Anda di halaman 1dari 30

1

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN


PETANI TENTANG PERTANIAN BERKELANJUTAN

USULAN PENELITIAN

Oleh:

ADITYA RAFI SYUHADA

PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS


DEPARTEMEN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN
PETANI TENTANG PERTANIAN BERKELANJUTAN

Oleh

ADITYA RAFI SYUHADA


NIM : 23020318130071

Disetujui oleh :

Dosen Wali Pembimbing Utama

Prof. Dr. Ir. Siswanto Imam Santoso, M.P. Kadhung Prayoga. S.P. M.Sc.
NIP. 196511211992031001 NIP. H.7.199310182018081001

Usulan ini telah terdaftar di Program Studi Agribisnis


No. Registrasi : ..............
Tanggal : ..............

Ketua Program Studi S1 Agribisnis Pembimbing Anggota

Ir. Kustopo Budiraharjo, M. P. Ir. Joko Mariyono, M.P, Ph.D.


NIP. 196511211992031001 NIP. H.7.196503282021021001
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan usulan penelitian. Usulan
Penelitian ini bertujuan agar penulis dapat Menganalisis faktor faktor yang
mempengaruhi pengetahuan petani tentang pertanian berkelanjutan. Penulis pada
kesempatan kali ini ingin berterima kasih kepada:
1. Kadhung Prayoga. S.P. M.Sc dan Ir. Joko Mariyono, M.p, Ph.D. selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu dan
bimbingan dalam penyusunan usulan penelitian.
2. Prof. Dr. Ir Bambang Waluyo Hadi Eko P., MS, M.Agr.Sc selaku dekan
Fakultas Peternakan dan Pertanian.
3. Dr. Heni Rizqiati, S.Pt., M.Si. selaku Ketua Departemen Pertanian.
4. Ir. Kustopo Budiraharjo M.P. selaku Ketua Program Studi Agribisnis.
5. Agus Subhan Prasetyo. S.Pt. M. Sc. selaku Koordinator Laboratorium
Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.
6. Prof. Dr. Ir. Siswanto Imam Santoso, M.P. selaku dosen wali yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam penentuan judul serta menjadi tempat
untuk berkonsultasi berbagai permasalahan baik akademik dan non akademik.
7. Bapak Adri Alfendra dan Ibu Sunarti selaku orang tua dan keluarga yang
selalu mendoakan serta memberikan dukungan moral dan material kepada
penulis
Harapan penulis usulan penelitian ini akan memberikan manfaat bagi para
pembaca. Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan. Mohon maaf
apabila terdapat salah kata, dan atas perhatiannya terima kasih.
Semarang, Oktober 2023

Penulis
iv

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR ILUSTRASI..........................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian...................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian.................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1 Pertanian Berkelanjutan........................................................................4
2.2 Petani........................................................................................................5
2.3 Pengetahuan Petani.................................................................................6
2.4 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan petani................................7
BAB III..................................................................................................................10
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................10
3.1 Kerangka Penelitian..............................................................................10
3.2 Hipotesis Penelitian...............................................................................12
3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian...............................................................12
3.4 Metode Penelitian..................................................................................12
3.5 Jenis dan Metode Pengambilan Sampel..............................................13
3.6 Metode Pengumpulan Data..................................................................13
3.7 Metode Analisis Data............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
KUESIONER........................................................................................................21
v

DAFTAR ILUSTRASI

Ilustrasi 1. Kerangka Pemikiran............................................................. 11


1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pertanian berkelanjutan telah menjadi pusat perhatian global dalam upaya

untuk mengatasi tantangan-tantangan serius seperti ketahanan pangan, perubahan

iklim, dan pelestarian sumber daya alam. Pertanian berkelanjutan adalah

pendekatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini tanpa

mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan

mereka. Dalam konteks pertanian berkelanjutan, pengetahuan petani tentang

praktik-praktik berkelanjutan memainkan peran kunci dalam keberhasilan

implementasi. (Indraningsih, 2013)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

(Soekidjo Notoatmodjo,2003). Perbedaan pengetahuan berpengaruh terhadap

pemikiran seseorang. Pemikiran seseorang yang berpendidikan tinggi pasti akan

berbeda dengan seseorang yang berpengetahuan rendah. Orang yang

berpengetahuan tinggi pasti akan mengerti tentang pentingnya menjaga

kelestarian alam. Orang yang berpengetahuan tinggi akan lebih mengerti tentang

pertanian yang berkelanjutan, berbeda dengan orang yang berpengetahuan rendah

mereka pasti akan kurang mengerti dalam pertanian yang berkelanjutan.


2

Pertanian berkelanjutan merupakan trend baru dikalangan petani milenial.

Sistem pertanian ini ternyata lebih memberikan hasil yang menguntungkan dalam

jangka waktu yang lama (berkelanjutan) serta tetap memelihara kesehatan dan

kualitas lingkungan. Pengelolaan pertanian yang berkelanjutan bertujuan untuk

mempertahankan produtivitas tanah bagi generasi mendatang baik secara ekologi,

ekonomi, dan budaya.

Oleh sebab itu peneliti memutuskan untuk meneliti Faktor faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan petani tentang pertanian berkelanjutan di

Kecamatan Ceper, Klaten.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan petani

tentang pertanian berkelanjutan.

2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengeruhi pengetahuan petani

tentang pertanian berkelanjutan.

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi objek penelitian sebagai bahan masukan sekaligus dasar untuk

memahami tentang pertanian berkelanjutan

2. Bagi penulis sebagai aktualisasi dari ilmu - ilmu yang sudah pernah

peneliti pelajari sekaligus sebagai bahan menyusun skripsi untuk


3

menempuh ujian sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas

Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan

sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak

dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian

dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin.

Keberlanjutan yang dimaksud meliputi: penggunaan sumberdaya, kualitas dan

kuantitas produksi serta lingkungannya. Pertanian berkelanjutan adalah konsep

green agriculture yang dapat didefenisikan sebagai usaha pertanian maju dengan

penerapan teknologi secara terkendali sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan sehingga diperoleh produktivitas optimal, mutu produk tinggi, mutu

lingkungan terpelihara dan pendapatan ekonomi usaha tani yang optimal

(Sumarno, 2010).

Pertanian berkelanjutan mempunyai beberapa prinsip yaitu: (a)

meggunakan sistem input luar yang efektif, produktif, murah, dan membuang

metode produksi yang menggunkan system input dari industry, (b) memahami dan

menghargai kearifan lokal serta lebih banyak melibatkan peran petani dalam

pengelolaan sumberdaya alam dan pertanian, (c) melaksanakan konservasi

sumberdaya alam yang digunakan dalam sistem produksi. Hal ini sesuai dengan

pendapatan Mayrowani (2012) bahwa pertanian berkelanjutan berprinsip

efektif,bekelanjutan, agar bisa menjadikan industri pertanian yang sehat.


5

2.2 Petani

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya

dengan cara melakukan pengolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan

memelihara tanaman, dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman

tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya ke orang lain.mereka juga

dapat menyediakan bahan mentah bagi industri. Seseorang bisa jadi petani

(asalkan punya sebidang tanah atau lebih), walau ia sudah punya pekerjaan bukan

sebagai petani. Maksud kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah yang harus

mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani tulen

untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini di terapkan, berarti

pemilik tanah itu telah memberi pekerjaan kepada orang lain walau hasilnya tidak

banyak (Arbi,2017).

Ciri-ciri masyarakat petani menurut Manyamsari (2014) sebagai berikut:

1) satuan keluarga (rumah tangga) petani adalah satuan dasar dalam masyarakat

desa yang berdimensi ganda, 2) petani hidup dari usahatani, dengan mengolah

tanah (lahan), 3) pola kebudayaan petani berciri tradisional dan khas, dan 4)

petani menduduki posisi rendah dalam masyarakat, mereka adalah ’orang kecil’

terhadap masyarakat di atas-desa. Adapun ”petani kecil” dengan ciri-ciri sebagai

berikut: 1) berusahatani dalam tekanan penduduk lokal yang meningkat, 2)

mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup yang

rendah, 3) bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten,

dan 4) kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pelayanan

lainnya. (Affandi, 2014).


6

Petani sebagai sosok individu memiliki karakteristik tersendiri secara

individu yang dapat dilihat dari perilaku yang nampak dalam menjalankan

kegiatan usaha tani. Undang Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan

dan Pemberdayaan Petani dalam Pasal 1 ayat (3) menyatakan bahwa petani adalah

warga negara Indonesia perseorangan dan atau beserta keluarganya yang

melakukan usaha tani di bidang tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan

atau peternakan

2.3 Pengetahuan Petani

Pengetahuan petani mempengaruhi perubahan perilaku dan

memungkinkan Dirinya berpartisipasi dalam kehidupan sosial untuk

meningkatkan masyarakat dan kehidupannya. Hal ini terjadi oleh karna

pengetahuan yang cukup memotivasi seseorang untuk banyak berbuat dalam

memenuhi kehidupan sendiri. Tingkat pengetahuan dalam menerima suatu

pembaharuan tergantung bagaimana cara penyuluhan pertanian untuk menerapkan

metode penyuluhan yang cocok untuk kondisi. Petani menyatakan sesungguhnya

media untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat desa, khususnya petani telah

di siapkan oleh pemerintah dan telah di berikan kemudahan-kemudahan melalui

program penyuluhan pertanian. Baik itu tentang usaha tani maupun penerapan

teknologi baru ( Syafiuddin,2010).

Pengetahuan petani adalah segala sesuatu yang di ketahui oleh para petani

berkenan dalam kegiatan tentang pertanian berkelanjutan dan juga peluang

berusaha atau kesempatan kerja bagi petani. Pengetahuan merupakan aspek


7

perilaku yang terutama berhubungan dengan kemampuan mengingat materi yang

telah di pelajari (Arbi,2017 ). Belajar bagi petani dan keluarganya selain untuk

mengembangkan pengetahuannya juga untuk meningkatkan partisipasi sosial

mereka. Hasil belajar akan nampak pada perubahan perilaku antara lain

peningkatan pengetahuan baik jenis maupun jumlahnya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Priyanti, dkk (2016) bahwa belajar dapat mempengaruhi pengetahuan

manusia.

2.4 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan petani

Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan petani menurut Farid (2018)

yaitu :

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung

untuk mendapatkan informasi,baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana di harapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,

maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun

perlu di tekankan bahwa seseorang yang perpendidikan rendah tidak


8

berarti mutlak perpengetahuan rendah pula, peningkatan pengetahuan

tidak mutlak di peroleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat di

peroleh pada pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tentang

suatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan

negative. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap

seseorang tentang objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari

objek yang di ketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap objek tersebut.

2. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola fikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola fikirnya, sehingga pengetahuan yang di perolehnya semakin

membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam

masyarakat dan kehidupan social serta lebih banyak melakukan

persiapan demi suksesnya upaya menyusuaikan diri menuju usia tua,

selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan waktu

untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

kemampuan verbal di laporkan hampir tidak ada penurunan pada usia

ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama

hidup yaitu semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi

yang di jumpai dan semakin banyak hal yang di kerjakan sehingga

menambah pengetahuannya. Dan tidak dapat mengajarkan kepandaian

baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik
9

fisik maupun mental. Dapat di perkirakan bahwa IQ akan menurun

sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa

kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan

umum. Beberapa teori berpendapat ternnyata IQ seseorang akan

menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

3. Lama bertani

Lama bertani atau pengalaman bertani dapat berpengaruh terhadap

pengetahuan petani. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang di peroleh dalam memecahkan

masalah yang di hadapi di masalalu. Pengalaman belajar dalam bekerja

yang di kembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan

manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang

bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

4. Penyuluhan

Penyuluhan pertanian bermula dari adanya kebutuhan untuk

meningkatkan hasil pertanian, baik untuk kepentingan penjajah

maupun untuk memenuhi kebutuhan pribumi (Sadono, 2008).

Penyuluhan adalah suatu edukasi dalam aspek promotif untuk

meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki perilaku sasaran serta

dapat menerapkan pertanian berkelanjutan


10
11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Pertanian berkelanjutan di Kelurahan jambukulon belum lama ini menjadi

pembahasan yang strategis bagi petani di Kelurahan ini. Intensitas penyuluhan

tentang pertanian berkelanjutan yang naik di Kabupaten Klaten membuat para

petani mulai berfikir untuk melakukan praktik ini. Tujuan dari Pertanian

Bekelanjutan yaitu (1) Menjaga atau dan meningkatkan keutuhan sumberdaya

alam lahan dan melindungi lingkungan, (2) Menjamin penghasilan bagi petani, (3)

Menjamin konservasi energy, (4) Meningkatkan produktivitas, (5) Meningkatkan

kualitas dan keamanan bahan pangan, dan (6) Menciptakan keserasian antara

petani dan faktor sosial ekonominya. Petani di daerah jambukulon termasuk

petani yang bermacam-macam jenisnya (heterogen), mulai dari lulusan SD hingga

SMA, dengan luas lahan yang berbeda beda, dan jenis tanaman yang berbeda serta

mememiki pendapatan yang beragam. Petani di desa jambukulon juga sering

mendapatkan penyuluhan, entah dari dinas terkait atau pun swasta yang

menawarkan pupuk organik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan petani. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan petani tentang pertanian

berkelanjutan.
12

Berikut bagan kerangka pemikiran disajikan pada lustrasi I.

Petani
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan petani

X4
X1 X2 X3 X5 X6
Intensitas
Dianalisis Umur Pendidikan Lama Pendapata Luas
Mengikuti
menggunakan PetaniPengetahuan
Petani Bertani Pertanian n Lahan
penyuluhan
Analisis Petani Berkelanjutan
Regresi
Berganda

Menganalisis faktor yang mempengaruhi pengetahuan petani


tentang pertanian berkelanjutan

Ilustrasi I. Kerangka Pemikiran

3.2 Hipotesis Penelitian


13

Adapun hipotesis penelitian ini adalah :

Ada faktor yang mempengaruhi pengetahuan petani tentang pertanian

berkelanjutan meliputi umur, pendidikan, lama berusaha tani, pendapatan,

intensitas mengikuti penyuluhan, dan luas lahan di Kelurahan Jambukulon.

3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2023. Lokasi

penelitian di Kelurahan Jambukulon, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.

Pemilihan lokasi dilakukan secara terencana atau disengaja (purposive) di

Kelurahan Jambukon. Dengan pertimbangan bahwa petani di Kelurahan

Jambukulon merupakan petani yang heterogen dari berbagai kalangan.

3.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode korelasional. Metode penelitian

korelasional merupakan Metode penelitian korelasional melihat hubungan antara

dua atau lebih variabel. Sementara peneliti dapat menggunakan korelasi untuk

melihat apakah ada hubungan, variabel itu sendiri tidak di bawah kendali para

peneliti.

3.5 Jenis dan Metode Pengambilan Sampel


14

Sample yang akan dijadikan objek penelitian dipilih secara sensus

complete enumeration yaitu seluruh petani di Kelurahan Jambukulon. Metode

tersebut digunakan karena sample dalam penelitian ini berjumlah 50.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri adalah data primer dan

data sekunder. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik mengumpulkan data melalui kegiatan

percakapan secara tatap muka langsung dengan responden penelitian yaitu

petani di Kelurahan Jambukulon.

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara terjun langsung

mengamati keadaan secara real di lapangan. Metode ini bermanfaat bagi

peneliti mendapatkan pengalaman secara langsung dari para partisipan dan

dapat mendeteksi aspek aspek yang tidak lumrah atau biasa selama

melakukan observasi. Pada penelitian ini penulis akan terjun ke petani di

Kelurahan Jambukon.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen - dokumen, baik dokumen tertulis, gambar


15

maupun elektronik. Pada penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data

dokumentasi secara langsung seperti dokumentasi kegiatan bersama petani

Kelurahan Jambukon.

4. Studi Literatur

Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan

dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta

mengelolah bahan penelitian meliputi jurnal, data demografi desa dan

BPS.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis dan pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dan

analisis regresi linier berganda. Analisis data yang digunakan adalah uji

kesesuaian model, uji asumsi klasik. Analisis data yang digunakan berupa analisis

regresi linier berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan secara linear

antara variabel bebas dengan variabel terikatnya (Ikhlasul, 2017).

Tujuan pertama dan kedua dijelaskan menggunakan dengan bantuan skala

likert. Skala Likert adalah salah satu bentuk skala yang dilakukan untuk

mengumpulkan data demi mengetahui atau mengukur data yang bersifat kualitatif

maupun kuantitatif. Data tersebut diperoleh untuk mengetahui pendapat, persepsi,

ataupun sikap seseorang terhadap sebuah fenomena yang terjadi. Skala likert yang

digunakan adalah 1 -3 dengan 3 setuju, 2 ragu, 1 tidak setuju. Sedangkan tujuan 3

dianalisis dengan analisis regresi linier berganda.

1. Analisis Regresi Linier Berganda


16

Analisis regresi linier berganda merupakan hubungan secara linear

antara dua atau lebih variabel bebas atau independen dengan satu variabel

terikat atau dependen yang digunakan untuk memperkirakan atau

memprediksi suatu nilai variabel terikat atau dependen berdasarkan variabel

bebas atau independen (Ikhlasul, 2017). Untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh signifikan dua atau lebih variabel bebas (X 1, X2, X3, ... ... ... , Xn),

terhadap variabel terikat (Y) digunakan teknik analisis regresi linier berganda.

Model persamaan regresi linaer berganda karakteristik petani terhadap

partisipasi petani dalam Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya

atau P4S Mitra Veteran Mandiri dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e

Keterangan : Y = Faktor yang mempengaruhi

Pengetahuan petani

β0 = Koefisien intersep

β1 β2 β3 β4 β5β6 = Koefisien regresi masing-masing variabel

X1 = Umur

X2 = Pendidikan

X3 = Lama bertani

X4 = Luas lahan

X5 = Pendapatan

X6 = Intensitas mengikuti penyuluhan


17

e = Error term (tingkat kesalahan)

2. Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit)

Pengujian kesesuaian model penelitian digunakan untuk menguji seberapa

baik tingkat goodness of fit atau kecocokan dari model penelitian.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi R2 merupakan koefisien yang menunjukkan

menunjukan presentase variasi seluruh variable terikat yang bisa dijelaskan

dengan perubahan variable bebas (Ikhlasul, 2017). Dimana nilai koefisien

determinasi antara 0 < R2 < 1, jika nilai R2 yang semakin tinggi atau

mendekati 1 menunjukkan bahwa model yang terbentuk mampu

menerangkan variasi dari variabel terikat, demikian sebaliknya , Koefisien

determinasi simultan (R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh

model dalam menjelaskan variasi variabel variabel dependen (Irawan dan

Nanik, 2018).

b. Uji F (Uji Pengaruh Variabel Secara Serempak)

Uji F adalah uji secara bersama (simultan) yang bertujuan

mengetahui signifikansi pengaruh perubahan variabel independen terhadap

variabel dependen. Dimana parameter variable X1, X2, X3, dan X4 hingga

Xn bersamaan (simultan) diuji apakah memiliki signifikansi atau tidak

terhadap variable Y (Firdaus, 2011).

Kriteria pengujian:
18

1. Jika sig. F ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel

X1, X2, X3, dan X4 secara serempak berpengaruh nyata terhadap

variabel Y.

2. Jika sig. F > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel

X1, X2, X3, dan X4 secara serempak tidak berpengaruh nyata

terhadap variable Y (partisipasi petani dalam P4S Mitra Veteran

Mandiri).

c. Uji t ( Uji Pengaruh Variabel Secara Parsial)

Uji t adalah uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Signifikansi 5 %

adalah tingkat signifikansi (α ) yang biasa digunakan dalam ilmu sosial

(Firdaus, 2011).

Kriteria Pengujian:

1. Jika sig. t ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. artinya variabel

X1, X2, X3, dan X4 secara parsial berpengaruh nyata terhadap

variabel Y.

2. Jika sig. t > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. artinya variabel

X1, X2, X3, dan X4 secara parsial tidak berpengaruh nyata

terhadap variabel Y.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian data untuk mengetahui apakah data

yang digunakan terdistribusi normal atau tidak, data yang berdistribusi


19

dengan normal dapat mempersempit kemungkinan terjadinya bias

(Apriyono et al, 2013). Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji

Kolmogorov Smirnov, dengan melihat nilai signifikansi.

1. Sig.KS > 0,05 = Data berdistribusi normal.

2. Sig.KS ≤ 0,05 = Data tidak berdistribusi normal .

Data dapat dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar atau

> 0,05 (Amaliah, 2017).

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas ini digunakan untuk jenis analisis regresi berganda


yang terdiri dari dua atau lebih variabel independent atau bebas, dimana
melalui besaran koefisien korelasi (R) akan diukur tingkat keeratan
hubungan / keterkaitan antara variabel bebas atau independent tersebut.
Dimana dapat dikatakan multikolinieritas jika koefisien korelasi (R ) antar
variabel bebas atau independent lebih besar dari 0,60 (Sunyoto, 2011).

c. Heteroskedastisitas

Sama atau tidak varians residual dari observasi yang satu dengan

observasi yang lain perlu diuji dalam persamaan regresi berganda, Uji

Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear.

Jika residualnya mempunyai varians yang tidak sama atau berbeda disebut

terjadi heterokedastisitas, dan jika residualnya mempunyai varians yang

sama disebut terjadi homokedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji


20

Glejser sebagai penguji heterokedastisitas, dengan melihat nilai

signifikansi.

1. Sig. > 0,05 = Homokedastisitas (tidak terjadi masalah

heterokedastisitas).

2. Sig. ≤ 0,05 = Heterokedastisitas.

Data dapat dikatakan heterokedastisitas jika signifikansi kurang dari sama

dengan 0,05 (Nurdany, 2012).


21

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Uhbiyati, 2007, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Affandi, A. (2014). Makna Pembiayaan Salam Perspektif Perbankan


Syariah Dan Petani Di Probolinggo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
FEB, 2(2).

Farid, A., & Romadi, U. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi


petani dalam penerapan sistem tanam jajar legowo di Desa Sukosari
Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.

Indraningsih, K. S. (2013). Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja


usahatani petani sebagai representasi strategi penyuluhan pertanian
berkelanjutan di lahan marjinal. Jurnal Agro Ekonomi, 31(1), 71-95.

Manyamsari, I., & Mujiburrahmad, M. (2014). Karakteristik Petani Dan


Hubungannya Dengan Kompetensi Petani Lahan Sempit (Kasus: Di
Desa Sinar Sari Kecamatan Dramaga Kab. Bogor Jawa Barat). Jurnal
Agrisep, 15(2), 58-74.

Mayrowani, H. (2012). Pembangunan pertanian pada era otonomi daerah:


Kebijakan dan implementasi. In Forum Penelitian Agro
Ekonomi (Vol. 30, No. 1, pp. 31-47).

Mayrowani, H. (2012). Pengembangan pertanian organik di Indonesia.


In Forum penelitian agro ekonomi (Vol. 30, No. 2, pp. 91-108).

Notoatmodjo, S. (2003). Education and health behavior. Jakarta: Rineka


Cipta.

Priyanti, A. E., Wiarta, I. W., & Ardana, I. K. (2016). Pendekatan Saintifik


Berbasis Problem Based Learning Berpengaruh Terhadap Hasil
Belajar Pengetahuan Matematika Siswa Kelas IV. MIMBAR PGSD
Undiksha, 4(1).

Sriati, S., Hakim, N., & Arbi, M. (2017). Partisipasi Petani dan Efektivitas
Gapoktan dalam Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM) di Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin. Jurnal
Penyuluhan, 13(1), 88-96.

Sumarno, S. (2010). Green Agriculture Dan Green Food Sebagai Strategi


Branding Dalam Usaha Pertanian. In Forum Penelitian Agro
22

Ekonomi (Vol. 28, No. 2, pp. 81-90). Indonesian Center for


Agricultural Socioeconomic and Policy Studies.
23

KUESIONER

Nama :
Usia :
Jenis Kelamin:

Tingkat Pendidikan terakhir :

SD (......)
SMP (......)
SMA (......)
S1 (......)
S2 (......)

1. Lama Berusaha Tani : (........... tahun)

2. Seberapa familiar Anda dengan konsep pertanian berkelanjutan?

[ ] Sangat Tidak Familiar

[ ] Tidak Familiar

[ ] Netral

[ ] Familiar

[ ] Sangat Familiar

3. Seberapa baik Anda mengenal praktik-praktik pertanian berkelanjutan


seperti penggunaan pupuk organik, rotasi tanaman, dan konservasi tanah?

[ ] Sangat Kurang Tahu

[ ] Kurang Tahu

[ ] Netral

[ ] Tahu

[ ] Sangat Tahu

4. Bagaimana tingkat pendidikan Anda mempengaruhi pengetahuan Anda


tentang pertanian berkelanjutan?
24

[ ] Sangat Negatif

[ ] Negatif

[ ] Tidak Ada Pengaruh

[ ] Positif

[ ] Sangat Positif

5. Bagaimana menurut Anda usia mempengaruhi kemampuan petani untuk


memahami dan mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan?

[ ] Sangat Negatif

[ ] Negatif

[ ] Tidak Ada Pengaruh

[ ] Positif

[ ] Sangat Positif

6. Sejauh mana pengalaman bertani Anda memengaruhi pengetahuan Anda


tentang pertanian berkelanjutan?

[ ] Sangat Sedikit

[ ] Sedikit

[ ] Sedang

[ ] Banyak

[ ] Sangat Banyak

7. Bagaimana tingkat pendapatan Anda mempengaruhi akses dan penerapan


praktik pertanian berkelanjutan?

[ ] Sangat Negatif

[ ] Negatif

[ ] Tidak Ada Pengaruh

[ ] Positif
25

[ ] Sangat Positif

Anda mungkin juga menyukai