USULAN PENELITIAN
SKRIPSI
Oleh:
JAATSIYA INSAN BARI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
2020
INTERAKSI GENETIK X LINGKUNGAN TERHADAP HASIL
BEBERAPA CALON VARIETAS JAGUNG HIBRIDA (Zea
mays L.) DI KABUPATEN TUBAN
Oleh:
SKRIPSI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
2020
PERNYATAAN
Disetujui,
Pembimbing Utama,
Disetujui,
Ketua Jurusan
Tanggal Persetujuan :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi
Muhammad SAW. Proposal ini berisikan tentang “Analisis Interaksi Genotip x
Lingkungan Terhadap Hasil Beberapa Calon Varietas Jagung Hibrida (Zea mays
L.) di Kabupaten Tuban”. Diharapkan proposal ini dapat memberikan informasi
dan menambah wawasan kepada kita semua.
Penulisan proposal ini juga tak lepas dari doa, dukungan, dan bantuan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Noer Rahmi Ardiarini, SP., M.Si.. selaku Ketua Jurusan Budiaya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Bapak Ir. Arifin Noor
Sugiharto M.Sc.,Ph.D. selaku Dosen Pembimbing skripsi, orang tua penulis yang
senantiasa memberikan dukungan moril maupun materil yang tiada henti, seluruh
teman-teman seperjuangan di Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya, serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan proposal ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................v
1. PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................3
1.3 Hipotesis..............................................................................................................3
2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
2.1 Karakteristik Tanaman Jagung............................................................................4
2.2 Fase Pertumbuhan Tanaman Jagung....................................................................6
2.3 Kelebihan Jagung Hibrida..................................................................................10
2.4 Heritabilitas pada Tanaman Jagung...................................................................11
2.5 Interaksi Genotipe x Lingkungan.......................................................................12
3. METODE DAN PELAKSANAAN...................................................................14
3.1 Tempat dan Waktu.............................................................................................14
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................14
3.3 Metode Pelaksanaan Penelitian..........................................................................14
3.4 Pelaksanaan Penelitian.......................................................................................15
3.4.1 Persiapan Lahan..........................................................................................15
3.4.2 Persemaian..................................................................................................15
3.4.3 Penanaman..................................................................................................15
3.4.4 Pemeliharaan...............................................................................................16
3.4.5 Pengendalian Hama dan Penyakit...............................................................17
3.4.6 Panen...........................................................................................................17
3.5 Variabel Pengamatan.........................................................................................17
3.6 Analisis Data......................................................................................................20
3.6.1 Analisis Ragam...........................................................................................20
3.6.2 Analisis Homogenitas Ragam Dua Lokasi..................................................20
3.6.3 Analisis Ragam Gabungan..........................................................................21
3.6.4 Analisis Regresi...........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................23
DAFTAR TABEL
1. PENDAHULUAN
lingkungan pada calon varietas jagung hibrida di wilayah sentra produksi jagung.
Sehingga akan didapatkan genotip yang memiliki adaptabilitas yang baik dan
direkomendasikan sebagai calon varietas jagung di daerah tersebut.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengevaluasi interaksi genotip x lingkungan pada karakter agronomi
dan komponen hasil calon varietas jagung hibrida di dua agroekologi lahan
kering.
2. Untuk mendapatkan informasi keragaman genetik dan heritabilitas karakter
agronomi dan komponen hasil dari calon varietas jagung hibrida
1.3 Hipotesis
1. Terdapat interaksi genotip x lingkungan pada karakter agronomi dan
komponen hasil calon varietas jagung hibrida di dua agroekologi lahan
kering.
2. Untuk mendapatkan informasi keragaman genetik dan heritabilitas yang
tinggi karakter agronomi dan komponen hasil dari calon varietas jagung
hibrida.
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
5
Jagung
merupakan
tanaman serealia
yang A paling
B
Gambar 1. (A) akar seminal primer, (B) akar seminal lateral
(Muhadjir, 2018).
