Anda di halaman 1dari 23

KEMENTRIAN AGAMA

Karya Tulis Ilmiah


PENYEPUHAN SENDOK MENGGUNAKAN PERAK

Disusun oleh:
Fadiyah Bamahry
(NIS. 1711674)

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM


MADRASAH ALIYAH AL AZHAR ASY SYARIF INDONESIA
Jalan Mohamad Kafi II No.6A, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12640
Telp. (021) 7868970
Website http//man4alazharasysyarif.sch.id
Tahun 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,taufik dan hidayah-Nya, maka Karya
Tulis Ilmiah ini dapat tersusun dengan baik. Shalawat serta salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi umat
Islam.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, diantaranya:

1. Bapak Aceng Solihin, S.Pd.M.A. selaku Kepala MAN 4 Jakarta.


2. Ibu Dra Zubaidah, M.M selaku Waka Kurikulum MA Al Azhar Asy
Syarif.
3. Ibu Wieharti selaku guru pembimbing yang telah banyak memberikan
arahan kepada penulis sehingga terwujudnya karya tulis ilmiah ini.
4. Orang tua yang telah membantu dalam bentuk moril maupun materil.
5. Rekan-rekan yang telah membantu dalam proses pembuatan karya
tulis ilmiah ini.

Dalam menyelesaikan laporan penelitian ini penulis banyak mengalami


kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang
menunjang. Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,
guna penulisan karya tulis ilmiah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Jakarta, Maret 2020

II
Penulis

III
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah yang berjudul PENYEPUHAN SENDOK


MENGGUNAKAN PERAK telah diterima dan disahkan sebagai syarat
mengikuti ujian praktik fisika MA Al Azhar Asy Syarif tahun pelajaran
2019/2020.

Disusun Oleh : Fadiyah Bamahry

NIS : 1711674

Disahkan di : Jakarta

Tanggal : …Maret 2020

Mengesahkan,

Kepala MAN 4 Jakarta Pembimbing

Aceng Solihin, S.Pd.I.,M.A. Dra.Wiharti Lesnani

NIP.19790902005011010 NIP.196405101998032001

IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................II
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Hipotesis Penelitian...................................................................................2
1.4. Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.5. Manfaat Penelitian....................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................13
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................13
3.2. Alat dan Bahan........................................................................................13
3.3. Metode Penelitian...................................................................................13
3.4. Variable Penelitian..................................................................................13
3.5. Parameter Pengamatan..........................................................................13
3.7. Prosedur Pengamatan.............................................................................14
3.8. Jenis dan Analisa Data.............................................................................14
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN..........................................................................15
4.1. Data Hasil Pengamatan...........................................................................15
4.2. Pembahasan............................................................................................15
BAB V PENUTUP.....................................................................................................16
5.1. Kesimpulan..............................................................................................16
5.2. Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17
LAMPIRAN – LAMPIRAN.........................................................................................18

V
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu pernah mengalami


kekecewaan dikarenakan barang yang kita miliki rusak karena
berkarat. Proses perkaratan pada barang-barang dari logam tersebut
merupakan proses elektrokimia, dimana logam-logam tersebut
berinteraksi dengan zat-zat kimia yang ada di lingkungannya
sehingga terjadi reaksi redoks. Apakah proses elektrokimia selalu
merugikan kita? proses elektrokimia yang tidak terkendalikan akan
banyak merugikan kita. Tetapi perkembangan ilmu telah berhasil
mengendalikan proses elektrokimia. Barang-barang yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari hari merupakan hasil proses
elektrokimia. Baterai untuk menyalakan radio, kalkulator, atau jam
tangan merupakan barang yang menggunakan proses elektrokimia.
Contoh lain dari proses elektrokimia adalah pelapisan logam dengan
logam lain yang disebut dengan penyepuhan. Seperti yang saya amati
yaitu sendok yang dielektrolisis menggunakan perak. Seperti di
hotel-hotel mereka menggunakan sendok yang dilapisi dengan perak.
Jadi, dalam hal ini kita akan mengetahui proses penyepuhan adalah
proses elektrolisis, yaitu proses perubahan Energi listrik menjadi Energi
kimia. Proses ini melibatkan Elektroda (logam-logam yang dihubungkan
dengan sumber listrik) dan Elektrolit (cairan tempat logam-logam tadi
dicelupkan) 

Elektrolisis adalah proses perubahan kimia menjadi listrik. Salah


satu penerapan ilmu ini adalah penyepuhan logam. Seringkali kita temukan
logam, terutama perhiasan yang terbuat dari emas, perak dan sebagainya
yang warnanya sudah memudar sehingga kurang menarik lagi untuk
dilihat.

