Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

LOGAM ALKALI

DOSEN PENGAMPU : Dr.Lisnawaty Simatupang,S.Si.,M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK E

NAMA KELOMPOK :

1. Ayulia Annisa Nasution (4193131038)


2. May Lorreta Br Barus (4193131013)
3. Maria Angelina Barus (4193331020)
4. Shinta Marito Br Sijabat (4193331030)
5. Regita Salsabila (4193331036)

KELAS : PENDIDIKAN KIMIA E 19

MATA KULIAH : KIMIA LOGAM UTAMA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan KeHadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun tugas CBR ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam tugas ini penulis akan membahas mengenai
Logam Alkali.

Didalam CBR ini telah dibuat dengan dari beberapa sumber dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas CBR ini.
dan Penulis juga berterima kasih kepada ibu Dr. Lisnawaty Simatupang,S.Si.,M.Si. Selaku
Dosen pengampu mata kuliah Ikatan Kimia yang telah memberikan tugas ini

Kami sebagai penulis menyadari Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar pada tugas CBR ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat pembaca harapkan untuk penyempurnaan tugas selanjutnya.

Sekian Akhir kata semoga tugas yang penulis buat dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca dan dapat memberikan nilai lebih pada proses
pembelajaran mata kuliah Kimia logam utama, sekian, ucapkan Terima kasih.

Medan, 13 September 2021

Kelompok E

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................1
B. Tujuan CBR.........................................................................................................................1
C. Manfaat CBR.......................................................................................................................1
D. Identitas Buku Yang Di Review..........................................................................................2
BAB II RINGKASAN BUKU .....................................................................................................3
A. Ringkasan Buku Utama.......................................................................................................3
B. Ringkasan Buku Pembanding..............................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................................12
A. Pembahasan Buku..............................................................................................................12
B. Kelebihan Dan Kekurangan...............................................................................................13
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................................15
C. Kesimpulan........................................................................................................................15
D. Saran..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ion-ion terbentuk akibat perpindahan sempurna dari elektron antar atom- atom.
Pembentukan ion positif dari atom netralnya dinyatakan oleh energi ionisasi,
sedangkan pembentukan ion negatif didasarkan atas afinitas elektron, yaitu energi yang
dilepaskan bila atom netral menarik elektron dan membentuk ion negatif yang stabil.
Dalam kristal yang tersusun dari ion-ion akan terjadi tarik menarik antara ion yang
berlawanan muatan dan tolak menolak antara ion yang sejenis atau terjadi gaya antaraksi
Coulumb. Keseimbangan antara tarik menarik dan tolak menolak ini menghasilkan energi
kisi kristal, yang dapat dicari lewat siklus Born-Haber.
Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu, air abu bersifat basa. Kata alkali ini
menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali adalah membentuk basa. Alkali
merupakan unsur logam yang sangat reaktif. Logam alkali adalah logam golongan IA yang
terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium(K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan
Fransium (Fr).
Unsur pada golongan IA ini memiliki beberapa sifat, seperti bersifat reduktor, pembentuk
basa, dan mempunyai warna nyala yang indah, sehingga dapat digunakan sebagai kembang
api. Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak pernah
ditemukan dalam bentuk tunggal.
Kelimpahan unsur Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, dan Sesium dalam bumi
beraneka ragam. Mereka ditemukan dalam bentuk senyawa, karena sifatnya yang sangat
reaktif sehingga tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebasnya. Pembuatan logam alkali
dapat dilakukan dengan cara elektrolisis, misalnya elektrolisis larutan NaCl sehingga
diperoleh padatan logam natrium, elektrolisis litium, ataupun dengan menggunakan metode
reduksi.
B. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam Pembuatan Critical Book Review ini ialah :
1. Mahasiswa Dapat mampu mengembangkan budaya dalam hal membaca.
2. Mahasiswa Dapat menambah wawasan tentang materi Golongan Logam Alkali.
3. Mahasiswa Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan buku kimia Anorganik
logam terhadap kedua buku yang berbeda.
C. Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat dalam pembuatan Critical Book Review ini ialah :
1. Untuk membantu mahasiswa mengkritik buku.
2. Untuk menambah wawasan tentang pengertian Golongan Logam Alkali.
3. Untuk membuat mahasiswa berpikir kritis untuk menganalisis buku.

