Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REVIEW

KIMIA ANALISA KUANTITATIF

Dosen Pengampu : Dra. Anna Juniar, M.Si

DISUSUN OLEH :

NAMA : CINDY

NIM : 4192510012

KELAS : KIMIA NK A 19

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya telah memberikan
saya kesehatan dan kesempatan. Sehingga saya dapat menyusun atau menyelesaikan tugas
Critical Book Review mata kuliah Kimia Analisa Kuantitatif. Penulisan ini, penulis saya secara
ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Critical Bokk Review ini masih jauh
dari yang diharapkan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan sumbangan
pemikiran yang bersifat membangun sehingga penulis kedepannya dapat melakukan penulisan
yang lebih baik lagi. Atas saran dan sumbangan pemikiran yang diberikan diucapkan
terimakasih.
Mudah-mudahan Critical Book Review ini dapat memenuhi harapan sebagai tugas mata
kuliah Kimia Analisa Kuantitatif, dan juga bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya
sebagai penambahan pengetahuan dan wawasan.

Medan, 22 November 2020

CINDY

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1

1.1. Latar
Belakang…………………………………………………………………..1
1.2.
Tujuan……………………………………………………………………………1
1.3. Identitas
Buku…………………………………………………………………...1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU……………………………………………………………….3

2.1. Buku
Utama……………………………………………………………………...3
2.2. Buku
Pembanding………………………………………………………………7

BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………………15

3.1. Keunggulan
Buku……………………………………………………………...15
3.1.1. Buku Utama……………………………………………………..15
3.1.2. Buku Pembanding………………………………………………15
3.2. Kelemahan
Buku……………………………………………………………….16
3.2.1. Buku Utama…………………………………………………..…16
3.2.2. Buku Pembanding………………………………………………16

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………..17

ii
4.1.
Kesimpulan……………………………………………………………………...17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...19

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………..20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Latar belakang penulisan CBR ini adalah penuntasan atau pemenuhan tugas KKNI.
Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas
dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku
yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang
dianalisis

Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang  kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis
membuat CBR ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi
terkhusus pada pokok bahasa tentang Kimia Analisa Kuantitatif terutama pada materi
atau pokok bahasan mengenai Kesetimbangan Asam Basa

1.2. Tujuan
a. Mengetahui apa itu kesetimbangan asam –basa berdasarkan hasil review terhadap kedua
buku
b. Membandingkan kelebihan kedua buku
c. Membandingkan kelemahan kedua buku
d. Menambah wawasan dari pengalaman membaca terutama mengenai materi
kesetimbangan asam basa.

1.3. Identitas Buku


Buku Utama
1. Judul Buku : Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid II Edisi ke-
3
2. Penulis : Raymond Chang

1
3. Penerbit : Erlangga
4. Tahun Terbit : 2005
5. Kota terbit : Jakarta
6. ISBN : 979-781-040-2
7. Tebal Buku : 344 halaman

Buku Pembanding

1. Judul Buku : Analisis Kimia Kuantitatif


2. Penulis : R.A.Day dan A.L. Underwood
3. Penerbit : Erlangga
4. Tahun terbit : 2002
5. Kota terbit : Jakarta
6. ISBN : 979-688-243--8
7. Tebal buku : 692 Halaman

