyak dan gas.
Petroleum dapat terdiri dari :

1. Gas hidrokarbon yang terbentuk secara thermal atau dari proses biologi yang ditemukan
di reservoir konvensional. gas hidrat, tight reservoir, fracture shale atau batubara
2. Kondensat
3. Minyak bumi
4. Natural bitumen di reservoir, biasanya di siliciclastic dan batuan karbonat

System adalah elemen yang saling mendukung dan proses yang membentuk suatu unit yang
berfungsi menciptakan akumulasi hidrokarbon. Elemen pembentuk petroleum system adalah
sebagai berikut :

1. Source Rock / Batuan Induk : Batuan yang kaya akan bahan organik yang mengalami
pematangan sehingga membentuk hidrokarbon
Sumber; https://duniaperminyakan.wordpress.com/2016/01/28/source-rock-batuan-induk/

Diakes pada : 23 November 2017

2. Reservoir Rock / Batuan wadah : batuan berpori yang mampu menampung fluida
3. Migrasi : Jalur minyak dari batuan induk sampai terakumulasi dalam perangkap

Sumber: https://duniaperminyakan.wordpress.com/2016/01/28/source-rock-batuan-induk/

Diakses pada 23 November 2017

4. Trap / Perangkap : suatu tempat dimana munyak dapat terakumulasi

Perangkap Struktural, stratigrafi, kombinasi:


Sumber: https://duniaperminyakan.wordpress.com/2016/01/28/source-rock-batuan-induk/

Diakses pada 23November 2017

5. Seal / Penyekat : penghalang minyak untuk bermigrasi lebih jauh

Petroleum System
D. Cara penambangan minyak bumi
Proses pencarian (eksplorasi) minyak dari perut bumi dilakukan oleh ahli geologis.
Cara modern yang digunakan oleh geologis dalam mencari minyak bumi dengan
menggunakan pencitraan satelit dan menganalisa permukaan bebatuan. Setelah geologis
melakukan serangkain analisa dan menyatakan bahwa dilokasi tersebut ada minyak maka
tugas selanjutnya diambil alih oleh Ahli geofisika. Para ahli geofisika mempelajari sifat-
sifat fisik dari lapisan tanah. Berbagai metode digunakan dalam tahapan ini untuk
mendukung hasil yang telah didapat oleh ahli geologis.
Ada beberapa cara unuk melakukan pencarian minyak bumi, antara lain adalah:
1. Seismologi
Peralatan ini biasanya dipakai untuk memetakan cadangan minyak yang ada di laut
dan di daratan. Terdiri dari penerima sinyal dan pemicu getaran. Pemicu getaran terdiri
dari beberapa jenis tergantung dimana di pakainya, seperti Thumper truck (untuk mencari
minyak di daratan), Compressed – air gun (untuk mencari minyak di laut), dan
menggunakan bahan peledak.
2. Drilling and well construction
Proses ini disebut juga proses pengeboran minyak. Biasanya menggunakan rig untuk
melakukan pengeboran. Guna nya, untuk  membuat lubang di tempat yang diidentifikasi
ada kemungkinan sumber minyak/gas di tempat tersebut. Perlu di ketahui dalam proses
ini ada kemungkinan terjadinya  blow out ( tekanan pada alat tidak bisa di control,
lansung menuju kepermukaan), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah.
Pressure downhole / dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk
mengimbanginya biasanya menggunakan mud atau lumpur dengan spesific gravity (berat
jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan Hydrostatic pressure yang bisa menahan
pressure dari dalam. Setelah proses selesai, maka selanjutnya akan di cek apakah ada
kandungan minyak/ gas nya.
3. Well Logging
Proses ini termasuk pengeboran yang paling mahal. Karena harus tahan pressure dan
temperature yang tinggi. Dapat juga di gunakan untuk memetakan lapisan tanah. Ketika
melakukan proses pengeboran, akan di dapatkan data tentang kandungan minyak, gas,
dan air. Dengan begitu dapat diketahui tempat mana yang mungkin terdapat sumber
minyak.
4. Well Testing
Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung oil/gas di
“tembak”, dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara pori-pori batuan
akan mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik atau  ke
permukaan tanah). Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu
untuk menjaga under balance, contoh liquid: Brine, diesel, atau air saja. Gas, minyak, air,
ataupun berbagai macam zat yang keluar akan dicari nilai nya. Untuk minyak
berapa bopd (barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas,
berapa mmscfmm/d (million metric standart cubic feet per day) yang bisa dihasilkan
sumur tersebut. Proses testing ini juga mengambil contoh liquid maupun gas, dan juga
data-data tentang pressure, temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya diolah oleh
reservoir engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama
kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut.
5. Well Completion
Memasang berbagai peralatan dan perlengkapan pada sumur minyak bumi yang siap
melakukan produksi, berguna sebagai penyaring material pasir yang ikut terambil ketika
proses well testing. Pasir yang di dapat sangat berbahaya bagi line produksi karena
kecepatan bergeraknya akibat adanya tekanan. Pasir akan mengikis pipa produksi
sehingga dapat pecah. Dari sinilah Well Completion berfungsi menangkap pasir yang
masuk sehingga tidak membahayakan pipa.
6. Production
Hasil pengeboran pada sumur produksi akan di suling menjadi beberapa produk
olahan. Pengolahan itu akan menghasilkan bahan energy penggerak, seperti bensin,
kerosin, minyak tanah, LPG, soalr, dan sebagainya.
E. Proses pengolahan minyak bumi
Minyak mentah merupakan bagian dari minyak bumi yang keberadaannya saat ini
dibutuhkan di berbagai negara di dunia. Dimana proses pembentukan minyak bumi ini
membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga hal ini perlu adanya usaha untuk
melestarikan sumber daya alam yang mulai menipis. Minyak bumi ini terdiri atas campuran
dari berbagai macam hidrokarbon yang sebagian besar kelompok alkana. Nantinya minyak
bumi atau minyak mentah ini akan diproses untuk menghasilkan berbagai macam bahan
bakar untuk kebutuhan sehari-hari seperti minyak tanah, bensin serta dapat digunakan
sebagai reagen kimia dalam pembuatan obat-obatan. Proses pengolahan minyak mentah
menjadi bahan siap pakai akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan dibawah ini:

1. Proses Destilasi
Tahap pertama adalah destilasi. Destilasi adalah proses pemisahan fraksi-fraksi yang ada
di minyak bumi, dimana pemisahan fraksi tersebut berdasarkan pada perbedaan titik didih.
Pada proses ini biasanya dilakukan pada sebuah wadah tabung tinggi yang kedap terhadap
udara. Awalnya minyak mentah akan dialirkan ke dalam tabung tersebut dan kemudian
dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370 derajat Celcius. Selanjutnya hasil dari
fraks-fraksi tersebut nantinya dipisahkan, dimana fraksi yang memiliki titik didih terendah
akan menempati bagian atas tabung, sedangkan fraksi yang memiliki titik didih tinggi akan
menempati bagian dasar tabung. Hasil dari proses destilasi ini antara lain adalah gas, bensin,
minyak tanah, diesel, oli, lilin dan aspal. Dimana semua hasil tersebut belum menjadi bahan
siap pakai karena belum melewati tahap-tahapan selanjutnya.

2. Proses Cracking
Tahap kedua adalah cracking. Cracking adalah proses pengolahan minyak bumi yang
bertujuan untuk menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi molekul
hidrokarbon yang lebih kecil. Proses crakcing ini sering disebut sebagai proses refinery.
Secara umum proses cracking ini dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

Thermal Cracking – Thermal cracking adalah proses pemecahan rantai senyawa hidrokarbon
yang memiliki rantai panjang menjadi senyawa hidrokarbon dengan rantai yang lebih kecil
melalui proses katalis / pemanasan. Adapun suhu yang dapat digunakan yaitu 800 derajat
Celcius dan dalam tekanan 700 kpa. Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan fraksi
minyak bumi dengan cara boiling range yang lebih rendah dari umpannya.

Catalytic Cracking – Catalytic cracking adalah proses cracking yang menggunakan suhu
tinggi dengan tekanan yang rendah. Proses ini menggunakan katalis sebagai media untuk
mempercepat laju reaksi fraksi. Pada umumnya reaksi proses perengkahan katalis ini
menggunakan mekanisme perengkahan ion karbonium, dimana pada mulanya katalis yang
bersifat asam akan menambahkan proton ke dalam molekul olevin ataupun menarik ion
hidrida dari senyawa alkana sehingga hal ini menyebabkan terbentuknya ion karbonium.

Hidrocracking – Hidrocracking adalah kombinasi dari proses thermal cracking dan catalytic
cracking yang menghasilkan senyawa jenuh. Proses hidrocracking ini dilakukan dalam
tekanan yang tinggi, beberapa hasil dari proses hidrocracking ini antara lain bensin dan bahan
bakar jet. Kelebihan dari proses ini adalah memiliki kandungan sulfur yang terdapat pada
fraksi, dimana sulfurnya akan diubah menjadi senyawa hidrogen sulfida sehingga proses
pelepasan sulfur akan menjadi lebih mudah.