1
D. Identitas Buku Yang Direview :
1. Buku Utama

1. JUDUL : Kimia Anorganik Logam


2. PENYUSUN : 1. Kristian H. Sugiyanto
2. Retno D. Suyanti
3. PENERBIT : Graha Ilmu
4. KOTA TERBIT : Yogyakarta
5. TAHUN TERBIT : 2008
6. HALAMAN : 316
7. ISBN : 978-979-756-582-4

2. Buku Pembanding

1. JUDUL : Dasar Reaksi Kimia Anorganik


2. PENYUSUN : Syamsidar. HS.,S.T.,M.Si.
3. PENERBIT : Alauddin University Press
4. KOTA TERBIT : Makasar
5. TAHUN TERBIT : 2013
6. HALAMAN : 197
7. ISBN : 978-602-237-519-7

2
BAB II
RINGKASAN BUKU
A. Ringkasan Buku Utama
Logam Alkali
Unsur-unsur dalam sistem periodik yang dipertimbangkan bersifat logam adalah
unsur –unsur golongan S (alkali = golongan 1 dan alkali tanah = golongan 2) sebagian
golongan P (misalnya Al = golongan Sn dan Pb = golongan 14) unsur- unsur
golongan d (golongan 4-12) dan golongan 3(Sc,y,Lu ) dan golongan f.

Model pengelompokan demikian ini relatif menguntungkan dalam hal sifat-sifat


khas masing-masing kelompok, misalnya logam kelompok s bersifat paling reaktif
ionik, kelompok p bersifat amfoterik, kelompok d membentuk senyawa kompleks
dengan berbagai warna dan sifat magnetik, dan kelompok f dengan karakteristik sifat
magnetiknya.

 Kecenderungan Golongan Alkali

Logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan massa yang
tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya, sifat- sifat logam-logam alkali
berlawanan dengan sifat-sifat tersebut yaitu, lunak, rapatan massa rendah, dan sangat
reaktif.

Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) tampak mengkilat, berwarna
keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik. Logam alkali bersifat
sangat lunak, dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom. Litium dapat dipotong
dengan pisau, tetapi kalium dapat diremas seperti mentega lunak. Sebagian besar logam
mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tetapi logam alkali mempunyai titik leleh
rendah dan semakin rendah dengan naiknya nomor atom. Sesium, Cs, meleleh pada
temperatur sedikit di atas temperatur kamar.
Kombinasi antara sifat konduktivitas panas yang tinggi dan titik leleh yang rendah,
membuat natrium bermanfaat untuk mentransfer panas pada reaktor nuklir. Ternyata
terdapat hubungan antara sifat lunak dan rendahnya titik leleh dengan rendahnya
perubahan entalpi atomisasi. Tabel 3.1 menunjukkan sifat-sifat fisik beberapa logam
alkali.
3
Tabel 3.2 Data beberapa sifat logam alkali

Karakteristika 3Li 11Na 19K 37Rb 55Cs 87Fr


[2He] [10Ne] [18Ar] [36Kr] [54Xe] [86Rn]
Konfigurasi elektronik 1 1 1 1 1 1
2s 3s 4s 5s 6s 7s
o
Titik leleh / C 180,5 97,8 63,2 39,0 28,5 -
o
Titik didih / C 1347 881,4 765,5 688 705 -
-3 o
Densitas / g cm (20 C) 0,534 0,968 0,856 1,532 1,90 -
Jari-jari atomik / pm 152 186 227 248 265 -
+
Jari-jari ionik M / pm 76 102 138 152 167 180
-1
Energi ionisasi / kJ mol 520 496 419 403 376 375
Potensial reduksi standar / V - 3,03 - 2,713 -2,925 -2,93 -2,92 -
-1
∆Hatomisasi / kJ mol 162 110 90 88 79 -
Elektronegatifitas 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7 -
merah kuning violet merah biru
Warna Nyala tua violet -
λ / nm) 670,8 589,2 766,5 780,0 455,5