1
Dengan penerapan elektrolisis, kita bisa melapisi logam yang
mengalami perkaratan tersebut, ataupun membuat tampilan logam lebih
baik dari sebelumnya yang biasa dikenal dalam kehidupan sehari hari
sebagai penyepuhan. Sebenarnya, proses penyepuhan ini tidak terlalu sulit.
Maka itu, dalam laporan ini kami membahas alat, bahan, cara kerja dan
hasil yang di dapatkan dari elektrolisis tersebut.

1.2.Rumusan Masalah

1. Penjelasan dari Elektrolisis.

2. Bagaimana tahap-tahap yang terjadi pada proses penyepuhan?


3. Apa saja alat dan bahan yang diperlukan dalam penyepuhan tersebut?
4. Bagaimana reaksi yang terjadi pada proses penyepuhan?

1.3.Hipotesis Penelitian
H0: waktu tidak mempengaruhi tebal tipisnya lapisan
H1: waktu mempengaruhi tebal tipisnya lapisan

1.4.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian elektrolisis atau penyepuhan


2. Untuk mengetahui reaksi yang yang terjadi pada  katoda dan
anoda pada proses penyepuhan
3. Untuk mengetahui aliran elektron pada proses penyepuhan
4. Untuk mengetahui contoh-contoh penyepuhan lain dalam
kehidupan sehari-hari
5. Untuk mengetahui alat dan bahan yang terlibat dalam penyepuhan
tersebut.

1.5.Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang tahap–tahap penyepuhan terjadi
2. Memberikan informasi tentang apa saja yang terlibat dalam
penyepuhan
3. Memberikan informasi tentang reaksi yang terjadi selama
penyepuhan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Elektrokimia adalah kajian reaksi redoks yang dilaksanakan


sedemikian sehingga di dalam system itu dapat ditentukan potensial listrik
yang dapat diukur. Di dalam sebuah sel volta sebuah reaksi redoks spontan
membangkitkan arus listrik yang mengalir lewat rangkaian luar. Semua sel
elektrokimia harus mempunyai rangkaian dalam, ion dapat mengalir dalam
bentuk ionnya berdifusi. Beberapa tipe sel tertentu menggunakan jembatan
garam untuk maksud tertentu. Dalam masing-masing sel oksidasi
berlangsung pada anoda dan reduksi berlangsung pada
katoda.                                                                                                           

A. Elektrolisis

Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik


menjadi energi kimia. Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis
ini adalah elektroda dan elektrolit. Elektrolisis adalah suatu proses dimana
reaksi kimia terjadi pada elektroda yang tercelup dalam elektrolit. Ketika
tegangan diberikan terhadap elektroda itu. Elektroda yang bermuatan
positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan negatif disebut katoda.
Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer electron dari larutan
disebut electron inert. Elektroda reaktif adalah elektroda yang secara kimia
memasuki reaksi elektroda selama elektrolisis, terjadilah reduksi pada
katoda dan oksidasi pada anoda.

3
Gambaran umum tipe reaksi elektroda dapat diringkas sebagai berikut:

1. Arus listrik yang membawa ion akan diubah pada


elektroda                                                    
2. Ion negatif yang sulit dibebaskan pada katoda menyebabkan
pengurangan H2O dan pembentukan H2 dan OH- dan absorpsi
electron.                                                                           
3. Ion negatif yang sulit dibebaskan pada anoda menyebabkan
pengurangan H2O dan electron

Sel elektrolisis memiliki 3 ciri-ciri utama, yaitu:

1. Larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion – ion ini dapat
memberikan atau menerima elektron sehingga elektron dapat mengalir
melalui larutan.
2. Terdapat 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
3. Terdapat sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang
mengalirkan arus listrik searah (DC).

Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik digunakan untuk mendesak


electron agar mengalir dalam arah yang berlawanan denga aliran spontan.
Hubungan antara jumlah energi listrik yang dikonsumsi dan perubahan
kimia yang dihasilkan dalam elektrolisis merupakan salah satu persoalan
penting yang dicarikan jawabannya oleh Michael Faraday (1791-1867).
Hukum faraday pertama tentang tentang elektrolisis menyatakan bahwa
“jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya
muatan listrik yang melewati suatu elektrolisis”. Hukum kedua tentang
elektrolisis menyatakan bahwa: “Sejumlah tertentu arus listrik
menghasilkan jumlah ekuivalen yang sama dari benda apa saja dalam
suatu elektrolisis”.                                                                      

4
B. Faktor yang Mempengaruhi Proses Elektrolisis

Faktor yang Mempengaruhi Proses Elektrolisis:

1. Jenis elektroda yang digunakan


2. Kedudukan ion dalam elektrokimia
3. Kepekatan ion

Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar


disebut Katoda, sedangkan elektroda yang mengalirkan elektron kembali
ke sumber arus listrik luar disebut Anoda.Katoda adalah tempat terjadinya
reaksi reduksi sedangkan anoda adalah tempat terjadinya reaksi
oksidasi.Katoda merupakan elektroda negatif karena menangkap elektron
sedangkan anoda merupakan elektroda positif karena melepas elektron.Sel
elektrolisis juga memerlukan elektrode-elektrode. Ada 2 elektrode yang
digunakan dalam elektrolisis, yaitu:

1. Elektrode inert yaitu elektrode yang tidak dapat bereaksi (Pt, C, Au).
2. Elektrode tak inert yaitu elektrode yang dapat bereaksi (Cu dan Ag). 

Peristiwa elektrolisis banyak dimanfaatkan untuk melapisi logam atau


pemurnian logam. Bila suatu elektrolit (larutanatauleburan) dielektrolisis,
maka elektrolit tersebut akan terurai menjadi kation yang akanmenuju
katoda/elektrode positif (+) dan anion yang akan menuju anoda/elektrode
negatif (-).

C. Reaksi elektrolisis

Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katode, yaitu reduksi dan


reaksi anode, yaitu oksidasi. Spesi apa yang terlibat dalam reaksi katode
dan anode bergantung pada potensial electrode dari spesi tersebut, dengan
ketentuan sebagai berikut:

1. Spesi yang mengalami reduksi di katode adalah spesi yang potensial


reduksinya paling besar;
2. Spesi yang mengalami oksidasi di anode adalah spesi yang potensial
oksidasinya paling besar.

5
Potensial elektroda merupakan ukuran besarnya kecenderungan
suatu unsur untuk melepas atau menyerap elektron. Untuk
membandingkan kecenderungan oksidasi atau reduksi dari suatu elektroda
pembanding yaitu elektroda hidrogen. Potensial yang dihasilkan oleh suatu
elektroda yang dihubungkan dengan elektroda hidrogen disebut potensial
elektroda.

D. Macam-macam elektrolisis
1. Elektrolisis leburan elektrolit

Dapat digunakan untuk menghantar ion-ion pada sel elektrolisis,


Leburan elektrolit tanpa menggunakan air. Contohnya adalah NaCl.

2. Elektrolisis air

Jika arus listrik dilewatkan melalui 2 elektroda dalam air murni, tidak
terjadi elektrolisis. Tetapi, jika larutan CuSO4 / KNO3 ditambahkan
air murni dengan konsentrasi rendah, akan terjadi elektrolisis dan dapat
menghantarkan arus listrik.

3. Elektrolisis larutan elektrolit

Reaksi yang terjadi tidak hanya melibatkan ion – ion dalam larutan
saja,tetapi juga air.Contohnya adalah KI.

E. Aplikasi Elektrolisis

Elektrolisis mempunyai banyak kegunaan, diantaranya yaitu


memperoleh unsur-unsur logam, halogen, gas hidrogen dan gas
oksigen, kemudian dapat menghitung konsentrasi ion logam dalam
larutan, digunakan dalam pemurnian suatu logam, serta salah satu
proses elektrolisis yang populer adalah penyepuhan, yaitu melapisi
permukaan suatu logam dengan logam lain.

