Anda di halaman 1dari 90

SKRIPSI

PERSEPSI PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK


ORGANIK DAN PEMUPUKAN BERIMBANG PADA
TANAMAN PADI GOGO DI DESA ARTAIN KECAMATAN
ARANIO KABUPATEN BANJAR

MUHAMMAD ISFAN WAHYUDI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
SKRIPSI

PERSEPSI PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK


ORGANIK DAN PEMUPUKAN BERIMBANG PADA
TANAMAN PADI GOGO DI DESA ARTAIN KECAMATAN
ARANIO KABUPATEN BANJAR

Oleh

MUHAMMAD ISFAN WAHYUDI

NIM : E1D313023

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
RINGKASAN

Muhammad Isfan Wahyudi. Persepsi Petani Terhadap Penggunaan

Pupuk Organik dan Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Gogo Di Desa

Artain Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar, dibimbing oleh Yusuf Azis dan

Usamah Hanafie.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petani terhadap

penggunaan pupuk organik dan pemupukan berimbang pada tanaman padi gogo di

Desa Artain Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.

Penelitian dilaksanakan di Desa Artain Kecamatan Aranio Kabupaten

Banjar. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2018.

Sampel dalam penelitian adalah petani di Desa Artain yang bertani tanaman padi

gogo sebanyak 34 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 2 persepsi petani yaitu 1)

Persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman padi gogo hanya tergolong

sangat buruk, faktor penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan petani mengenai

pupuk organik dan juga kurangnya keterampilan petani dalam pengolahan pupuk

organik; kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai pupuk organik baik

manfaat maupun cara pengolahan pupuk organik, dan dampak buruk yang

terkandung dalam pupuk kimia bagi lingkungan; kondisi perekonomian petani

yang cukup memprihatinkan dan 2) Persepsi petani terhadap pemupukan

berimbang hanya tergolong buruk, faktor penyebabnya yaitu dikarenakan

kurangnya pengetahuan petani mengenai pemupukan berimbang; keterbatasan

modal dan ketersediaan pupuk tepat waktu dan tepat jumlah.


RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD ISFAN WAHYUDI, putra pertama dari dua bersaudara

dalam keluarga Bapak Syarwani dan Misdatul Amanah di lahirkan di Martapura

Kabupaten Banjar pada tanggal 12 Agustus 1995.

Penulis pada tahun 2001 memasuki Madrasah Ibtidaiyah Negeri di

Kabupaten Banjar dan lulus pada tahun 2007. Tahun 2007 memasuki Madrasah

Tsanawiyah (MTS) Pangeran Antasari dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun

2010 melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3

Banjarbaru dan lulus pada tahun 2013.

Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas

Pertanian Universitas Lambung Mangkurat dengan Program Studi Agribisnis

melalui program Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Pada bulan Februari sampai Juli 2018 melaksanakan penelitian dengan

judul “Persepsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Organik dan Pemupukan

Berimbang Pada Tanaman Padi Gogo Di Desa Artain Kecamatan Aranio

Kabupaten Banjar” sebagai syarat terakhir untuk menyelesaikan studi Program

Sarjana (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.


UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat dan Rahmat dan Kurnia-Nya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Persepsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Organik dan Pemupukan

Berimbang Pada Tanaman Padi Gogo Di Desa Artain Kecamatan Aranio

Kabupaten Banjar”

Terim kasih penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. H. Yusuf Azis, M.Sc dan bapak Drs. H. Usamah Hanafie,

M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, saran, serta

bimbingannya..

2. Kedua orang tua tercinta Bapak Syarwani dan Ibu Misdatul Amanah, tidak

ada kata-kata dan semua bakti yang dapat membalas kasih sayang, cinta dan

pengorbanan kalian.

3. Teman-teman angkatan 2013, khususnya Prodi Agribisnis dan semua teman

dekatku yang tidak dapat diucapkan satu per satu yang telah memberikan

bantuan, semangat dan doanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan. Semoga penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan.

Banjarbaru, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................... vi

DAFTAR TABEL....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xii

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

Latar Belakang ................................................................................ 1


Rumusan Masalah ........................................................................... 4
Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6

Penyuluhan Pertanian...................................................................... 6
Petani............................................................................................... 10
Karakteristik Petani......................................................................... 10
Persepsi ........................................................................................... 11
Pupuk Organik ................................................................................ 13
Pemupukan Berimbang ................................................................... 15
Padi Gogo........................................................................................ 16

METODE PENELITIAN............................................................................ 18

Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 18


Metode Pengambilan Sampel.......................................................... 18
Konsep Pengukuran Variabel.......................................................... 19
Jenis dan Sumber Data .................................................................... 20
Teknis Pengumpulan Data .............................................................. 21
Teknik Analisis Data....................................................................... 22
viii

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 29

Deskripsi Wilayah Penelitian .......................................................... 29


Keadaan Geografis................................................................. 29
Keadaan Demografis.............................................................. 29
Tingkat Pendidikan dan Mata Pencaharian Penduduk .......... 30
Karakteristik Responden ................................................................. 30
Umur Responden ................................................................... 30
Pendidikan Responden........................................................... 31
Jumlah Tanggungan Keluarga Responden ............................ 31
Luas Lahan............................................................................. 31
Jenis Pupuk yang Digunakan Responden .............................. 32
Proses Kognitif ...................................................................... 32
Persepsi Petani Terhadap Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Gogo 33
Persepsi Petani Terhadap Keuntungan Relatif....................... 33
Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kesesuaian....................... 34
Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kerumitan........................ 37
Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kemudahan untuk Dicoba 38
Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kemudahan untuk Dilihat
Hasilnya.................................................................................. 39
Rekapitulasi Hasil Pengambilan Skor, Indeks Persepsi dan
Interprestasi Nilai ................................................................... 41
Persepsi Petani Terhadap Pemupukan Berimbang Pada Tanaman
padi Gogo ........................................................................................ 44
Persepsi Petani Terhadap Keuntungan Relatif....................... 44
Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kesesuaian....................... 46
Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kerumitan........................ 48
Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kemudahan untuk Dicoba 49
Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kemudahan untuk Dilihat
Hasilnya.................................................................................. 50
Rekapitulasi Hasil Pengambilan Skor, Indeks Persepsi dan
ix

Interprestasi Nilai ................................................................... 52

KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 55

Kesimpulan...................................................................................... 55
Saran ............................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 57

LAMPIRAN ............................................................................................... 59
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Luas Areal Berdasarkan Penggunaan di Desa Artain....................... 2

2. Rekapitulasi Penilaian Per Variabel (Pupuk Organik)...................... 42

3. Rekapitulasi Penilaian Per Variabel (Pemupukan Berimbang)........ 53


DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Gambar 1. Proses Pembetukan Persepsi Berdasarkan Model Solomon 12

2. Dokumentasi Penelitian Di Desa Artain ............................................ 70


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian....................................................................... 60

2. Data Sampel Petani Tanaman Padi Gogo....................................... 65

3. Tingkat Persepsi Petani Terhadap Pupuk Organik Tanaman Padi


Gogo................................................................................................ 66

4. Tingkat Persepsi Petani Terhadap Pemupukan Berimbang


Tanaman Padi Gogo........................................................................ 68

5. Dokumentasi Penelitian Di Desa Artain......................................... 70

6. Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa (JTAM) ....................................... 73


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor yang paling penting dan utama,

untuk meningkatkan pembangunan perekonomian suatu Negara yang menyangkut

hajat hidup orang banyak. Sebagian besar penduduk Indonesia memiliki profesi

sebagai petani. Hal ini dikarenakan lahan untuk persawahan dan perkebunan yang

sangat luas dan subur untuk berbagai tanaman pertanian yang cocok untuk daerah

tropis Indonesia. Untuk meningkatkan pertanian maka disusun program

pembangunan pertanian yang meliputi :

a. Program peningkatan ketahanan pangan

b. Program pengembangan agribisnis dan

c. Program peningkatan kesejahteraan petani.

Program peningkatan ketahanan pangan diarahkan untuk memfasilitasi

peningkatan ketahanan masyarakat melalui peningkatan keanekaragaman

produksi, ketersedian dan konsumsi pangan serta produk olahannya dan lain-lain.

Untuk program pengembangan agribisnis program ini diarahkan untuk

memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis. Sedangkan program peningkatan

kesejahteraan petani diarahkan untuk memfasilitasi pemberdayaan, percepatan

akses terhadap sumberdaya produktif, perlindungan petani dan usahanya (Anang

Prayudi, 2017).

Desa Artain merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Aranio

dengan luas wilayah 70,00 Km2 (7.000 Ha) berada pada ketinggian 850 m di atas

permukaan laut, suhu berkisar antara 180C-330C dengan keadaan topografi daerah
2

datar dan bergelombang, jenis tanah lahan sawah podsolik merah kuning, latosol

dan lahan kering dengan jenis tanah sebaran kompleks podsolik merah kuning

dengan pH agak masam yaitu 5 - 6,5. Keadaan iklim, curah hujan rata-rata 24.9

mm/tahun (Anang Prayudi, 2017).

Tabel 1. Luas Areal Berdasarkan Penggunaan di Desa Artain

No. Uraian Jumlah Keterangan


1. Tanaman Pangan
a. Padi Gogo 250 Hektar
b. Kacang Tanah 15 Hektar
2. Hortikultura 10 Hektar
3. Perkebunan
a. Karet 225 Hektar
b. Kelapa Sawit -
4. Perikanan
a. Jala Apung -
b. Kolam 10 Unit
5. Peternakan
a. Sapi 73 Ekor
Sumber: BPS Kabupaten Banjar, 2016

Data di atas merupakan luas areal yang sudah dipergunakan untuk

pertanian. Dimana sektor pertanian memegang peranan penting dalam

perekonomian masyarakat. Terutama tanaman pangan padi gogo yang paling luas

lahannya sebesar 250 Ha dibandingkan lahan pertanian yang lain. Padi gogo

adalah tanaman padi yang ditanam pada lahan kering dan biasanya tidak

membutuhkan banyak air (Istiawan, 2010). Padi gogo dapat dijadikan salah satu

alternatif strategis dalam rangka peningkatan ketahanan pangan nasional.


3

Produktivitas padi gogo di Desa Artain masih rendah yang pertama

disebabkan oleh kurangnya penggunaan pupuk organik. Pupuk organik

merupakan hasil akhir dari peruraian bagian-bagian atau sisa-sisa (seresah)

tanaman dan binatang misal pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bungkil,

guano, tepung tulang dan lain sebagainya. Pupuk organik mampu

menggemburkan lapisan permukaan tanah (top soil), meningkatkan populasi jasad

retnik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang oleh karenanya

kesuburan tanah jadi meningkat (Yuliarti, 2009).

Penyebab yang kedua yaitu petani kurang minat untuk melakukan

pemupukan berimbang pada tanaman padi gogo. Pemupukan berimbang

adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua hara

esensial seimbang dan optimum dalam tanah untuk meningkatkan produksi dan

mutu hasil pertanian, efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari

pencemaran lingkungan. Jenis hara tanah yang sudah mencapai kadar optimum

atau status tinggi, tidak perlu ditambahkan lagi, kecuali sebagai pengganti hara

yang terangkut sewaktu panen. Penggunaan pupuk yang tidak berimbang akan

menyebabkan penurunan produktivitas padi dan mutu hasil. Oleh karena itu perlu

dilakukan upaya untuk mendorong petani menggunakan pupuk secara berimbang

melalui penyesuaian harga berbagai jenis pupuk. Mengingat unsur makro yang

banyak dibutuhkan tanaman adalah Nitrogen dan Posfat, maka perlu dilakukan

upaya penyeimbangan dan penyesuaian kedua jenis pupuk. (Balittanah, 2013)

Dengan cara mengetahui persepsi petani terhadap pupuk organik dan

persepsi petani terhadap pemupukan berimbang dapat membantu para penyuluh


4

pertanian untuk mengarahkan kepada petani agar menggunakan cara yang benar.

Effendy (1993) menyatakan bahwa persepsi adalah penginderaan yang

dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan dan kebutuhan. Kemampuan

mempersepsi antara orang yang satu dengan yang lain, tidak akan sama meskipun

mereka sama-sama dalam satu organisasi atau kelompok. Hal itu disebabkan

persepsi tersebut dipengaruhi oleh aktivitas komunikasi orang tersebut baik ia

seorang komunikator atau komunikan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui persepsi petani terhadap pupuk organik dan persepsi petani terhadap

pemupukan berimbang.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana persepsi petani terhadap penggunaan pupuk organik pada tanaman

padi gogo ?

2. Bagaimana persepsi petani terhadap pemupukan berimbang ?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu :

1. Mengetahui persepsi petani terhadap penggunaan pupuk organik pada tanaman

padi gogo.

2. Mengetahui persepsi petani terhadap pemupukan berimbang.


5

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan :

1. Untuk mahasiswa, penelitian ini merupakan sarana untuk menerapkan ilmu

yang diperoleh pada bangku pendidikan perguruan tinggi untuk menganalisis

keadaan nyata di lapang.

2. Bagi pemerintah, instansi dan masyarakat sasaran yang terkait, diharapkan

dapat menjadikan bahan pertimbangan dalam menciptakan pertanian organik

yang ramah lingkungan.

3. Untuk peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan pada

penelitian selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA

Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan merupakan proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan

keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu

melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan produksi

pendapatan atau keuangan dan perbaikan kesejahteraan keluarga atau masyarakat

yang ingin dicapai melalui pembangunan. Penyuluhan Pertanian adalah suatu

sistem pendidikan non-formal di luar sekolah bagi para petani dan keluarganya

agar terjadi perubahan perilaku yang lebih rasional dengan belajar sambil berbuat

(learning by doing) sampai mereka tahu, mau dan mampu berswakarsa untuk

memecahkan persoalan yang dihadapi baik secara sendiri-sendiri atau bersama

guna untuk terus memajukan usahatani dan menaikkan jumlah mutu, macam serta

jenis dan nilai produksinya sehingga tercapai kenaikan pendapatan yang lebih

bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga dan kesejahteraan masyarakat pada

umumnya. (Mardikanto, 1993).

Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan non-formal

yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan, tetapi berupaya

untuk mengubah perilaku sasarannya agar memiliki pengetahuan pertanian dan

berusahatani yang luas, memiliki sikap progresif untuk melakukan perubahan dan

inovatif terhadap sesuatu (informasi) baru, serta terampil melaksanakan berbagai

kegiatan. Sebagai suatu sistem pendidikan non-formal, penyuluhan pertanian

adalah suatu pendidikan bagi orang dewasa yang lebih mengutamakan terciptanya

dialog (Mardikanto, 1993).


7

Kegiatan penyuluhan meliputi :

a. Memfasilitas proses pembelajaran petani dan keluarga beserta masyarakat

pelaku agribisnis.

b. Memberi rekomendasi dan mengikhtiarkan akses petani dan keluarga ke

sumber-sumber informasi dan sumberdaya guna memecahkan masalah yang

ada.

c. Membantu menciptakan iklim usaha yang menguntungkan.

d. Mengembangkan organisasi petani menjadi organisasi sosial ekonomi yang

tangguh.

e. Menjadikan kelembagaan penyuluhan sebagai mediasi dan intermediasi,

terutama yang menyangkut teknologi dan kepentingan petani dan keluarga

beserta masyarakat pelaku (Mashuri, 2002).

Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan

dorongan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, cara kerja, dan cara

hidupnya yang lama dengan cara-cara baru yang lebih sesuai dengan

perkembangan zaman, perkembangan teknologi pertanian lebih maju

(Kartasapoetra, 1994).

Ajid (2001) mengungkapkan lebih ringkas bahwa tugas sehari-hari

penyuluh pertanian berperan sebagai fasilitator, komunikator, motivator,

konsultan petani-nelayan dalam pembangunan pertanian. Dengan perantara itu

penyuluh pertanian diharapkan mampu memperdayakan petani-nelayan agar

mereka mampu mau serta berswadaya memperbaiki tingkat kesejhteraan sendiri

maupun masyarakat perdesaan lainnya. Selain itu juga diharapkan penyuluh


8

pertanian mampu mengantisipasi kebutuhan pembangunan pertanian dan

melaksanakannya penuh kedisiplinan dan tanggungjawab.

Nasution (1990) menyatakan bahwa penyuluh adalah seorang pemimpin

yang membina dan meningkatkan kemampuan anggota masyarakat dalam usaha

bersama mengubah kehidupan petani menjadi lebih baik. Penyuluh juga berfungsi

sebagai motivator yang tangguh atau orang yang membangkitkan semangat

masyarakat yang dibinanya untuk mencapai cita-cita. Dalam proses perubahan itu

penyuluh sekaligus merupakan fasilitator yang membantu anggota masyarakat

melaksanakan proses yang dimaksud. Penyuluh juga sebagai tempat bertanya,

tempat anggota masyarakat menanyakan sesuatu untuk memperoleh informasi

yang mereka perlukan.

Mardikanto (1993) menyatakan bahwa pentingnya kegiatan penyuluhan

sebagai proses pembangunan dalam sistem pembangunan nasional, baik untuk

menjembatani perilaku antara aparat pemerintah dengan masyarakat (petani)

sebagai pelaksana utama pembangunan.

Mardikanto (1993) menyatakan bahwa kedudukan penyuluh sebagai

“perantara” atau jembatan penghubung, yaitu :

a. Teori praktek, terutama bagi kelompok sasaran yang belum memahami

bahasa, ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Pengalaman dan kebutuhan, yaitu antara kelompok yang setara seperti

praktisi tokoh masyarakat.

c. Penguasa dan masyarakat terutama yang menyangkut pemecahan masalah

atau kebijakan-kebijakan pembangunan.


9

d. Produsen dan pelanggan terutama yang menyangkut produk-produk (sarana

produksi, mesin atau peralatan).

e. Sumber-sumber informasi dan penggunanya, terutama terhadap masyarakat

yang relatif tertutup atau kurang memiliki aksesbilitas terhadap informasi.

f. Antar sesame stakeholder agribisnis dalam pengembangan jejaring dan

kemitraan kerja terutama dalam pertukaran informasi.

g. Antar masyarakat (di dalam dan di pihak luar) kaitannya dengan kegiatan

agribisnis atau pengembangan masyarakat. Dalam arti lebih luas.

Melalui penyuluhan juga harus diupayakan tidak terciptanya

ketergantungan masyarakat pada penyuluhnya. Penyuluh hanya sekedar sebagai

fasilitator untuk memperlancar proses pembangunan yang direncanakan. Dengan

kata lain melalui penyuluhan ingin dicapai suatu masyarakat yang ingin memiliki

pengetahuan luas tentang berbagai ilmu dan teknologi; memiliki sikap yang

progresif untuk melakukan perubahan dan inovatif terhadap suatu (informasi)

yang baru, serta terampil, mampu berswadaya untuk mewujudkan keinginan dan

harapannya demi tercapainya perbaikan kesejahteraan keluarga (Huda, 2002).

Mardikanto (1993) mengemukakan beragam peran tugas penyuluh

diantaranya melayani konsultasi yaitu membantu memecahkan masalah atau

sekedar memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah. Nasution (1990)

menyatakan penyuluhan juga sebagai tempat bertanya, tempat anggota masyarakat

menanyakan sesuatu untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan.

Penyuluhan pertanian merupakan pintu utama proses pertukaran informasi antara


10

pemerintah, swasta (penyedia saprodi, pelaku agrobisnis), dan petani sehingga

terwujud pertanian adil, makmur dan sejahtera.

Petani

Hernanto (1993), mendefinisikan bahwa petani adalah setiap orang yang

melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya

dalam bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani pertanaman,

peternakan, perikanan (termasuk penangkapan ikan) dan pemungutan hasil hutan.

Sedangkan menurut Samsudin (1982), yang dimaksud dengan petani

adalah mereka yang untuk sementara waktu atau tetap menguasai sebidang tanah

pertanian, menguasai sesuatu cabang usahatani atau beberapa cabang usahatani

dan mengerjakan sendiri, baik dengan tenaga sendiri maupun tenaga bayaran.

Petani adalah lebih dari sekedar seorang juru tani dan manajer. Ia adalah

seorang manusia dan menjadi anggota sebuah keluarga serta ia pun anggota

masyarakat setempat. Langkah yang diambil petani sangat dipengaruhi oleh sikap

dan hubungannya dalam masyarakat setempat dimana mereka hidup. Bagi seorang

petani, masyarakat mempunyai arti macam-macam yang mempengaruhi

kehidupannya (Krisnandhi, 1991).

Karakteristik Petani

Zahid (1997), menyebutkan bahwa karakteristik individu atau personal

faktor yang perlu diperhatikan adalah umur, tingkat pendidikan, dan karakteristik

psikologi. Termasuk karakteristik psikologik adalah rasionalitas, fleksibilitas


11

mental, dogmatisme, orientasi terhadap usaha tani, dan kecenderungan atau

kemudahan menerima informasi.

Sari (1995) menyatakan bahwa karakteristik individu akan dibawa dalam

pekerjaan seorang individu sehingga menimbulkan berbagai macam maksud,

tujuan, kepentingan, kebutuhan, kesukaan, kesetiaan, kesusahan, kegemaran,

kecakapan, kemampuan, dan lain- lain. Menurut Saleh (1984) menyebutkan

bahwa karakteristik individu yang mempengaruhi persepsi meliputi : mata

pencaharian, jenis kelamin, tingkat pendidikan, keikutsertaan kursus, jumlah

anggota keluarga usia kerja, jumlah ternak yang dimiliki, umur, serta penghasilan.

Persepsi

Persepsi ialah pemaknaan seseorang terhadap sesuatu; pandangan

seseorang; memandang atau mengartikan sesuatu. Rakhmat (2004) menjelaskan

bahwa persepsi adalah pengalaman seseorang tentang obyek, peristiwa, atau

hubungan–hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory

stimuly). Thoha (2007) mengatakan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah

proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi

tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada

pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap

situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.


12

Dua faktor yang mempengaruhi proses pembentukan persepsi yaitu faktor

stuktural dan faktor fungsional. Faktor struktural berasal semata–mata dari sifat

rangsangan (stimuli) fisik dan efek–efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem

saraf individu. Itu berarti secara struktural persepsi ditentukan oleh jenis dan

bentuk rangsangan yang diterima. Sedangkan faktor fungsional berasal dari

kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal–hal lain yang termasuk ke dalam faktor

pribadi, jadi yang menentukan persepsi secara fungsional ialah karakteristik orang

yang memberi respons terhadap rangsangan tersebut (Rakhmat, 2004).

Proses terbentuknya persepsi tidak terlepas dari bantuan alat indera

sebagai penanggap yang cepat terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna dan

suara. Sedangkan persepsi adalah proses bagaimana stimuli–stimuli itu diseleksi,

di organisasikan dan diinterpretasikan (Sutisna, 1999). Gambar 1 berikut

menggambarkan bagaimana stimuli ditangkap melalui indra dan kemudian

diproses oleh penerima stimuli (persepsi).

Gambar 1. Proses Pembentukan Persepsi Berdasarkan Model Solomon (Sutisna,


1999)

Reksowardoyo (1983) menyatakan bahwa faktor utama dalam persepsi

adalah kemampuan seseorang mengambil sejumlah fakta dan informasi yang

terbatas dan kemudian menyesuaikannya kepada suatu gambaran secara

keseluruhan. Dua faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembentukan


13

persepsi yaitu : (1) informasi yang sangat menunjang dimulainya persepsi dan (2)

keadaan internal yang cenderung membantu interpretasi informasi baru yang lebih

berarti terhadap kesan yang telah terbentuk.

Effendy (1993), menyatakan bahwa persepsi adalah penginderaan yang

dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan dan kebutuhan. Kemampuan

mempersepsi antara orang yang satu dengan yang lain, tidak akan sama meskipun

mereka samasama dalam satu organisasi atau kelompok. Hal itu disebabkan

persepsi tersebut dipengaruhi oleh aktivitas komunikasi orang tersebut baik ia

seorang komunikator atau komunikan.

Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan hasil akhir dari peruraian bagian-bagian atau

sisa-sisa (seresah) tanaman dan binatang misal pupuk kandang, pupuk hijau,

kompos, bungkil, guano, tepung tulang dan lain sebagainya. Pupuk organik

mampu menggemburkan lapisan permukaan tanah (top soil), meningkatkan

populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang oleh

karenanya kesuburan tanah jadi meningkat (Yuliarti, 2009).

Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan

atau peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan. Misal bungkil, guano,

tepung tulang dan lain sebagainya. Karena pupuk organik berasal dari bahan

organik yang mengandung hampir semua unsur (baik makro maupun mikro).

Hanya saja, ketersediaan unsur-unsur tersebut biasanya dalam jumlah yang

sedikit. Pupuk organik di antaranya ditandai dengan ciri-ciri :


14

a. Nitrogen terdapat dalam bentuk persenyawaan organik sehingga mudah

dihisap tanaman.

b. Tidak meninggalkan sisa asam anorganik di dalam tanah.

c. Mempunyai kadar persenyawaan organik yang tinggi misalnya hidrat arang

(Murbandono, 2010).

Berkaitan dengan itu, Yuliarti (2009) juga membedakan pupuk organik

berdasarkan bahan bakunya, yaitu :

a. Pupuk kandang

Pupuk kandang dibedakan menjadi pupuk kandang segar dan pupuk

kandang busuk. Pupuk kandang segar merupakan kotoran hewan yang baru

saja keluar dari tubuh hewan, yang kadang-kadang tercampur dengan urin dan

sisa makanan yang ada di kandang. Sedangkan pupuk kandang busuk

biasanya merupakan pupuk kandang yang telah disimpan lama di suatu

tempat hingga telah mengalami proses pembusukan.

b. Pupuk hijau

Pupuk hijau dibuat dari tanaman atau bagian tanaman yang masih muda,

terutama dari famili leguminosa, yang dibenamkan ke dalam tanah dengan

maksud agar dapat meningkatkan ketersediaan bahan organik dan unsur hara

bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman jenis yang lain juga

bias digunakan sebagai pupuk hijau biasa, tetapi hanya sedikit menambah

ketersediaan bahan-bahan organik dan unsur hara bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, sehingga lebih berperan untuk meningkatkan kadar

bunga tanah.
15

c. Kompos

Kompos merupakan hasil akhir suatu fermentasi tumpukan sampah,

seresah tanaman ataupun bangkai binatang. Ciri-ciri kompos yang baik adalah

berwarna coklat, berstruktur remah, berkonsistensi gembur dan berbau daun

lapuk.

d. Pupuk Organik lain

Pemupukan untuk memperbaiki sifat fisik tanah, mempertahankan

kesuburan tanah dan daya produksi juga dapat dilakukan dengan

menggunakan pupuk alam yang lain, misal :

1) Nightsoil, merupakan kotoran cair dan padat manusia.

2) Pupuk unggas, kotoran ayam dan merpati.

3) Pupuk bungkil, pupuk yang berasal dari sisa-sisa pembuatan minyak,

seperti bungkil kacang, bungkil wijen, bungkil biji kapuk.

4) Pupuk organik berasal dari ikutan hewan, bubuk tulang, bubuk darah,

bubuk tulang ikan.

Pemupukan Berimbang

Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk

mencapai status semua hara esensial seimbang dan optimum dalam tanah untuk

meningkatkan produksi dan mutu hasil pertanian, efisiensi pemupukan, kesuburan

tanah serta menghindari pencemaran lingkungan. Jenis hara tanah yang sudah

mencapai kadar optimum atau status tinggi, tidak perlu ditambahkan lagi, kecuali

sebagai pengganti hara yang terangkut sewaktu panen (Balittanah, 2013).


16

Penggunaan pupuk yang tidak berimbang akan menyebabkan penurunan

produktivitas padi dan mutu hasil. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk

mendorong petani menggunakan pupuk secara berimbang melalui penyesuaian

harga berbagai jenis pupuk. Mengingat unsur makro yang banyak dibutuhkan

tanaman adalah Nitrogen dan Posfat, maka perlu dilakukan upaya penyeimbangan

dan penyesuaian kedua jenis pupuk (Balittanah, 2013).

Padi Gogo

Padi gogo adalah tanaman padi yang ditanam pada lahan kering dan

biasanya tidak membutuhkan banyak air (Istiawan, 2010). Padi gogo dapat

dijadikan salah satu alternatif strategis dalam rangka pemenuhan kebutuhan

pangan nasional. Namun, sejauh ini kontribusi padi gogo terhadap produksi beras

nasional relatif masih rendah sehingga upaya pengembangan perlu dilakukan.

Rendahnya produktivitas padi gogo disebabkan antara lain oleh kondisi iklim dan

tanah yang bervariasi (Toha, 2005). Salah satu faktor iklim yang sangat

berpengaruh terhadap produktivitas padi adalah cekaman kekeringan.

Kekeringan adalah suatu kondisi kekurangan air pada tanaman yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya (Suardi, 1988). Besarnya

penurunan hasil panen akibat kekeringan salah satunya dipengaruhi oleh tingkat

kepekaan varietas (De Datta & Seshu K, 1981). Maka dari itu, penanaman varietas

padi gogo yang toleran terhadap cekaman kekeringan perlu dilakukan. Upaya

tersebut dapat dilakukan dengan menaman padi gogo varietas unggul hasil

persilangan maupun varietas lokal suatu daerah.


17

Rendahnya sumbangsih padi gogo dalam perberasan Nasional salah satu

penyebabnya adalah karena padi gogo hanya ditanam sekali setahun pada awal

musim hujan (Prasetyo, 2003). Kendala lainnya adalah karena padi gogo

umumnya ditanam pada tanah masam yang secara kimiawi memiliki tingkat

ketersediaan aluminium dan mangan yang tinggi dan ketersediaan unsur hara

terutama N, P, K, Ca, Mg, dan Mo yang rendah. Secara fisik tanah ini memiliki

kapasitas menahan air yang rendah dan mudah tererosi (Harahap,Z & E. Lubis,

1995). Kari, dkk (1988) menambahkan kendala lainnya adalah sukarnya

pengendalian gulma, penanggulangan hama penyakit yang tidak memadai,

rendahnya kesuburan tanah, serta kurang pengetahuan petani mengenai

pemupukan dan cara tanam.


METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yaitu di Desa Artain, Kecamatan Aranio, Kabupaten

Banjar. Penelitian ini dilaksanakan selama lebih kurang enam bulan dari bulan

Februari sampai dengan bulan Juli 2018, mulai dari pengumpulan data awal,

penyusunan proposal penelitian, pengambilan data penelitian, sampai dengan

penyusunan laporan penelitian.

Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

simple random sampling, yaitu suatu metode dimana semua anggota populasi

mempunyai peluang yang sama terpilih sebagai sampel yang dapat mewakili

populasinya. Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian tersebut

dengan menggunakan rumus perhitungan Slovin (Riduwan, 2008) yaitu :

n= 146
1 + 146 (15%)2

n= 146
1 + 146 . 0,0225

n= 146 = 146 = 34
1 + 3,285 4,285

Dengan: n = jumlah sampel

N = jumlah populasi sebanyak 146 petani

e = persentase kesalahan atau ketidaktelitian yang diambil sebanyak 15%


19

Berdasarkan data dari pemerintah Desa Artain, maka diketahui populasi

petani padi gogo di Desa Artain 146 orang, maka dapat ditentukan jumlah

responden adalah sebanyak 34 sampel petani.

Konsep Pengukuran Variabel

1. Karakteristik petani, yaitu beberapa ciri petani yang meliputi :

a. Umur: jumlah usia sejak responden dilahirkan sampai saat menjadi

responden

dalam penelitian (tahun).

b. Tingkat Pendidikan (SD/SMP/SMA).

c. Luas Lahan: hamparan areal tanah yang digarap responden (Ha).

d. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah anggota keluarga dalam rumah

tangga petani responden (orang).

e. Jenis pupuk yang saat ini digunakan oleh petani (organik, kimia,

campuran).

2. Proses kognitif yaitu tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui

pengalaman petani didalam memahami informasi tentang lingkungannya

lewat panca indera.

3. Persepsi petani terhadap pupuk, yaitu penilaian dan pernyataan responden

tentang pupuk organik dan pemupukan berimbang, yang meliputi :

a. Keuntungan Relatif (relative advantage), adalah tingkatan dimana suatu

ide baru dapat dianggap suatu yang lebih baik daripada ide-ide yang ada

sebelumnya dan secara ekonomis menguntungkan.


20

b. Tingkat Kesesuaian (compatibility), menunjukkan kesesuaian inovasi

pupuk

organik dengan nilai-nilai, kepercayaan masyarakat, kebiasaan yang telah

ada, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan petani.

c. Tingkat Kerumitan (complexity), menggambarkan tingkat kesukaran dari

inovasi penggunaan pupuk organik. Indikator tingkat kerumitan adalah

tingkat kesukaran memahami dan melaksanakan inovasi tersebut.

d. Tingkat Kemudahan untuk Dicoba (triability), menggambarkan derajat

kemungkinan pupuk organik untuk dicoba.

e. Tingkat Kemudahan Dilihat Hasilnya (observability), menggambarkan

derajat kemungkinan hasil inovasi dari penggunaan pupuk organik dapat

diamati.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan teknik

wawancara dengan menggunakan kuesioner.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi pemerintah atau

lembaga terkait dengan mencatat secara langsung.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diharapkan dapat menunjang penelitian

dilakukan pengumpulan data dengan teknik sebagai berikut :


21

1. Observasi Lapangan

Teknik observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang aktual

dan langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.

Selain itu observasi lapangan dilakukan untuk mengobservasi lokasi, baik

kondisi fisik maupun keadaan masyarakat daerah penelitian dengan terjun

langsung ke lapangan. Teknik ini digunakan untuk mengamati secara

langsung aktivitas masyarakat di lapangan.

2. Angket/Kuesioner

Angket digunakan untuk mengukur persepsi dan sikap masyarakat. Dilakukan

dengan mengajukan lembaran angket yang berisi daftar pertanyaan kepada

responden. Daftar pertanyaan tersebut sifatnya tertutup, maksudnya jawaban

alternatif telah disediakan kecuali daftar pertanyaan mengenai identitas

responden bersifat terbuka. Angket yang digunakan merupakan tes skala

persepsi yang mengacu kepada parameter skala Likert. Pilihan jawaban

dikategorikan sebagai suatu penyataan persepsi SS (sangat setuju), S (setuju),

TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Kategori ragu-ragu (R) tidak-

diikutsertakan untuk menghindari sikap keragu-raguan pada masyarakat.

Angket ini diberikan setelah keseluruhan tahapan pelaksanaan selesai

dilakukan.

3. Wawancara

Teknik ini digunakan utnuk memperoleh data atau informasi langsung dari

narasumber mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan masalah


22

penelitian. Informasi diperoleh dengan cara bertanya langsung kepada

responden, pemuka masyarakat dan aparat desa yang dapat memberikan

informasi yang diperlukan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancara, angket atau kuesioner Teknik pengumpulan data ini

dilakukan dengan terlebih dahulu membuat instrumennya. Pedoman

wawancara yang berisi sejumlah pertanyaan yang harus diisi oleh responden

ini, merupakan salah satu sumber data utama dalam penelitian ini. Informasi

yang didapat berupa keterangan pribadi dan pandangan pribadi dari

responden bersangkutan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

Teknik Analisis Data

Pertanyaan untuk mengukur persepsi petani terhadap penggunaan pupuk

organik pada tanaman padi gogo ada 15 pertanyaan dan persepsi petani terhadap

pemupukan berimbang ada 15 pertanyaan jadi totalnya ada 30 pertanyaan dengan

jumlah responden sebanyak 34 orang. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk

pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata berikut

(Riduwan, 2008) :

SS : Sangat Setuju Skor : 5

S : Setuju Skor : 4

RR : Ragu-Ragu Skor : 3

TS : Tidak Setuju Skor : 2

STS : Sangat Tidak Setuju Skor : 1


23

Untuk mengetahui tujuan yang pertama, yaitu tingkat persepsi petani

terhadap penggunaan pupuk organik pada tanaman padi gogo adalah dengan

rumus :

SrD
TPP = x100%
SrI

dengan:

TPP : tingkat persepsi petani (terhadap pupuk organik)

SrD : skor yang Diperoleh

SrI : skor Ideal

Skor sangat baik = jumlah total pertanyaan x Bobot tertinggi

= 15 x 5

= 75

Skor sangat buruk = jumlah total pertanyaan x Bobot terendah

= 15 x 1

= 15

Jarak = skor sangat baik – skor sangat buruk

= 75 – 15 = 60

௃௔௥௔௞
Interval = ௕௔௡௬௔௞ ௞௘௟௔௦

଺଴
= = 12

Penentuan kategori :

Batas bawah skor sangat baik = skor sangat baik – interval

= 75 – 12

= 63
24

୆ୟ୲ୟୱୠୟ୵ ୟ୦ ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩
Batas bawah TPP sangat baik, jika TPP = x 100 %
ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩

଺ଷ
= ଻ହ x 100 %

= 84,0 %

Batas bawah skor baik = Batas bawah sangat baik – interval

= 63 – 12

= 51

୆ୟ୲ୟୱୠୟ୵ ୟ୦ ୱ୩୭୰ୠୟ୧୩
Batas bawah TPP baik, jika TPP = x 100 %
ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩

ହଵ
= ଻ହ x 100 %

= 68,0 %

Batas bawah skor kurang baik = Batas bawah skor baik – interval

= 51 – 12

= 39

୆ୟ୲ୟୱୠୟ୵ ୟ୦ ୱ୩୭୰୩୳୰୬ୟ୥ ୠୟ୧୩


Batas bawah TPP kurang baik, jika TPP = x 100 %
ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩

ଷଽ
= ଻ହ x 100 %

= 52,0 %

Batas bawah skor buruk = Batas bawah skor kurang baik – interval

= 39 – 12

= 27

୆ୟ୲ୟୱୠୟ୵ ୟ୦ ୱ୩୭୰ୠ୳୰୳୩
Batas bawah TPP buruk, jika TPP = x 100 %
ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩

ଶ଻
= ଻ହ x 100 %

= 36,0 %
25

Batas bawah skor sangat buruk = Batas bawah skor buruk – interval

= 27 – 12

= 15

୆ୟ୲ୟୱୠୟ୵ ୟ୦ ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲୲ୠ୳୰୳୩
Batas bawah TPP sangat buruk, jika TPP = x 100 %
ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩

ଵହ
= ଻ହ x 100 %

= 20,0 %

Jadi kesimpulannya adalah :

TPP sangat baik : jika, TPP ≥ 84%

TPP baik : jika, 68%  TPP < 84%

TPP kurang baik : jika, 52%  TPP < 68%

TPP buruk : jika, 36%  TPP < 52%

TPP sangat buruk : jika, 20%  TPP < 36%

Untuk mengetahui tujuan yang kedua, yaitu tingkat persepsi petani

terhadap pemupukan berimbang pada tanaman padi gogo adalah dengan rumus :

SrD
TPP = x100%
SrI

dengan:

TPP : tingkat persepsi petani (terhadap pemupukan berimbang)

SrD : skor yang Diperoleh

SrI : skor Ideal

Skor sangat baik = jumlah total pertanyaan x Bobot tertinggi

= 15 x 5

= 75
26

Skor sangat buruk = jumlah total pertanyaan x Bobot terendah

= 15 x 1

= 15

Jarak = skor sangat baik – skor sangat buruk

= 75 – 15 = 60

௃௔௥௔௞
Interval = ௕௔௡௬௔௞ ௞௘௟௔௦

଺଴
= = 12

Penentuan kategori :

Batas bawah skor sangat baik = skor sangat baik – interval

= 75 – 12

= 63

୆ୟ୲ୟୱୠୟ୵ ୟ୦ ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩
Batas bawah TPP sangat baik, jika TPP = x 100 %
ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩

଺ଷ
= ଻ହ x 100 %

= 84,0 %

Batas bawah skor baik = Batas bawah sangat baik – interval

= 63 – 12

= 51

୆ୟ୲ୟୱୠୟ୵ ୟ୦ ୱ୩୭୰ୠୟ୧୩
Batas bawah TPP baik, jika TPP = x 100 %
ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩

ହଵ
= ଻ହ x 100 %

= 68,0 %
27

Batas bawah skor kurang baik = Batas bawah skor baik – interval

= 51 – 12

= 39

୆ୟ୲ୟୱୠୟ୵ ୟ୦ ୱ୩୭୰୩୳୰୬ୟ୥ ୠୟ୧୩


Batas bawah TPP kurang baik, jika TPP = x 100 %
ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩

ଷଽ
= ଻ହ x 100 %

= 52,0 %

Batas bawah skor buruk = Batas bawah skor kurang baik – interval

= 39 – 12

= 27

୆ୟ୲ୟୱୠୟ୵ ୟ୦ ୱ୩୭୰ୠ୳୰୳୩
Batas bawah TPP buruk, jika TPP = x 100 %
ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩

ଶ଻
= ଻ହ x 100 %

= 36,0 %

Batas bawah skor sangat buruk = Batas bawah skor buruk – interval

= 27 – 12

= 15

୆ୟ୲ୟୱୠୟ୵ ୟ୦ ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲୲ୠ୳୰୳୩
Batas bawah TPP sangat buruk, jika TPP = x 100 %
ୱ୩୭୰ୱୟ୬୥ୟ୲ୠୟ୧୩

ଵହ
= ଻ହ x 100 %

= 20,0 %
28

Jadi kesimpulannya adalah :

TPP sangat baik : jika, TPP ≥ 84%

TPP baik : jika, 68%  TPP < 84%

TPP kurang baik : jika, 52%  TPP < 68%

TPP buruk : jika, 36%  TPP < 52%

TPP sangat buruk : jika, 20%  TPP < 36%


HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Wilayah Penelitian

Keadaan Geografis

Desa Artain merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Aranio

dengan luas wilayah 70,00 Km2 (7.000 Ha), yang memiliki batas-batas wilayah

adalah sebagai berikut :

a. Utara berbatasan dengan Desa Rantau Bujur;

b. Selatan berbatasan dengan Desa Kalaan;

c. Barat berbatasan dengan Desa Benua Riam;

d. Timur berbatasan dengan Kabupaten Kotabaru.

Desa Artain berada pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut, suhu

berkisar antara 180C-330C dengan keadaan topografi daerah datar dan

bergelombang, jenis tanah lahan sawah podsolik merah kuning, latosol dan lahan

kering dengan jenis tanah sebaran kompleks podsolik merah kuning dengan pH

agak masam yaitu 5 - 6,5. Keadaan iklim, curah hujan rata-rata 24.9 mm/tahun.

Keadaan Demografis

Data demografis Desa Artain pada tahun 2017 memiliki jumlah penduduk

sebanyak 471 jiwa yang terdiri dari laki-laki 239 jiwa sedangkan perempuan

terdiri dari 232 jiwa dan jumlah kepala keluarga (KK) yaitu 125 KK.
30

Tingkat Pendidikan dan Mata Pencaharian Penduduk

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jenjang pendidikan tertinggi di Desa

Artain adalah perguruan tinggi, tetapi jumlahnya masih tergolong rendah yaitu 3

jiwa atau 0,63 %. Sedangkan jumlah penduduk terbesar berada pada jenjang SD,

yaitu 61 jiwa atau 12,9 %. Pada jenjang SLTP yaitu 19 jiwa atau 4,03 %, jenjang

SLTA yaitu 10 jiwa atau 2,12 % dari jumlah penduduk. Dan yang buta aksara

yaitu sebanyak 7 jiwa atau 1,48 %, serta yang tidak tamat SD yaitu sebanyak 32

jiwa atau 6,79 %.

Adapun mata pencaharian penduduk Desa Artain cukup beragam, yaitu

sebagai petani, buruh, PNS, pedagang, sopir, dan tukang. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa sebagian besar penduduk di Desa Artain bekerja di sektor

pertanian, yaitu sebesar 274 jiwa atau 58,1 % dari total keseluruhan penduduk.

Karakteristik Responden

Umur Responden

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar dari responden

berada pada interval umur 20-30 tahun, yaitu sebanyak 8 orang (23,5%) dari total

responden. Selanjutnya diikuti interval umur 31-41 tahun, yaitu sebanyak 15

orang (44,1%) dan 42-52 tahun, yaitu sebanyak 10 orang (26,1%). Sedangkan

interval umur paling sedikit yaitu petani pada umur senja (> 52 tahun) yaitu 1

responden (2,9%).
31

Pendidikan Responden

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden berada pada

tingkat pendidikan SLTA dan tingkat SLTP, yaitu masing-masing sebanyak 8

orang (23,5%). Tingkat pendidikan SD, yaitu sebanyak 12 orang (35,3%).

Sedangkan petani dengan yang tidak tamat SD sebanyak 4 orang (11,7%), dan

yang tidak sekolah sebanyak 2 orang (5,8%).

Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas jumlah tanggungan

keluarga responden sebanyak 2 orang terdiri dari 4 rumah tangga (11,7%) dari

total rumah tangga responden, sebanyak 3 orang dan 4 orang yang masing-

masing terdiri dari 13 rumah tangga (38,2%) dari total rumah tangga responden,

sedangkan jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang terdiri dari 4 rumah tangga

respoden (11,7%).