Densitas (rapat massa) logam-logam alkali juga jauh lebih kecil dibandingkan
dengan densitas logam-logam lain pada umumnya. Sebagian besar logam mempunyai
densitas antara 5 - 15 g cm-3, sedangkan densitas logam alkali jauh lebih rendah yaitu
antara 0,52- 1,87 g cm-3 (Tabel 3.1). Litium misalnya, mempunyai densitas hanya
setengah dari densitas air. Biasanya logam alkali disimpan di dalam minyak untuk
menghindari terjadinya kontak langsung dengan udara; kontak langsung dengan udara
segera mengakibatkan terbentuknya suatu lapisan oksida yang tebal pada permukaan
logam tersebut. Litium misalnya, di udara akan teroksidasi dengan cepat menjadi litium
oksida yang selanjutnya bereaksi dengan karbon dioksida membentuk litium karbonat
menurut persamaan reaksi berikut:

4 Li (s) + O2 (g) → 2 Li2O (s)

Li2O (s) + CO2 (g) → Li2CO3(s)

Reaksi logam-logam alkali dengan air bersifat sangat eksotermik dan dramatik,
kecuali litium yang bereaksi tenang menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen
dan hidroksidanya. Natrium terapung di atas permukaan air dan terlihat seperti
bundaran-bundaran perak, dan gas hidrogen yang dihasilkan biasanya terbakar, kadang-
kadang disertai dengan ledakan. Untuk logam alkali yang lebih berat, reaksinya dengan
air berlangsung lebih hebat. Rubidium dan Cesium misalnya, reaksinya dengan air
sering disertai dengan ledakan. Ledakan ini sebagai akibat terbakarnya campuran gas
hidrogen dan dan oksigen (udara) oleh karena permukaan logam yang panas.
4
 Sifat Umum Senyawa Logam Alkali

Beberapa sifat umum senyawa logam alkali berkaitan dengan karakter ionik,
kestabilan anion-anion besar bermuatan rendah, hidrasi ion, dan kelarutan sebagaimana
diuraikan berikut ini.

1) Karakter ionik; ion logam alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi +1, dan
sebagian besar senyawanya berupa padatan ionik dan stabil. Senyawa-
senyawanya tidak berwarna kecuali dengan anion yang berwarna, misalnya
kromat dan permanganat.
2) Hidrasi ion; semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion tersebut
terhidrasi. Oleh karena logam-logam alkali mempunyai densitas yang jauh lebih
rendah daripada densitas logam-logam pada umumnya, maka energi hidrasi
senyawa-senyawanya juga sangat rendah. Ion Li+ misalnya, mempunyai energi
hidrasi sebesar 519 kJ mol-1, sedangkan ion Mg2+ energi hidrasinya 1920 kJ
mol-1. Energi hidrasi semakin kecil dengan kenaikan jari- jari ion, sebagaimana
ditunjukkan Tabel 3.2.
3) Kelarutan; sebagian besar senyawa-senyawa logam alkali larut dalam air,
walaupun kelarutannya berbeda-beda. Sebagai contoh, larutan jenuh litium
klorida (LiCl) mempunyai konsentrasi 14 mol L-1, tetapi larutan jenuh litium
karbonat (Li2CO3) mempunyai konsentrasi hanya 0,18 mol L-1.
 Warna Nyala

Sebagian besar senyawa-senyawa alkali larut dalam air, sehingga uji pengendapan
tidak mungkin dapat dipakai untuk identifikasi. Untungnya, setiap logam alkali
menghasilkan warna nyala yang karak- teristik jika senyawa-senyawa alkali tersebut
dibakar dalam nyala api. Warna yang terlihat dari masing-masing logam (Tabel 3.1)
adalah merah tua (litium), kuning (natrium), lilak (kalium), merah-violet (rubidium),
dan biru (sesium). Sejumlah energi tertentu dari nyala api diserap oleh elektron-elektron
atom logam hingga terjadi eksitasi, dan kembalinya elektron ke peringkat dasar
membebaskan energi nyala yang khas, sesuai dengan energi transisi elektronik atom
logam yang bersangkutan. Jadi, setiap atom logam alkali mengalami transisi elektronik
yang unik bagi dirinya sendiri. Sebagai contoh, warna nyala kuning dari senyawa
natrium yang dibakar berasal dari emisi foton (energi) yang dibebaskan ketika elektron
yang berada pada orbital 3p1 (dalam peringkat ter- eksitasi) kembali ke orbital 3s1
(dalam peringkat dasar). Elektron 3p1 ini berasal dari reaksi pembakaran dalam nyala
api yang ditangkap oleh ion Na+ dalam senyawanya (Gambar 3.2).