F. Analisis Bahan

6
1. Larutan NaCl

Natrium klorida (NaCl) adalah bahan utama garam


dapur. Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari
ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk
senyawanetral (tanpa bermuatan). Larutan garam dalam air (Misalnya
natrium klorida dalam air) merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik

2. Larutan Kalium Iodida (KI)

Kalium iodida merupakan padatan kristalin putih yang larut


dalam air dan etanol serta aseton. Pada larutan, KI dapat melarutkan
iodin. Memiliki massa molar 166 gr/mol, densitas 9,123 gr/cm3, titik
didih 1330 0C, dan titik leleh 6810C. Dapat larut sempurna dalam
ammonia dan bersifat higroskopis                                                        

a. Indikator Universal

Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator.


Larutan indikator universal yang biasa digunakan dalam laboratorium
terdiri dari metal jingga (trayek:2,9-4,0), metal merah (trayek : 4,2-
6,3), bromtimol biru (trayek : 6,0-7,6), dan fenolftalein (trayek : 8,3-
10,0). Indikator-indikator itu memberi warna yang berbeda
bergantung pada pH larutan.  Strips, satu boks isi : 100; pH : 0 – 14

3. Fenolftalein

Fenoftalein atau 3,3-bis(4-hydroxyphenyl) isobenzofuran-


1(3H)-one memiliki rumus molekul C20H14O4. Fenolftalein berupa
serbuk putih-kuning yang tidak berbau. Titik leleh fenolftalein
berkisar antara 258℃ sampai 262℃. Fenolftalein hampir tidak larut

7
dalam air, sedikit larut dalam kloroform, dan larut dalam alkohol,
dietil eter, larutan alkali encer, dan larutan panas alkali
karbonat.Fenolftalein termasuk indikator asam-basa golongan ftalein.
Fenolftalein merupakan senyawa yang memiliki gugus fenol, sehingga
bersifat sebagai asam lemah. Fenolftalein dapat dibuat melalui
reaksi   kondensasi, menggunakan fenol dan ftalat anhidrida

4. Amilum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati
merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produkfotosintesis) dalam
jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai
sumber energi yang penting. Pati tersusun dari dua macam
karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-
beda.

Elektroplating/penyepuhan merupakan salah satu aplikasi dari


metode elektrokimia. Sesuai dengan namanya, metode elektrokimia
adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan
dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda
yang sama/berbeda didalam suatu sistem elektrokimia. Sistem
elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Sel
elektrokimia yang menghasilkan listrik karena terjadinya reaksi
spontan didalamnya disebut sel galvani. Sedangkan sel elektrokimia
dimana reaksi tak-spontan terjadi di dalamnya disebut sel elektrolisis.
Peralatan dasar dari sel elektrokimia adalah dua elektroda, umumnya
konduktor logam, yang dicelupkan ke dalam elektrolit konduktor ion
(yang dapat berupa larutan maupun cairan) dan sumber arus. Karena
didasarkan pada reaksi redoks, pereaksi utama yang berperan dalam
metode ini adalah elektron yang dipasok dari suatu sumber listrik.
Sesuai dengan reaksi yang berlangsung, elektroda dalam suatu sistem
elektrokimia dapat dibedakan menjadi katoda, yakni elektroda dimana

8
reaksi reduksi (reaksi katodik) berlangsung, dan anoda, dimana reaksi
oksidasi (reaksi anodik) berlangsung.

Elektroplating (penyepuhan) adalah proses pelapisan logam


dengan logam yang lebih tipis melalui prinsip bahwa logam yang akan
disepuh diperlakukan sebagai katoda, dan logam penyepuh
diperlakukan sebagai anoda. Dalam penyepuhan, kedua elektroda
dimasukkan dalam larutan elektrolit, yaitu larutan yang mengandung
ion logam penyepuh. Elektroplating juga dapat didefinisikan sebagai
pelapisan logam pada benda padat konduktif dengan bantuan arus
listrik. Jika akan menyepuh benda dengan krom, maka anoda yang
digunakan adalah krom dan larutan elektrolit adalah asam kromat
(H2CrO4). Jika elektroplating perak, tentu perak sebagai anoda dan
larutannya adalah perak nitrat.