Luas Lahan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa petani responden dengan luas

lahan 0,5 – 1,5 ha sebanyak 17 responden (50%), petani dengan luas lahan 1,6 –

2,6 Ha sebanyak 12 orang (35,2%). Sedangkan petani dengan luas lahan 2,7 – 3,7

Ha sebanyak 4 responden (11,7%) dan hanya 1 responden (2,9%) dengan luas

lahan 4 Ha.
32

Jenis Pupuk yang Digunakan Responden

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden petani dalam penelitian

ini secara mayoritas masih memilih pupuk kimia sebagai cara utama dalam

penanganan hama dan penyakit tanaman. Jenis pupuk kimia yang digunakan

adalah UREA, PSP, SP-36, TSP, KCL, NPK, dan DSP. Responden yang memakai

pupuk Urea yaitu sebanyak 14 responden (41,1%), responden yang memakai

pupuk campuran yaitu sebanyak 19 responden (55,8%). Sedangkan hanya 1 orang

responden (2,9%) saja yang mengaplikasikan penggunaan pupuk organik

bercampur pupuk kimia yaitu pupuk NPK organik.

Proses Kognitif

Proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami

informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran,

penghayatan, perasaan, dan penciuman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

dari petani responden hanya 3 petani yang mengetahui mengenai pupuk organik,

petani tersebut mendapatkan informasi bisa dari majalah pertanian, televisi, radio,

surat kabar, brosur maupun dari ketua kelompok tani. Sedangkan yang tidak

mengetahui sebanyak 31 petani, petani tersebut tidak mengetahui informasi

mengenai pupuk organik karena kurangnya sosialisasi pemerintah mengenai

pupuk organik di Desa Artain.

Petani yang mengetahui mengenai pemupukan berimbang sebanyak 14

petani, petani tersebut mendapatkan informasi dari majalah pertanian, televisi,


33

ketua kelompok tani, dan BPP Desa Artain. Sedangkan yang tidak mengetahui

mengenai pemupukan berimbang yaitu sebanyak 20 petani dikarenakan petani

kurang memahami bagaimana caranya pemupukan berimbang yang baik dan

benar pada tanaman padi gogo.

Persepsi Petani Terhadap Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Gogo

Persepsi Petani Terhadap Keuntungan Relatif

Keuntungan relatif suatu inovasi adalah tingkatan dimana suatu ide baru

dapat dianggap suatu hal yang lebih baik daripada ide-ide yang ada sebelumnya,

dan secara ekonomis menguntungkan. Dalam indikator persepsi petani terhadap

pupuk organik dari segi peningkatan produktivitas usahatani, total skor persepsi

petani sebesar 90 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak

pada persentase 52,9 %, sehingga interpretasi nilainya tergolong “Kurang Baik”.

Sedangkan persepsi petani terhadap pupuk organik dari segi peningkatan

pendapatan atau keuntungan usahatani menunjukan total skor persepsi petani

sebesar 60 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada

persentase 35,2%, sehingga interpretasi nilainya tergolong “Sangat Buruk”.

Persepsi petani terhadap pupuk organik dari segi peningkatan kesejahteraan petani

menunjukan total skor persepsi petani sebesar 56 dengan rata-rata angka indeks

tingkat persepsi petani terletak pada persentase 32,9%, sehingga interpretasi

nilainya tergolong “Sangat Buruk”.


34

Kesimpulan dari persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman

padi gogo dari segi keuntungan relatif, yaitu 1) Penggunaan pupuk organik dapat

meningkatkan produktivitas hasil panen pada persentase 52,9% dengan

interpretasi “Kurang Baik”, 2) Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan

pendapatan petani pada persentase 35,2% dengan interpretasi “Sangat Buruk”, 3)

Penggunaan pupuk organik untuk usahatani dapat meningkatkan kesejahteraan

petani pada persentase 32,9% dengan interpretasi “Sangat Buruk”. Jadi, persepsi

petani terhadap keuntungan relatif terletak pada jumlah keseluruhan setiap hasil

dari pernyataan dalam bentuk persentase :

52,9% + 35,2% + 32,9%


= 40,4%
3

dengan interpretasinya tergolong “Buruk”.

Keterangan :

52,9% = Total persentase dari hasil skor pernyataan pertama

35,2% = Total persentase dari hasil skor pernyataan kedua

32,9% = Total persentase dari hasil skor pernyataan ketiga

3 = Jumlah persentase dari total ketiga persepsi petani terhadap keuntungan relatif

40,4% = Hasil penjumlahan keseluruhan persentase dibagi 3

Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kesesuaian

Persepsi petani mengenai tingkat kesesuaian terhadap penggunaan pupuk

organik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu 1) kecocokan dengan kondisi

lingkungan, yaitu keadaan tempat tinggal petani, dimana dalam penelitian ini
35

adalah Desa Artain, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar yang merupakan area

dataran tinggi, 2) adat kebiasaan, yaitu tata cara, nilai budaya atau kebiasaan

petani dalam bercocok tanam, dan 3) kebutuhan petani, yaitu keinginan yang

menjadi tuntutan bagi petani agar dapat tetap menjalankan usahataninya dengan

melihat kecocokannya dengan kondisi petani di Desa Artain.

Persepsi petani terhadap kecocokan antara penggunaan pupuk organik

dengan kondisi wilayah pertanian di Desa Artain menunjukan total skor persepsi

petani sebesar 70 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak

pada persentase 41,1%, sehingga interpretasi nilainya “Buruk”. Persepsi petani

terhadap kecocokan antara penggunaan pupuk organik dengan adat kebiasaan

petani tanaman padi gogo di Desa Artain menunjukan total skor persepsi petani

sebesar 39 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada

persentase 22,9 %, sehingga interpretasi nilainya tergolong “Sangat Buruk”.

Persepsi petani terhadap mengolah lahan pertanian dengan memakai pupuk

organik, apakah petani harus mengubah kebiasaan yang ada di Desa Artain

menunjukkan total skor persepsi petani sebesar 64dengan rata-rata angka indeks

tingkat persepsi petani terletak pada persentase 37,6%, sehingga interprestasi

nilainya tergolong “Buruk”. Persepsi petani terhadap kecocokan antara

penggunaan pupuk organik dengan kebutuhan petani tanaman padi gogo di Desa

Artain menunjukan total skor persepsi petani sebesar 84 dengan rata-rata angka

indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase 49,4%, sehingga

interpretasi nilainya tergolong “Buruk”.


36

Kesimpulan dari persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman

padi gogo dari segi tingkat kesesuaian, yaitu 1) Pupuk organik cocok dengan

lingkungan pertanian di Desa Artain pada persentase 41,1% dengan interpretasi

“Buruk”, 2) Anjuran penggunaan pupuk organik sesuai dengan adat kebiasaan

yang ada pada persentase 22,9% dengan interpretasi “Sangat Buruk”, 3)

Mengolah lahan pertanian dengan memakai pupuk organik, apakah petani harus

mengubah kebiasaan yang ada di Desa Artain pada persentase 37,6% dengan

interpretasi “Buruk”, 4) Anjuran penggunaan pupuk organik sesuai dengan

kebutuhan masyarakat/petani pada persentase 49,4% dengan interpretasi “Buruk”.

Jadi, persepsi petani terhadap tingkat kesesuaian terletak pada jumlah keseluruhan

setiap hasil dari pernyataan dalam bentuk persentase:

41,1% + 22,9% + 37,6% + 49,4%


= 37,8%
4

dengan interpretasinya tergolong “Buruk”.

Keterangan :

41,1% = Total persentase dari hasil skor pernyataan pertama

22,9% = Total persentase dari hasil skor pernyataan kedua

37,6% = Total persentase dari hasil skor pernyataan ketiga

49,4% = Total persentase dari hasil skor pernyataan ke-empat

4 = Jumlah persentase dari total ke-empat persepsi petani terhadap tingkat

kesesuaian

37,8% = Hasil penjumlahan keseluruhan persentase dibagi 4


37

Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kerumitan

Persepsi petani mengenai tingkat kerumitan penggunaan dan pembuatan

pupuk organik. Persepsi petani terhadap unsur kepraktisan dalam penggunaan

pupuk organik dibanding jika petani menggunakan pupuk kimia menunjukan total

skor persepsi petani sebesar 64 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi

petani terletak pada persentase 37,6 %, sehingga interpretasi nilainya tergolong

“Buruk”. Persepsi petani mengenai tingkat kerumitan yang rendah dalam

pembuatan pupuk organik secara manual menunjukan total skor persepsi petani

sebesar 54 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada

persentase 31,7 %, sehingga interpretasi nilainya tergolong “Sangat Buruk”.

Kesimpulan dari persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman

padi gogo dari segi keuntungan relatif, yaitu 1) Dalam penerapannya, pupuk

organik lebih mudah dibanding dengan cara penggunaan pupuk kimia pada

persentase 37,6% dengan interpretasi “Buruk”, 2) Pembuatan pupuk organik

secara manual memiliki tingkat kerumitan yang rendah pada persentase 31,7%

dengan interpretasi “Sangat Buruk”. Jadi, persepsi petani terhadap tingkat

kerumitan terletak pada jumlah keseluruhan setiap hasil dari pernyataan dalam

bentuk persentase :

37,6% + 31,7%
= 34,7%
2

dengan interpretasinya tergolong “Sangat Buruk”.

Keterangan :

37,6% = Total persentase dari hasil skor pernyataan pertama


38

31,7% = Total persentase dari hasil skor pernyataan kedua

2 = Jumlah persentase dari total kedua persepsi petani terhadap tingkat kerumitan

34,7% = Hasil penjumlahan keseluruhan persentase dibagi 2

Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kemudahan untuk Dicoba

Persepsi petani mengenai tingkat kemudahan pupuk organik untuk dicoba

mencakup kemudahan untuk menerapkan pupuk organik dalam usahatani tanaman

padi gogo di Desa Artain, kemudahan untuk mencari pupuk organik di pasaran,

serta kemampuan pupuk organik untuk dapat dicoba di setiap jenis tanaman padi

gogo yang ditanam di Desa Artain. Persepsi petani mengenai tingkat kemudahan

untuk menerapkan penggunaan pupuk organik di wilayah Desa Artain

menunjukan total skor persepsi petani sebesar 52 dengan rata-rata angka indeks

tingkat persepsi petani terletak pada persentase 30,5%, sehingga interpretasi

nilainya tergolong “Sangat Buruk”.

Persepsi petani mengenai kemudahan untuk memperoleh pupuk organik di

pasaran menunjukan total skor persepsi petani sebesar 56 dengan rata-rata angka

indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase 32,9%, sehingga

interpretasi nilainya tergolong “Sangat Buruk”. Persepsi petani mengenai

kemudahan untuk mencoba pupuk organik pada setiap jenis tanaman padi gogo di

Desa Artain menunjukan total skor persepsi petani sebesar 60 dengan rata-rata

angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase 35,2%, sehingga

interpretasi nilainya tergolong “Sangat Buruk”.


39

Kesimpulan dari persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman

padi gogo dari segi tingkat kemudahan untuk dicoba, yaitu 1) Pupuk organik

mudah diterapkan pada padi gogo dataran tinggi pada persentase 30,5% dengan

interpretasi “Sangat Buruk”, 2) Pupuk organik mudah untuk diperoleh di pasaran

pada persentase 32,9% dengan interpretasi “Sangat Buruk”, 3) Pupuk organik bisa

dicoba untuk semua jenis padi gogo pada persentase 35,2% dengan interpretasi

“Sangat Buruk”. Jadi, persepsi petani terhadap tingkat kemudahan untuk dicoba

terletak pada jumlah keseluruhan setiap hasil dari pernyataan dalam bentuk

persentase :

30,5% + 32,9% + 35,2%


= 32,9%
3

dengan interpretasinya tergolong “Sangat Buruk”.

Keterangan :

30,5% = Total persentase dari hasil skor pernyataan pertama

32,9% = Total persentase dari hasil skor pernyataan kedua

35,2% = Total persentase dari hasil skor pernyataan ketiga

3 = Jumlah persentase dari total ketiga persepsi petani terhadap tingkat

kemudahan untuk dicoba

32,9 % = Hasil penjumlahan keseluruhan persentase dibagi 3

Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kemudahan untuk Dilihat Hasilnya

Persepsi petani mengenai tingkat kemudahan untuk melihat hasil

penggunaan pupuk organik, mencakup kemudahan untuk melihat nilai tambah


40

dari hasil pertanian yang menggunakan pupuk organik, tingkat harga hasil panen

yang menggunakan pupuk organik, serta kemudahan dalam mencari pasar tertentu

yang membeli produk padi gogo yang menggunakan pupuk organik di Desa

Artain. Persepsi petani mengenai tingkat kemudahan untuk melihat nilai tambah

dari hasil panen yang menggunakan pupuk organik secara nyata dibandingkan

pupuk kimia menunjukan total skor persepsi petani sebesar 64 dengan rata-rata

angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase 37,6%, sehingga

interpretasi nilainya tergolong “Buruk”.

Persepsi petani mengenai tingkat harga jual hasil produksi tanaman padi

gogo yang menggunakan pupuk organik menunjukkan total skor persepsi petani

sebesar 39 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada

persentase 22,9%, sehingga interpretasi nilainya tergolong “Sangat Buruk”.

Persepsi petani mengenai pasar tertentu yang secara khusus langsung meminta

tanaman padi gogo organik kepada petani di Desa Artain menunjukkan total skor

persepsi petani sebesar 39 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani

terletak pada persentase 22,9%, sehingga interpretasi nilainya tergolong “Sangat

Buruk”.

Kesimpulan dari persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman

padi gogo dari segi tingkat kemudahan untuk dilihat hasilnya, yaitu 1) Dengan

menggunakan pupuk organik nilai tambah hasil pertanian dengan lebih cepat

terlihat secara nyata hasilnya di banding pupuk kimia pada persentase 37,6%

dengan interpretasi “Buruk”, 2) Harga jual padi gogo yang menggunakan pupuk

organik lebih tinggi daripada padi gogo dengan penggunaan pupuk kimia pada
41

persentase 22,9% dengan interpretasi “Sangat Buruk”, 3) Ada pasar tertentu yang

secara khusus langsung meminta padi gogo organik kepada petani pada persentase

22,9% dengan interpretasi “Sangat Buruk”. Jadi, persepsi petani terhadap tingkat

kemudahan untuk dilihat hasilnya terletak pada jumlah keseluruhan setiap hasil

dari pernyataan dalam bentuk persentase :

37,6% + 22,9% + 22,9%


= 27,8%
3

dengan interpretasinya tergolong “Sangat Buruk”.

Keterangan :

37,6% = Total persentase dari hasil skor pernyataan pertama

22,9% = Total persentase dari hasil skor pernyataan kedua

22,9% = Total persentase dari hasil skor pernyataan ketiga

3 = Jumlah persentase dari total ketiga persepsi petani terhadap tingkat

kemudahan untuk dilihat hasilnya

27,8% = Hasil penjumlahan keseluruhan persentase dibagi 3

Rekapitulasi Hasil Pengambilan Skor, Indeks Persepsi dan Interpretasi Nilai

Penelitian ini mengkaji persepsi petani tanaman padi gogo di Desa Artain

mengenai pupuk organik. Terdapat 5 variabel utama yang diukur, yaitu persepsi

petani mengenai Keuntungan Relatif (relative advantage), Tingkat Kesesuaian

(compatibility), Tingkat Kerumitan (complexity), Tingkat Kemudahan untuk

Dicoba (triability) dan Tingkat Kemudahan Dilihat Hasilnya (observability).

Setiap variabel telah ditentukan masing-masing indikator sub variabel sebagai


42

dasar dalam penyusunan pertanyaan yang dijawab oleh petani responden. Tabel

berikut menunjukan rekapitulasi hasil pengambilan skor, indeks persepsi dan

interpretasi nilai dari masing-masing indikator yang telah ditentukan sebelumnya

dalam penelitian ini.

Tabel 2. Rekapitulasi Penilaian Per Variabel (Pupuk Organik)

Persentase
No. Penilaian Interpretasi
(%)
1 Tingkat Kemudahan untuk Dilihat Hasilnya 27,8 Sangat Buruk
2 Tingkat Kemudahan untuk Dicoba 32,9 Sangat Buruk
3 Tingkat Kerumitan 34,7 Sangat Buruk
4 Tingkat Kesesuaian 37,8 Buruk
5 Keuntungan Relatif 40,4 Buruk
Rata-rata 34,7 Sangat Buruk
Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil penelitan seperti pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa

tingkat persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman padi gogo di Desa

Artain, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar diperoleh nilai rata-rata tingkat

persepsi petani sebesar 34,7%, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi petani

terhadap pupuk organik pada tanaman padi gogo di Desa Artain Kecamatan

Aranio Kabupaten Banjar termasuk kategori “Sangat Buruk”.

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dengan responden petani

tanaman padi gogo di Desa Artain, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar,

menunjukan beberapa faktor yang menyebabkan persepsi petani yang sangat

buruk terhadap pupuk organik. Penyebab pertama yaitu kurangnya pengetahuan

petani mengenai pupuk organik baik itu pupuk organik cair maupun padat dan

juga kurangnya keterampilan petani dalam pengolahan pupuk organik. Mayoritas


43

petani menggunakan pupuk kimia seperti UREA, PSP, SP-36, TSP, KCL, NPK,

dan DSP. Menggunakan pupuk kimia menjadi kebiasaan petani tanaman padi

gogo di Desa Artain, dikarenakan menurut petani pupuk kimia lebih praktis dan

manfaatnya sama saja dengan pupuk organik tanpa memikirkan dampak buruk ke

depannya.

Penyebab kedua yaitu kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai

pupuk organik baik manfaat maupun cara pengolahan pupuk organik, dan dampak

buruk yang terkandung dalam pupuk kimia bagi lingkungan terutama unsur hara

pada tanah dan tanaman padi gogo tersebut. Selama ini alasan utama kurangnya

sosialisasi dikarenakan jarak dari kota ke Desa Artain cukup jauh dan memerlukan

waktu, biaya, serta transportasi kapal untuk menyeberang pulau agar sampai ke

Desa Artain, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar.

Penyebab terakhir yaitu kondisi perekonomian petani yang cukup

memprihatinkan. Petani kurang berminat membeli pupuk organik yang tidak

bersubsidi. Sebagaimana diketahui bahwa pupuk kimia rata-rata sudah bersubsidi,

jadi harganya bisa dibilang murah, inilah salah satu penyebab petani lebih

memilih pupuk kimia daripada pupuk organik. Bukan hanya karena kondisi

ekonomi saja penyebab petani tetap lebih memilih pupuk kimia daripada pupuk

organik tetapi petani juga beranggapan memakai pupuk kimia sudah menjadi

kebiasaan petani tanaman padi gogo di Desa Artain. Menurut petani, pupuk kimia

dapat secara langsung membuat hasil produksi tanaman padi gogo meningkat

tanpa memikirkan masalah dampak dan efek buruknya untuk kedepannya.


44

Persepsi Petani Terhadap Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi Gogo

Persepsi Petani Terhadap Keuntungan Relatif

Keuntungan relatif suatu inovasi adalah tingkatan dimana suatu ide baru

dapat dianggap suatu hal yang lebih baik daripada ide-ide yang ada sebelumnya,

dan secara ekonomis menguntungkan. Dalam indikator persepsi petani terhadap

pemupukan berimbang menguntungkan dibandingkan pemberian pupuk tanpa

menggunakan acuan, total skor persepsi petani sebesar dengan rata-rata angka

indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase 61,7%, sehingga

interprestasi nilainya tergolong “Kurang Baik”. Sedangkan persepsi petani

terhadap pemupukan berimbang dapat meningkatkan mutu hasil panen tanaman

padi gogo menunjukan total skor persepsi petani sebesar 115 dengan rata-rata

angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase 67,6%, sehingga

interprestasi nilainya tergolong “Kurang Baik”.

Persepsi petani terhadap pemupukan berimbang meningkatkan kesuburan

tanah menunjukan total skor persepsi petani sebesar 115 dengan rata-rata angka

indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase 67,6%, sehingga

interprestasi nilainya tergolong “Kurang Baik”. Persepsi petani terhadap

pemupukan berimbang memberikan pengaruh positif untuk kehidupan para petani

menunjukan total skor persepsi petani sebesar 75 dengan rata-rata angka indeks

tingkat persepsi petani terletak pada persentase 44,1%, sehingga interprestasi

nilainya tergolong “Buruk”.


45

Kesimpulan dari persepsi petani terhadap pemupukan berimbang pada

tanaman padi gogo dari segi keuntungan relatif, yaitu 1) Anjuran pemupukan

berimbang menguntungkan dibandingkan pemberian pupuk tanpa menggunakan

acuan pada persentase 61,7% dengan interpretasi “Kurang Baik”, 2) Pemupukan

berimbang dapat meningkatkan mutu hasil panen tanaman padi gogo pada

persentase 67,6% dengan interpretasi “Kurang Baik”, 3) Pemupukan berimbang

meningkatkan kesuburan tanah pada persentase 67,6% dengan interpretasi

“Kurang Baik”, 4) Dengan pemupukan berimbang memberikan pengaruh positif

untuk kehidupan para petani pada persentase 44,1% dengan interpretasi “Buruk”.

Jadi, persepsi petani terhadap keuntungan relatif terletak pada jumlah keseluruhan

setiap hasil dari pernyataan dalam bentuk persentase:

61,7% + 67,6% + 67,6% + 44,1%


= 60,3%
4

dengan interpretasinya tergolong “Kurang Baik”.

Keterangan :

61,7% = Total persentase dari hasil skor pernyataan pertama

67,6% = Total persentase dari hasil skor pernyataan kedua

67,6% = Total persentase dari hasil skor pernyataan ketiga

44,1% = Total persentase dari hasil skor pernyataan ke-empat

4 = Jumlah persentase dari total ke-empat persepsi petani terhadap keuntungan

relatif

60,3% = Hasil penjumlahan keseluruhan persentase dibagi 4


46

Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kesesuaian

Persepsi petani mengenai tingkat kesesuaian terhadap pemupukan

berimbang dibedakan menjadi tiga macam, yaitu 1) menghindari pencemaran

lingkungan, 2) kebutuhan dan kebiasaan petani, dan 3) cara bertani yang benar.

Persepsi petani terhadap pemupukan berimbang dapat menghindari pencemaran

lingkungan di Desa Artain menunjukan total skor persepsi petani sebesar 48

dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase

28,2%, sehingga interprestasi nilainya “Sangat Buruk”. Persepsi petani terhadap

pemupukan berimbang sesuai kebutuhan dan kebiasaan petani tanaman padi gogo

di Desa Artain menunjukan total skor persepsi petani sebesar 100 dengan rata-rata

angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase 58,8%, sehingga

interprestasi nilainya tergolong “Kurang Baik”.

Persepsi petani terhadap pemupukan berimbang yang mengajarkan kepada

petani cara bertani tepat waktu, tepat dosis, tepat guna, dan tepat panen

menunjukkan total skor persepsi petani sebesar 72 dengan rata-rata angka indeks

tingkat persepsi petani terletak pada persentase 42,3%, sehingga interprestasi

nilainya tergolong “Buruk”. Persepsi petani terhadap pemupukan berimbang yaitu

cara memberikan dosis pupuk yang benar menunjukan total skor persepsi petani

sebesar 80 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada

persentase 47%, sehingga interprestasi nilainya tergolong “Buruk”.

Kesimpulan dari persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman

padi gogo dari segi tingkat kesesuaian, yaitu 1) Pemupukan berimbang dapat
47

menghindari pencemaran lingkungan pada persentase 28,2% dengan interpretasi

“Sangat Buruk”, 2) Anjuran pemupukan berimbang sesuai kebutuhan dan

kebiasaan petani pada persentase 58,8% dengan interpretasi “Kurang Baik”, 3)

Pemupukan berimbang mengajarkan kepada petani cara bertani tepat waktu, tepat

dosis, tepat guna, dan tepat panen pada persentase 42,3% dengan interpretasi

“Buruk”, 4) Salah satu cara pemupukan berimbang memberikan dosis pupuk yang

benar pada persentase 47% dengan interpretasi “Buruk”. Jadi, persepsi petani

terhadap tingkat kesesuaian terletak pada jumlah keseluruhan setiap hasil dari

pernyataan dalam bentuk persentase :

28,2% + 58,8% + 42,3% + 47%


= 44, %
4

dengan interpretasinya tergolong “Buruk”.

Keterangan :

28,2% = Total persentase dari hasil skor pernyataan pertama

58,8% = Total persentase dari hasil skor pernyataan kedua

42,3% = Total persentase dari hasil skor pernyataan ketiga

47% = Total persentase dari hasil skor pernyataan ke-empat

4 = Jumlah persentase dari total ke-empat persepsi petani terhadap tingkat

kesesuaian

44% = Hasil penjumlahan keseluruhan persentase dibagi 4


48

Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kerumitan

Persepsi petani mengenai tingkat kerumitan menerapkan pemupukan

berimbang pada tanaman padi gogo. Persepsi petani terhadap petani memerlukan

ilmu pengetahuan tentang pemupukan berimbang menunjukan total skor persepsi

petani sebesar 145 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak

pada persentase 85,2%, sehingga interprestasi nilainya tergolong “Sangat Baik”.

Persepsi petani terhadap petani tidak dapat menerapkan anjuran

pemupukan berimbang menunjukan total skor persepsi petani sebesar 36 dengan

rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase 21,1%,

sehingga interprestasi nilainya tergolong “Sangat Buruk”. Persepsi petani terhadap

pemupukan berimbang tidak memberikan hasil panen yang bermutu menunjukan

total skor persepsi petani sebesar dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi

petani terletak pada persentase 25,8%, sehingga interprestasi nilainya tergolong

“Sangat Buruk”.

Kesimpulan dari persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman

padi gogo dari segi tingkat kerumitan, yaitu 1) Petani memerlukan ilmu

pengetahuan tentang pemupukan berimbang pada persentase 85,2% dengan

interpretasi “Sangat Baik”, 2) Petani memerlukan ilmu pengetahuan tentang

pemupukan berimbang pada persentase 21,1% dengan interpretasi “Sangat

Buruk”, 3) Pemupukan berimbang tidak memberikan hasil panen yang bermutu

pada persentase 25,8% dengan interpretasi “Sangat Buruk”. Jadi, persepsi petani
49

terhadap tingkat kerumitan terletak pada jumlah keseluruhan setiap hasil dari

pernyataan dalam bentuk persentase :

85,2% + 21,1% + 25,8%


= 44, %
3

dengan interpretasinya tergolong “Kurang Baik”.

Keterangan :

85,2% = Total persentase dari hasil skor pernyataan pertama

21,1% = Total persentase dari hasil skor pernyataan kedua

25,8% = Total persentase dari hasil skor pernyataan ketiga

3 = Jumlah persentase dari total ketiga persepsi petani terhadap tingkat kerumitan

44% = Hasil penjumlahan keseluruhan persentase dibagi 3

Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kemudahan untuk Dicoba

Persepsi petani mengenai tingkat kemudahan pemupukan berimbang untuk

dicoba mencakup kemudahan untuk menerapkan pada tanaman padi gogo dan

dapat dicobakan dalam skala luasan garapan lebih kecil. Persepsi petani mengenai

tingkat kemudahan untuk menerapkan pemupukan berimbang pada tanaman padi

gogo di wilayah Desa Artain menunjukan total skor persepsi petani sebesar 84

dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase

49,4%, sehingga interprestasi nilainya tergolong “Buruk”. Persepsi petani

mengenai tingkat kemudahan pemupukan berimbang dapat dicobakan dalam skala

luasan garapan lebih kecil di wilayah Desa Artain menunjukan total skor persepsi
50

petani sebesar 64 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak

pada persentase 37,6%, sehingga interprestasi nilainya tergolong “Buruk”.

Kesimpulan dari persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman

padi gogo dari segi tingkat kemudahan untuk dicoba, yaitu 1) Pemupukan

berimbang mudah diterapkan pada tanaman padi gogo pada persentase 49,4%

dengan interpretasi “Buruk”, 2) Pemupukan berimbang dapat dicobakan dalam

skala luasan garapan lebih kecil pada persentase 37,6% dengan interpretasi

“Buruk”. Jadi, persepsi petani terhadap tingkat kemudahan untuk dicoba terletak

pada jumlah keseluruhan setiap hasil dari pernyataan dalam bentuk persentase :

49,4% + 37,6%
= 43,5%
2

dengan interpretasinya tergolong “Buruk”.

Keterangan :

49,4% = Total persentase dari hasil skor pernyataan pertama

37,6% = Total persentase dari hasil skor pernyataan kedua

2 = Jumlah persentase dari total kedua persepsi petani terhadap tingkat

kemudahan untuk dicoba

43,5% = Hasil penjumlahan keseluruhan persentase dibagi 2

Persepsi Petani Terhadap Tingkat Kemudahan untuk Dilihat Hasilnya

Persepsi petani mengenai tingkat kemudahan untuk melihat hasil

pemupukan berimbang pada tanaman padi gogo, yaitu dilihat hasil dari

pemupukan berimbang dapat diamati bedanya dengan tanaman padi gogo yang
51

dipupuk tanpa menggunakan acuan dan dengan pemupukan berimbang petani

dapat memperoleh hasil maksimal dengan produksi yang minim.

Persepsi petani mengenai tingkat kemudahan untuk dilihat hasilnya dari

pemupukan berimbang dapat diamati bedanya dengan tanaman padi gogo yang

dipupuk tanpa menggunakan acuan menunjukan total skor persepsi petani sebesar

68 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi petani terletak pada persentase

40%, sehingga interprestasi nilainya tergolong “Buruk”. Persepsi petani mengenai

tingkat kemudahan untuk dilihat hasilnya dengan pemupukan berimbang petani

dapat memperoleh hasil maksimal dengan produksi yang minim menunjukan total

skor persepsi petani sebesar 28 dengan rata-rata angka indeks tingkat persepsi

petani terletak pada persentase 16,4%, sehingga interprestasi nilainya tergolong

“Sangat Buruk”.

Kesimpulan dari persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman

padi gogo dari segi tingkat kemudahan untuk dilihat hasilnya, yaitu 1) Hasil

pemupukan berimbang dapat diamati bedanya dengan tanaman padi gogo yang

dipupuk tanpa menggunakan acuan pada persentase 40% dengan interpretasi

“Buruk”, 2) Dengan pemupukan berimbang, petani dapat memperoleh hasil

maksimal dengan produksi yang minim pada persentase 16,4% dengan

interpretasi “di bawah Sangat Buruk”. Jadi, persepsi petani terhadap tingkat

kemudahan untuk dilihat hasilnya terletak pada jumlah keseluruhan setiap hasil

dari pernyataan dalam bentuk persentase :

40% + 16,4%
= 28,2%
2
52

dengan interpretasinya tergolong “Sangat Buruk”.

Keterangan :

40% = Total persentase dari hasil skor pernyataan pertama

16,4% = Total persentase dari hasil skor pernyataan kedua

2 = Jumlah persentase dari total kedua persepsi petani terhadap tingkat

kemudahan untuk dilihat hasilnya

28,2% = Hasil penjumlahan keseluruhan persentase dibagi 2

Rekapitulasi Hasil Pengambilan Skor, Indeks Persepsi dan Interpretasi Nilai

Penelitian ini mengkaji persepsi petani tanaman padi gogo di Desa Artain

mengenai pemupukan berimbang. Terdapat 5 variabel utama yang diukur, yaitu

persepsi petani mengenai Keuntungan Relatif (relative advantage), Tingkat

Kesesuaian (compatibility), Tingkat Kerumitan (complexity), Tingkat Kemudahan

untuk Dicoba (triability) dan Tingkat Kemudahan Dilihat Hasilnya

(observability). Setiap variabel telah ditentukan masing-masing indikator sub

variabel sebagai dasar dalam penyusunan pertanyaan yang dijawab oleh petani

responden. Berdasarkan hasil penelitan, bahwa tingkat persepsi petani terhadap

pemupukan berimbang pada tanaman padi gogo di Desa Artain, Kecamatan

Aranio, Kabupaten Banjar diperoleh nilai rata-rata tingkat persepsi petani sebesar

44%, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi petani terhadap pemupukan

berimbang pada tanaman padi gogo di Desa Artain Kecamatan Aranio Kabupaten

Banjar termasuk kategori “Buruk”. Tabel berikut menunjukan rekapitulasi hasil


53

pengambilan skor, indeks persepsi dan interpretasi nilai dari masing-masing

indikator yang telah ditentukan sebelumnya dalam penelitian ini.

Tabel 3. Rekapitulasi Penilaian Per Variabel (Pemupukan Berimbang)

Persentase
No. Penilaian Interpretasi
(%)
1 Tingkat Kemudahan untuk Dilihat Hasilnya 28,2 Sangat Buruk
2 Tingkat Kemudahan untuk Dicoba 43,5 Buruk
3 Tingkat Kerumitan 44 Buruk
4 Tingkat Kesesuaian 44 Buruk
5 Keuntungan Relatif 60,3 Kurang Baik
Rata-rata 44 Buruk
Sumber : Data primer diolah, 2018

Hasil wawancara kepada petani tanaman padi gogo di Desa Artain,

Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, jadi yang menyebabkan persepsi petani

buruk terhadap pemupukan berimbang dikarenakan kurangnya pengetahuan petani

mengenai pemupukan berimbang yang seharusnya dipahami oleh petani dengan

alasan dari sebagian petani menyatakan untuk menghemat biaya. Petani

memberikan pemupukan dengan cara petani sendiri sehingga produktivitas hasil

tidak maksimal dan tidak sesuai potensi tanaman karena petani berpikiran hanya

untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga saja dan tidak berpikir untuk menjual

sebagian hasil panen ke pasar atau ke orang lain seandainya apabila hasil

maksimal dengan cara pemupukan yang benar akan mendapatkan banyak

keuntungan.

Permasalahan lain, yaitu keterbatasan modal dan ketersediaan pupuk tepat

waktu dan tepat jumlah. Terkait dengan permodalan, sebagian besar petani
54

tanaman padi gogo masih menggunakan modal sendiri belum ada dukungan dari

perbankan atau lembaga permodalan lainnya. Akibatnya, petani memupuk sesuai

dengan kemampuan keuangannya. Sementara itu, di sejumlah daerah distribusi

pupuk juga masih belum lancar dikarenakan memerlukan waktu, jauhnya jarak,

dan transportasi kapal untuk ke Desa Artain sehingga sering terjadi pupuk tidak

tersedia pada saat diperlukan. Sering terjadinya kondisi ini, menyebabkan

produktivitas tanaman padi gogo di tingkat petani masih saja rendah sebagai

dampak permasalahan kerusakan kesuburan lahan.

Padahal tujuan utama pemupukan berimbang adalah untuk menjamin

ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman

sehingga diperoleh peningkatan hasil panen yang diharapkan. Penggunaan pupuk

yang efesien pada dasarnya adalah memberikan pupuk dalam bentuk dan jumlah

yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat

yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan hasil analisis

menggunakan Skala Likert, diketahui ada dua persepsi petani yaitu :

1. Persepsi petani terhadap penggunaan pupuk organik pada tanaman padi gogo

tergolong sangat buruk, faktor penyebabnya yaitu :

a. Kurangnya pengetahuan petani mengenai pupuk organik baik itu pupuk

organik cair maupun padat dan juga kurangnya keterampilan petani dalam

pengolahan pupuk organik;

b. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai pupuk organik baik

manfaat maupun cara pengolahan pupuk organik, dan dampak buruk yang

terkandung dalam pupuk kimia bagi lingkungan terutama unsur hara pada

tanah dan tanaman padi gogo tersebut;

c. Kondisi perekonomian petani yang cukup memprihatinkan.

2. Persepsi petani terhadap pemupukan berimbang tergolong buruk, faktor

penyebabnya yaitu :

a. Dikarenakan kurangnya pengetahuan petani mengenai pemupukan

berimbang yang seharusnya dipahami oleh petani dengan alasan dari

sebagian petani menyatakan untuk menghemat biaya;

b. Keterbatasan modal dan ketersediaan pupuk tepat waktu dan tepat jumlah.
56

Saran

1. Bagi petani Desa Artain, mengingat pupuk organik sangat penting untuk

memperbaiki sifat fisik tanah, maka sebaiknya pada tanaman padi yang

ditanam diperlakukan pemupukan organik sesuai anjuran. Selain itu diharapkan

petani dapat membuat pupuk organik sendiri sehingga dapat digunakan untuk

memupuk lahan pertanian menggantikan pupuk kimia yang biasanya dipakai

secara berlebihan.

2. Bagi pemerintah dan petugas terkait, untuk meningkatkan persepsi petani

terhadap penggunaan pupuk organik pada tanaman padi gogo perlu

menambahkan sosialisasi seperti pelatihan tentang pembuatan pupuk organik

sehingga pada akhirnya semua petani bisa mengikuti pelatihan pembuatan

pupuk organik. Disamping itu juga perlu diinformasikan tentang takaran yang

sesuai anjuran dalam pemupukan menggunakan pupuk organik. Kegiatan

penyuluhan tentang pupuk organik bisa dengan menggunakan media massa

seperti majalah, televisi, atau radio.


DAFTAR PUSTAKA

Ajid. (2001). Membangun Pertanian Modern. Jakarta: Yayasan Pengembangan


Sinar Tani.

Anang Prayudi. (2017). Programa Desa Penyuluhan Pertanian Desa Artain


Kecamatan Aranio. Kabupaten Banjar: Balai Penyuluhan Pertanian
Aranio.

Balittanah. (2013). Pengertian Pupuk Berimbang. Jakarta: Kementerian Pertanian.

De Datta, & Seshu K. (1981). Principles and Practices of Rice Production. New
York: A Wiley-Interscience Publication. John Wiley & Sons.

Effendy. (1993). Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Harahap,Z, & E. Lubis. (1995). Pengembangan Padi Gogo sebagai Tanaman Sela
di Daerah Perkebunan. Prosiding Diskusi Pengembangan Teknologi
Tepat Guna di Lahan Kering untuk Mendukung Pertanian Berkelanjutan. .
Bogor: Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB.

Hernanto. (1993). Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Huda. (2002). Penyuluhan Pembangunan Sebagai Sebuah Ilmu (Kajian Filsafat


Ilmu). Bogor: Program Pasca Sarjana (S3). Institut Pertanian Bogor.

Istiawan. (2010). Analisis produksi tanaman padi dan kaitannya dengan standar
kebutuhan masyarakat di kabupaten Karanganyar antara tahun 2003 dan
tahun 2007. Surakarta : Fakultas Geografi. Universitas Muhamadiyah
Surakarta.

Kari,Z, Kathib, W, & Erdiman. (1988). Penggunaan Takaran Pupuk Nitrogen


untuk Padi Gogo Pada Tanah Vertisol. Pemberitaan Penelitian Tanaman
Pangan, No.14.

Kartasapoetra. (1994). Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: PT. Bina


Aksara.

Krisnandhi. (1991). Menggerakan dan Membangun Pertanian. Jakarta: C.V


Yasaguna.

Mardikanto. (1993). Penyuluh Pembangunan Pertanian. Surakarta: Universitas


Sebelas Maret.
58

Mashuri. (2002). Lesson Learned dalam Pemberdayaan Ekonomi. Forum


Pengembangan Partisipasi Masyarakat (FPPM).

Murbandono. (2010). Membuat Kompos edisi revisi. Jakarta: Penebar swadaya.

Nasution. (1990). Prinsip-Prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan. Jakarta:


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Prasetyo. (2003). Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Rakhmat, J. (2004). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya Group.

Reksowardoyo. (1983). Hubungan Berbagai Karakteristik Warga Masyarakat


Desa Sarampad Kabupaten Cianjur dan Persepsi Mereka Tentang Ternak
Kelinci. Bogor: Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. CV. Alfabeta.

Saleh. (1984). Persepsi Warga Masyarakat tentang Penyuluhan Peternakan di


Desa Kutayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Bogor: Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Samsudin. (1982). Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian.


Bandung: Binacipta.

Sari. (1995). Hubungan Karakteristik Individu Terhadap Kepuasan Kerja


Karyawan PT. Lembu Perkasa. Bogor: Fakultas peternakan. Institut
Pertanian Bogor.

Sutisna. (1999). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Thoha, M. (2007). Perilaku Organisasi. Bandung: Rosdakarya.

Toha. (2005). Padi gogo dan pola pengembangannya. Sukamandi, Subang: Balai
Penelitian Tanaman Padi.

Yuliarti. (2009). 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Yogyakarta: Lily


Publisher.

Zahid. (1997). Hubungan Karakteristik Individu Terhadap Kepuasan Kerja


Karyawan PT. Lembu Perkasa. Bogor: Fakultas Peternakan. Institut
Pertanian Bogor.
59

LAMPIRAN
60

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER
PERSEPSI PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK DAN
PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN PADI GOGO
DI DESA ARTAIN KECAMATAN ARANIO KABUPATEN BANJAR

NOMOR RESPONDEN :
NAMA RESPONDEN :
TANGGAL WAWANCARA :
PARAF RESPONDEN :
NO.HP RESPONDEN :
NAMA KELOMPOK TANI :

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
61

KARAKTERISTIK INTERNAL

1. Berapa umur Bapak/Ibu saat ini ? ……. Tahun


2. Pendidikan formal yang Bapak/Ibu capai ?
Tidak sekolah Tidak tamat SD (kelas........)
Tamat SD Tidak tamat SLTP (kelas......)
Tamat SLTP Tidak tamat SLTA (kelas…..)
Tamat SLTA Perguruan tinggi
3. Pernahkah Bapak/Ibu mengikuti pelatihan /kursus pertanian atau lainnya?
Tidak pernah Pernah
4. Sudah berapa lama Bapak/Ibu sebagai petani ?.......... Tahun
5. Selain usaha tani apakah Bapak/Ibu mempunyai pekerjaan sampingan ?
……………………………………………
6. Berapa luas lahan yang Bapak/Ibu garap ?.................Ha
7. Bagaimana status kepemilikan lahan yang Bapak/Ibu garap ?
a. Milik sendiri
b. Sewaan
c. Lainnya, sebutkan............
8. Berapa jumlah tanggungan keluarga anda ?

KARAKTERISTIK EKSTERNAL

9. Apakah jenis padi gogo yang biasa Bapak/Ibu tanam ?


………………………………………………………..
10. Apakah jenis pupuk yang saat ini Bapak/Ibu gunakan?
………………………………………………………..
11. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang pupuk organik padat dan cair ?
Tahu Tidak tahu
12. Kalau Bapak/Ibu tidak mengetahui, mengapa ?
……………………………………………………………………
13. Kalau Bapak/Ibu mengetahui tentang pupuk organik padat dan cair, darimana
sumber informasinya ?
Radio Surat kabar
Tv Brosur / leaflet
Majalah pertanian Lainnya, sebutkan ….
62

14. Apakah sumber informasi tentang pupuk organik padat dan cair tersedia?
Iya Tidak
15. Kalau tersedia, darimana sumber informasinya ?
Radio Surat kabar
Tv Brosur/ leaflet
Majalah pertanian Lainnya, sebutkan ….
16. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang pemupukan berimbang ?
Iya Tidak
17. Kalau Bapak/Ibu mengetahui tentang pemupukan berimbang, darimana sumber
informasinya ?
Radio Surat kabar
Tv Brosur / leaflet
Majalah pertanian Lainnya, sebutkan ….
18. Apakah menurut Bapak/Ibu perlu pemupukan berimbang untuk penanaman padi
gogo ?
Iya Tidak
Alasannya :
………………………………………………………………………………................
……………………………………………………………………………....................
63

PERSEPSI PETANI TERHADAP PUPUK ORGANIK

BERIKAN TANDA CENTANG (√) PADA KOLOM PENILAIAN.