6
produktif di dunia dan cocok di wilayah suhu tinggi. Jagung termasuk tanaman C4
sehingga bisa beradaptasi baik pada faktor-faktor penghambat (limited factor)
[ CITATION Muh18 \l 1057 ]. Areal dan agroekologi pertanaman jagung sangat
bervariasi, dari dataran rendah sampai dataran tinggi, pada berbagai jenis tanah,
berbagai tipe iklim dan bermacam pola tanam (Iriany, et al., 2016). Suhu
minimum untuk pertumbuhan jagung adalah 8 - 10°C, suhu maksimum untuk
pertumbuhan jagung adalah 40°C. Untuk pertumbuhan terbaik bagi tanaman
jagung diperlukan suhu rata-rata 24°C selama periode pertumbuhan [ CITATION
Muh18 \l 1057 ]. Produksi jagung berbeda-beda antar daerah, hal ini disebabkan
oleh perbedaan kesuburan tanah, ketersediaan air, dan varietas yang di tanam.
Variasi lingkungan tumbuh juga akan mengakibatkan adanya interaksi genotipe
dan lingkungan (Iriany, et al., 2016). Jagung dalam klasifikasi termasuk dalam
kingdom: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Cyperales;
Famili: Poaceae; Sub-famili: Panicoideae; Genus: Zea; Spesies: Zea mays L.)
(Muhadjir, 2018).
Sistem perakaran jagung terdiri dari akar akar seminal yang tumbuh ke
bawah pada saat biji berkecambah. Akar koronal yang tumbuh dari jaringan
batang setelah plumula muncul. Selain itu, ada juga akar udara (brace) yang
tumbuh dari buku-buku batang. Akar-akar seminal terdiri dari akar primer
ditambah dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai akar adventious
pada dasar dari buku pertama di atas pangkal batang. Akar udara ini berfungsi
sebagai akar pendukung untuk memperkokoh batang terhadap kerebahan. Apabila
masuk ke dalam tanah, akar ini akan berfungsi juga membantu penyerapan hara
(Muhadjir, 2018).
Panjang batang berkisar antara 60-300 cm tergantung dari tipe jagung.
Batang jagung beruas-ruas yang jumlahnya bervariasi antara 10-40 ruas, Bagian
tengah batang terdiri dari sel-sel parenkim dengan seludang pembuluh yang
diselubungi oleh kulit yang keras di mana termasuk lapisan epidermis. Sementara
itu daun jagung muncul dari buku buku batang dan pelepah daun menyelubungi
ruas batanf untuk memperkuat batang. Panjang daun jagung jagung bervariasi
7
anatara 30-150 cm dan lebar 4-15 cm dengan ibu tulang daun yang keras
(Muhadjir, 2018).
Jagung merupakan tanaman berumah satu monoecious dimana letak bunga
jantan terpisah dengan bungan betina pada satu tanaman. Bunga jantan terletak
pada ujung batang sedangkan bunga betina terletak pada pertengahan batang.
Tanaman jagung bersifat protandry, dimana bunga jantan umumnya tumbuh 1-2
hari sebelum munculnya rambut (style) pada bunga betina. Selama periode 7-21
hari, tassel mengahsilkan 2-5 juta serbuk sari dari anther berarti 2000-5000 serbuk
sari ditumpahkan ke silk. Bunga betina muncul dari tunas axillary yang
memanjang dari dalam kelobot. Masing-masing silk tumbuh memanjang dari
dalam tongkol hingga reseptif siap dikawinkan [ CITATION AGO08 \l 1057 ].
A B
plumule
radicle
root tip
fruit wall
Seed tip
8
5. V8-V9
Tanaman memasuki V8 setelah empat minggu setelah tanam. Defisiensi
makronutrien dan mikronutrien dapat muncul saat ini. pemupukan dapat
memperbaiki beberapa defisiensi tanah, Kekurangan gizi pada tahap ini sangat
membatasi pertumbuhan daun.
6. V10-V11
10
untuk mencapai sel telur. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki selama 2-3
hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8 cm/hari dan akan terus
memanjang hingga diserbuki. Bakal biji hasil pembuahan tumbuh dalam satu
struktur tongkol dengan dilindungi oleh tiga bagian penting yaitu glume, lemma,
dan palea serta memiliki warna putih di luar biji. Bagian dalam biji berwarna
bening dan mengandung sedikti cairan. Pada tahap ini, apabila biji dibelah belum
terlihat struktur embrio di dalamnya.
2. Blister (R2)
Blister muncul sekitar 12 hari setelah silking. Pada fase ini, rambut tongkol
sudah mulai kering dan berwarna gelap. Ukuran tongkol, kelobot, dan janggel
hampir sempurna. Biji sudah mulai tampak dan pati mulai terakumulasi ke
endosperm, kadar air biji sekitar 85% dan akan terus menurun hingga panen.
3. Masak susu (R3)
Terjadi 18-22 hari setelah silking. Pengisian biji yang semula dalam bentuk
cairan bening menjadi berwarna putih seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji
berlangsung dengan cepat dan warna biji sudah mulai terlihat seperti pada
deskripsi varietasnya. Setiap sel yang berada pada endosperm sudah berbentuk
lengkap. Kekeringan pada fase R1 hingga R3 dapat menurunkan ukuran dan
jumlah biji yang terbentuk. Kadar air biji dapat mencapai 80%.
4. Dough (R4)
Fase R4 mulai terjadi 24-28 hari setelah silking. Bagian dalam biji seperti
pasta (belum mengeras). Separuh dari akumulasi bahan kering biji sudah
terbentuk, dan kadar air biji menurun menjadi sekitar 70%. Cekaman kekeringan
pada fase ini berpengaruh terhadap bobot biji.
genotipe yang memiliki kekuatan tinggi dan paling konsisten (Owusu, et al.,
2018). Secara umum terdapat tiga tipe interaksi antara genotipe x lingkungan,
yaitu tidak ada interaksi, tidak ada interaksi antar lingkungan, dan terdapat
interaksi antar lingkungan (Yan dan Tinker, 2006).
Gambar 5. Grafik (A (B)) Tidak Ada Interaksi (C) Tidak Ada Interaksi Antar
Lingkungan (D) (E) (F) Ada Interaksi Antar Lingkungan (Baye, et al., 2011).
2.5 Metode Pengujian Analisis Adaptabilitas
Analisis adaptabilitas diperlukan untuk untuk mencirikan keragaan genotip
di berbagai lingkungan dan membantu pemulia tanaman dalam memilih genotip
unggul di lingkungan yang berbeda, sehingga perlu varietas yang
adaptif[ CITATION Mul18 \l 1057 ]. Stabilitas berkaitan dengan konsistensi
penampilan hasil suatu genotip pada waktu atau musim yang berbeda, sedangkan
kemampuan adaptasi suatu genotip berkaitan dengan wilayah atau lingkungan
tumbuh yang direspon secara optimal. Keberhasilan suatu varietas memiliki hasil
dan karakter agronomi yang baik. Selain itu, penampilan yang stabil pada
lingkungan luas spesifik tertentu[ CITATION Alg04 \l 1057 ].
Stabilitas hasil suatu genotip berkaitan dengan kemampuan adaptasi pada
kondisi lingkungan tumbuh. Adaptabilitas adalah kemampuan untuk menunjukkan
16
tingkat adaptasi yang baik pada lingkungan luas tujuannya untuk mendapatkan
genotip yang berpenampilan baik pada seluruh lingkungan atau spesifik
lingkungan. Nilai ragam interaksi genotip x lingkungan dapat digunkana untuk
identifikasi genotip yang stabil dan mengetahui daya adaptasinya. Varietas ideal
adalah varietas yang memiliki potensi hasil maksimum di lingkungan yang paling
produktif dan memiliki stabilitas maksimum. Cara yang dilakukan adalah dengan
menentukan koefisien regresi dengan meregresikan rata-rata genotip ada rata-rata
genotip pada rata-rata lingkungan dan memplotkan koefisien regresi genotip
terhadap rata-rata hasil genotip (Finlay dan Wilkinson, 1963).
Apabila koefisien regresi sama dengan 1 mengindikasikan stabilitas. Ketike
genotip stabil dan memiliki hasil tingii, maka genotip tersebut adaptasinya baik.
Ketika genotip stabil namun hasilnya rendah, maka genotip tersebut
adaptabilitasnya buruk terhadap semua lingkungan. Apabila nilai koefisien
regresinya lebih dari 1, genotip tersebut sensitif terhadap lingkungan dan
beradaptasi spesifik pada lingkungan yang optimum. Apabila nilai koefisien
regresi kurang dari 1, genotip tersebut tahan terhadap perubahan lingkungan dan
beradaptasi spesifik pada lingkungan marginal (Finlay dan Wilkinson, 1963).
Diatas 1.0
Adaptasi spesifik,
lingkungan
produktif
Stabilitas
diatas rata-
rata
Koefisien regresi
Stabilitas
dibawah rata-
Dibawah
rata
1.0
Adaptasi baik,
lingkungan mrginal
S besar KT besar
F hitung = =
Skecil KT kecil
25
Keterangan
S = Varian
KT = Kuadrat Tengah
s2
BNJ G x L = Q0,05( p:db galat ) x
√r
Keterangan :
Q = Nilai BNJ 5%
s2= Kuadrat Tengah Galat (KTG)
p = Genotip
r = Ulangan
3.6.4 Analisis Regresi
Analisis regresi untuk uji adaptabilitas merupakan rata-rata indeks G x E untuk
menghitung respon genotip terhadap lingkungan yang beragam. Genotip dengan
nilai koefisien regresi mendekati atau sama dengan 1 (satu), serta diikuti dengan
rataan hasil lebih tinggi dari rataan umum maka genotipe tersebut beradaptasi
26
DAFTAR PUSTAKA
Abadassi, J., 2015. Maize Agronomic Traits Needed in Tropical Zone. Science,
Environment and Technology, 4(2), p. 371 – 392.
Adie, M. M., Krisnawati, A. & Wahyu , G. A., 2014. Assessment of Genotype ×
Environment Interactions for Black Soybean Yield using Ammi and GGE
Biplot. Agriculture Innovations and Research, 2(5), pp. 2319-1473.
AGOTR, 2008. The Biology of Zea maize L. (Maize or Corn). Australia:
Departement of Health and Ageing Office.
Ahmad, M., Wigena, H. & Human , S., 2014. Identifikasi Pengaruh Beberapa
Karakter Agronomi Terhadap Daya Hasil Sorgum (Sorghum bicolor L.
Moench) dengan Analisis Lintas. Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2(10), pp.
12-22.
Alghamdi, S. S., 2004. Yield Stability of Some Soybean Genotypes Across
Diverse Environments. Biological Sciences, 7(12), pp. 2109-2114.
Amrullah, R. A., 2018. Evaluasi Interaksi Genotip x Lingkungan Karakter
Agronomi dan Hasil Beberapa Calon Varietas Jagung Hibrida (Zea mays
L.) Skripsi. Malang: Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.
Aqil, M., Rapar, C. & Zubachtirodin, 2012. Deskripsi Varietas Unggul Jagung.
Maros: Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Ariwibawa, I. B., 2012. Adaptasi Beberapa Varietas Jagung di Lahan Kering
Dataran Tinggi Beriklim Basah. Madura, Fakultas Pertanian, Universitas
Trunojoyo Madura.
Badan Pusat Statistik, 2018. Produksi Jagung Menurut Kabupaten/Kota di Jawa
Timur (Ton) Tahun 2007- 2017. [Online] Available at:
https://jatim.bps.go.id/statictable/2018/10/29/1322/produksi-jagung-
menurut-kabupaten-kota-di-jawa-timur-ton-2007-2017.html
[Diakses 5 Desember 2018].
Baye, T. M., Abebe, T. & Wilke, R. A., 2011. Genotype–Environment
Interactions and Their Translational Implications. Personalized Medicine,
8(1), p. 59–70.
Belfield, S. & Brown, C., 2008. Field Crop Manual: Maize, A Guide to Upland
Production in Cambodia. Australia: NSW Departement of Primary
Industries.
Birchler, J. A. et al., 2010. Perspective: Heterosis. The Plant Cell, Volume 22, p.
2105–2112.
28
Dehghani, H., Dvorak, J. & Sabaghnia, N., 2012. Biplot Analysis of Salinity
Related Traits in Berad Wheat (Triticum aesticum L.). Annals of
Biological Research, 2(3), pp. 3723-3731.
Efendi, R., 2013. Manual Cara Pengamatan Tanaman Jagung. Maros: Balai
Penelitian Tanaman Serealia.
Fentaw, A., Melkamu, E. & Yeshitila, M., 2015. Genotype-Environment
Interaction and Stability Analysis of Hybrid Maize Varieties in North West
Ethiopia. Plant Breeding and Genetics, 9(4), pp. 247-254.
Finlay, K. W. & Wilkinson, G. N., 1963. The Analysis Of Adaptation In A Plant-
Breeding Programme. Aust. J. Agric. Res, Volume 14, pp. 742-754.
Iriany, R. N., Yasin , H. M. & Takdir, A., 2016. Asal, Sejarah, Evolusi, dan
Taksonomi. Maros: Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Kumar , N. K., Shanthakumar, G., Kamatar, M. & Brunda, S., 2014. Identification
of Superior Single Cross Hybrids for Grain Yield and its Component
Traits of Maize (Zea mays L.) for Summer. 3768 Trends in Biosciences 7
(22), 2014, 7(2), pp. 3768-3770.
Laksono, N. D., 2017. Uji Daya Hasil Pendahuluan Beberapa Calon Varietas
Jagung (Zea mays L.) Di Nunukan, Kalimantan Utara. Thesis. Malang:
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.
Mangoendidjojo, W., 2000. Analisis Interaksi Genotip dengan Lingkungan
Tanaman Teh. Zuriat, 11(1), pp. 15-21.
Monsanto, 2013. Corn Growth Stages. [Online] Available at:
www.channel.com/.../AgronomicContentPDF/GrowthStages
%20GuidesChannel.pdf
[Diakses 20 Maret 2018].
Muhadjir, F., 2018. Karakteristik Tanaman Jagung. Bogor: Balai Penelitian
Tanaman Pangan Bogor.
Mulyasantika, Y. O., 2018. Evaluasi Daya Hasil Tujuh Genotip Jagung (Zea
mays L.) pada Dua Lokasi di Kediri Skrispsi. Malang: Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya.
Navarrete, A. C., Chocobar, A., Cox, R. A. & Fonteyne, S., 2013. Yield And Yield
Components: A Practical Guide for Comparing Crop Management
Practices. International Maize and Wheat Improvement (CIMMYT): s.n.
Nuryati, L., Waryanto, B., Akbar & Widaningsih, R., 2016. Outlook Komoditas
Pertanian Tanaman Pangan (Jagung). Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Pertanian, Kementerian Pertanian.
29
Nusa Nusa Nusa Adv Nusa Nusa Nusa Nusa Nusa Adv Nusa Nusa
Bs 18 P36 Bs 2 01 Pw 3 P36 Bs 2 Bs 18
U2 05 02 01 777 03 U2 Pw 3 05 04 02 777 03 04
1,5 meter 1,5 meter
U3 U3 02 04 03 777
1 meter 1 meter
32