Elektroplating dimaksudkan untuk melindungi logam


terhadap korosi atau untuk memperbaiki penampilan. Elektroplating
adalah carayang digunakan untuk melapis permukaan logam besi
Dengan logam yang tahan terhadap karat seperti nikel dan krom. Hasil
elektroplating sangat keras dan tahan terhadap goresan atau tumbukan.
Oleh karena itu pelapisan jenis ini sering digunakan pada pelek roda
kendaraan bermotor, starter, kursi besi, perkakas rumah tangga,
peralatan untuk membuat roti, peralatan teknik dan lain sebagainya.
Selain itu lapisan krom atau nikel pada logam Fe atau baja dapat
mengurangi terjadinya korosi dan juga dapat memperindah
penampilan benda.
Dalam industri pembuat sepeda motor, alat elektroplating ini
digunakan untuk melapisi logam nikel/krom pada knalpot, pelek roda,
kick starter, stir, reflektor lampu, pedal porseling (persenalan), pedal
rem dan lain sebagainya. Penggunaan yang lebih luas adalah untuk
melapisi alat-alat seperti kunci pas, kunci sok, kunci ring, kunci busi,
kunci inggris, dan lain-lain.
1. Pengolahan Limbah Elektroplating

9
Limbah yang akan dihasilkan pada proses ini sebenarnya ada dua
macam senyawa atau zat, yaitu zat organik dan zat anorganik selain
juga sisa dari cairan proses elektroplating ini. Cairan sisa hasil proses
ini mungkin bisa dicegah masuk ke saluran umum dengan cara
menampung sisa prosesnya, tapi pada proses pencucian bahan hasil
proses elektroplating kita tidak bisa menghindarkan cairan ini untuk
masuk ke saluran pembuangan. Sebelum cairan ini masuk ke saluran
umum sebaiknya cairan ini diolah terlebih dahulu dalam
penampungan khusus. Cara pengolahannya bisa dilakukan secara
bertahap. Tahap pertama menghilangkan zat zat anorganik berbahaya
yang masuk ke dalam cairan buangan, Zat anorganik yang terbawa
adalah bahan kimia proses elektroplating seperti krom, nikel,
tembaga, asam sulfat, dan sebaganya. Untuk pengolahan limbah
anorganik ini diuraikan secara detail di bagian “Penghilangan
Kontaminan Inorganik”. Setelah bahan pengotor anorganik ini diolah
baru selanjutnya pengolahan bahan buangan organik yang terbawa
dalam saluran buangan. Contoh bahan organik yang terbawa adalah,
grease, oli, dan bahan pembersih seperti sabun. Cara pengolahan
buangan bahan organik diuraikan di bagian “Penghilangan
Kontaminan Organik”.

1. Penghilangan Kontamin Organik


Penghilangan kontamin oraganik dipengolahan baja, besi adalah
kontaminan yang biasa dan dengan filtrasi konstan yang baik. Besi
biasanya mengakibatkan beberapa masalah. Perawatan pH tinggi
dalam tangki tambahan dengan kelembaban karbonat nikel tersebar
dengan agitasi yang baik digunakan untuk menghilangkan konsentrasi
yang berlebihan dari besi, serta aluminium, kromium trivalen, atau ion
fosfat. Penambahan sekitar 0,5 sampai 1 ml hidrogen peroksida 30%
dengan perawatan pH tinggi menghilangkan semua besi sebagai ferric
hydroxide, disediakan minimal 2 jam pengadukan yang digunakan dan
suhu bak disimpan sekitar 60º – 65ºC. Juga karbon dioksida

10
berevolusi dari penggunaan nikel karbonat dihilangkan dengan
pengadukan dan pemanasan.
Pada pengolahan tembaga, kuningan atau pengecoran seng,
kontaminan tembaga dan seng paling baik dihilangkan oleh purifikasi
dengan densitas rendah, lebih baik secara terus menerus. Seng,
tembaga, dan timah semua dapat dihilangkan pada saat yang sama
dengan mengelektrolisis sekitar 0,2 A/dm2. Semakin cepat agitasi,
semakin tinggi kerapatan arus yang dapat digunakan untuk
menghilangkan kotoran logam.

Pada pengolahan krom, chromic acid harus dirubah menjadi


ion chrom bervalensi tiga (trivalent chrom), yang tidak mudah larut
dalam air. Untuk mereduksi chromic acid digunakan sodium
metabisulfite. Chromic acid (Cr 6+) yang tadinya berwarna kuning
akan berubah menjadi warna hijau (Cr 3+) dan dengan diberi soda api
(Na OH) akan terbentuk chrome hidroksida yang tidak larut dalam air,
sehingga dapat mudah dipisahkan dengan air. Untuk mempercepat
pemisahan digunakan larutan tawas sebagai koagulant. Untuk
menambah waktu pengendapan dibutuhkan bak pengendapan dengan
design seperti pada gambar di bawah ini.