3. Proses Reforming
Setelah melalui proses cracking maka selanjutnya adalah proses reforming. Proses
reforming adalah proses merubah struktur pada molekul fraksi yang mutunya buruk menjadi
molekul fraksi yang mutunya lebih baik. Pada proses reforming ini dapat dilakukan dengan
menggunakan katalis atau proses pemanasan. Karena proses reforming ini bertujuan untuk
merubah struktur pada molekul fraksi maka proses reforming ini dapat disebut juga sebagai
proses isomerasi.

4. Proses Polimerasi dan Alkilasi


Proses selanjutnya setelah perbaikan / perubahan struktur molekul fraksi adalah proses
polimerasi dan alkilasi. Proses alkilasi adalah proses penambahan jumlah atom pada suatu
fraksi sehingga molekul sebuah fraksi tersebut menjadi lebih panjang dan bercabang. Pada
proses alkilasi ini menggunakan bahan tambahan katalis asam yang kuat seperti H2SO4, HCL
atau AlCl3 (asam Lewis). Sedangkan proses polimerasi adalah proses penggabungan antara
molekul-molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar dalam sebuah fraksi sehingga mutu
dari produk akhir menjadi meningkat. Jadi pada tahap ini molekul fraksi akan melalui tahap
alkilasi terlebih dahulu lalu kemudian melalui tahap polimerasi sehingga membentuk sebuah
molekul fraksi yang panjang dimana molekul fraksi tersebut mutunya sudah meningkat.

5. Proses Treating
Prses kelima adalah treating. Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi
melalui tahap eliminasi bahan-bahan pengotor yang terlibat dalam proses pengolahan. Bahan-
bahan yang dihilangkan dalam proses treating ini antara lain bau tidak sedap yang dihilangkan
melalui proses copper sweetening and doctor treating, parafin yang dihilangkan melalui
proses solvent dewaxing, lumpur dan warna yang dihilangkan melalui proses acid treatment,
aspal yang dihilangkan melalui proses deasphalting dan terakhir belerang melalui
proses desulfurizing. Inti dari proses ini adalah mengeliminasi bahan-bahan yang tidak
memberikan mutu dalam proses pengolahan minyak mentah ini sehingga hasil akhirnya nanti
mutunya akan bertambah.

6. Proses Blending
Tahapan terakhir dalam proses pengolahan minyak bumi adalah blending. Blending adalah
proses yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk siap pakai dengan cara
menambahkan bahan-bahan aditif ke dalam fraksi minyak bumi. Salah satu bahan aktif yang
digunakan adalah TEL (tetra ethyl lead). TEL ini merupakan bahan aditif yang digunakan
untuk menaikkan bilangan oktan bensin. Setelah melalui proses ini maka hasil dari
pengolahan minyak bumi mutunya menjadi lebih baik dan menjadi bahan yang siap pakai.
F. Pemanfaatan minyak bumi
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang dalam proses pembentukan minyak
bumi memerlukan waktu yang sangat lama. Butuh waktu yang lama untuk menghasilkan minyak
bumi yang kemudian diolah menjadi bahan siap jadi. Minyak bumi ini tersusun atas minyak
mentah, dimana proses pengolahan minyak mentah inilah yang nantinya akan menghasilkan
bahan siap jadi. Dan berikut adalah hasil olahan minyak bumi tersebut:

1. LPG
LPG adalah hasil dari penyulingan minyak bumi yang berupa gas cair. Adapun unsur yang
terkandung dalam LPG ini antara lain propana ( C3H8 ), butana ( C4H10 ), etana ( C2H6 ) dan
pentana ( C5H11 ). Pada umumnya LPG pada era saat ini banyak digunakan sebagai bahan bakar
untuk industri dan rumah tangga. Perlu diketahui bahwa sebelum LPG ini dipasarkan, LPG ini
sudah diberi zat pembau tambahan yaitu senyawa merkaptan (ethyl mercaptan).

Tujuan dari penambahan zat tersebut adalah untuk memberi tanda kepada konsumen apabila
terjadi kebocoran gas. Apabila tidak diberi zat tambahan tersebut maka akan sangat
membahayakan, karena pada dasarnya sifat gas dapat terlepas ke udara dan mudah terbakar.
Tidak hanya digunakan dalam keperluan rumah tangga, LPG ini juga digunakan sebagai bahan
baku maupun campuran di pabrik-pabrik petrokimia untuk dihasilkan beberapa produk.
Beberapa hasil dari pabrik petrokimia tersebut antara lain adalah produk kosmetik, pupuk dan
biji plastik.