5
Gambar 3.2 Diagram terjadinya warna nyala kuning pada reaksi nyala senyawa natrium; ion
+
natrium, Na ,(a) menangkap elektron menjadi atom netral Na dalam peringkat tereksitasi (b),
kemudian kembali ke peringkat dasar (c) dengan disertai pembebasan energi nyala kuning.

1) Litium, 3Li
Litium terdapat sekitar 0,006 % dari massa kerak bumi, dan kira-kira 0,1 ppm
terdapat dalam air laut. Sumber utama litium adalah mineral spodumene, LiAlSi2O6.
Logam litium dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl dengan campuran beberapa
garam inert untuk menurunkan titik leleh hingga ~ 500 oC. Densitas litium hanya
setengah dari densitas air, sehingga litium merupakan unsur yang paling kecil rapatan
massanya dibandingkan dengan semua unsur padatan lain pada temperatur kamar dan
tekanan normal.
Logam ini mempunyai kenampakan permukaan yang meng- kilat seperti perak,
namun bila terkena udara lembab segera tertutup oleh lapisan tebal hitam litium
karbonat yang berasal dari reaksi litium dengan oksigen dan diikuti reaksi lanjut dengan
gas karbon dioksida. Litium merupakan satu-satunya logam yang bereaksi dengan gas
di- nitrogen dan untuk memutuskan ikatan ganda tiga dalam molekul di- nitrogen
diperlukan energi sekitar 945 kJ mol-1. Untuk menyeimbang- kan kebutuhan energi ini,
energi kisi senyawa hasil harus sangat tinggi.
Dari kelompok logam alkali, hanya ion litium mempunyai densitas muatan yang
paling besar, dan membentuk senyawa nitrida dengan
energi kisi yang cukup tinggi. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
6 Li (s) + N2 (g) →2 Li3N (s)
Senyawa nitrida ini sangat reaktif, membentuk amonia jika bereaksi dengan air
menurut persamaan reaksi:
Li3N (s) + 3 H2O ( l )→ 3 LiOH (aq) +NH3 (g)
Litium mampu bergabung dengan molekul dihidrogen membentuk senyawa
hidrida menurut persamaan reaksi:
2 Li (s) + H2 (g) →2 LiH (s)
Litium hidrida mudah bereaksi dengan air, demikian juga dengan aluminium
klorida menurut persamaan reaksi berikut:

Li(s) + H2(l) → LiOH (aq) + H2 (g)


LiH(s) + AlCl3 (s) → LiAlH4 (s) + LiCl (s)
Sifat tersebut membuat litium hidrida bermanfaat sebagai zat pengering untuk
pelarut-pelarut organik, dan litium aluminium hidrida banyak dimanfaatkan sebagai zat
pereduksi yang baik pada sintesis senyawa- senyawa organik

6
B. Ringkasan Buku Pembanding
Logam Alkali (Golongan I A)
Kata “alkali” berasal dari bahasa arab (‫( القلي‬yang berarti abu dikalsinasi (lihat kalsinasi),
mengacu pada sumber asli zat alkali. Dalam Sistem Periodik Unsur, unsur-unsur yang
terletak pada golongan IA yaitu litium(Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium
(Cs) dan fransium (Fr) disebut logam alkali.Pada golongan alkali hidrogen termasuk
nonlogam walaupun dengan alkali sama-sama memiliki satu elektron pada kulit terluarnya.
Berdasarkan konfigurasi elektron diketahui semua unsur alkali memiliki 1 elektron yang
terletak pada kulit terluar. Sumber Logam Alkali Di Alam :
1. Natrium ditemukan sebagai natrium klorida (NaCl) yang terdapat dalam air laut,
dalam entuk sendawa Chili NaNO3, trona (Na2CO3.2H2O), boraks (Na2B4O7.10H2O)
dan mirabilit (Na2SO4).
2. Kalium didapat sebagai mineral silvit (KCl), mineral karnalit (KCl.MgCl 2.6H2O)
sendawa (KNO3), dan feldspar (K2O.Al2O3.3SiO2). Selain dari kalium juga terdapat
dalam air laut.
3. Unsur rubidiumm dan sesium dihasilkan sebagai hasil samping proses pengolahan
litium dari mineralnya.
 Ekstraksi Logam Alkali

Logam-logam alkali sangat stabil terhadap pemanasan, sehingga logam-logam alkali


tidak dapat diperoleh dari oksidanya melalui proses pemanasan. Logam alkali tidak dapat
dihasilkan dengan mereduksi oksidanya, hal ini disebabkan logam-logam alkali merupakan
pereduksi yang kuat.Semua logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan garam halidanya
melalui proses elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi,
oleh karena itu umumnya ditambahkan garam halida yang lain untuk menurunkan titik lebur
garam halidanya.
Elektrolisis Litium
Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO)3).
Spodumene dipanaskan pada suhu 100oC kemudian
ditambah H2SO4 pekat panas sehingga diperoleh
Li2SO4.Dari reaksi ini terbentuk endapan Li2CO3.

Li2SO4(aq) + Na2CO3(aq) → Li2CO3(s) + Na2SO4(aq)

Setelah dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan dengan HCl sehingga
diperoleh garam LiCl.

Li2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2LiCl + H2O + CO2

7
Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagian bahan dasar elektrolisis litium. Namun
karena titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka ditambahkan KCl dengan
perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk
menurunkan titik lebur LiCl menjadi 430 ºC.

Elektrolisis Natrium

Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan


NaCl dengan menambahkan CaCl2 menggunakan proses
downs cell. Penambahan CaCl2 bertujuan menurunkan
titik leleh NaCl dari 801ºC menjadi 580 ºC. Proses ini
dilakukan dalam sel silinder menggunakan anoda dari
grafit dan katoda dari besi atau tembaga. Selama proses
elektrolisis berlangsung, ion-ion Na+ bergerak menuju
katoda kemudian mengendap dan menempel pada
katoda, sedangkan ion Cl‾ membentuk gas Cl2 pada
anoda. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis natrium dari lelehan NaCl:

Peleburan NaCl- → Na+ + Cl‾

Katoda : Na+ + e - → Na

Anoda : 2Cl- → Cl2 + 2e

Reaksi elektrolisis: Na+ + Cl- → Na + Cl2

Metode Reduksi

Kalium, rubidium, dan sesium tidak dapat diperoleh dengan proses


elektrolis karena logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera
larut kembali dalam larutan garam yang digunakan. Oleh sebab itu
untuk memperoleh Kalium, rubidium, dan sesium dilakukan melalui
metode reduksi. Proses yang dilakukan untuk memperoleh
ketiga logam ini serupa yaitu dengan mereaksikan lelehan
garamnya dengan natrium.

Na + LCl → L + NaCl (L= kalium, rubidium dan sesium).

logam alkali ditemukan dalam bentuk padat, kecuali sesium yang berbentuk cair.
Padatan logam alkali sangat lunak seperti sabun atau lilin sehingga dapat diiris menggunakan
pisau. Hal ini disebabkan karena logam alkali hanya memiliki satu elektron pada kulit
terluarnya. Beberapa sifat fisik logam alkali seperti yang tertera di bawah ini.

8
 Warna Nyala Logam Alkali

Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut sprektumemisi. Spektrum emisi
yang dihasilkan berkaitan dengan model atom Neils Bohr. Ketika dibakar litium
menghasilkan warna merah, natrium menghasilkan warna kuning, kalium menghasilkan
warna pink atau lilac, rubidium menghasilkan warna merah lembayung dan sesium
menghasilkan warna merah lembayung. Warna-warna yang dihasilkan oleh
unsur- unsur alkali sangat indah sehingga logam-logam alkali banyak
dimanfaatkan dalam pembuatan kembang api atau mercun.

spectrum emisi sesium

 Energi Ionisasi

Energi ionisasi untuk unsur-unsur segolongan berhubungan erat dengan jari-jari atom.
Jari-jari atom pada golongan alkali dari Li ke Cs jari-jarinya semakin besar, sesuai dengan
pertambahan jumlah kulitnya. Semakin banyak jumlah kulitnya, maka semakin besar jari-jari
atomnya. Semakin besar jari-jari atom, maka gaya tarik inti terhadap elektron yang terletak
pada kulit terluar semakin kecil. Gaya tarik yang makin lemah menyebabkan unsur-unsur
segolongan, dari atas ke bawah energi ionisasinya semakin kecil. Dengan melepas satu
elektron pada kulit terluar, Li menjadi Li+, Na menjadi Na+, K menjadi K+ dan yang lainnya.

