Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP JERUK

SIAM BANJAR DI KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN


BANJAR

ABDURRAHMAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP JERUK


SIAM BANJAR DI KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN
BANJAR

Oleh
ABDURRAHMAN
NIM 1810514210032

Usulan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pertanian Pada
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
BANJARBARU
2022
Judul : Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Jeruk
Siam Banjar di Kecamatan Astambul Kabupaten
Banjar

Nama : Abdurrahman
NIM : 1810514210032
Program Studi : Agribisnis

Menyetujui Tim Pembimbing:


Anggota Ketua

Dr. Ir. H. M. Husaini, M.S. Dr. Ir. H. Yusuf Azis, M.Sc.


NIP. 19590705 198603 1 003 NIP. 19630524 198803 2 002

Diketahui oleh:

Ketua Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian

Mira Yulianti, S.P., M.Si.


NIP. 19770714 200212 2 002
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan usulan
penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Jeruk
Siam Banjar di Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar “. Penyusunan usulan
penelitian ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian
dalam skripsi yang merupakan salah satu syarat agar memperoleh gelar sarjana.
Dalam pembuatan proposal penelitian ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. H. Yusuf Azis, M.Sc. dan Bapak Dr. Ir.
H. M. Husaini, M.S. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
serta pengarahan dalam pembuatan proposal skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan ungkapan terima kasih kepada orang tua, saudara, teman-teman,
dan segenap pihak yang membantu hingga pembuatan proposal skripsi ini dapat
selesai.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan di dalam penulisan
proposal ini. Besar harapan penulis, semoga usulan penelitian ini dapat menjadi
panduan dalam pelaksanaan penelitian bagi kita semua, Amin.

Banjarbaru, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii

PENDAHULUAN....................................................................................... 1

Latar Belakang ............................................................................... 1


Rumusan Masalah ....................................................................... 4
Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 5

Jagung .......................................................................................... 5
Jagung Hibrida .............................................................................. 7
Usahatani ...................................................................................... 7
Teori Produksi ............................................................................... 8
Teori Biaya ................................................................................... 8
Teori Penerimaan .......................................................................... 9
Teori Keuntungan ......................................................................... 9
Kerangka Berpikir ......................................................................... 10
METODE PENELITIAN............................................................................. 12

Tempat dan Waktu Penelitian........................................................12


Jenis dan Sumber Data...................................................................12
Metode Penarikan Contoh.............................................................. 12
Variabel Penelitian ........................................................................ 13
Analisis Data ................................................................................. 13
Definisi Operasional...................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Luas Tanam, Panen, dan Produksi Tanaman Palawija di


Kabupaten Tanah Laut................................................................... 2

2. Luas Tanam, Panen, dan Produksi Jagung di Kabupaten


Tanah Laut..................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Kerangka Berpikir......................................................................... 11
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian bangsa Indonesia.


Sebagian besar masyarakat Indonesia berpenghasilan dari bidang pertanian
sehingga bukan saja untuk kebutuhan pangan namun juga sebagai sumber
pendapatan. Soekartawi (2005) mengemukakan bahwa pembangunan pertanian
diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan
pangan dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan
pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan
kesempatan berusaha .
Sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu subsektor pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan serta jasa
pertanian. Handayani (2009) mengemukakan bahwa subsektor hortikultura
memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai upaya
penumbuhan perekonomian daerah maupun nasional, karena mempunyai
pengaruh terhadap perbaikan gizi, pendapatan dan kesejateraan petani.
Tanaman hortikultura meliputi tanaman buah-buahan, sayur - sayuran dan
bunga-bungaan. Buah-buahan merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura
tahunan, merupakan sumber vitamin dan mineral. Ditjen Hortikultura, (2006)
dalam Handayani (2009) mengemukakan bahwa salah satu komoditi tanaman
hortikultura termasuk tanaman unggulan nasional adalah jeruk siam (Citrus
nobilis lour var. microcorva), jeruk dibutuhkan oleh penduduk baik dalam negeri
maupun luar negeri, kaya vitamin c dan zat penting lainnya untuk kesehatan
manusia.
Secara Nasional produksi jeruk mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun yaitu dari tahun 2012 sampai dengan 2014, pada tahun 2012 sebanyak
1,611,768 ton , pada tahun 2013 sebanyak 1,644,808 ton dan pada tahun 2014
sebanyak 1,926,543 ton (BPS, 2015). Produksi jeruk nasional belum dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri hal ini terbukti dengan masih adanya impor
jeruk segar dan olahan (Litbang Pertanian, 2015).
2

Jeruk siam asal Kalimantan Selatan merupakan salah satu komoditas


unggulan yang sudah sangat berkembang dan memiliki prospek yang baik sebagai
komoditas bernilai ekonomis. Buah jeruk siam Banjar banyak digemari karena
jeruk ini memiliki kandungan air buah yang tinggi, rasa buah manis, segar,
dengan penampilan fisik buah relatif besar dan warna buah matang kekuningan
mengkilap menjadikan buah ini digemari para konsumen. Berdasarkan data dari
Dinas Pertanian Propinsi Kalimantan Selatan, luas lahan yang sudah dimanfaatkan
selama tahun 2007 untuk usaha pertanian baru mencapai 52,55%. Pada tahun
2007 luas lahan pertanaman jeruk tercatatsebesar 8.740 ha, sedangkan luas panen
tanaman produktif 2.460 ha dengan tingkat produksi sebesar78.474 ton dan
produktivitas 3,190ton/ha (Dinas Pertanian Kalimantan Selatan, 2007).
Diantara produksi buah-buahan menurut kecamatan dan jenis tanaman
(ton) di Kabupaten Banjar, 2020 dan 2021. Produksi buah jeruk siam memiliki
berat total 112.900 ton pada tahun 2020 di Kecamatan Astambul, memilik berat
total 50.397 ton pada tahun 2021 di Kecamatan Astambul. Hal ini dijelaskan
dalam Tabel 1.

Tabel 1. Produksi Buah-buahan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman


(ton) di Kabupaten Banjar, 2020 dan 2021

Jeruk Siam
Kecamatan
2020 2021
Aluh-Aluh 0 -
Beruntung baru 29,5 18
Gambut 22 8
Kertak Hanyar 34 1
Tatah Makmur 32 25
Sungai Tabuk 87.911 -
Martapura 203 60
Martapura Timur 681 305
Martapura Barat 1.100 5.492
Astambul 112.900 50.397
Karang Intan 2.320 1.614,45
Aranio 920 645
Sungai Pinang 1.440 2.631
Paramasan 89 85
3

Pengaron 4.550 3.500


Sambung Makmur 787 251
Mataraman 13.075 17.421
Simpang Empat 1.900 2.403
Telaga Bauntung 0 -
Cintapuri Darussalam 380 208
Kabupaten Banjar 228.373,50 85.064,45

Dengan demikian, dirasa perlu untuk meneliti lebih lanjut terkait kepuasan
konsumen terhadap jeruk siam banjar di Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar
dengan judul penelitian yaitu “Analisis Kepuasan Kosumen Terhadap Jeruk Siam

Banjar Di Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar”

Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dan paling berpengaruh


terhadap kepuasan konsumen dalam membeli jeruk siam?
2. Rekomendasi perbaikan apa yang dapat dilakukan untuk perbaikan
kualitas jeruk siam?
Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja mempengaruhi dan paling


berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dalam membeli jeruk siam
2. Untuk mengetahui perbaikan apa yang dapat dilakukan untuk perbaikan
kualitas jeruk siam
Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi pedagang jeruk siam untuk lebih


memperhatikan kualitas jeruk siam, harga pada jeruk siam serta dapat
dijadikan landasan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku Konsumen

Konsumen dapat dibedakan atas konsumen individu dan konsumen


organisasi. Penggunaan barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen individu dapat
diperuntukkan bagi dirinya sendiri, keluarga, saudara, teman, atau orang lain.
Konsumen organisasi membeli barang dan jasa untuk menjalankan seluruh
kegiatan organisasinya. Konsumen individu dan organisasi memiliki arti dan nilai
yang penting bagi perusahaan penghasil barang dan jasa, namun konsumen
individulah yang memberikan pengaruh secara langsung bagi kemajuan dan
kemunduran perusahaan. Produk sebaik apapun tidak akan berarti bagi
perusahaan, jika tidak digunakan oleh konsumen individu sebagai konsumen
akhir. Konsumen individu sebagai konsumen akhir memiliki keragaman
karakteristik seperti usia, latar belakang budaya, pendidikan keadaan ekonomi,
dan lain-lain (Sumarwan, 2004).
Teori konsumen merupakan teori yang mencakup perilaku konsumen
dalam membelanjakan pendapatannya untuk memperoleh alat-alat pemuas
kebutuhan, berupa barang ataupun jasa-jasa konsumsi. Reksoprayitno (2000),
menyampaikan bahwa teori konsumen menjelaskan bagaimana reaksi konsumen
dalam kesediaannya membeli suatu barang akan berubah jika jumlah pendapatan
konsumen dan harga barang yang bersangkutan berubah. Fungsi utama barang
dan jasa konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan langsung pemakainya,
dengan terpenuhinya kebutuhan konsumen tersebut akan menimbulkan kepuasan
(satisfaction) bagi konsumen itu sendiri.

Perilaku Sesudah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan


mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Konsumen tersebut
juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan pengggunaan
produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir
5

pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode
sesudah pembelian. Hal-hal yang merupakan perilaku sesudah pembelian antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Keputusan sesudah Pembelian
Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin mendeteksi
adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat
tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat
cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. Kepuasan pembeli
merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan
kemampuan dari produk tersebut.
b. Tindakan-tindakan Sesudah Pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan


mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia
akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu
lagi. Para pelanggan yang tidak puas bereaksi sebaliknya. Mereka mungkin akan
membuang atau mengembalikan produk tersebut, bahkan mungkin juga
mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan ke perusahaan, atau
mengadu ke kelompok-kelompok lain (seperti lembaga-lembaga bisnis, swasta
atau pemerintah). Tindakan pribadi dapat berupa memutuskan untuk berhenti
membeli produk tersebut atau memperingatkan rekan atau kerabatnya.

Jeruk Siam Banjar

Jeruk siam (Citrus suhuensis) merupakan jenis jeruk yang berkembang


pesat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Jeruk siam mempunyai kesesuaian
agroekologi yang cukup luas, termasuk cocok dibudidayakan di lahan rawa
pasang surut. Penyebaran tanaman jeruk siam ini cukup luas sehingga untuk
membedakan, sering digunakan nama tempat keberadaannya, antara lain dikenal
jeruk pontianak (Kalimantan Barat/Kalbar), jeruk mamuju (Sulawesi
Barat/Sulbar), jeruk batu (Malang, Jawa Timur/Jatim).
6

Di Kalsel sendiri dikenal jeruk madang (Barito Kuala) dan jeruk mahang
(Hulu Sungai Tengah).  Jeruk siam yang berkembang di Kalsel telah dikukuhkan
menjadi varietas unggul nasional dengan nama jeruk siam banjar. Pasar  jeruk
siam dalam negeri sendiri cukup baik dan populer di petani karena produksinya
paling tinggi di antara jenis jeruk lainnya, disukai konsumen, dan harga cukup
baik.  Produksi jeruk di Indonesia tercatat mencapai 664.052 ton pada tahun 1999
meningkat menjadi 1.529.824 ton pada tahun 2003.

Kalsel sebagai salah satu wilayah pengembangan jeruk siam menunjukkan


peningkatan produksi yang pesat dari 17.394 ton pada 1999 menjadi 75.787 ton
pada tahun 2003 atau naik sebesar hampir 3,5 kali lipat. Peningkatan produksi ini
sebagai akibat perluasan wilayah budidaya dari luas 144.791 hektar pada tahun
2000 menjadi 201.077 hektar pada tahun 2004.

Kabupaten Barito Kuala sebagai salah satu wilayah pengembangan jeruk


siam mengalami perluasan mencapai 5.000 hektar pada tahun 2007 dan meningkat
menjadi 7.000 hektar tahun 2011.  Menurut data Dinas Pertanian Kabupaten
Barito Kuala (2012), sekarang luas pertanaman jeruk siam di lahan rawa Kalsel
mencapai sekitar  11.000 hektar, di antaranya 75% berasal dari Kabupaten Barito
Kuala, sisanya dari Kabupaten Banjar, Tapin, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten
Hulu Sungai Tengah.

Peningkatan luas areal pertanaman jeruk di lahan rawa ini dirangsang oleh 
harga yang cukup baik dari komoditas ini. Namun, kualitas buah yang dihasilkan
masih beragam, terlebih lagi apabila dibandingkan dengan kualitas jeruk impor,
masih kalah bersaing, sehingga hal ini mempengaruhi besarnya penawaran.  Jeruk
siam banjar mempunyai beberapa keunggulan, antara lain rasa manisnya yang
khas dan jarang kapau (serat isi buah tebal dan kering). Jeruk siam banjar terpilih
sebagai pemenang juara II dalam Kontes Perlombaan Jeruk Nasional pada  tahun
2011 di Telekung, Jatim. Pemenang Juara I direbut jeruk siam batu dari Malang.

Komoditi Jeruk Siam Banjar


7

Jeruk siam (Citrus suhuiensis) merupakan salah satu jenis jeruk keprok
yang sangat disukai hampir semua orang untuk dimakan sebagai buah segar.
Budidaya jeruk siam di lahan pasang surut sudah sejak ratusan tahun lalu
dilakukan masyarakat Kalimantan Selatan dengan sistem tukungan (gundukan)
atau surjan (sistem baluran). Jeruk siam ini merupakan komoditas unggulan di
lahan rawa Kalimantan Selatan karena bernilai ekonomi dan sangat spesifik
dengan karakteristik agroekosistem rawa pasang surut, terkenal dengan sebutan
“Jeruk Siam Banjar”. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui prospek
pengembangan usahatani jeruk siam di lahan rawa pasang surut yang dapat
meningkatkan kesejahteraan petani. Penelitian dilakukan di sentra pengembangan
jeruk siam, yaitu Kabupaten Barito Kuala. Umur produktif jeruk siam di lahan
pasang surut umumnya 25-30 tahun jika tanaman dirawat dan dikelola dengan
baik, tetapi jika perawatan dan pengelolaan tanaman kurang, umur produktifnya
hanya 5-7 tahun. Kualitas buah jeruk siam sangat tergantung pada kualitas bibit,
teknik budidaya, dan sifat kesuburan tanah. Pengembangan usahatani jeruk siam
Banjar di lahan pasang surut yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani
adalah dengan perluasan areal tanam, perawatan tanaman untuk menghasilkan
buah yang berkualitas dengan penerapan teknologi, pengelolaan lahan sesuai
kondisi biofisik lahan, serta kelembagaan permodalan yang optimal dan sistem
pemasaran yang efektif. Pengembangan pasar dan pengembangan pangan olahan
harus dilakukan untuk mengantisipasi kelebihan pasokan akibat perluasan areal
tanam dan peningkatan produktivitas. Kata kunci: jeruk siam, Kalimantan Selatan,
unggulan. Pendahuluan Jeruk merupakan salah satu dari sepuluh komoditas
hortikultura terpilih untuk dikembangkan dan jeruk yang banyak dibudidayakan di
Kalimantan Selatan adalah jenis jeruk siam (Citrus suhuiensis). Hal ini karena
jeruk siam merupakan salah satu jenis jeruk keprok yang sangat disukai hampir
semua orang untuk dimakan sebagai buah segar, produksinya tinggi, dan nilai
ekonominya cukup baik. Akibatnya dalam lima tahun terakhir perkembangan
budidaya tanaman jeruk siam di lahan pasang surut meningkat pesat meskipun
umumnya penggunaan lahan pasang surut dimanfaatkan untuk tanaman pangan,
khususnya tanaman padi lokal. Budidaya jeruk siam di lahan pasang surut sudah
sejak ratusan tahun lalu dilakukan masyarakat Kalimantan Selatan, dan dikenal
8

dengan sebutan “Jeruk Siam Banjar”. Budidayanya dilakukan dengan sistem


tukungan (gundukan) atau surjan (baluran) bersama tanaman padi. Bentuk
tukungan umumnya persegi empat dengan tinggi 60-75 cm dan lebar sisi antara 23
m. Jarak tanam antar tanaman dalam baris 4-6 m. Jarak antar baris 10-14 m
tergantung luas lahan dan kemampuan operasional traktor dalam pengolahan
tanah untuk tanaman padinya. Jika penataan lahan dengan sistem surjan, maka
diperlukan saluran pengaturan air di salah satu sisi surjan dengan lebar 1 meter
dan dalam 0,6 m agar mudah pengaliran air keluar dan juga dilengkapi dengan
pintu air sistem tabat (dam overlow). Saluran ini juga berfungsi sebagai perangkat
ikan alam (Balittra, 2006).

Kerangka Berpikir

Jagung merupakan tanaman yang dapat berproduksi dengan jangka waku


mulai dari 90 hingga 103 hari tergantung varietas yang ditanam. Perbedaan
varietas juga mempengaruhi pola tanam serta input yang berbeda. Produktivitas
tanaman jagung sering mengalami fluktuatif dikarenakan berbagai macam faktor,
seperti serangan hama, cuaca yang tidak stabil serta berbagai macam faktor
lainnya. Tanaman jagung hibrida mempunyai keunggulan masing masing disetiap
varietasnya, misalnya varietas Jagung Hibrida RK 457 memiliki banyak
keunggulan antara lain tahan bulai, tahan terhadap karat daun dan hawar daun,
potensi hasil 13,4 ton/ha. Varietas ini memiliki hasil produksi yang stabil serta
masa panen di umur 100-103 hari dengan adaptasi yang luas serta tahan rabah.
Jagung hibrida varietas P36 terbukti tahan penyakit bulai, juga mempunyai bentuk
tongkolnya besar dan panjang, warnanya lebih merah dan cerah serta dapat
dipanen umur pendek 90 hari. Varietas ini memiliki ukuran tongkol besar dan
panjang serta warna biji merah cerah. Potensi produktivitas mencapai 13 ton/ha
dengan pola penanaman yang rapat. Dengan adanya perbedaan keunggulan
masing masing varietas maka dilakukan analisis untuk mengetahui varietas mana
yang paling efektif dan efisien di kecamatan Jorong. Analisis yang dilakukan
yaitu untuk mengetahui sejauh mana produktifitas masing masing varietas dengan
mempertimbangkan faktor input yang ada. Faktor input juga berpengaruh
9

terhadap biaya yang dikeluarkan dalam usahatani jagung hibrida, baik biaya tetap
maupun variabel. Analisis juga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
perbedaan keuntungan petani dalam usahatani dengan varietas tersebut.
METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive artinya penelitian dipilih


berdasarkan tujuan tertentu yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian. Daerah
penelitian ditetapkan di Kecamatan Astambul yang ditentukan secara sengaja di
Pusat Pembelian Jeruk Siam Banjar di Kecamatan Astambul.
Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan
petani dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah
disiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari literatur-
literatur dan instansi terkait seperti BPS Tanah Laut, Dinas Tanaman Pangan
Hortikultura dan Perkebunan serta BPP Jorong.
Metode Penarikan Contoh

Metode penarikan contoh dalam penelitian ini dilakukan dengan cara


metode penarikan contoh menggunakan Stratified Proportionated Random
Sampling yang mana populasinya adalah semua anggota kelompok tani yang
menanam jagung hibrida sebanyak 10 kelompok tani dengan jumlah seluruh
anggota 96 orang petani di Kecamtan Jorong seperti pada Lampiran 1. Dari 96
orang petani yang menanam varietas RK457 ada 53 orang. Sementara yang
menanam varietas P36 ada 43 orang. Jumlah tersebut diambil sampel 60
responden dengan metode Stratified Proportionated Random Sampling, dengan
rumus sebagai berikut :
n
S= X 60
N
Keterangan :
S = Jumlah sampel masing-masing varietas RK457 dan P36
N = Jumlah total petani yang menanam varietas RK457 dan P36
11

n = Jumlah masing-masing petani yang menanam varietas RK457 dan P36


53
1. Jumlah sampel varietas RK457 yaitu S= X 60=33,125=33 orang
96
43
2. Jumlah sampel varietas P36 yaitu S= X 60=26,875=27 orang
96
Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua, yaitu variable
independent dan variable dependen. Variable independent dalam penelitian ini
yaitu harga,biaya, dan produksi. Adapun variable dependent, yaitu penerimaan
dan keuntungan.
Analisis Data

Untuk menjawab tujuan pertama yaitu untuk menganalisis tingkat


produksi dan faktor produksi pada masing-masing varietas jagung hibrida.
Untuk menjawab tujuan kedua yaitu menganalisis biaya, Menurut
Suratiyah (2015) untuk menghitung besarnya biaya total dengan rumus sebagai
berikut:
TC = FC + VC
Keterangan :
TC = Total Cost (Biaya Total)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap Total)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)
Untuk menjawab tujuan ketiga besarnya penerimaan, Menurut Soekartawi
(2010) secara umum perhitungan penerimaan dengan rumus sebagai berikut:
TR = Y . Py
Keterangan :
TR = Total Revenue (Rp)
Y = Jumlah produksi (Kg)
Py = Harga produk (Rp)
12

Keuntungan merupakan pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani


jagung hibrida yang dapat diketahui dari selisih antara penerimaan total dan biaya
total (Pata, 2011). Secara matematis keuntungan dapat ditulis sebagai berikut :
π = TR - TC

Keterangan :

π = Keuntungan (Rp)

TR = Total Revenue (Rp)

TC = Total Cost (Rp)

Definisi Operasional

1. Usahatani adalah sebuah ilmu yang mencoba untuk memahami cara untuk
mengusahakan dan mengatur faktor-faktor produksi yaitu lahan dan alam
yang ada di sekelilingnya sebagai modal untuk menghasilkan manfaat yang
sebaik-baiknya.
2. Luas lahan adalah ukuran permukaan lahan yang diusahakan oleh petani
dalam melakukan aktivitas selama satu periode tanam dalam satuan hektar
(ha).
3. Produksi adalah kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) suatu barang atau jasa untuk kegiatan dimana dibutuhkan faktor-
faktor produksi yang di dalam ilmu ekonomi terdiri dari modal, tenaga kerja,
dan managemen atau skill.
4. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak bergantung pada besar
kecilnya produksi dan dapat digunakan lebih dari satu kali proses produksi.
5. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besar
kecilnya produksi.
6. Biaya total adalah penjumlahan antara biaya variabel dan biaya tetap
7. Keuntungan adalah pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani jagung
hibrida yang dapat diketahui dari selisih antara penerimaan total dan biaya
total.
13

8. Penerimaan adalah suatu usaha yang dapat diperoleh dari hasil perkalian
antara jumlah produk yang dihasilkan (terjual) dengan harga dari produk.
9. Biaya usahatani adalah pengorbanan yang dilakukan oleh produsen (petani,
nelayan, dan peternak) untuk memperoleh faktor-faktor produksi, yang akan
digunakan dalam mengelolah usahanya dalam mendapatkan hasil maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

AAK. (2007). Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius.


Agriculture Sector Review Indonesia. (2003). Hasil produksi tanaman padi
di Indonesia

Agromedia. (2007). Budidaya Jagung Hibrida. Agro Media Pustaka. Jakarta.


Budiman, H. (2007). Sukses Bertanam Jagung. Pustaka Bandung Press.
Yogyakarta.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. (2019). Investasi di
Sektor Pertanian. Provinsi Kalimantan Selatan.

Gustiana, E. (2017). Analisis Pendapatan dan Distribusi Pendapatan Usahatani


Tebu Rakyat di Kecamatan Bungamayang Kabupaten Lampung Utara.
Universitas Lampung.

Kasim, S. (2006). Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian. ULM.


Banjarbaru.

Kusuma, H. (2006). Manajemen Produksi : Perencanaan dan Pengendalian


Produksi. BPFE. Yogyakarta.

Pata AA. (2011). Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Tanaman Tomat.
Jurnal Vegeta. 5(1):56-62. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian. Maros.

Prahasta, A. (2009). Agribisnis Jagung. Pustaka Grafika. Bandung.


Riwandi, Handajaningsih. M. dan Hasanudin. (2014). Teknik Budidaya Jagung
dengan Sistem Organik Di Lahan Marjinal. UNIB Press. Bengkulu.

Soekartawi. (2010). Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. PT RajaGrafindo Persada.


Jakarta.

Sriyanto, S. (2010). Panen Duit Bisnis Padi Organik. Agro Media Pustaka.
Jakarta.
Sukirno, Sadono. (2007). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar
Kebijakan. Prenada Media Group. Jakarta.

Suratiyah. (2009). Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.


Suratiyah, K. (2015). Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta Timur.
ORGANISASI PENELITIAN

Susunan organisasi penelitian terdiri dari:


Dosen Pembimbing
Ketua : Dr. Ir. H. Yusuf Azis, M.Sc
Anggota : Dr. Ir. H. M. Husaini, M.S
Pelaksanaan penelitian
Nama : Taisirul Husna
Nim : 1810514210027
Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
Program studi : Agribisnis
RENCANA LAPORAN PENELITIAN

RINGKASAN
LEMBAR PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
UCAPAN TERIMA KASIH
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Jagung
Jagung Hibrida
Usahatani
Teori Produksi
Teori Biaya
Teori Penerimaan
Teori Keuntungan
Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Penarikan Contoh
Variabel Penelitian
Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Wilayah
Karakteristik Responden
Analisis perbedaan produksi jagung hibrida varietas RK 457 dengan P36
Analisis perbedaan biaya jagung hibrida varietas RK 457 dengan P36
Analisis perbedaan penerimaan dan keuntungan usahatani jagung hibrida
varietas RK457 dengan P36
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kerangka sampel (sampling frame)

NAMA BENIH JUMLAH


GAPOKTAN / VOLUME ANGGOTA
KELOMPOK TANI VARIETAS (Kg) KELOMPOK TANI
Suka Makmur RK 457 900 16
Sumber Rezeki RK 457 1.050 7
Karya Mukti RK 457 450 15
Maju Jaya RK 457 900 6
Karya Mukti I RK 457 900 9
Karya Sejahtera P36 450 6
Rukun Tani P36 750 7
Bina Karya P36 600 6
Sumber Rejeki P36 600 14
Usaha Bersama P36 600 10
JUMLAH   7.200 96
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG
HIBRIDA VARIETAS RK457 DAN P36 DI
KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT

A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ……………………………..
2. Umur : ……………………………..
3. Pendidikan : ……………………………..
4. Luas Lahan : ………………………… Ha
5. Lama Berusaha Tani : ..…………………….Tahun
6. Jumlah Tanggungan Keluarga : ...…………………….Orang

B. DAFTAR PERTANYAAN
1. Apakah lahan ini milik bapak/ibu sendiri atau menyewa?
2. Berapa pajak yang dibayar (Rp) oleh bapak/ibu dalam 1 tahun?
3. Varietas apa yang ditanam bapak/ibu?
4. Dimana bapak/ibu menjual hasil panennya?
C. BIAYA DAN PENERIMAAN
Biaya

1. Lahan

Bentuk Lahan Status Lahan Luas (Ha)


No.
Milik Pribadi Sewa
1
Jumlah

2. Biaya
a) Penyusutan Alat
No. Jenis Alat Jumlah Harga (Unit) Lama Pemakaian
(tahun)
1
2
3
4
5
6
Jumla
h

b) Pengeluaran Lain-Lain
a. Pajak : Rp………………/musim
b. Sewa Lahan : Rp………………/musim
c. : Rp………………/musim
d. : Rp………………/musim
e. : Rp………………/musim
c) Penggunaan Pestisida

No. Jenis Pestisida Nama Merek Botol/Liter Harga (Rp)


1 Herbisida
2 Insektisida
3 Fungisida
Jumlah

d) Penggunaan Pupuk

No Jenis Pupuk Jumlah Pupuk Harga (Rp/Kg) Jumlah (Rp)


. (Kg)
1
2
3
4
5
Total

e) Bahan Baku

No. Jenis bibit Jumlah Harga (Rp) Jumlah (Rp)


1
2
3
4
5
Total

f) Tenaga Kerja

No Jenis Kegiatan Jumlah Waktu Upah Jumlah


. Kerja Kerja Upah/HOK
(Hari) (Rp)
1 Pembibitan
2 Pengolahan
Tanah
3 Penanaman
4 Pemanenan
5 Transportasi
6 Perawatan
7
8
9
10

HOK = Hari Kerja x Jumlah Tenaga Kerja x Upah/Hari


22
Penerimaan

Usahatani Jagung Hibrida

No Produksi (Kg) Harga Jual (Rp)


.
1.
2.
3.

Anda mungkin juga menyukai