2. Aviator Turbine (Avtur)


Avtur merupakan bahan bakar untuk pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin. Avtur ini
sering disebut sebagai Jet-A1. Bahan bakar avtur ini terbuat dari bahan kerosin, karena terbuat
dari kerosin maka karakteristik avtur ini mirip dengan kerosin dimana salah satunya adalah
sama-sama memiliki rantai karbon dan senyawa hidrokarbon (parafinik dan naftenik) yang sama.

Kelebihan dari bahan bakar avtur dibanding dengan bahan bakar yang lain adalah avtur memiliki
volalitas yang lebih kecil, dimana volalitas yang kecil pada bahan avtur ini memiliki keunggulan,
yaitu dapat meminimalisir kemungkinan akan kehilangan bahan bakar dalam jumlah yang
banyak yang terjadi karena penguapan pada saat pesawat terbang. Selain itu keunggulan dari
avtur yang lainnya adalah memiliki kandungan energi per volume yang lebih tinggi sehingga
dapat menyalurkan energinya pada pesawat untuk melakukan penerbangan pada jarak yang lebih
jauh.

Mutu dari avtur ini dinilai dari beberapa aspek seperti kemurniannya, performa pada suhu yang
rendah dan model pembakaran pada turbin. Berdasarkan aspek tersebut maka avtur harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sebelum digunakan seperti titik beku pada suhu
maksimal -47 derajat Celcius dan titik nyala minimal pada suhu 38 derajat Celcius.

3. Aviation Gasoline (Avgas)


Avgas ini hampir sama dengan avtur, bedanya avgas ini merupakan bahan bakar minyak yang
dibuat secara khusus untuk pesawat terbang dengan mesin yang memiliki ruang pembakaran
internal dan mesinnya berupa piston (piston engine). Avgas ini juga digunakan untuk bahan
bakar mobil balap ataupun pesawat tempur. Avgas merupakan hasil dari pengembangan bensin
(gasoline) dimana pengembangannya berdasarkan titik beku, titik nyala dan volality, yang mana
titik bekunya maksimal -58 derajat Celcius.

Kualitas dari avgas dapat dilihat dari karakteristiknya yang anti ketukan (anti knock) yang
ditunjukkan oleh jumlah bilangan oktan. Perlu diketahui bahwa avgas ini memiliki kandungan
timbal yang memiliki dampak buruk terhadap lingkungan. Akan tetapi timbal yang ada dalam
avgas ini bertujuan untuk menghindari terjadinya ketukan di dalam sebuah mesin yang artinya
timbal tersebut berfungsi untuk meningkatkan bilangan oktan. Meski demikian sebenarnya sudah
ditemukan zat yang dapat meningkatkan bilangan oktan pada avgas yaitu etanol, dimana etanol
ini faktanya lebih ramah lingkungan ketimbang timbal.

4. Kerosin
Kerosin atau minyak tanah merupakan cairan yang mudah terbakar. Kerosin ini didapat dari
proses destilasi minyak bumi pada suhu 150-275 derajat Celcius dengan rentang rantai karbon
antara C12-C15. Untuk mengurangi kadar pengkaratan dan kadar belerang pada kerosin ini maka
kerosin ini perlu diolah lebih lanjut pada unit Merox atau Hydrotreater dan juga kualitasnya
sebagai bahan bakar akan ditingkatkan di unit Hydrocracking.

Sebelum dipasarkan, biasanya kerosin ini diberi zat pewarna terlebih dahulu dan umumnya zat
pewarna tersebut berwarna kuning yang tujuannya agar masyarakat dapat membedakan antara
minyak tanah dengan air. ( baca : Sifat Sifat Air ) Kerosin ini untuk saat ini sulit ditemukan
keberadaannya, sehingga perlu upaya untuk melestarikannya agar tetap terjaga dan dapat
dinikmati dimasa mendatang.

5. Bensin
Bensin atau gasoline adalah salah satu hasil olahan minyak bumi yang terkenal di masyarakat
sekitar. Komponen utama yang terdapat pada bensin adalah oktana dan n-heptana. Bensin yang
sering digunakan sebagai bahan kendaraan bermotor maka kualitasnya ditentukan berdasarkan
karakteristik jumlah bilangan oktan. Dimana apabila semakin tinggi jumlah bilangan oktan pada
bensin tersebut maka semakin tinggi pula kualitas dari bensin tersebut. Agar jumlah bilangan
oktan pada bensin bertambah maka perlu dilakukan penambahan zat aditif seperti TEL (Tetra
Ethyl Lead) dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).