 Sifat Kimia

Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam golongan
lain. Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi
yang lebih kecil dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah,
kereaktifan logam alkali makin bertambah sering bertambahnya nomor atom.

1. Reaksi dengan Air


Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas hidrogen dan
logam hidroksida. Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebagai berikut:
2M(s) + 2H2O(l) ―→ 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)
2. Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis. Li bereaksi
dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium bereaksi dengan keras dan

9
cepat, sedangkan rubidium dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan
ledakan.
 Kegunaan Logam Alkali dan Beberapa Senyawa Alkali

Natium merupakan salah satu logam alkali yang dimanfaatkan untuk pembuatan lampu.
Lampu ini dikenal dengan nama lampu natrium.Lampu natrium umumnya digunakan sebagai
lampu penerangan dijalan-jalan raya. Lampu natrium ditandai dengan warna kuning
cemerlang yang mampu menembusi kabut. Dibanding logam murninya, senyawa-senyawa
yang dibentuk dari logam alkali lebih banyak dimanfaatkan.

1. Senyawaan Natrium
a) Natrium klorida (NaCl), merupakan bahan baku pembuatan garam dapur, NaOH,
Na2CO3.
b) Natrium hidrosida atau soda kaustik (NaOH). Digunakan dalam industri
pembuatan sabun, kertas dan tekstil, dalam kilang minyak digunakan untuk
menghilangkan belerang, dan ekstraksi aluminium dari bijihnya. Dalam
laboratorium digunakan untuk menyerap gas karbondioksida atau gas-gas lain
yang bersifat asam, dalam beberapa reaksi organik NaOH merupakan pereaksi
yang penting misalnya pada reaksi hidrolisis.
c) Soda cuci (Na2CO3), pelunak kesadahan air, zat pembersih (cleanser) peralatan
rumah tangga, industri gelas.
d) Natrium hidroksi karbonat (NaHCO3) atau soda kue, campuran pada minuman
dalam botol (beverage) agar menghasilkan.
e) Natrium nitrat (NaNO3), pupuk, sebagai pereaksi dalam pembuatan senyawa nitrat
yang lain.
f) Natrium nitrit (NaNO2), pembuatan zat warna (proses diazotasi), pencegahan
korosi.
g) Natrium sulfat (Na2SO4) atau garam Glauber, obat pencahar (cuci perut), zat
pengering untuk senyawa organik.
h) Natrium tiosulfat (Na2S2O3), larutan pencuci (hipo) dalam fotografi.
i) Na3AlF6, pelarut dalam sintesis logam alumunium.
j) Natrium sulfat dekahidrat (Na2SO4.10H2O) atau garam glauber: digunakan oleh
industri pembuat kaca.
k) Na3Pb8 : sebagai pengisi lampu Natrium.
l) Natrium peroksida (Na2O2): pemutih makanan.
m) Na-benzoat, zat pengawet makanan dalam kaleng, obat rematik.
n) Na-sitrat, zat anti beku darah.
o) Na-glutamat, penyedap masakan (vetsin).
p) Na-salsilat, obat antipiretik (penurun panas).

2. Senyawaan Kalium
a) Kalium oksida (KO2), digunakan sebagai konverter CO2 pada alat bantuan
pernafasan. Gas CO2 yang dihembuskan masuk kedalam alat dan bereaksi dengan
KO2 menghasilkan O2.

10
b) Kalium klorida (KCl), pupuk, bahan pembuat logam kalium dan KOH.
c) Kalium hidroksida (KOH), bahan pembuat sabun mandi, elektrolit batu baterai
batu alkali.
d) Kalium bromida (KBr), obat penenang saraf (sedative), pembuat plat potografi.
e) KClO3, bahan korek api, mercon, zat peledak, ditambahkan pada garam dapur
sebagai sumber iodium sehingga dikenal sebagai garam beriodium.
f) K2CrO4, indicator dalam titrasi argentomeri.
g) K2Cr2O7, zat pengoksidasi (oksidator).
h) KMnO4, zat pengoksidasi, zat desinfektan.
i) Kalium nitrat (KNO3), bahan mesiu, bahan pembuat HNO3.
j) K-sitrat, obat diuretik dan saluran kemih.
k) K-hidrogentartrat, bahan pembuat kue (serbuk tartar).\

Soal latihan :

1. Sebutkan unsur-unsur yang termasuk dalam golongan alkali!


2. Jelaskan cara ekstraksi logam alkali!
3. Jelaskan proses elektrolisis Natrium!
4. Beri contoh reaksi alkali dengan air dan alkali dengan udara!
5. Sebutkan warna-warna nyala dari masing-masing unsur golongan alkali!

11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Buku
Buku Utama
Buku Pembanding
Dari hasil analisis yang kami dapatkan pada buku pembanding yaitu Umumnya
logam diidentikkan dengan padatan yang keras, rapat dan tidak reaktif. Akan tetapi
pada kenyataannya logam-logam alkali berlawanan dengan sifat-sifat tersebut di atas,
yakni:Rapatan massa rendah, lunak (rapuh), sangat reaktif. Semua logam alkali (Li,
Na, K, Rb, Cs, dan Fr) mengkilat, berwarna keperakan, mempunyai konduktivitas
listrik dan panas yang tinggi. Logam alkali bersifat sangat lunak, dan semakin lunak
dengan naiknya nomor atom. Litium dapat dipotong dengan pisau, tetapi kalium dapat
diremas seperti mentega lunak. Sebagian besar logam memiliki titik leleh yang sangat
tinggi, tetapi alkali mempunyai titik leleh rendah, dan semakin rendah dengan naiknya
nomor atom. Sesium Cs, meleleh pada temperatur sedikit di atas temperatur.
Sifat rendahnya titik leleh, membuat natrium menjadi bermanfaat untuk transfer
panas pada reaktor nuklir. Kelunakan dan kerendahan titik leleh logam-logam alkali
dapat dikaitkan dengan sangat lemahnya ikatan metalik dalam unsur-unsur ini. Entalpi
atomisasi logam-logam umumnya berharga 400-600kJ mol-1, tetapi untuk logam-
logam alkali ini sangat lebih rendah (78 – 162 kJ mol-1). Ternyata terdapat hubungan
antara sifat lunak dan rendah-nya titik leleh dengan rendahnya entalpi atomisasi.
Terlebih lagi adalah sifat rapatan massa (densitas) logam alkali. Sebagian besar logam
mempunyai densitas 5 -15 cm-1, tetapi densitas logam alkali jauh lebih rendah yaitu
0,52 – 1,87 g cm-1. Kenyataannya litium mempunyai densitas setengah dari densitas
air. Biasanya logam alkali disimpan di dalam minyak, sebab jika terjadi kontak
dengan udara akan terjadi sangat cepat produk oksida yang tebal melapisi permukaan
mengkilat dari logam yang bersangkutan.
Litium (di udara), misalnya akan teroksidasi dengan cepat menjadi litium oksida
yang kemudian bereaksi dengan karbon dioksida membentuk litium karbonat menurut
persamaan reaksi: Reaksi logam-logam alkali dengan air bersifat eksotermik dan
sangat dramatik; litium bereaksi dengan tenang menghasilkan gelembung-gelembung
gas hidrogen dan hidroksida-nya. Natrium meleleh, terapung di permukaan air seperti
bundaran-bundaran perak dan gas hidrogen yang dihasilkan biasanya terbakar. Untuk
logam alkali yang lebih berat, reaksinya dengan air berlangsung lebih hebat; untuk Rb
dan Cs, reaksinya dengan air sering disertai dengan ledakan. Ledakannya ini sebagai
akibat terbakarnya campuran gas hidrogen–oksigen (udara) oleh karena permukaan
logam yang panas. Karena sifatnya yang jauh lebih reaktif dari pada umumnya logam,
logam alkali sering disebut sebagai superlogam.
B. Kelebihan dan Kelemahan Buku
1. Dilihat Dari Aspek Materi
 Buku Utama

12
 Kelebihan
 Kelemahan
 Buku Pembanding
 Kelebihan
 Isi buku lengkap, terdapat penjelasan materi tentang sifat-sifat logam
alkali, ketersediaan logam alkali, persenyawaan logam alkali, cara
ekstraksi logam alkali, manfaat logam alkali.
 Buku ini juga dilengkapi dengan rangkuman per-bab, soal latihan dan
kunci jawabannya.
 Cocok untuk dijadikan sebagai referensi acuan belajar dan menarik
untuk dibaca oleh pembaca.
 Kelemahan
 Buku ini kurang memberikan contoh sebagai gambaran dari materi
yang dijelaskan, seperti dalam menjelaskan energy ionisasi dari logam
alkali, buku ini tidak seperti buku utama yang memberikan contoh
berupa penjelasan dan gambar, sedangkan pada buku pembanding
hanya memberikan contoh berupa penjelasan.
2. Dilihat Dari Aspek Cover :
 Buku Utama
 Kelebihan
 warna yang digunakan cukup menarik yaitu warna hitam-kebiruan,
dan menambahkan ilustrasi gambar yang membuat pembaca semakin
tertarik terhadap buku tersebut.
 Kelemahan
 Susunan Tulisan yang terdapat dicover dalam nama penulisan kurang
cocok,seharusnya huruf kecil.
 Buku pembanding
 Kelebihan
 Cover pada buku pembanding hanya berupa tulisan berwana biru dan
hitam
 Kelemahan
 Cover pada buku pembanding tidak disertai ilustrasi gambar hanya
berwarna putih polos sehingga kurang membuat pembaca tertarik
untuk membaca buku tersebut.
3. Dilihat Dari Aspek Layout Dan Tata Letak, Serta Tata Tulisan, Serta Penggunaan
Fount
 Buku Utama
 Kelebihan
 Dari segi layout, buku ini memiliki layout yang bagus dan rapi.
Sehingga membuat tata letak tulisan isi buku dan isi terlihat simpel
dan sederhana bagi pembaca.
 Kelemahan

13
 Dari segi fount, buku ini memiliki fount terlalu kecil dan jarak antar
kata terlalu rapat. Sehingga membuat mata pembaca cepat lelah dan
jenuh dalam membaca buku ini.
 Buku Pembanding
 Kelebihan
 Dari segi layout dan tata letak sudah bagus, buku ini memiliki layout
yang bagus dan rapi. Sehingga membuat tata letak tulisan isi buku dan
isi terlihat simpel dan sederhana bagi pembaca.
 Dari segi fount, buku ini juga sudah bagus dan jarak antara kata sudah
bagus dan rapi. Sehingga membuat pembaca lebih mudah memahami
materi saat membaca buku ini.
 Kelemahan
 Dari segi tata tulisan buku ini terdapat kesalahan dalam penulisan
muatan diberi warna abu-abu yang halus hampir tidak terlihat.

14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan mengkritik isi dan kajian dari dua buku yang berbeda kami
dapat menyimpulkan:
1. Buku pembanding lebih baik dibandingkan dengan buku utama jika dilihat dari aspek
materi dimana isi buku lengkap materi tentang sifat-sifat logam alkali, ketersediaan
logam alkali, persenyawaan logam alkali, cara ekstraksi logam alkali, manfaat logam
alkali. Buku pembanding juga dilengkapi dengan rangkuman per-bab, soal latihan dan
kunci jawabannya. Cocok untuk dijadikan sebagai referensi acuan belajar dan
menarik untuk dibaca oleh pembaca.
2. Buku utama lebih baik dibandingkan dengan buku pembanding jika dilihat dari aspek
cover dimana warna yang digunakan cukup menarik yaitu warna hitam-kebiruan, dan
menambahkan ilustrasi gambar yang membuat pembaca semakin tertarik terhadap
buku tersebut.
3. Buku utama dan Buku Pembanding memiliki kekurangan jika dilihat dari Aspek
Layout Dan Tata Letak, Serta Tata Tulisan, Serta Penggunaan Fount. Buku utama
tulisannya terlalu rapat dan kecil-kecil sehingga mata lelah untuk dibaca sedangkan
buku pembanding tulisan muatan diberi warna abu-abu yang halus sehingga hamper
tidak terlihat.

B. Saran
Bagi pelajar atau mahasiswa yang ingin belajar materi tentang logam alkali
(golongan IA) kedua buku ini dapat dijadikan sebagai acuan referensi sebab isi buku
lengkap dengan rangkuman dan soal latihan serta bahasanya cukup mudah dipahami.
Namun berdasarkan kekurangan yang ditelaah diharapkan penulis mampu
menempurnakannya di edisi berikutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kristian H & Retno D.(2010). Kimia Anorganik Logam . Graha Ilmu :


Yogyakarta.
Syamsidar, S. (2013). Dasar Reaksi Kimia Anorganik. Alauddin University
Press :
Makasar.

16

Anda mungkin juga menyukai