11
Untuk mengurangi jumlah limbah sebaiknya dibuatkan sistem
pembilasan yang baik, sehingga jumlah bahan kimia yang dibutuhkan
untuk pengolahan limbah juga ikut berkurang.
Pada pengolahan nikel, dapat melakukan elektrolisis dengan
elektrokoagulator, pengendapan limbah dalam bentuk flok,
penyaringan limbah dengan pasir, lalu dianalaisa dengan UV VIS
(ultraviolet sinar tampak).

2. Penghilangan Kontamin Onik


Kontaminan organik dapat diakibatkan oleh pemilihan pelapis
tangki yang tidak benar, pelapis rak, selang filter, karet patch, oleh
kontaminasi udara dari serat debu tebal, atau semprotan minyak atau
tetesan dari loose welding scale, dari metode pembersihan inferior,
dan oleh kerusakan pada anoda atau katoda agen penambahan kelasII.
Jika bak terlalu terkontaminasi dengan bahan organik, metode terbaik
adalah dengan adsorpsi pada karbon aktif dalam tangki tambahan,
setelah mengoreksi sejauh mungkin sumber-sumber kontaminasi
organik. Penambahan hidrogen peroksida seperti telah dijelaskan

12
sebelumnya, dan agitasi bak selama beberapa jam dengan 1 sampai 3
g / L karbon aktif, akan membantu purifikasi. Setelah pengendapan
dengan bantuan filter dan pengujian sampel dari larutan yang diolah di
laboratorium sesuai kondisi plat, jika disetujui larutan disaring
kembali ke dalam tangki plating. Penggunaan sejumlah kecil karbon
aktif dalam filter, seperti 2 sampai 4 g/100 L larutan dan
menambahkan jumlah yang sama untuk filter sekali atau dua kali
seminggu merupakan metode yang baik untuk menghindari atau
meminimalkan biaya perawatan bak, semibright, atau bak plating
nikel. Pengecekan harus dilakukan secara berkala untuk memastikan
bahwa agen pembasah atau brighteners lainnya tidak terlalu diserap.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.Waktu dan Tempat Penelitian

Hari : Kamis, 23 Agustus 2018


Pukul : 08.00 – selesai
Tempat : Ruang Kelas 12 IPA MA Al Azhar Asy Syarif.

3.2.Alat dan Bahan


1. Sendok

13
2. Timbangan
3. Gelas kimia 600 ml
4. Logam Perak
5. Power supply
6. Kabel
7. Larutan AgNO3

3.3.Metode Penelitian
Eksperimen dan study literatur.

3.4.Variable Penelitian
1. Variable Terikat : Berat endapan perak.
2. Variable Bebas : Waktu.
3. Variable Kontrol: Sendok.

3.5.Parameter Pengamatan
1. Waktu yang digunakan untuk proses penyepuhan.
2. Berat sendok sebelum disepuh.
3. Berat sendok sesudah disepuh.

3.6.Prosedur kerja
1. Timbang sendok yang akan disepuh.
2. Tuangkan larutan AgNO3 sebanyak 500 ml kedalam gelas kimia.
3. Hubungkan sendok pada katoda dan logam perak di anoda.
4. Atur power supply 6volt 3 Ampere.
5. Proses elektrolisis dihentikan setelah 5 menit, kemudian sendok yang
disepuh ditimbang.
6. Ulangi proses nomor 1-5 dengan waktu 10 menit.

14
3.7.Prosedur Pengamatan
Mengamati tebal tipisnya sendok berdasarkan waktu yang dibutuhkan
untuk proses penyepuhan dengan cara menimbang.

3.8.Jenis dan Analisa Data


Dalam penelitian saya membandingkan durasi waktu. Proses ini
dinamakan proses elektrolisis. Dalam hal ini saya menggunakan rumus

e .i . t
hukum faraday W = untuk membandingkan data waktu. Karena
96500
W berbanding lurus dengan t (W≈ t) maka semakin lama waktu yang
digunakan maka semakin banyak juaga massa yang diendapkan di
katoda.
Dalam hal ini sendok merupakan katoda dan perak merupakan anoda.
AgNO3 → Ag+¿ ¿ + NO−¿¿
3 .