6. Solar
Solar atau diesel pada umumnya digunakan sebagai bahan bakar dalam pembakaran mesin
diesel, baik itu mesin kendaraan ataupun mesin industri. Solar didapat dari proses destilasi pada
suhu 200-300 derajat Celcius, dimana titik nyalanya berada diantara 40-100 derajat Celcius.
Solar ini tidak mudah menguap seperti LPG pada suhu yang normal, akan tetapi solar memiliki
kandungan sulfur yang lebih tinggi dibandingankan dengan bensin atau kerosin.

Kualitas solar berdasarkan dari aspek pembakarannya, kekentalannya, kandungan sulfurnya dan
kestabilannya (apabila disimpan dalam jangka waktu yang lama). Solar termasuk bahan bakar
yang mudah dicari keberadaannya, selain harganya yang terjangkau juga manfaatnya dalam
sehari-hari tidaklah buruk. Sebagian dari mereka yang memiliki pencaharian sebagai supir
angkutan umum terkadang menggunakan bahan bakar ini.

7. Aspal
Aspal merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki sifat yang kental dan melekat, umumnya
berwarna coklat kehitaman dan tahan terhadap air serta mengandung sulfur, oksigen dan klor
yang tinggi. Aspal merupakan hasil dari fraksi minyak bumi yang diolah menjadi 2 jenis, yaitu
aspal cair dan aspal padat. Aspal ini sering digunakan untuk memperhalus jalan raya yang fungsi
utamanya adalah untuk mengikat batuan agar tidak terlepas dari permukaan jalan, untuk mengisi
ruang yang kosong, sebagai bahan perekat dan pelapis.

Aspal ini memiliki keunggulan dalam penyerapan air hujan, dimana apabila hujan turun maka air
akan meresap secara perlahan ke dalam aspal dan nantinya akan diteruskan ke sungai. Akan
tetapi hal tersebut membuat jalanan menjadi cepat rusak sehingga dalam jangka waktu tertentu
aspal yang ada di jalan perlu diperbaiki ulang. ( baca : Resapan Air Hujan )

8. Parafin
Parafin merupakan nama umum dari hidrokarbon alkan. Bentuk padat dari parafin adalah lilin
parafin. Parafin ini sering digunakan diberbagai industri sebagai bahan utama seperti dalam
furnitur yang menggunakan palpis berbahan dasar parafin sebagai cat dan tinta. Parafin ini juga
dapat digunakan sebagai bahan dasar malam untuk membatik, selain itu parafin juga dapat
digunakan sebagai bahan kecantikan. Parafin yang digunakan sebagai bahan kecantikan perlu
diolah terlebih dahulu agar aman ketika digunakan, apabila tidak diolah secara khusus maka
yang terjadi nantinya akan menimbulkan efek yang buruk bagi wajah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minyak bumi memang merupakan sumber daya yang tak tergantikan dengan berbagai
manfaat yang ditimbulkan dengan keberadaannya. Tetapi sebagaimana kita tahu bahwa
minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga dalam
penggunaannya harus bijaksana sehingga manfaatnya bisa terus kita rasakan.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini pasti memiliki kekurangan dan kesalahan didalamnya.
Untuk itu, penulis berharap kepada pembaca untuk bersedia memberikan kritik dan saran
yang membangun sehingga penulis dapat berkembang. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. “Manfaat Minyak Bumi dan Gas Alam untuk Kehidupan”. Dalam
http://direktoritraining.com/manfaat-minyak-bumi-dan-gas-alam-untuk-kehidupan/
(Diakses pada 20 November 2017)
Aulialia. 2016. “4 Proses Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam”. Dalam
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/geomorfologi/proses-pembentukan-minyak-bumi
(Diakses pada 20 November 2017).
Magoon, L.B. 1988. The petroleum system – a classification for research, exploration, and
resource assessment, dalam “Petroleum System of the United States”. United States
Geological Survey, Bulletin 1870.
Yugi. 2017. “Teori dan Proses Lengkap Pembentukan Minyak Bumi”. Dalam
https://www.eduspensa.id/teori-dan-proses-pembentukan-minyak-bumi/ (Diakses
pada 20 November 2017).

Anda mungkin juga menyukai