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1. Buku Utama


A. Kesetimbangan Larutan Homogen Versus Heterogen
Asam lemah dan basa lemah tidak pernah terionisasi sempurna dalam air,
jadi pada kesetimbangan, larutan asam lemah misalnya mengandung asam tak
terionisasi sekaligus ion H +¿¿ dan basa. semua spesi ini larut sehingga sistem ini
merupakan contoh dari kesetimbangan homogen. Jenis kesetimbangan lainnya
yaitu melibatkan pelarutan dan pengendapan zat zat yang sedikit larut.
kesetimbangan homogen yaitu setimbangan pada reaksi-reaksi yang
komponennya berada dalam lebih dari satu fasa.
B. Larutan Buffer
Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari asam lemah atau basa lemah dan
garamnya, kedua komponen itu harus ada. larutan buffer mampu melawan
perubahan PH ketika terjadi penambahan sedikit asam atau pun sedikit basa.
Larutan buffer harus mengandung konsentrasi asam yang cukup tinggi untuk
bereaksi dengan ion OH −¿¿ dan harus mengandung konsentrasi bahasa yang sama
tingginya untukbereaksi dengan ion H +¿¿ yang ditambahkan. komponen asam dan
basa dari buffer tidak boleh saling menghabiskan dalam suatu reaksi penetralan.
Persyaratan ini dipenuhi oleh pasangan asam basa konjugat.
Larutan buffer sederhana dapat dibuat dengan menambahkan asam asetat dan
natrium asetat dalam jumlah yang sama ke dalam air. konsentrasi kesetimbangan
baik asam maupun basa konjugat dari natrium asetat diasumsikan sama dengan
konsentrasi awalnya karena asam asetat adalah asam lemah dan hidrolisis ion
sangat kecil dan keberadaan ionnya menekan ionisasi asam asetat dan keberadaan
asam asetat sangat menekan hidrolisis ion nya.
larutan yang mengandung kedua zat ini mampu menetralkan asam atau basa yang
ditambahkan. Natrium asetat suatu elektrolit kuat terionisasi sempurna dalam air.

3
Reaksi yang terjadi pada larutan buffer tadi yaitu :

C. Kekuatan Asam dan Basa


Kekuatan asam dan basa tergantung pada kemampuannya berionisasi,
makin banyak yang terionisasi berarti makin kuat sifatnya. Kekuatan basa juga
tergantung dari ukuran ion positif dan negatifnyaserta besar muatannya, bila ion
positifnya bertambah besar dan muatannya lebih kecil maka kecenderungannya
mengadakan pemisahan antara ion positif dan negative besar. Basa dari logam
alkali adalah basa kuat karena ukuran ion positifnya besar dan muatannya kecil.
Sebagai contoh, KOH adalah basa kuat dibanding NaOH karena ion K + lebih
besar dari pada ion Na. dalam periode yang sama pada susunan berkala dijumpai
NaOH adalah basa kuat dari Mg(OH) 2 dan lebih kuat dari Al(OH)3 maka susunan
kebasaannya adalah NaOH  >  Mg(OH)2 > Al(OH)3. HBr adalah asam kuat
disbanding HCl karena Br- lebih besar dari pada Cl-. HCl disebut juga asam
berbasa satu karena mengikat satu atom h yang dapat dilepaskan, demikian juga
H2SO4 adalah asam yang berbasa dua. Untuk asam yang berbasa banyak, sebagai
contoh asam fosfat dalam larutan air terionisasi seperti dibawah :
            H3PO4                         H+ + H2PO4      ionisasi primer
            H2PO-4                                 H+ + H2PO-4     ionisasi sekunder
            HPO4                           H+ + PO-3        ionisasi tersier
Untuk asam-asam yang berasal dari atom yang sama seperti atom S atau
Cl yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi, maka kekuatan
asamnya  bergantung pada bilangan oksidasi dari atom tersebut. Bolangan
oksidasi yang lebih tinggi mempunyai kekuatan asam yang lebih besar. Contoh
antara H2SO4 dan H2SO3.

4
Atom S pada H2SO4 dan H2SO3 mempunyai bilangan oksidasi masing-
masing +6 dan +4 maka atom S pada H2SO4 mempunyai gaya tarik terhadap
electron lebih besar terhadap electron yang dipakai bersama berkaitan antara atom
O dan atom H menyebabkan atom H mudah lepas. Jadi H2SO4 bersifat asam lebih
kuat dari pada H2SO3. Kekuatan asam juga dipengaruhi oleh atom yang terikat
keeletronegatifannya besar menggantikan atom H seperti atom Cl yang bersifat
menarik electron sehingga mempengaruhi mudahnya ion H+ lepas.

D. Reaksi Protolisis dan Kesetimbangan dalam Air


Protolisis adalah reaksi yang melibatkan proton (H+), untuk asam kuat dan
basa kuat tidak mengalami kesetimbangan karena reaksi dianggap berlangsung
satu arah, sedangkan zat lain yang dapat berlangsung reaksi kesetimbangan
sebagai berikut.
a.       Kesetimbangan air murni
b.      Kesetimbangan larutan asam lemah
c.       Kesetimbangan basa lemah
d.      Kesetimbangan asam lemah dan garamnya dari basa kuat atau sebaliknya
e.       Kesetimbangan garam yang berasal dari asam atau basa lemah.

E. Asam Kuat dan Basa Kuat di dalam Air


Asam kuat dan basa kuat dianggap terurai sempurna dalam larutan air sehingga
tidak terjadi keseimbangan, konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang terbentuk sama
dengan konsentrasi semula. Asam kuat ialah asam yang dapat memberikan
hampir semua protonnya pada air meskipun berada dalam larutan yang encer.
a. Asam Kuat dalam Air
Larutan HCl 0,1 M dalam air menghasilkan ion H+ sebanyak 0,1 M. H+ adalah
proton yang terhidrasi berbentuk H3O+. Reaksinya, HCl + H2O à H3O+ + Cl-.
Sehingga nilai pH-nya = -log 0,1 = 1. Asam kuat yang lain adalah H 2SO4,
HNO3, HBr, HI dan sebagainya.
b. Basa Kuat dalam Air

5
Larutan NaOH 0,1 M dalam air menghasilkan OH- sebanyak 0,1 M juga
sehingga pOHnya = -log 0,1 = 1 yang berarti pH = 14-pOH= 14-1 = 13.
Contoh lain basa kuat adalah semua larutan basa yang berasal dari golongan
IA dan IIA seperti KOH, CsOH, Ca(OH)2, dan sebagainya.
F. Kesetimbangan Asam Lemah dan Basa Lemah dalam Air
a. Kesetimbangan Asam Lemah dalam Air
Karena HA adalah asam lemah maka hanya sedikit yang terurai menjadi
ion-ion yang berarti hanya butuh sedikit sekali molekul H 2O yang bereaksi
sehingga dianggap konsentrasi air adalah tetap.
Ka = K x [H2O] = Ka adalah tetapan kesetimbangan asam, yang menentukan
kekuatan suatu asam, makin besar Ka makin kuat asam tersebut.
Hukum pengenceran Ostwalld :

G. Hidrolisis Garam
Hidrolisis garam terjadi dalam 4 bentuk, yaitu :
1.      Garam yang berasal dari asam kuat basa kuat, NaCl, KNO3 , dan KBr.
2.      Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, contohnya CH 3COONa
dan KCN.
3.      Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah, contohnya NH4Cl.
4.      Garam  dari asam lemah dan basa lemah, contohnya : NH 4CN dan
CH3COONH4 .

6
2.2. Buku Pembanding
A. Teori asam-basa
a. Teori Arrhenius
b. Teori Brownsted-Lowry
c. Teori Lewis
B. Kekuatan Asam Basa
Larutan HCl yang merupakan asam kuat akan terionisasi sempurna dalam air.
hampir semua molekul HCl yang terdapat dalam larutan terionisasi
menjadi H+ dan Cl-, sehingga dapat dikatakan memiliki tetapan ionisasi (α)
mendekati 1. Sedangkan larutan HF yang merupakan asam lemah hanya
terionisasi sebagian dalam air. Hanya sedikit molekul HF dalam larutan yang
terionisasi menjadi H+ dan F-. Jika asam kuat seperti HCl mempunyai tetapan
ionisasi (α) mendekati 1. Asam lemah HF memiliki tetapan kesetimbangan:

Karena,

Jika jumlah zat mula-mula dimisalkan M molar, maka jumlah zat yang mengion
adalah Mα, sehingga:

Dengan menganggap (1-α) = 1, maka persamaan diatas menjadi:

Maka, hubungan antara tetapan asam (Ka) dengan derajat ionisasi larutan
(α) dapat dituliskan menjadi:

7
Sama halnya dengan asam, basa kuat terionisasi sempurna dalam air dan basa
lemah terionisasi hanya sebagian dalam air. Sebagai contoh, NaOH merupakan
basa kuat karena terionisasi sempurna dalam air menjadi ion Na+ dan OH- :
NaOH(aq) à Na+(aq) + OH-(aq)
Sedangkan NH4OH merupakan basa lemah karena hanya sebagian terurai dalam
air menjadi ion NH4+ dan OH- :

NH4OH(aq)  NH4+(aq) + OH-(aq)


Sama halnya dengan asam kuat, maka basa kuat seperti NaOH juga memiliki
tetapan ionisasi (α) mendekati 1. Sedangkan untuk basa lemah seperti NH4OH
yang memiliki tetapan kesetimbangan:

Maka hubungan antara tetapan basa (Kb) dengan α dapat dituliskan menjadi:

C. Kesetimbangan Air Murni


Air murni jika diukur daya hantar listriknya dengan amperemeter yang peka merupakan
zat elektrolit, tapi elektrolit sangat lemah dan memiliki hantaran listrik. Adanya hantaran
ini menunjukkan adanya ion-ion di dalam air murni sebagai hasil dari swa-ionisasai
air.Persamaan ionisasi air :

Oleh karena konsentrasi ion H + dan ion OH - dalam air murni adalah sama besarnya, maka air
bersifat netral. Jika keadaan air ditambah asam, maka asam

8
tersebut akan melepaskan ion H + yang berakibat konsentrasi ion H + akan
bertambah banyak sehingga akan menggangu kesetimbangan air. Karena harga
Kw tetap, akibatnya konsentrasi ion OH - akan berkurang. Sedangkan jika air
ditambahkan basa kedalamnya, maka basa tersebut akan terionisasi dengan
melepaskan ion OH -, akibatnya konsentrasi ion OH - dalam air akan menjadi
lebih besar dan konsentrasi ion H + akan berkurang.
Oleh karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil kali Kc[H2O] adalah
suatu konstanta yang disebut tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan
kesetimbangan air (Kw).
Pada saat air dalam keadaan netral, pH air = 7, sehingga didapatkan bahwa:
Kw = [H+].[OH-]
= (10-7 )2
= 10-14

D. Kesetimbangan Asam dan Basa Kuat


a. Asam Kuat
Pada saat kita melarutkan gas hidrogen klorida ke dalam air, HCl tersebut
akan bereaksi dengan molekul air dan memberikan sebuah proton (ion H +)
kepada molekul air.
HCl(g) +  H2O(l) →    H3O+(aq) +  Cl-(aq)
Ion H3O+ disebut ion hidronium. Reaksi ini terjadi hingga kondisi sempurna,
yang berarti bahwa reaktan tetap berubah menjadi produk sampai semua habis
digunakan. Pada kasus ini, semua HCl terionisasi sempurna menjadi ion H3O+
dan ion Cl-, sehingga tidak ada lagi HCl-nya. Asam seperti HCl, yang
terionisasi 100% di dalam air, disebut asam kuat. Sebagai catatan, bahwa air
disini, bertindak sebagai basa, menerima proton dari hidrogen klorida.
Asam kuat terionisasi sempurna, maka mudah untuk menghitung konsentrasi
ion hidronium dan ion klorida di dalam larutan jika kita mengetahui
konsentrasi awal asam kuat tersebut. Sebagai contoh, misalkan kita
melarutkan gas HCl 0,1 mol ke dalam satu liter air. Dengan demikian,
konsentrasi HCl mula-mula adalah 0,1 mol/L (0,1 M). Kita dapat menuliskan

9
konsentrasi HCl 0,1 M dengan lambang [HCl] = 0,1 M. Senyawa HCl
terionisasi sempurna sesuai dengan persamaan reaksi berikut :
HCl(g) +  H2O(l) →    H3O+(aq) +  Cl-(aq)
Berdasarkan persamaan reaksi di atas, terlihat bahwa setiap mol HCl yang
terionisasi, akan menghasilkan satu mol ion H3O+ dan satu ion mol Cl-.
Dengan demikian, konsentrasi ion dalam larutan HCl 0,1 M adalah :
[H3O+] = 0,1 M
[Cl-] = 0,1 M

b. Basa Kuat
Menghitung konsentrasi ion hidroksida sangat mudah. Sebagai contoh, kita
memiliki 1,5 mol/L (1,5 M) larutan NaOH. Larutan natrium hidroksida
tersebut akan terdisosiasi (pecah/terurai) sempurna menjadi ion-ion.
c. NaOH(aq) →  Na+(aq) +  OH-(aq)
Konsentrasi ion yang dihasilkan masing-masing 1,5 M.
E. Kesetimbangan Asam Lemah dan Basa Lemah
a. Asam Lemah
Saat kita melarutkan asam asetat (CH3COOH) ke dalam air, yang akan terjadi
adalah asam tersebut akan bereaksi dengan molekul-molekul air, memberikan
sebuah proton dan membentuk ion hidronium (ion H3O+). Dalam hal ini,
terjadi kesetimbangan, di mana kita masih tetap memiliki sejumlah asam
asetat yang tidak terionisasi (pada reaksi sempurna, irreversible seluruh
reaktan digunakan untuk membentuk produk). Pada sistem kesetimbangan
asam lemah, ion-ion berkesetimbangan dengan molekul asam.
Reaksi yang terjadi antara asam asetat dengan air adalah sebagai berikut :
CH3COOH(aq) +  H2O(l) <—>  CH3COO-(aq) +  H3O+(aq)
Asam asetat yang ditambahkan ke dalam air akan terionisasi sebagian. Pada
reaksi kesetimbangan ini, hanya sekitar 5% asam asetat yang terionisasi.
Sementara 95% lainnya masih dalam bentuk molekul. Jumlah ion hidronium
(ion H3O+) yang diperoleh dalam larutan asam yang tidak terionisasi

10
sempurna jauh lebih sedikit dibandingkan yang diperoleh dari asam kuat.
Asam yang hanya terionisasi sebagian disebut asam lemah.
Menghitung konsentrasi ion hidronium pada asam lemah tidak sama dengan
menghitung pada larutan asam kuat, sebab tidak semua asam lemah yang larut
dapat terionisasi. Untuk menghitung konsentrasi ion hidronium, kita harus
menggunakan konstanta kesetimbangan untuk asam lemahnya. Untuk larutan
asam lemah, kita menggunakan konstanta kesetimbangan asam lemah, Ka.
Secara umum :
HA(aq) +  H2O(l)<—>  H3O+(aq) +  A-(aq)
Nilai Ka untuk asam lemah tersebut adalah :
Ka =  {[H3O+][A-]} / [HA]
Sebagai catatan, [HA] menunjukkan konsentrasi molar HA pada
kesetimbangan, bukan konsentrasi awal. Konsentrasi air tidak ditunjukkan
pada persamaan Ka, sebab konsentrasi air ([H2O]) merupakan konstanta yang
akan tergabung dengan Ka.
b. Basa Lemah
Basa lemah juga bereaksi dengan air untuk mencapai sistem kesetimbangan.
Amonia merupakan salah satu basa lemah. Amonia dapat bereaksi dengan air
untuk membentuk ion amonium dan ion hidroksida.
NH3(g) +  H2O(l)<—>  NH4+(aq) +  OH-(aq)
Seperti halnya asam lemah, basa lemah hanya terionisasi sebagian. Konstanta
kesetimbangan basa lemah adalah Kb. Kita menggunakannya sama persis
seperti pada saat kita menggunakan Ka (lihat pembahasan Asam Lemah di
atas). Yang dicari pada basa lemah adalah [OH-]-nya.

F. Larutan Buffer
pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan
meningkatnya konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH
karena penambahan basa meningkatkan konsentrasi OH-. Penambahan air pada

11
larutan asam dan basa akan mengubah pH larutan, karena konsentrasi asam atau
basanya akan mengecil. Namun, ada larutan yang bila ditambah sedikit asam,

11
basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan yang demikian disebut
dengan larutan penyangga (disebut juga larutan buffer atau dapar). Larutan buffer
memiliki komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa
yang dapat menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan konjugat dari
asam basa lemah penyusun larutan buffer itu sendiri. Dengan demikian, larutan
penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah
dengan basa konjugatnya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi
ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
Secara umum,  larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang
terdiri dari:
1. Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A -), campuran ini
menghasilkan larutan bersifat asam.
2. Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan
larutan bersifat basa.
Komponen larutan penyangga terbagi menjadi

1. Larutan Buffer yang bersifat asam


2. Larutan Buffer yang bersifat basa
3. Larutan pengangga asam
4. Larutan penyangga basa

G. Hidrolisis Garam
Jika larutan asam direaksikan dengan larutan basa akan membentuk senyawa
garam. Jika kita melarutkan suatu garam ke dalam air, maka akan ada dua
kemungkinan yang terjadi, yaitu:
1. Ion-ion yang berasal dari asam lemah (misalnya CH3COO–, CN–, dan S2–) atau
ion-ion yang berasal dari basa lemah (misalnya NH 4+, Fe2+, dan Al3+) akan
bereaksi dengan air. Reaksi suatu ion dengan air inilah yang disebut
hidrolisis. Berlangsungnya hidrolisis disebabkan adanya kecenderungan ion-
ion tersebut untuk membentuk asam atau basa asalnya.

12
2. Ion-ion yang berasal dari asam kuat (misalnya Cl –, NO3–, dan SO42–) atau ion-
ion yang berasal dari basa kuat (misalnya Na+, K+, dan Ca2+) tidak bereaksi
dengan air atau tidak terjadi hidrolisis. Hal ini dikarenakan ion-ion tersebut
tidak mempunyai kecenderungan untuk membentuk asam atau basa asalnya.

H. Hidrolisis Garam dari asam lemah dan basa kuat


Jika suatu garam dari asam lemah dan basa kuat dilarutkan dalam air, maka kation
dari basa kuat tidak terhidrolisis sedangkan anion dari asam lemah akan
mengalami hidrolisis. Jadi garam dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan
dalam air akan mengalami hidrolisis parsial atau hidrolisis sebagian.

I. Hidrolisis garam dari asam kuat dan basa lemah


Garam dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam air juga akan
mengalami hidrolisis sebagian. Hal ini disebabkan karena kation dari basa lemah
dapat terhidrolisis, sedangkan anion dari asam kuat tidak mengalami hidtrolisis.

J. Hidrolisis garam dari asam lemah dan basa lemah


Berbeda dengan kedua jenis garam di atas, garam yang berasal dari asam lemah
dan basa lemah jika dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis total. Hal ini
terjadi karena kation dari basa lemah maupun anion dari asam lemah dapat
mengalami hidrolisis.

K. Hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari


1. Tanaman dapat tumbuh pada suatu batasan pH tertentu. Oleh karena itu, pH
tanah di daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Para
petani menyebar pelet padat (NH4)2SO4 untuk menurunkan pH tanah. Garam
(NH4)2SO4 dalam bentuk padatan akan larut dan terhidrolisis dalam air di
tanah.
(NH4)2SO4(aq)   —>        2NH4+(aq)          +                 SO42-(aq)
Garam             asam konjugasi kuat           basa konjugasi lemah

13
NH4+(aq)        —>            NH3(aq)    +     H+(aq)

13
Asam konjugasi kuat          bersifat asam

2. Produk pemutih pakaian digunakan untuk menghilangkan noda pada pakaian.


Produk ini mengandung larutan garam NaOCl yang sangat reaktif. NaOCl
menghancurkan materi/ bahan pewarna sehingga pakaian menjadi putih
kembali. NaOCl terbentuk dari asam lemah HOCl dan basa kuat NaOH.

14
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Keunggulan Buku


3.1.1. Buku Utama
Dari segi tampilan buku utama sangat menarik karena tulisannya jelas dan
tidak terlalu rapat sehingga tidak enak dilihat mata. Dari segi materi menurut saya
buku utamanya sudah sangat baik, terutama jika ditinjau dari penjelasan mengenai
kesetimbangan asam basa.
Materi yang disajikan pada buku utama sangat menarik karena buku utama
dilengkapi dengan warna-warna menarik dan juga setiap table atau gambar
berwarna, sehingga belajar menggunakan buku utama ini akan sangat
menyenangkan.
Buku utama menjelaskan mengenai perhitungan ostwall pada materi
kesetimbangan asam basa. Buku utama ini juga banyak menyertakan persamaan
reaksi pada setiap reaksi yang terjadi antara asam-basa nya.
Tidak seperti buku kedua, buku pertama ini menjelaskan mengenai
kesetimbangan larutan homogeny serta kesetimbangan heterogen di dalamnya.
Meskipun buku utama dan kedua sama-sama membahas mengenai kesetimbangan
dalam air, pada buku utama menjelaskan mengenai protolisis, dimana protolisis
tidak ada dijelaskan pada buku kedua.

3.1.2. Buku Pembanding


Kelebihan buku kedua jika dibandingkan dengan buku utama yaitu buku kedua ini
sangat banyak memberikan soal-soal latihan untuk menguji pemahaman atau
kemampuan mahasiswa sehingga mahasiswa dapat melakukan pengayaan saat
sudah selesai mempelajari materi kesetimbangan asam basa ini.
Penyajian materinya sangat sistematis dimulai dari teori-toeri para tokoh atau para
ahli mengenai kesetimbangan asam basa ini, kemudian penjelasan mengenai
jenis-jenis asam kuat, asam lemah, basa kuat, dan basa lemah. Menjelaskan

15
mengenai Hidrolisis asam basa dimana pada buku utama tidak dijelaskan
mengenai hidrolisis.
Dari segi materi, buku kedua dapat dikatakan sangat lengkap karena penjelaskan
mengenai keseimbangan asam basanya selalu dilengkapi oleh persamaan reaksi
yang lengkap dan persamaan reaksi itu kemudian dijelaskan pula. Banyak table-
tabel penjelasan pada buku ini seperti table Ka dan lainnya.

3.2. Kelemahan Buku


3.2.1. Buku Utama
Jika dibandingkan dengan buku kedua, urutan materi mengenai
kesetimbangan asam-basa pada buku utama ini cukup berantakan atau kurang
terstruktur secara sistematis, seperti halnya materi pertama yang dibahas adalah
larutan buffer dan bukan penjelasan awal mengenai kesetimbangan aam basa.
Pada buku utama ini juga tidak ada dijelaskan mengenai hidrolisis asam basa
seperti pada buku kedua. Buku utama tidak ada menjelaskan teori-teori para ahli
mengenai asam-basa seperti pada buku kedua.
Buku utama ini hanya sedikit menjabarkan reaksi-reaksi asam-basa yang
terjadi atau tidak dijelaskan secara rinci. Buku utama ini juga tidak banyak
memberikan contoh soal untuk latihan seputar materi asam basa, sehingga jika
mahasiswa ingin berlatih atau mengasah pengetahuannya seputar materi
kesetimbangan asam basa, mahasiswa harus mencari dari sumber lain dan kurang
efisien.
3.2.2. Buku Pembanding
Buku kedua ini penyajian materinya kurang menarik karena hanya hitam-putih
tidak seperti buku utama yang berwarna dan menarik. Buku kedua juga jika
ditijau dari materinya sedikit kurang, yaitu buku kedua ini tidak menjelakan
mengenai protolisis seperti buku pertama.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Ada beberapa teori mengenai asam basa yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya yaitu teori Arrhenius, Teori Brownsted Lowry dan Teori Lewis. Asam basa
ini terdiri dari asam lemah, asam kuat, basa lemah, dan basa kuat.
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.
Jika larutan asam direaksikan dengan larutan basa akan membentuk senyawa garam. Jika
kita melarutkan suatu garam ke dalam air, maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi,
yaitu:
1. Ion-ion yang berasal dari asam lemah (misalnya CH3COO–, CN–, dan S2–) atau
ion-ion yang berasal dari basa lemah (misalnya NH4+, Fe2+, dan Al3+) akan
bereaksi dengan air. Reaksi suatu ion dengan air inilah yang disebut hidrolisis.
Berlangsungnya hidrolisis disebabkan adanya kecenderungan ion-ion tersebut
untuk membentuk asam atau basa asalnya.
2. Ion-ion yang berasal dari asam kuat (misalnya Cl–, NO3–, dan SO42–) atau ion-ion
yang berasal dari basa kuat (misalnya Na+, K+, dan Ca2+) tidak bereaksi dengan air
atau tidak terjadi hidrolisis. Hal ini dikarenakan ion-ion tersebut tidak mempunyai
kecenderungan untuk membentuk asam atau basa asalnya.

pH suatu larutan akan turun apabila ditambah asam, hal ini disebabkan meningkatnya
konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena penambahan
basa meningkatkan konsentrasi OH-. Penambahan air pada larutan asam dan basa akan
mengubah pH larutan, karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil. Namun, ada
larutan yang bila ditambah sedikit asam, basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti.
Larutan yang demikian disebut dengan larutan penyangga (disebut juga larutan buffer
atau dapar). Larutan buffer memiliki komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH
dan komponen basa yang dapat menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan

17
konjugat dari asam basa lemah penyusun larutan buffer itu sendiri. Dengan demikian,
larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah
dengan basa konjugatnya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini
disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ke-3 Jilid II. Jakarta : Erlangga

Day,R.A. dan Underwood.A.L . 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga

19
LAMPIRAN

Buku Pertama :

20
Buku Kedua :

20

Anda mungkin juga menyukai