Yang dibutuhkan dalam proses elektrolisis hanya


Ag+¿¿+e → Ag.
Ag termasuk logam reaktif. Logam reaktif adalah logam yang bisa
bereaksi jadi hanya menggunakan Ag dalam proses ini.
(-) Fe (katoda) /reduksi : Ag+¿¿ + e−¿→ ¿ Ag
(+) Ag (anoda)/oksidasi : Ag → Ag+¿¿ + e−¿¿
Hasilnya, Ag (anoda) → Ag (katoda)

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1.Data Hasil Pengamatan


NO Percobaan Berat sendok Waktu
.
1. Sebelum proses 10gram -
penyepuhan
Sesudah proses 14gram 20 menit
penyepuhan

15
2. Sebelum proses 10gram -
penyepuhan
Sesudah proses 12gram 10 menit
penyepuhan

4.2.Pembahasan
Penyepuhan atau nama lainya Elektroplating merupakan salah
satu teknik untuk melapisi suatu logam dengan logam lain melalui proses
elektrolisis dengan tujuan untuk menghasilkan logam yang memiliki
kualitas lebih baik. Proses yang dilakukan adalah proses penyepuhan.
Semakin bagus kualitas maka proses yang dilakukan juga harus lebih
lama agar lebih tebal. Contohnya tembaga sering dilapisi dengan emas
atau perak agar tampak lebih berharga. Demikian juga logam besi yang
mudah terkorosi sehingga sering dilapisi dengan logam lain yang tahan
karat, misalnya dengan nikel atau krom.

BAB V
PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan eksperimen yang saya lakukan, dapat disimpulkan


bahwa semakin lama waktu proses elektrolisis dilakukan maka semakin
tebal juga pelapisan pada sendok (katoda) yang dihasilkan. Dengan
semakin tebalnya pelapisan logam tersebut, maka semakin awet sendok

16
yang digunakan dan juga lebih terlihat mewah. Intinya yaitu perubahan
zat A menjadi zat B dengan cara penyepuhan menggunakan proses
penyepuhan.

5.2.Saran

Apabila ingin memperindah sendok, perhiasan atau logam


lainnya,tidak perlu biaya banyak. Apalagi harus membeli perhiasan yang
baru. Cukup dengan di sepuh menggunakan metode elektrolisis.
Elektrolisis tidak terlalu sulit hingga bisa dicoba sendiri di rumah dengan
bahan yang sederhana. Selain perhiasan lebih baik, penyepuhan dengan
elektrolisis bisa menambah keterampilan.

DAFTAR PUSTAKA

17
Oktariani, Deta. 2013. Makalah Budidaya Tiram Mutiara.
https://detaoktarianii.blogspot.com/2013/11/makalah-budidaya-tiram-
mutiara_2714.html. (November 2013)

Armanda, Rezza. 2015. Penyepuhan.


https://rezzaarmanda.blogspot.com/2015/04/penyepuhan.html. (April
2015)

Razie, Handy. 2015. Laporan prakrikum kimia.


http://handyrazie.blogspot.com/2014/10/laporan-praktikum-kimia-
reaksi.html. (Oktober 2014)

Mertanjaya, Raiwata. 2011. Fenolftalen dalam suasana basa.


http://raiwatamertanjaya.blogspot.com/2011/10/fenolftalein-dalam-
suasana-basa. (Oktober 2011)

Mapmap, Siti. 2014. Laporan praktikum elektrolisis.


http://sitimapmap.blogspot.com/2014/04/laporan-praktikum-
elektrolisis.html. (April 2014)

Tanjabtimur, Smandua. 2011. Indikator universal.


https://smanduatanjabtimur.wordpress.com/2011/12/31/indikator-
universal/. (Desember 2011)

Kimia, Panduan. 2017. Mekanisme penyepuhan logam.


http://www.panduankimia.net/2017/05/mekanisme-penyepuhan-
logam.html. (Mei 2017)

https://info--bloggue.blogspot.com/2013/01/reaksi-redoks-sel-
elektrokimia.html

https://ecovolutiontoday.wordpress.com/tag/penyepuhan/

LAMPIRAN – LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai