DISUSUN
OELH
TUMBUR
SIMANJUNTAK190120094
iv
PENGARUH MEDIA TANAM TANAH PASIR PANTAI DAN
PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL TANAMAN KEDELAI
SKRIPSI
Oleh :
Tumbur Simanjuntak
190120094
iv
PENGARUH MEDIA TANAM TANAH PASIR PANTAI DAN
PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL TANAMAN KEDELAI
SKRIPSI
Oleh :
Tumbur Simanjuntak
190120094
Disetujui oleh :
iv
SKRIPSI
Oleh:
Tumbur Simanjuntak
190120094
Dr. Ir. F. Didiet Heru Swasono, MP. Dr. Ir.Bambang Nugroho, MP.
NIDN. 0506126101 NIDN.0516036401
iv
PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan Bahwa skripsi ini adalah asli dan belum pernah Di
ajukan untuk Mendapat kan gelar akademik baik diUniversitas Marcu Buana Yogyakarta
maupun di perguruan lainnya. Skrisi ini murni gagasan, rumusan dan penilaian saya
setelah dapat arahan dan saran dari Tim Pembimbing. Dalam skripsi ini tidak terdapat
karya atau pendapat yang telah di tulis atau dipublikasikan orang lain.kecuali secara
tertulis Dengan jelas di cantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan di sebutkan nama
Tumbur Simanjuntak
iv
KATAPENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas rahmat
dan karunia nya,penulis dapat menyusun proposal penelitian yang berjudul
“pengaruh media tanam tanah pasir pantai dan pupuk kandang terhadap
pertumbuhann dan hasil tanaman kedelai” sebagai syarat mengikuti mata
kuliah wajib di program studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas
Mercu Buana Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang-besar nya
kepada :
1. Bapak Dr.Ir.Didiet Heru Swasono,MP.selaku dosen pembimbing utama
penelitian yang telah membimbing pembuatan proposal penelitian ini
2. Bapak Dr. Ir.Bambang Nugroho,MP selaku pembahas penelitian yang telah
memberikan arahan dalam proposal penelitian sampai selesai
3. Bapak Ir.Wafid Dinarto, M.Si. Sebagai dosen pengampu mata kuliah
kolokium
4. Seluru dosen program agroteknologi,Fakultas agroindustriUniversitas marcu
Buana Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan terkait
pembuatan proposal
5. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan baik moral
maupun materi
Penulis berharap semoga hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang memerlukan .
Penulis
Tumbur Simanjuntak
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAAN……………………………………………..iii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………...iv
PERNYATAAN..............................................................................................v
KATA PENGANTAR……………………………………………………….vi
DAFTAR ISI...................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................ix
INTISARI........................................................................................................x
I.PENDAHULUAN.........................................................................................1
A.Latar Belakang…..............................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................4
C.Tujuan penelitian...............................................................................4
D.Manfaat Penelitian ...........................................................................5
II.TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..6
I. A.Tanaman Kedelai..............................................................................6
B.Syarat Tumbuh..................................................................................7
C.Budidaya Kedelai..............................................................................8
D.Varietas Kedelai................................................................................12
E.Tanah Pasir Pantai.............................................................................13
F.Pupuk Organik Kompos....................................................................15
G.Hipotesis...........................................................................................17
III.METODELOGI PENELITIAN…………………………………………18
A.Waktu dan Tempat penelitian……………………………………....18
B.Bahan dan Alat..................................................................................18
C.Rancangan Percobaan.......................................................................18
D.Pelaksanaan Penelitian......................................................................19
E.Parameter Pengamatan......................................................................20
F.Analisis Data.....................................................................................23
G.Data Pendukung................................................................................23
BAB IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................24
A.Hasil Analisis ....................................................................................24
B. Pembahasan…………………………………………………………30
BAB V.KESIMPULAN.......................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................34
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Analisis Data Tabel Anova............................................................................23
Tabel 2. Purata Tinggi Tanaman Kedelai Umur 2 s/d 6 MST....................................24
Tabel 3. Purata Jumlah Cabang Tanaman Kedelai Umur 2 s/d 6 MST.......................25
Tabel 4. Purata Bobot Segar dan Kering Tanaman Kedelai........................................25
Tabel 5. Purata Jumlah Bintil Akar dan Volume Akar Tanaman Kedelai...................26
Tabel 6. Purata Bobot Segar dan Kering Akar Tanaman Kedelai...............................26
Tabel 7. Purata Bobot Polong Basah dan Bobot Polong Kering per Tanaman...........27
Tabel 8. Purata Jumlah Polong per Tanaman Kedelai.................................................28
Tabel 9. Purata Jumlah Biji Per Polong.......................................................................28
Tabel 10. Purata Persentase Polong Isi per Tanaman..................................................29
Tabel 11. Purata Bobot 100 Butir Biji Kering Kedelai................................................29
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Layout Desain Penelitian.........................................................................37
Lampiran 2. Layout Unit Percobaan............................................................................38
Lampiran 3. Kebutuhan Pupuk Kandang Per Polybag................................................39
Lampiran 4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 s/d 6 MST............................................41
Lampiran 5. Sidik Ragam Jumlah Cabang Tanaman 2 s/d 6 MST..............................42
Lampiran 6. Sidik Ragan Bobot Segar dan Kering Tanaman Kedelai........................43
Lampiran 7. Sidik Ragam Jumlah Bintil Akar dan Volume Akar Kedelai..................44
Lampiran 8. Sidik Ragam Bobot Segar Akar dan Bobot Kering Akar........................45
Lampiran 9. Sidik Ragam Bobot Polong Basah dan Bobot Polong Kering Per
Tanaman Kedelai.....................................................................................46
Lampiran 10. Sidik Ragam Jumlah Polong Per Tanaman, Jumlah Biji per
Polong, Persentase Polong Isi Per Tanaman, dan Bobot 100 Butir
Biji Kering Kedelai................................................................................47
iv
PENGARUH MEDIA TANAM TANAH PASIR PANTAI DAN
PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL TANAMAN KEDELAI
Tumbur Simanjuntak
190120094
INTISARI
Kacang kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan jenis tanaman yang
termasuk dalam keluarga polong–polongan. Pemanfaatan kacang kedelai ini
banyak diolah menjadi makanan seperti kecap, tahu, dan tempe. Menurut BPS
produksi kedelai dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. Salah satu penyebab
karena pada saat ini penggunaan lahan-lahan subur telah banyak mengalami
peralihan menjadi pemukiman karena penambahan jumlah penduduk yang pesat
(Juhaidi, 2016). Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
memanfaatkan media tanah pasir pantai. Tipe tanah seperti ini sulit untuk
menahan air, tetapi mempunyai aerasi dan drainase yang baik. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki unsur hara yang terkandung di tanah
pasir pantai adalah dengan penambahan pupuk kandang sapi. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu (K1) pupuk
kandang dosis 10 ton/ha, (K2) pupuk kandang dosis 20 ton/ha, dan (K3) pupuk kandang
dengan dosis 30 ton/ha dengan 3 ulangan. Setiap data yang diperoleh dianalisis dengan
sidik ragam, apabilan terdapat beda nyata dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range
Test (DMRT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang sapi
yang diberikan berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman kedelai yaitu pada variabel
pengamatan tinggi tanaman dan bobot segar dan bobot kering tanaman kedelai, pada hasil
memberikan pengaruh yang nyata pada variabel pengamatan jumlah bintil akar, volume
akar, bobot segar dan kering akar, bobot polong basah dan kering per tanaman, dan bobot
100 butir biji kering kedelai. Perlakuan dosis pupuk kandang sapi sebesar 20 ton/ha
memberikan pengaruh yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan jenis tanaman yang
termasuk dalam keluarga polong–polongan. Pemanfaatan kacang kedelai ini
banyak diolah menjadi makanan seperti kecap, tahu, dan tempe. Kacang kedelai
ini sudah mulai dibudidayakan sejak dari 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.
Sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia dipasok dari tanaman
kedelai ini yang telah dipanen biji kacang kedelainya (Adisarwanto, 2005)
Kedelai berperan penting sebagai sumber protein, karbohidrat dan
minyaknabati. Setiap 100 g biji kedelai mengandung 18% lemak, 35%
karbohidrat, 8%air, 330 kalori, 35% protein dan 5,25% mineral. Kedelai
merupakan bahanmakanan penting, dan telah digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan tempe,tahu, tauco, kecap, tauge dan sebagai bahan campuran makanan
ternak. Tepung kedelai merupakan bahan baku untuk membuat susu, keju, roti,
kue dan lain-lain. Dari industri berbahan dasar kedelai bisa dihasilkan produk-
produk non makanan, seperti kertas, cat cair, tinta cetak, tekstil dan mikrobiologi
(Agung et al., 2017).
Di Indonesia produksi kacang kedelai tahun 2018 sebesar 982,598 Ton dan
mengalami penurunan pada tahun 2019 sebesar 424,190 ton (BPS, 2020).
Selanjutnya pada Import kedelai dari tahun 2021 mencapai 2,489,690 ton
sehingga dapat disimpulkan jika produksi kedelai dalam negeri belum mencukupi
kebutuhan. Salah satu penyebab belum tercukupinya kebutuhan kedelai dalam
negeri karena pada saat ini penggunaan lahan-lahan subur telah banyak
mengalami peralihan menjadi pemukiman karena penambahan jumlah penduduk
yang pesat (Juhaidi, 2016). Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan memanfaatkan media tanah pasir pantai.
1
baru lahan pertanian dapat diarahkan ke lahan terlantar, salah satu diantaranya
adalah tanah pasir/tanah pasir pantai. Selanjutnya Sukarman et al. (2017)
menyatakan bahwa tanah pasir pantai adalah tanah yang penyusunnya
sebagian besar berupa bahan tanah berukuran pasir (sand) yaitu partikel tanah
yang berukuran antara 0,05 - 2,0 mm. Secara nasional tanah pasirpantai
menyebar terpencar-pencar dalam luasan yang kecil. Tetapi, tanah ini
merupakan sumber penghidupan utama bagi masyarakat setempat. Tanah
pasir pantai merupakan salah satu sumberdaya potensial pada kondisi tanah
yang produktif untuk pertanian yang semakin terbatas. Selain itu tanah pasir
pantai dapat digunakan untuk budidaya tanaman pangan semusim, tanaman
sayuran, tanaman tahunan (Sulaeman dan Sukarman, 2018).
Tanah pasir pantai banyak mengandung pori-pori makro, sedikit pori-
pori sedang danpori-pori mikro. Tipe tanah seperti ini sulit untuk menahan
air, tetapi mempunyai aerasi dan drainase yang baik. Pada umumnya tanah
pasir pantai banyak didominasi mineral primer jenis kwarsa (SiO2) yang
tahan terhadap pelapukan dan sedikitmineral sekunder. Mineral kwarsa
mempunyai sifat ”inert” atau sulit bereaksi dengan senyawa lain dan sukar
mengalami pelapukan. Kondisi ini menjadikan tanah pasir pantai merupakan
tanah yang tidak subur, kandungan unsur hara rendah dan tidak produktif
untuk pertumbuhan tanaman (Nurhayati et al., 2018). Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk memperbaiki unsur hara yang terkandung di tanah
pasir pantai adalah dengan penambahan pupuk kandang sapi.
Pupuk kandang sapi mempunyai kelebihan pada kadar serat yang tinggi
seperti selulosa, pupuk kandang sapi dapat memberikan manfaat pada
tanaman dan tanah yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi
tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur dan stuktur tanah,
meningkatkan komposisi nikroorganisme tanah dan daya megikat air yang
lebih lama pada tanah (Rukmini, 2017). Penelitian dari Wang et al.,. (2013)
menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang sapi dapat meningkatkan
penyimpanan air tanah sekitar 5,27-13,1, dan meningkatkan penggunaan
efisiensi air 8,51-36,58%
2
Sejalan dengan penelitian Putra et al., (2020) yang menyatakan jika
pembenahan unsur hara dengan menggunakan pupuk organik pada media
tanah pasir pantai yang diharapkan dapat mengurangi terjadinya pencucian
hara Nitrogen (N), Pospor (P), dan Kalium (K) yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang besar. Salah satu sumber unsur hara yang dapat diberikan
adalah dengan penambahan pupuk kandang karena pupuk kandang lebih
lambat bereaksi karena didalam tanah pupuk kandang merupakan persediaan
unsur hara berangsur-angsur menjadi bebas dan tersedia bagi tanaman,
akibatnya tanah yang dipupuk dengan pupuk kandang dalam jangka waktu
lama masih dapat memberikan hasil yang baik. Paputri et al., (2020)
menambahkan jika penggunaan bahan organik seperti pupuk kandang sapi
jelas memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah seperti bahan organik total, N,
pH, berat jenis, dan kapasitas menahan air, untuk rekomendasi penggunaan
pupuk kandang sapi yang terbaik pada dosis 30 ton/ha.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh pemberian pupuk kandang sapi terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai pada tanah pasir pantai dengan judul
penelitian “Pengaruh Media TanamTanah Pasir Pantai Dan Pupuk
Kandang Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai”
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah disusun sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengaruh pupuk kandang sapi pada media tanam tanah pasir
pantai terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai?
2. Berapakah dosis terbaik pupuk kandang yang terbaik untuk meningkatkan
pertumbuhan dan hasil kedelai?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah pertumbuhan dan hasil kedelai dipengaruhi oleh pupuk
kandang sapi yang diberikan pada tanah pasir pantai.
2. Untuk mengetahui dosis pupuk kandang sapi yang terbaik untuk
pertumbuhan dan hasil kedelai.
D. Manfaat Penelitian
dosis terbaik pupuk kadang pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.
4
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
A. Tanaman Kedelai
Glycine dan spesies max. Berdasarkan hal ini, maka klasifikasi tanaman
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Sub-devisi : Angiospermae
Class : Dycotyledon
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminosea
Genus : Glycine
perakaran terdiri dari dua tipe, yaitu akar tunggang dan akar sekunder. Akar
kedelai juga memiliki bintil akar sebagai pengikat nitrogen (Zuyasna, 2017).
5
Kedelai berdaun majemuk yang tersusun 3 helaian anak daun setiap
helaian (daun bersusun tiga). Bentuk daun lonjong dengan bagian ujungnya
daunnya berbuluh halus dan ada juga yang tidak memiliki buluh di
ukuran yang beragam sesuai dari varietasnya juga. Daun yang segar akan
polongnya menjadi cepat. Ukuran dan bentuk polongnya menjadi sangat baik
pada waktu awal periode pemasakan biji kemudian dapat dikenali oleh
perubahan warna polongnya, dari hijau menjadi kuning kecoklatan pada saat
B. Syarat Tumbuh
Tanaman kedelai mampu tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan syarat
drainase dan aerasi tanah cukup baik serta ketersediaan air yang cukup selama
masa pertumbuhan. Kedelai dapat tumbuh pada jenis tanah Alluvial, Regosol,
Grumosol, Latososl, Andosol, Podsolik Merah Kuning (PMK), dan tanah yang
mengandung pasir kuarsa. Tanah yang digunakan perlu diberi pupuk organik atau
kompos, fosfat dan pengapuran dalam jumlah yang cukup. Pada dasarnya kedelai
menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah tetapi air tetap tersedia.
Toleransi keasaman tanah bagi kedelai adalah pH 5,8 – 7,0. Pada pH kurang dari
5,5 pertumbuhan tanaman terhambat karena terjadi keracunan alumunium
(Adisarwanto, 2008).
6
Temperatur terbaik untuk pertumbuhan tanaman kedelai adalah 25 – 27 o C
dengan penyinaran penuh (minimal 10 jam/hari). Tanaman kedelai menghendaki
curah hujan optimal antara 100 – 200 mm/bulan dengan kelembaban rata 50%.
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 900 meter dari permukaan
laut namun akan tumbuh optimal pada ketinggian 650 meter dari permukaan laut
(Adisarwanto, 2008).
C. Budidaya Kedelai
tumbuh tinggi (>85%); matang penuh, sehat, bernas, tidak keriput, tidak cacat;
benih murni (minimal 97%); bersih dari kotoran (maksimum 3%), kadar air
minimum 11%; dan benih baru (<6 bulan sejak dipanen). Selain itu tanama
2. Persiapan Lahan
tanah sawah dengan tanaman monokultur tanah dibersihkan dan diolah satu
genangan air.
Jika budidaya kedelai pada lahan masam perlu diberi kapur bersamaan
dengan pengolahan lahan yang kedua atau paling lambat semingu sebeum
tanam dengan tambahan kapur dolomit dengan dsis 1,5 ton/ha. Jika
7
ditambahkan pupuk kandang 2,5 ton/ha maka dosis dolomit dikurangi
menjadi 750 kg/ha.
3. Penanaman
Pilihlaah waktu tanam yang tepat sehingga tidak mengalami kebanjira
atau sebaliknya kekeringan. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal
dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm atau dengan 40 cm x 40 cm dengan 2 biji
perlubang tanam. Apabila semakin subur lahan maka jarak tanam bisa dibuat
semakin lebar. Jika lahan tidak subur jarak tanam dipersempit.
4. Pemupukan
Untuk lahan kering masam dosis pupuk yang diberikan 75 kg urea +
100 kg SP36 + 100 kg KCL/ha + 500 kg CaCO3/ha (setara 1500 kg dolomit).
Pupuk urea, SP36 dan KCL diberikan paling lambat saat tanaman berumur 14
hari. Pupuk diberikan dengan cara ditugal atau dilarik 5-7 cm dari tanaman,
kemdian ditutup tanah. Sedangkan kapur (dolomit) ditebar sebelum tanam
saat pengolahan lahan kedua. Untuk lahan sawah dosis pupuk 50 kg urea + 50
kg SP36 + 100 kg KCL/ha. Teknik memasukkan pupuk kedalam lubang tugal
yang telah dipersiapkan.
5. Penyiangan
Penyiangan dilakukan pra maupun pasca tumbuh dengan cara
pemantauan baik secara mekanik – konvenional atau manual maupun kimia
dengan menggunakan herbisida. Penyiangan dilakukan pada umur 15 dan 30
hari. Bila rumput masih banyak penyiangan dapat dilakukan lagi pada umur
55 hari.
6. Pengendalian Hama Kedelai
Tanaman kedelai pada musim tanam kedua bisanya akan lebih banyak
diserang oleh hama seperti lalat bibit (Ophiomyia phaseoli), ulat pemakan
daun seperti ulat grayak (Spodoptera litura), ulat jengkal (Chrysodeixi
chalcites), dan ulat Heliothis, Sp serta penggulung daun (Lamprosema
indicata), penghisap polong (Riptortus linearis, Nezara viridula dan
Piezodorus rubrofasciatus), penggerek polong (Etiella zinckenella),
penggerek batang (Melanagromyza), kutu kebul (Bemisiasp), dan kutu daun
8
(Aphisglycines).
Dalam pengendalian hama kedelai penggunaan insektiida harus secara
bijaksana apabila populasi hama telah mencapai ambang kendali. Kalau
kemampuan mengamati hama terbatas, aplikasi insektisida dapat berpedoman
pada kondisi tanaman dalam periode kritis yaitu ketika tanaman berumur 5-7
hari untuk lalat kacang, 16-24 hari untk hama daun, umur 40-50 hari untuk
hama daun dan polong, dan umur 60-70 hari untuk hama polong. Hal yang
perlu mendapat perhatian dalam penggunaan insektisida adalah ketepatan
waktu, takaran, dan cara penyemprotan.
7. Pengendalian Penyakit Kedelai
Penyakit hawar batang disebabkan oleh jamur Sclertium rolfsii Sacc.
Gejala layu mendadak, daun-daun yang terinfeksi mula-mula bercak
berwarna merah, kemudian mengering. Untuk penyakit hawar batang
pengendaliannya dengan melakukan perawatan benih dengan fungisida
mankozeb.
Penyakit karat daun penyebabnya adalah jamur Phakopsora pachyrhizi
Syd. Gejala serangan terjadi pada daun timbul bercak-bercak berwarna
klorotik sampai coklat kemerahan. Penyakit ini dikendalikan dengan
fungisisda mancozeb.
Penyakit virus kerdil kedelai, virus mosaik edelai. Penyebabnya adalah
virus SMV (Soybean Msaic Virus). Untuk penyakit yang disebabkan oleh
8. Panen
Ciri-ciri tanaman siap panen yaitu daun berwarna kuning merata dan
9
kehitaman.
D. Varietas Kedelai
varietas kedelai unggul yang telah dilepas oleh Balitkabi (2013) antara lain
biji berkisar 18 g/100 biji. Warna kulit biji kuning muda dan warna polong tua
warna epikotil berwarna ungu, warna hilu, biji berwarna cokelat, memiliki
umur berbunga berkisar 30-32 hari, tinggi tanaman berkisar 50-60 cm, rata-rata
Kedelai varietas gema berasal dari malang yang merupakan kedelai super
genjah dengan umur panen dibawah 75 hari yang mmeiliki rata-rata produksi
2,47 ton/ha yang telah dilepas pada tanggal 9 Desember 2011 dengan SK
10
Mentan No. 5039/Kpts/SR.120/12/2011 yang berasal dari seleksi persilangan
galur introduksi Shirome dengan Wilis. Tinggi tanaman kurang lebih 55 cm,
berwarna cokelat muda, bentuk daun lonjong, warna hipokotil berwarna ungu,
warna epikotil berwarna hijau, umur berbunga berkisar 36 hari, bobot 100 biji
Kedelai gepak kuning dilepas tahun 2008 yang berasal dari selesi varietas
berwarna ungu, warna epikotil berwarna hijau, warna daun hijau, warna bulu
batang coklat, warna bunga ungu, warna kulit biji kuning muda sampai
kehijauan, warna polong tua coklat, warna biji coklat, bentuk buah lonjong,
percabangan agak tegak, umur berbunga 28 hari, umur polong masak 73 hari,
tinggi tanaman 55 cm, bobot 100 biji 8,25 gram, rata-rata hasil 2,22 ton/ha,
pemupukan P dan K pada setiap tanaman pangan. Hal ini disebabkan karena
mudah terfiksasi oleh ion Ca menjadi senyawa fosfat sehingga tidak tersedia
11
montmorillonit yang sulit tersedia bagi tanaman. Dilahan kering, kemampuan
penyediaan hara K tanah yang dinyatakan dalam K total dan K dapat ditukar
tanah yang kurang subur seperti tanah pasir pantai. Tanah pasir pantai
terjadi pada tanah pasir pantai maka diperlukan bahan pembenah tanah yang
dapat untuk memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia salah satunya adalah
unsur hara dan air dan rentan terhadap longsor (erosi). Beberapa tipe tanah
12
kandungan BO rendah (Pamungkas, 2017)
700g menghasilkan rata-rata hasil yang terbaik, baik pada fase pertumbuhan
maupun hasil dibandingkan dengan perlakuan lain yaitu tanah pasir pantai
400g, 500g, maupun yang 600g per total 1000g beserta dengan tanah
didalam polybag.
mengandung unsur hara mikro dalam jumlah cukup, yang sangat diperlukan
dan sifat kimia, maupun sifat biologi tanah, juga mencegah erosi dan
tanah dan pertumbuhan tanaman, bahkan lebih baik dari pupuk kandang
13
mikro lengkap bagi tanaman, meningkatkan kesuburan biologi tanah
membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi
tanaman, mengurangi jumlah penggunaan pupuk kimia, mempercepat
perkecambahan biji, pertumbuhan akar, pertumbuhan fase vegetatif tanaman
serta memperbanyak dan mengurangi kerontokan bunga dan buah, memacu
perbanyakan pembentukan senyawa polyfenol untuk meningkatkan
dayatahan tanaman terhadap serangan penyakit, meningkatkan kuantitas dan
kualitas poduksi tanaman, melarutkan sisa-sisa pupuk kimia dalam tanah,
sehingga dapat dimanfaatkan tanaman kembali (Fefiani, 2014)
Pupuk organik mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk
organik dapat melengkapi unsur hara makro dan mikro bagi tanaman,
menggemburkan tanah,memperbaiki tekstur dan struktur tanah. Bahan
organik juga dapat meningkatkan propositas, aerase dan komposisi
mikroorganisme tanah, membantu pertumbuhan akar tanaman,
meningkatkan daya serap air yang lebih lama oleh tanah (Bela, 2019).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putra et al., (2020)
melaporkan jika pemberian pupuk kandang sapi sebanyak 30 ton/ha dalam
tanah pasir pantai memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan
ketersediaan unsur hara, perubahan nilai Ph serta peningkatan C-organik
dan kapasitas tukar kation. Maya (2017) menambahkan jika penambahan
pupuk kandang sebanyak 30 ton/ha mampu meningkatkan pertumbuhan
kedelai hingga mencapai berat 13,19 gram per 100 biji kedelai.
G. Hipotesis
1. Pupuk kandang sapi dan media tanah pasir pantai berpengaruh nyata
2. Diduga perlakuan pupuk kandang sapi dengan dosis 30 ton/ha pada tanah
14
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan faktor tunggal
dengan 3 perlakuan. Adapun faktor – faktornya adalah sebagai berikut:
1. K1 = Pupuk kandang dengan dosis 10ton/ha
2. K2 = Pupuk kandang dengan dosis 20ton/ha
3. K3 = Pupuk kandang dengan dosis 30ton/ha
Unit percobaan ditata dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3
ulangan, sehingga jumlah unit percobaan ada 9.
15
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Benih
Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan dalam budidaya
kedelai. Pada penanaman kedelai, biji atau benih ditanam secara langsung
dalam polybag. Di samping itu, kedelai tidak dapat membentuk anakan
sehingga apabila benih tidak tumbuh, tidak dapat ditutup oleh tanaman
yang ada. Oleh karena itu, agar dapat memberikan hasil yang memuaskan,
harus dipilih varietas kedelai yang sesuai dengan kebutuhan, mampu
beradaptasi dengan kondisi lapang dan memenuhi standar mutu benih
yang baik.
2. Persiapan Media Tanam
Persiapan dan pengisian media tanam dilakukan pada polybag
ukuran 40 x 40 cm dengan berat isi 20 kg sebanyak 54 polybag. Tanah
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pasir pantai yang telah
dibersihkan dari kotoran seperti gulma, akar dan dedaunan kering.
Pengaplikasian pemberian pupuk kandang sapi bersamaan dengan tanah
yang akan dimasukkan kedalam polybag. Pemberian pupuk dan tanah ini
dilakukan berdasarkan dosis yang telah ditentukan pada polybag sesuai
perlakuan yang ada (Lampiran 2).
3. Penanaman
Benih yang akan di tanam, terlebih dahulu direndam dalam air
selama 3 jam. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam
dengan kedalaman 2 cm. Setiap polybag diisi 2 biji, setelah tumbuh
disisihkan 1 tanaman yang pertumbuhannya baik. Biji kedelai ditanam
pada 54 polybag dan diberi pelabelan berdasarkan perlakuan dan ulangan.
16
4. Penyiangan Penyiangan pada tanaman kedelai meliputi kegiatan
penyiangan yang dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu setelah
tanam dan pada saat tanamanselesai berbunga.
5. Penyiraman
Penyiraman yang dilakukan sehari 2 kali pada pagi dan sore hari.
Kedelai merupakan tanaman yang mengkehendaki kondisi tanah yang
lembab tetapi tidak becek sehingga penyiraman disesuaikan dengan
kebutuhan pada polybag.
6. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama penyakit tanaman yang dapat dilakukan secara
mekanis maupun dengan penyemprotan pestisida tergantung dengan
kondisi yang terjadi dilapangan. Apabila serangan melewati ambang
ekonomi maka dilakukan secara kimia dengan menggunakan pestisida
berbahan aktif Atabron 50 EC.
7. Pemanenan
Panen biji kering kedelai dilakukan pada saat masak panen yaitu
90% dari polong yang ada pada masing-masing petak telah mencapai
warna polong masak (kuning kecoklatan), pengisian polong sudah
maksimal, dan sebagian besar daun sudah menguning dan gugur.
17
E. Parameter Pengamatan
Pengamatan variabel pertumbuhan dan hasil dilakukan 2 minggu setelah
tanam. Dengan interval pengamatan 1 minggu. Pengukuran dilakukan pada 3
tanaman sampel dan 2 tanaman korban yang telah ditentukan secara acak.
1. Variabel Pertumbuhan
a. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur sejak 2 minggu setelah tanam hingga tanaman
memasuki puncak masa vegetatif. Tanaman diukur mulai dari pucuk
tanaman hingga pangkal tanaman kedelai yang dinyatakan dengan satuan
sentimeter (cm).
b. Jumlah Cabang per Tanaman
Penghitungan jumlah cabang per tanamanpada tanaman sampel kedelai
yang telah ditentukan sebelumnya yang dilakukan sejak 2 minggu setelah
tanam hingga tanaman memasuki puncak masa vegetatif.
c. Bobot Segar Tanaman (g)
ditentukan pada awal penanaman yang dinyatakan dalam satuan gram (g).
konstant yang dilakukan pada tanaman bawang merah yang telah diambil
sebelumnya.
18
2. Variabel Hasil
Jumlah bintil akar adalah jumlah rata-rata bintil akar per tanaman
Bobot polong per tanaman dinyatakan dalam satuan gram (g) dengan
Bobot polong kering per tanaman adalah bobot polong kering yang
Jumlah biji per polong adalah jumlah rata-rata biji per polong tanaman,
19
g. Bobot 100 butir biji kering (g)
Bobot 100 butir biji kering adalah 100 butir biji kering yang dihasilkan
F. Analisis Data
menggunakan analisis varian taraf nyata 5%. Bila terdapat beda nyata, analisis
G. Data Pendukung
tanah pasir pantai yang digunakan dalam penelitian ini yang terkait dengan
20
BAB IV
A. Hasil Analisis
1. Tinggi Tanaman
Hasil sidik ragam tinggi tanaman kedelai pada umur 2,3 dan 6
minggu setelah tanam dengan perlakuan dosis pupuk kandang menunjukkan
hasil yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai
(lampiran 4). Purata tinggi tanaman kedelai pada setiap minggu disajikan
pada tabel 2.
Tabel 2. Purata Tinggi Tanaman Kedelai Umur 2 sampai 6 MST (cm)
Tinggi Tanaman (cm) 2 s/d 6 MST
Perlakuan
2 3 4 5 6
10 ton/ha 30,33 b 39,11 b 50,78 a 53,11 a 58,44 c
20 ton/ha 35,89 a 45,22 a 51,11 a 57,11 a 63,55 a
30 ton/ha 35,78 a 43,00 a 49,11 a 54,00 a 60,89 b
Keterangan : Nilai purata yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan
adanya beda nyata menurut uji DMRT taraf 5%
Pada tabel 2 diatas dapat dilihat jika perlakuan pupuk kandang pada
masing-masing dosis memberikan pengaruh yang nyata terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman kedelai pada waktu pengamatan 2, 3, dan 6
MST. Pada umur 6 MST pemberian dosis pupuk kandang 20 ton/ha
memberikan hasil tertinggi yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 63,55 cm.
2. Jumlah Cabang
Hasil sidik ragam jumlah cabang per tanaman kedelai umur 2 sampai
21
6 MST tidak berpengaruh nyata (lampiran 5). Purata jumlah cabang per
tanaman kedelai disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Purata Jumlah Cabang Kedelai Umur 2 sampai 6 MST
Jumlah Cabang 2 s/d 6 MST
Perlakuan
2 3 4 5 6
10 ton/ha 0,22 a 1,44 a 2,22 a 3,00 a 4,00 a
20 ton/ha 0,11 a 1,44 a 2,44 a 3,00 a 3,89 a
30 ton/ha 0,11 a 1,45 a 2,33 a 3,00 a 3,89 a
Keterangan: Nilai purata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata menurut uji F taraf 5 %.
22
10 ton/ha 6,17 b 26,72 b
20 ton/ha 10,17 a 33,42 a
30 ton/ha 7,00 b 31,85 a
Keterangan: Nilai purata yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan
adanya beda nyata menurut uji DMRT taraf 5 %.
23
rata bobot kering akar sebesar 3,25 g.
6. Bobot Polong Basah dan Kering Per Tanaman
Hasil sidik ragam bobot polong basah dan bobot polong kering per
tanaman kedelai berpengaruh nyata (lampiran 9). Purata bobot polong basah
dan bobot polong kering per tanaman kedelai disajikan pada tabel 7.
Tabel 7. Purata Bobot Polong Basah dan Bobot Polong Kering per Tanaman
Kedelai
Variabel Pengamatan
Perlakuan Bobot Polong Bobot Polong
Basah (g) Kering (g)
10 ton/ha 133,32 c 106,50 c
20 ton/ha 159,32 a 133,59 a
30 ton/ha 138,89 b 114,71 b
Keterangan: Nilai purata yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan
adanya beda nyata menurut uji DMRT taraf 5 %.
24
Jumlah Polong per
Tanaman
10 ton/ha 80,83 a
20 ton/ha 81,50 a
30 ton/ha 75,50 a
Keterangan: Nilai purata yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan
adanya beda nyata menurut uji DMRT taraf 5 %.
25
nyata (lampiran 10). Purata bobot 100 butir biji kering kedelai disajikan pada
tabel 11.
Tabel 11. Purata Bobot 100 Butir Biji Kering Kedelai
Variabel Pengamatan
Perlakuan Jumlah Biji per
Polong
10 ton/ha 16,98 c
20 ton/ha 20,64 a
30 ton/ha 18,42 b
Keterangan: Nilai purata yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan
adanya beda nyata menurut uji DMRT taraf 5 %.
B. Pembahasan
Khinzir (2014) menjelaskan jika upaya memperbaiki keasaman tanah
dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik karena bahan organik
mmapu meningkatkan hasil panen tanaman dan memperbaiki kualitas tanah
karena sifat dari bahan organik adalah membantu pembentukan agregat dari
partikel-partikel tanah, memperbaiki struktur tanah, menambah banyaknya
kegunaan air dan memperbaiki aerasi dan drainase serta merangsang
pertumbuhan akar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang
berbagai dosis, pada variabel pertumbuhan berpengaruh terhadap tinggi
tanaman, bobot segar dan kering tanaman kedelai, tetapi tidak berpengaruh
pada variabel pengamatan jumlah cabang tanaman kedelai. Sedangkan pada
variabel hasil berpengaruh jumlah bintil akar, volume akar, bobot segar dan
kering akar, bobot polong basah dan kering per tanaman, dan bobot 100 butir
biji kering tetapi tidak berpengaruh pada variabel pengamatan jumlah polong
26
per tanaman, jumlah biji per polong, dan persentase polong isi per tanaman.
Pada variabel pertumbuhan bobot segar dan kering tanaman
perlakuan terbaik ditunjukkan pada dosis pupuk kandang sapi 20 ton/ha
yaitu dengan rata-rata bobot segar tanaman kedelai sebesar 20,32 g dan rata-
rata bobot kering tanaman kedelai sebesar 10,52 g. Hal ini dikarenakan
pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 20 ton/ha telah mampu
mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman kedelai pada media pasir pantai
karena pupuk kandang sapi memiliki sejumlah unsur hara N, P, dan K.
fungsi dari unsur N adalah merangsang pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan khususnya tinggi tanaman, batang, canag, dan daun yang sangat
berguna dalam proses fotosintesis tanaman. Selanjutnya unsur P berfungsi
untuk merangsang pertumbuhan akar dan unsur K berfungsi untuk
pembentukan protein dan karbohidrat serta berperan juga dalam menjada
turgor tanaman dan membukanya stomata (Riyani et al., 2018).
Selain itu pada variabel hasil bobot 100 butir biji kering kedelai pada
dosis pupuk kandang sapi 20 ton/ha yang diberikan pada tanah pasir pantai
menunjukkan hasil yang terbaik yaitu dengan rata-rata bobot 100 butir biji
kering kedelai sebesar 20,64 g lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
dosis pupuk kandang sapi dosis 10 ton/ha ataupun 30 ton/ha. Hal ini diduga
jika pada dosis pupuk kandang sapi 10 ton/ha belum mencukupi sedangkan
pada perlakuan dosis pupuk kandang sapi 30 ton/ha melebihi kebutuhan atau
melewati titik optimum.
Sejalan dengan pernyataan Saputro et al., (2017) yang menyatakan
jika dasar pemberian pupuk adalah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
tanaman dan tergantung pada kesuburan tanah. Dosis yang diberikan dalam
jumlah cukup bagi kebutuhan tanaman akan memberikan pengaruh yang
baik, namun jika pemberian dilakukan secara berlebihan tidak akan
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman secara signfikan dan bahkan
bisa menyebabkan penurunan karena tanaman mengalami keracunan. Purba
et al., (2018) menambahkan jika penambahan dosis yang tidak tepat dapat
mengakibatkan penurnan hasil dan penambahan biaya produksi akibat
27
penurunan pertumbuhan dan hasil tanaman karena keracunan kepekatan
pupuk.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mawadah et al., (2023) yang melaporkan jika perlakuan pupuk kandang sapi
dengan dosis 20 ton/ha memberikan pengaruh pertumbuhan dan hasil
tanaman kedelai yang terbaik. Selanjutnya Hidayati & Soelistyono (2017)
menambahkan jika pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 20 ton/ha
dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.
BAB V
KESIMPULAN
segar dan kering tanaman kedelai dan pada variabel hasil yaitu jumlah bintil
akar, volume akar, bobot segar dan kering akar, bobot polong basah dan
kering per tanaman, dan bobot 100 butir biji kering kedelai.
28
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 2013. Deskripsi Varietas
Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.
Bela P dan Setia N. 2019. Peranan Pupuk Kotoran Kambing Terhadap Tinggi
Tanaman, Jumlah Daun, Lebar dan Luas daun Total Pennisitum
purpureum cv. Mott. Stock Peternakan Vol. 2 No. 2.
Fefiani, Y., dan Barus, W.A., (2014), Respon Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Akibat Pemberian Pupuk
Kandang Sapi dan Pupuk Anorganik Padat Supernasa, Jurnal Agrium
19(1): 21-30, ISSN:24427306.
Fitri, Y., Edy, A., Utomo, S. D., Giannini, T. K. 2021. Pengaruh Komposisi
29
Media Tanam terhadap Pertumbuhan Setek Empat Klon Ubi Kayu
(Manihot esculenta Crantz). Jurnal Agrotektropika. 9(2): 271-277.
Hidayati, F., Soelistyono. 2017. Pengaruh Tinggi Bedengan dan Dosis Pupuk
Kandang Sapi Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai. Journal Of
Agricultural Science. 2(2): 90-99.
Mawaddah, C. I., Zuraida, Z., Jufri, Y. 2023. Aplikasi Beberapa Sumber Pupuk
Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Pada Tanah Ultisol.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. 8(2) : 433-443.
30
EnvironmentalFriendly Agricultural Technology Supporting Sustainable
Food SelfSufficiency, 674–681. https://doi.org/10.5281/zenodo.3346074
Putra, T. K., Afany, M. R., Widodo, R. A. 2020. Pengaruh Bahan Organik dan
Tanah Vertisol Terhadap Ketersediaan dan Pelindungan Kalium di Tanah
Regosol Pasir Pantai. Jurnal Tanah dan Air. 17(1): 20-25.
Riyani, N. W., Islami, T., Sumarni, T. 2018. Pengaruh Pupuk Kandang dan
Crotalaria juncea L. Pada Pertumbuhan dan Hasl Tanaman Kedelai
(Glycine max L.). Jurnal Produksi Tanaman. 3(7) : 556-563.
Sukarman, Dariah, A., dan Suratman. 2020. Tanah vulkanik di lahan kering
berlereng dan potensinya untuk pertanian di Indonesia. Jurnal Litbang
Pertanian 9(1): 21-34. Doi: 10.21082/jp3.v39n1.2020.p21-34.
31
Utomo, Muhajir; Sudarsono; Rusman , Bujang; Sabrina, Tengku; Lumranraja,
Jamalam; Wawan. 2016. Ilmu Tanah Dasar- Dasar Pengelolaan. Jakarta:
Prenedamedia Group. 150-156hal.
Wang, X.J., Zh. K. Jia.m L.Y. Liang., and Sh. Zh. Kang. 2013. Effect of Manure
Management on The Temporal Variations of Dryland Soil Moisture and
Water Use Efficiency of Maize. J.Agr.Sci.Tech. Vol.15
Zuyasna., R.S. Sasmi dan Zuraida. 2017. Pengaruh Kadar Air Kapasitas Lapang
terhadap Pertumbuhan Beberapa Genotipe M3 Kedelai (Glycine max L.
Merr) J. Floratek 12 (1) : 10-20.
Keterangan:
K1 = Pupuk kandang 10 ton/ha
K2 = Pupuk kandang 20 ton/ha
K3 = Pupuk kandang 30 ton/ha
32
Lampiran 2. Layout Unit Percobaan
U
33
A. Kebutuhan Pupuk Per Polybag
Kedalaman tanah : 25 cm
2. Bobot tanah dengan volume yang sudah diketahui (berat jenis tanah 1,93
gram/cm3)
34
20
= x 100 kg
4.825 .000
2) SP 75 kg/ha
20
= x 75 kg
4.825 .000
20
= x 100 kg
4.825 .000
1,13 gram
b. Dosis 10 ton/ha
20
= x 10.000 kg
4.825 .000
c. Dosis 20 ton/ha
35
berat tanah dalam polybag
= x takaran pupuk yang dianjurkan
bobot tanah per ha
20
= x 20.000 kg
4.825 .000
d. Dosis 30 ton/ha
20
= x 30.000 kg
4.825 .000
36
Keterangan : NS = tidak berbeda nyata S = Berbeda nyata
37
Total 8
Keterangan : NS = tidak berbeda nyata S = Berbeda nyata
38
Lampiran 7. Sidik Ragam Jumah Bintil Akar dan Volume Akar Kedelai
39
Lampiran 8. Sidik Ragam Bobot Segar Akar dan Bobot Kering Akar
40
Lampiran 9. Sidik Ragam Bobot Polong Basah dan Bobot Polong Kering per
Tanaman Kedelai
41
Lampiran 10. Sidik Ragam Jumlah Polong per Tanaman, Jumlah Biji per
Polong, Persentase Polong Isi per Tanaman dan Bobot 100 Biji Kering
42
SV DB JK KT F.HIT F.TAB
PERLAKUAN 2 0.00 0.00 0.00 5.14
ERROR 6 0.00 0.00
Total 8
Keterangan : NS = tidak berbeda nyata S = Berbeda nyata
43