Keterangan :

SS : Sangat Setuju Skor : 5


S : Setuju Skor : 4
RR : Ragu-Ragu Skor : 3
TS : Tidak Setuju Skor : 2
STS : Sangat Tidak Setuju Skor : 1

SS S RR TS STS
NO. PERNYATAAN
5 4 3 2 1
1 Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan
produktivitas hasil panen
2 Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan
pendapatan petani
3 Penggunaan pupuk organik untuk usahatani dapat
meningkatkan kesejahteraan petani
4 Pupuk organik cocok dengan lingkungan pertanian di
Desa Artain
5 Anjuran penggunaan pupuk organik sesuai dengan
adat kebiasaan yang ada
6 Kalau mengolah lahan pertanian dengan memakai
pupuk organik, maka saya harus mengubah kebiasaan
yang ada
7 Anjuran penggunaan pupuk organik sesuai dengan
kebutuhan masyarakat / petani
8 Dalam penerapannya, pupuk organik lebih mudah
dibanding dengan cara penggunaan pupuk kimia
9 Pembuatan pupuk organik secara manual memiliki
tingkat kerumitan yang rendah
10 Pupuk organik mudah diterapkan pada padi gogo
dataran tinggi
11 Pupuk organik mudah untuk diperoleh di pasaran
12 Pupuk organik bisa dicoba untuk semua jenis padi
gogo
13 Dengan menggunakan pupuk organik nilai tambah
hasil pertanian dengan lebih cepat terlihat secara
nyata hasilnya di banding pupuk kimia
14 Harga jual padi gogo yang menggunakan pupuk
organik lebih tinggi daripada padi gogo dengan
penggunaan pupuk kimia
15 Ada pasar tertentu yang secara khusus langsung
meminta padi gogo organik kepada petani
64

PERSEPSI PETANI TERHADAP PEMUPUKAN BERIMBANG

SS S RR TS STS
NO. PERNYATAAN
5 4 3 2 1
Anjuran pemupukan berimbang menguntungkan
1 dibandingkan pemberian pupuk tanpa menggunakan
acuan
Anjuran pemupukan berimbang sesuai kebutuhan dan
2 kebiasaan petani
Pemupukan berimbang dapat dicobakan dalam skala
3 luasan garapan lebih kecil
Hasil pemupukan berimbang dapat diamati bedanya
4 dengan tanaman padi gogo yang dipupuk tanpa
menggunakan acuan
Pemupukan berimbang dapat meningkatkan mutu
5 hasil panen tanaman padi gogo
Pemupukan berimbang meningkatkan kesuburan
6
tanah
Pemupukan berimbang dapat menghindari
7 pencemaran lingkungan
Pemupukan berimbang mengajarkan kepada petani
8 cara bertani tepat waktu, tepat dosis, tepat guna, dan
tepat panen
Dengan pemupukan berimbang memberikan
9 pengaruh positif untuk kehidupan para petani
Salah satu cara pemupukan berimbang memberikan
10
dosis pupuk yang benar
Petani memerlukan ilmu pengetahuan tentang
11 pemupukan berimbang
Petani tidak dapat menerapkan anjuran pemupukan
12 berimbang
Pemupukan berimbang mudah diterapkan pada
13 tanaman padi gogo
Pemupukan berimbang tidak memberikan hasil panen
14
yang bermutu
Dengan pemupukan berimbang, petani dapat
15 memperoleh hasil maksimal dengan produksi yang
minim
65

Lampiran 2. Data Sampel Petani Tanaman Padi Gogo

PROSES KOGNITIF
TINGKAT LUAS JUMLAH
NO NAMA UMUR JENIS PUPUK Pupuk Pemupukan
PENDIDIKAN LAHAN TANGGUNGAN
Organik Berimbang
1 Sarbani 45 th tamat SLTA 4 Ha 4 Urea/TSP Tidak Tahu Tahu
2 Muhyani 65 th tamat SD 3 Ha 5 Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
3 Anang Kosim 36 th tamat SLTA 1 Ha 4 TSP/Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
4 Amat Saskani 50 th tidak sekolah 1 Ha 4 Urea /SP 36 Tidak Tahu Tahu
Siti Fatimah tidak tamat
5 31 th 1 Ha 4 SP 36/Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
Jahora SLTP
6 Jaidah 31 th tamat SD 1 Ha 4 SP 36/Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
7 Norlian 29 th tamat SD 1 Ha 5 Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
8 Patiah 39 th tamat SD 1 Ha 4 Urea Tidak Tahu Tahu
9 Siti Arbayah 35 th tamat SD 2 Ha 2 Urea Tidak Tahu Tahu
10 Nurhayati 31 th tamat SLTA 1 HA 2 Urea Tidak Tahu Tahu
11 Suprianti 38 th tamat SLTP 1 Ha 5 Urea /TSP Tidak Tahu Tahu
12 Abdul Kadir 32 th tamat SLTA 2 HA 5 Urea Tidak Tahu Tahu
13 Zainudin 49 th tamat SD 2 Ha 3 PSP/Urea Tidak Tahu Tahu
14 Samblan 50 th tidak sekolah 2 Ha 3 PSP/Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
Urea/NPK/SP
15 Badrudin 22 th tidak tamat SD 2 Ha 2 Tidak Tahu Tidak Tahu
36
Urea/NPK/SP
16 M.Noor 29 th tamat SLTP 1/2 Ha 3 Tidak Tahu Tahu
36
17 Helmiyadi 28 th tamat SLTP 2 Ha 2 Urea/TSP Tidak Tahu Tidak Tahu
18 Khairiannor 30 th tamat SD 1 Ha 3 Urea/KCL Tidak Tahu Tidak Tahu
19 Suryadi 38 th tamat SD 2 Ha 4 Urea Tahu Tidak Tahu
M.Ropi'I
20 29 th tamat SLTP 3 Ha 3 Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
Hamdi
21 Supiani 32 th tamat SD 1 Ha 3 Urea/NPK Tidak Tahu Tidak Tahu
22 Moliadi 42 th tamat SD 1 Ha 4 Urea Tidak Tahu Tahu
23 Helmiyadi 50 th tamat SLTA 1 Ha 3 Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
24 Sabrian 40 th tamat SD 1 Ha 4 SP 36/Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
25 Asmadi 45 th tamat SLTA 2 Ha 3 Urea/SP 36 Tahu Tahu
26 M.Ali 39 th tamat SLTP 2 Ha 3 TSP/Urea Tidak Tahu Tahu
Basuki
27 42 th tamat SLTA 2 Ha 3 Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
Rahmat
Ahmad
28 32 th tamat SLTA 1,5 Ha 3 Urea/NPK Tidak Tahu Tidak Tahu
Dimyati
29 Zainal Abidin 40 th tamat SLTP 1,5 Ha 4 Urea Tahu Tahu
30 Zainuddin 48 th tamat SLTP 3 Ha 4 Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
31 Lukman 25 th tidak tamat SD 2 Ha 3 Urea/SP 36 Tidak Tahu Tahu
Mutcamad SP/KSP/NPK
32 20 th tidak tamat SD 1 Ha 3 Tidak Tahu Tidak Tahu
Nor Organik
Ahmad
33 34 th tidak tamat SD 2 Ha 4 Urea Tidak Tahu Tidak Tahu
Nawawi
Urea/KCL/SP
34 Supian Hadi 42 th tamat SLTP 3 Ha 4 Tidak Tahu Tidak Tahu
36
66

Lampiran 3. Tingkat persepsi petani terhadap pupuk organik tanaman padi gogo

No Pernyataan Total Index


Skor Persepsi
1. Penggunaan pupuk organik dapat Keuntungan 90 52,94
meningkatkan produktivitas hasil panen relatif
2. Penggunaan pupuk organik dapat (relative 60 35,29
meningkatkan pendapatan petani advantage)
3. Penggunaan pupuk organik untuk usahatani
56 32,94
dapat meningkatkan kesejahteraan petani
4. Pupuk organik cocok dengan lingkungan Tingkat 70 41,18
pertanian di Desa Artain kesesuaian
5. Anjuran penggunaan pupuk organik sesuai (compatibility) 39 22,94
dengan adat kebiasaan yang ada
6. Kalau mengolah lahan pertanian dengan
memakai pupuk organik, maka saya harus 64 37,65
mengubah kebiasaan yang ada
7. Anjuran penggunaan pupuk organik sesuai
84 49,41
dengan kebutuhan masyarakat / petani
8. Dalam penerapannya, pupuk organik lebih Tingkat
mudah dibanding dengan cara penggunaan kerumitan 64 37,65
pupuk kimia (complexity)
9. Pembuatan pupuk organik secara manual
54 31,76
memiliki tingkat kerumitan yang rendah
10. Pupuk organik mudah diterapkan pada padi Tingkat 52 30,59
gogo dataran tinggi kemudahan
11. Pupuk organik mudah untuk diperoleh di untuk dicoba 56 32,94
pasaran (triability)
12. Pupuk organik bisa dicoba untuk semua jenis
60 35,29
padi gogo
13. Dengan menggunakan pupuk organik nilai Tingkat
tambah hasil pertanian dengan lebih cepat kemudahan 64 37,65
terlihat secara nyata hasilnya di banding pupuk dilihat
kimia hasilnya
14. Harga jual padi gogo yang menggunakan (observability)
pupuk organik lebih tinggi daripada padi gogo 39 22,94
dengan penggunaan pupuk kimia
15. Ada pasar tertentu yang secara khusus
langsung meminta padi gogo organik kepada 39 22,94
petani
67

Lampiran 3. Lanjutan

Kategori :

TPP sangat baik : jika, TPP ≥ 84%

TPP baik : jika, 68%  TPP < 84%

TPP kurang baik : jika, 52%  TPP < 68%

TPP buruk : jika, 36%  TPP < 52%

TPP sangat buruk : jika, 20%  TPP < 36%


68

Lampiran 4. Tingkat persepsi petani terhadap pemupukan berimbang pupuk organik


tanaman padi gogo

No Pernyataan Total Index


Skor Persepsi
1. Anjuran pemupukan berimbang Keuntungan
menguntungkan dibandingkan pemberian relatif 105 61,76
pupuk tanpa menggunakan acuan (relative
2. Pemupukan berimbang dapat meningkatkan advantage) 115 67,65
mutu hasil panen tanaman padi gogo
3. Pemupukan berimbang meningkatkan
115 67,65
kesuburan tanah
4. Dengan pemupukan berimbang memberikan
75 44,12
pengaruh positif untuk kehidupan para petani
5. Anjuran pemupukan berimbang sesuai Tingkat 100 58,82
kebutuhan dan kebiasaan petani kesesuaian
6. Pemupukan berimbang dapat menghindari (compatibility) 48 28,24
pencemaran lingkungan
7. Pemupukan berimbang mengajarkan kepada
petani cara bertani tepat waktu, tepat dosis, 72 42,35
tepat guna, dan tepat panen
8. Salah satu cara pemupukan berimbang
80 47,06
memberikan dosis pupuk yang benar
9. Petani memerlukan ilmu pengetahuan tentang Tingkat 145 85,29
pemupukan berimbang kerumitan
10. Petani tidak dapat menerapkan anjuran (complexity) 36 21,18
pemupukan berimbang
11. Pemupukan berimbang tidak memberikan hasil
44 25,88
panen yang bermutu
12. Pemupukan berimbang dapat dicobakan dalam Tingkat 64 37,65
skala luasan garapan lebih kecil kemudahan
13. Pemupukan berimbang mudah diterapkan pada untuk dicoba
tanaman padi gogo 84 49,41
(triability)
14. Hasil pemupukan berimbang dapat diamati Tingkat
bedanya dengan tanaman padi gogo yang kemudahan 68 40
dipupuk tanpa menggunakan acuan dilihat
15. Dengan pemupukan berimbang, petani dapat hasilnya
memperoleh hasil maksimal dengan produksi (observability) 28 16,47
yang minim
69

Lampiran 4. Lanjutan

Kategori :

TPP sangat baik : jika, TPP ≥ 84%

TPP baik : jika, 68%  TPP < 84%

TPP kurang baik : jika, 52%  TPP < 68%

TPP buruk : jika, 36%  TPP < 52%

TPP sangat buruk : jika, 20%  TPP < 36%


70

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian Di Desa Artain


71
72
Wahyudi et al. Persepsi Petani Terhadap Pengunaan Pupuk Organik Dan Pemupukan Berimbang Pada Tanaman
Padi Gogo Di Desa Artain Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.

PERSEPSI PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK


DAN PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN PADI GOGO
DI DESA ARTAIN, KECAMATAN ARANIO, KABUPATEN BANJAR

Farmers’ Perception on the Use of Organic Fertilizer and


Balanced Fertilizer in Padi Gogo Cultivasion in Artain Village,
Aranio Sub-District, Banjar District

Muhammad Isfan Wahyudi* , Yusuf Azis, Usamah Hanafie


Prodi Agribisnis/Jurusan SEP, Fak. Pertanian – Univ. Lambung Mangkurat, Banjarbaru – Kalimantan Selatan

*Corresponding author: muhammadisfanwahyudi@gmail.com

Abstrak. Desa Artain adalah desa yang terletak di Kecamatan Aranio dengan luas wilayah 70,00 km2
(7.000 ha). Dari data Desa Artain yang paling luas lahannya adalah tanaman padi gogo sebesar 250 ha
dibandingkan lahan pertanian yang lain. Namun produktivitas padi gogo di Desa Artain masih rendah
yang pertama disebabkan oleh kurangnya minat petani dalam menggunakan pupuk organik. Penyebab
yang kedua yaitu petani kurang berminat untuk melakukan pemupukan berimbang pada tanaman padi
gogo. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Artain selama lebih kurang enam bulan dari bulan Februari
sampai dengan bulan Juli 2018. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
simple random sampling, yaitu sebanyak 34 petani. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 2
persepsi petani yaitu : persepsi petani terhadap pupuk organik pada tanaman padi gogo tergolong
sangat buruk dan persepsi petani terhadap pemupukan berimbang tergolong buruk. Oleh karena itu,
ditingkatkan untuk dilakukan penyuluhan atau pelatihan tentang pupuk organik dan pemupukan
berimbang.
Kata kunci: petani, tanaman padi gogo, persepsi, pupuk organik, pemupukan berimbang

PENDAHULUAN padi gogo merupakan komoditas padi yang


ditanam pada lahan kering. Padi gogo dapat
Pertanian merupakan salah satu sektor yang
dijadikan salah satu alternatif strategis dalam
paling penting dan utama, untuk meningkatkan
rangka peningkatan ketahanan pangan nasional.
pembangunan perekonomian suatu negara yang
menyangkut kehidupan orang banyak. Sebagian Produktivitas padi gogo di Desa Artain masih
besar penduduk Indonesia memiliki profesi rendah yang pertama disebabkan oleh
sebagai petani. Untuk meningkatkan pertanian kurangnya minat petani dalam menggunakan
maka disusun program pembangunan pertanian pupuk organik. Menurut Yuliarti (2009:87)
yang meliputi (a) Program peningkatan pupuk organik adalah hasil akhir dari peruraian
ketahanan pangan, (b) Program pengembangan bagian-bagian atau sisa-sisa tanaman dan
agribisnis dan, (c) Program peningkatan binatang seperti pupuk kandang, pupuk hijau,
kesejahteraan petani. kompos, bungkil, guano, tepung tulang dan lain
Desa Artain adalah desa yang terletak di sebagainya.
Kecamatan Aranio yang memiliki luas wilayah Penyebab yang kedua yaitu petani kurang
70,00 km2 (7.000 ha). Dimana sektor pertanian berminat untuk melakukan pemupukan
memegang peranan penting dalam berimbang pada tanaman padi gogo.
perekonomian masyarakat Desa Artain. Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk
Terutama tanaman pangan padi gogo yang ke dalam tanah untuk mencapai unsur hara
paling luas lahannya sebesar 250 ha esensial seimbang dan optimum untuk
dibandingkan lahan pertanian yang lain. meningkatkan produksi dan mutu hasil
Menurut Istiawan (2010:53) menyatakan bahwa pertanian, efisiensi pemupukan, kesuburan

Frontier Agribisnis 1(1), Februari 2019 - 1


Wahyudi et al. Persepsi Petani Terhadap Pengunaan Pupuk Organik Dan Pemupukan Berimbang Pada Tanaman
Padi Gogo Di Desa Artain Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.

tanah serta menghindari pencemaran menggunakan rumus perhitungan Slovin


lingkungan. Unsur hara tanah yang mencapai (Riduwan, 2008:137) yaitu :
kadar optimum, tidak perlu ditambahkan lagi, ே
݊= (1)
terkecuali sebagai pengganti hara yang ଵାே௘మ
terangkut sewaktu panen. Penggunaan pupuk 146
݊=
yang tidak berimbang akan menyebabkan 1 + 146 (15%)ଶ
penurunan produktivitas padi dan mutu hasil 146
(Balittanah, 2013:112). ݊=
1 + 146 (0,0225)
Dengan cara mengetahui persepsi petani 146 146
terhadap pupuk organik dan persepsi petani ݊= = = 34
1 + 3,285 4,285
terhadap pemupukan berimbang dapat
membantu para penyuluh pertanian untuk dengan: n jumlah sampel
mengarahkan kepada petani agar menggunakan N jumlah populasi sebanyak 146
cara yang benar. Persepsi biasanya dipengaruhi petani
oleh pengalaman, kebiasaan dan kebutuhan. e persentase kesalahan atau
Kemampuan mempersepsi antara orang yang ketidaktelitian yang diambil
satu dengan yang lain, tidak akan sama sebanyak 15 %
meskipun mereka satu dalam organisasi atau
kelompok, karena persepsi dipengaruhi oleh Berdasarkan data dari pemerintah Desa Artain,
aktivitas komunikasi orang, baik ia seorang maka diketahui populasi petani padi gogo di
komunikator atau komunikan (Effendy, Desa Artain 146 orang, maka dapat ditentukan
1993:91). jumlah responden adalah sebanyak 34 sampel
petani.
Tujuan dan Kegunaan
Konsep Pengukuran Variabel
Tujuan dari penelitian yaitu (1) mengetahui
persepsi petani terhadap penggunaan pupuk Konsep pengukuran variabel yaitu (1)
organik pada tanaman padi gogo; (2) karakteristik petani, yang meliputi (a) Umur
mengetahui persepsi petani terhadap (tahun), (b) Tingkat pendidikan
pemupukan berimbang. (SD/SMP/SMA), (c) Luas lahan yang digarap
(Ha), (d) Jumlah tanggungan keluarga (orang),
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan (1) bagi (e) Jenis pupuk yang saat ini digunakan oleh
mahasiswa, sebagai sarana menerapkan ilmu petani (organik, kimia, campuran), (2) Proses
yang diperoleh pada pendidikan perguruan kognitif yaitu tolak ukur yang digunakan untuk
tinggi untuk menganalisis keadaan nyata di mengetahui pengalaman petani didalam
lapang; (2) bagi pemerintah, sebagai bahan memahami informasi tentang lingkungannya
pertimbangan dalam menciptakan pertanian lewat panca indera, (3) Persepsi petani terhadap
organik yang ramah lingkungan; (3) untuk pupuk, yaitu pendapat dan pernyataan
peneliti, sebagai referensi penelitian responden tentang pupuk organik dan
selanjutnya. pemupukan berimbang, yang meliputi (a)
keuntungan relatif, (b) tingkat kesesuaian, (c)
tingkat kerumitan, (d) tingkat kemudahan untuk
METODE dicoba, (e) tingkat kemudahan dilihat hasilnya.
Waktu dan Tempat Penelitian Teknik Analisis Data
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Artain, Untuk mengetahui tujuan yang pertama, yaitu
Kecamatan Aranio. Penelitian ini dimulai dari tingkat persepsi petani penggunaan pupuk
bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2018. organik pada tanaman padi gogo dengan rumus :
ௌ௥஽
Metode Pengambilan Sampel TPT = x 100 % (1)
ௌ௥ூ
Untuk menentukan petani yang dijadikan dengan : TPP tingkat persepsi petani
sampel dengan menggunakan metode simple (terhadap pupuk organik)
random sampling. Adapun jumlah sampel yang SrD skor yang diperoleh
diambil dalam penelitian tersebut dengan SrI skor ideal

2 - Frontier Agribisnis 1(1), Februari 2019


Wahyudi et al. Persepsi Petani Terhadap Pengunaan Pupuk Organik Dan Pemupukan Berimbang Pada Tanaman
Padi Gogo Di Desa Artain Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.

Untuk mengetahui sangat baik, baik, kurang disimpulkan bahwa persepsi petani pupuk
baik, buruk atau sangat buruk tingkat persepsi organik pada tanaman padi gogo di Desa Artain
petani penggunaan pupuk organik pada tanaman Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar termasuk
padi gogo maka dilakukan pengelompokan lima kategori “Sangat Buruk”
kategori, yaitu :
Tabel 1. Rekapitulasi penilaian per-variabel
1. TPP sangat baik : jika, TPP ≥ 84% (pupuk organik)
2. TPP baik : jika, 68%  TPP < 84%
3. TPP kurang baik : jika, 52%  TPP < 68% Penilaian
Persentase
Interpretasi
(%)
4. TPP buruk : jika, 36%  TPP < 52%
Tingkat Kemudahan
5. TPP sangat buruk : jika, 20%  TPP < 36% untuk Dilihat Hasilnya
27,8 Sangat Buruk
Tingkat Kemudahan
Untuk menjawab tujuan kedua yakni tingkat untuk Dicoba
32,9 Sangat Buruk
persepsi petani terhadap pemupukan berimbang Tingkat Kerumitan 34,7 Sangat Buruk
pada tanaman padi gogo menggunakan rumus : Tingkat Kesesuaian 37,8 Buruk
ௌ௥஽
Keuntungan Relatif 40,4 Buruk
TKP = x 100 % (2) Rata-rata 34,7 Sangat Buruk
ௌ௥ூ
Sumber: Pengolahan data primer (2018)
dengan : TPP tingkat persepsi petani
(terhadap pemupukan Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner
berimbang) dengan responden petani tanaman padi gogo di
SrD skor yang diperoleh Desa Artain, Kecamatan Aranio, Kabupaten
SrI skor ideal Banjar, menunjukan beberapa faktor yang
Untuk mengetahui sangat baik, baik, kurang menyebabkan persepsi petani yang sangat buruk
baik, buruk atau sangat buruk tingkat persepsi terhadap pupuk organik. Penyebab pertama
petani penggunaan pemupukan berimbang pada yaitu kurangnya pengetahuan petani mengenai
tanaman padi gogo maka dilakukan pupuk organik baik itu pupuk organik cair
pengelompokan lima kategori, yaitu : maupun padat dan juga kurangnya keterampilan
petani dalam pengolahan pupuk organik.
1. TPP sangat baik : jika, TPP ≥ 84% Mayoritas petani menggunakan pupuk kimia
2. TPP baik : jika, 68%  TPP < 84% seperti UREA, PSP, SP-36, TSP, KCL, NPK,
3. TPP kurang baik : jika, 52%  TPP < 68% dan DSP. Menggunakan pupuk kimia menjadi
4. TPP buruk : jika, 36%  TPP < 52% kebiasaan petani tanaman padi gogo di Desa
5. TPP sangat buruk : jika, 20%  TPP < 36% Artain, dikarenakan menurut petani pupuk
kimia lebih praktis dan manfaatnya sama saja
dengan pupuk organik tanpa memikirkan
HASIL DAN PEMBAHASAN dampak buruk ke depannya.

Persepsi Petani Terhadap Pupuk Organik Penyebab kedua yaitu kurangnya sosialisasi dari
Pada Tanaman Padi Gogo pemerintah mengenai pupuk organik baik
manfaat maupun cara pengolahan pupuk
Penelitian ini mengkaji persepsi petani tanaman organik, dan dampak buruk yang terkandung
padi gogo di Desa Artain mengenai pupuk dalam pupuk kimia bagi lingkungan terutama
organik. Terdapat 5 variabel utama yang diukur, unsur hara pada tanah dan tanaman padi gogo
yaitu persepsi petani mengenai keuntungan tersebut. Selama ini alasan utama kurangnya
relatif, tingkat kesesuaian, tingkat kerumitan, sosialisasi dikarenakan jarak dari kota ke Desa
tingkat kemudahan untuk dicoba dan tingkat Artain cukup jauh dan memerlukan waktu,
kemudahan dilihat hasilnya. Setiap variabel biaya, serta transportasi kapal untuk
telah ditentukan masing-masing indikator sub menyeberang pulau agar sampai ke Desa Artain,
variabel sebagai dasar dalam penyusunan Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar.
pertanyaan yang dijawab oleh petani responden.
Penyebab terakhir yaitu kondisi perekonomian
Berdasarkan hasil penelitian seperti pada Tabel petani yang cukup memprihatinkan. Petani
1, dapat diketahui bahwa tingkat persepsi petani kurang berminat membeli pupuk organik yang
pupuk organik pada tanaman padi gogo di Desa tidak bersubsidi. Pupuk kimia rata-rata sudah
Artain diperoleh nilai rata-rata tingkat persepsi bersubsidi dan harganya murah, sehingga
petani sebesar 34,7%, sehingga dapat penyebab petani lebih memilih pupuk kimia

Frontier Agribisnis 1(1), Februari 2019 - 3


Wahyudi et al. Persepsi Petani Terhadap Pengunaan Pupuk Organik Dan Pemupukan Berimbang Pada Tanaman
Padi Gogo Di Desa Artain Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.

daripada pupuk organik. Bukan hanya karena persepsi petani kurang baik terhadap
kondisi ekonomi saja penyebab petani tetap pemupukan berimbang dikarenakan kurangnya
lebih memilih pupuk kimia daripada pupuk pengetahuan petani mengenai pemupukan
organik tetapi petani juga beranggapan memakai berimbang yang seharusnya dipahami oleh
pupuk kimia sudah menjadi kebiasaan petani petani dengan alasan dari sebagian petani
tanaman padi gogo di Desa Artain. Menurut menyatakan untuk menghemat biaya. Petani
petani, pupuk kimia dapat secara langsung memberikan pemupukan dengan cara petani
membuat hasil produksi tanaman padi gogo sendiri sehingga produktivitas hasil tidak
meningkat tanpa memikirkan masalah dampak maksimal dan tidak sesuai potensi tanaman
dan efek buruknya untuk kedepannya. karena petani berpikiran hanya untuk memenuhi
kebutuhan pokok keluarga saja dan tidak
Persepsi Petani Terhadap Pemupukan berpikir untuk menjual sebagian hasil panen ke
Berimbang Pada Tanaman Padi Gogo pasar atau ke orang lain seandainya apabila hasil
maksimal dengan cara pemupukan yang benar
Penelitian ini mengkaji persepsi petani tanaman
akan mendapatkan banyak keuntungan.
padi gogo di Desa Artain mengenai pemupukan
berimbang. Terdapat 5 variabel utama yang Selain itu, permasalahan lainnya adalah modal
diukur, yaitu persepsi petani mengenai yang terbatas dan kesediaan pupuk tepat waktu
keuntungan relatif, tingkat kesesuaian, tingkat dan tepat jumlah. Terkait dengan permodalan,
kerumitan, tingkat kemudahan untuk dicoba sebagian besar petani masih menggunakan
dan tingkat kemudahan dilihat hasilnya. Setiap modal sendiri. Akibatnya, petani melakukan
variabel telah ditentukan masing-masing pemupukan sesuai dengan kemampuan
indikator sub variabel sebagai dasar dalam keuangannya. Sementara itu, di sejumlah daerah
penyusunan pertanyaan yang dijawab oleh distribusi pupuk juga masih belum lancar
petani responden. Berikut rekapitulasi penilaian dikarenakan memerlukan waktu, jauhnya jarak,
per-variabel (pemupukan berimbang) dapat dan transportasi kapal untuk ke Desa Artain
dilihat pada Tabel 2. sehingga mengakibatkan pupuk tidak tersedia
pada saat diperlukan. Sering terjadinya kondisi
Tabel 2. Rekapitulasi penilaian per variable
ini, mengakibatkan produktivitas tanaman padi
(pemupukan berimbang) gogo di tingkat petani masih saja rendah sebagai
Persentase
dampak permasalahan kerusakan kesuburan
Penilaian Interpretasi lahan.
(%)
Tingkat Kemudahan Manfaat pemupukan berimbang yaitu untuk
28,2 Sangat Buruk
untuk Dilihat Hasilnya ketersediaan unsur hara secara optimum untuk
Tingkat Kemudahan menunjang pertumbuhan tanaman agar
43,5 Buruk
untuk Dicoba diperoleh peningkatan hasil panen yang
Tingkat Kerumitan 44 Buruk
diharapkan. Penggunaan pupuk yang efesien
Tingkat Kesesuaian 44 Buruk
adalah pemberian pupuk dalam bentuk dan
Keuntungan Relatif 60,3 Kurang Baik
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman,
Rata-rata 44 Buruk
dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat
Sumber: Pengolahan data primer (2018) sesuai dengan kebutuhan dan tingkat
pertumbuhan tanaman tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian seperti pada Tabel
2, dapat diketahui bahwa tingkat persepsi petani
terhadap pemupukan berimbang pada tanaman
KESIMPULAN DAN SARAN
padi gogo di Desa Artain, Kecamatan Aranio,
Kabupaten Banjar diperoleh nilai rata-rata
Kesimpulan
tingkat persepsi petani sebesar 44%, sehingga
dapat disimpulkan bahwa persepsi petani Berdasarkan hasil penelitian, maka didapat
terhadap pemupukan berimbang pada tanaman beberapa kesimpulan yaitu :
padi gogo di Desa Artain Kecamatan Aranio 1. Persepsi petani terhadap pupuk organik
Kabupaten Banjar termasuk kategori “Buruk”. pada tanaman padi gogo tergolong sangat
Hasil wawancara kepada petani tanaman padi buruk, faktor penyebabnya yaitu (a)
gogo di Desa Artain, Kecamatan Aranio, kurangnya pengetahuan petani mengenai
Kabupaten Banjar, jadi yang menyebabkan pupuk organik baik itu pupuk organik cair

4 - Frontier Agribisnis 1(1), Februari 2019


Wahyudi et al. Persepsi Petani Terhadap Pengunaan Pupuk Organik Dan Pemupukan Berimbang Pada Tanaman
Padi Gogo Di Desa Artain Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.

maupun padat dan juga kurangnya Skripsi. Fakultas Geografi, Universitas


keterampilan petani dalam pengolahan Muhamadiyah Surakarta, Surakarta
pupuk organic, (b) kurangnya sosialisasi Riduwan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-
Variabel Penelitian. CV Alfabeta,
dari pemerintah mengenai pupuk organik Bandung
baik manfaat maupun cara pengolahan Yuliarti. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk
pupuk organik, dan dampak buruk yang Organik. Lily Publisher, Yogyakarta
terkandung dalam pupuk kimia bagi
lingkungan terutama unsur hara pada tanah
dan tanaman padi gogo tersebut, (c) kondisi
perekonomian petani yang cukup
memprihatinkan.
2. Persepsi petani terhadap pemupukan
berimbang tergolong buruk, faktor
penyebabnya yaitu (a) dikarenakan
kurangnya pengetahuan petani mengenai
pemupukan berimbang yang seharusnya
dipahami oleh petani dengan alasan dari
sebagian petani menyatakan untuk
menghemat biaya, (b) modal yang terbatas
dan ketersediaan pupuk tepat waktu dan
tepat jumlah.

Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka
saran yang diberikan adalah :
1. Bagi petani Desa Artain, pada tanaman padi
perlu pemupukan organik sesuai anjuran dan
diharapkan dapat membuat pupuk organik
sendiri sehingga dapat digunakan untuk
memupuk lahan pertanian menggantikan
pupuk kimia yang biasanya dipakai secara
berlebihan.
2. Bagi pemerintah dan petugas terkait, perlu
menambahkan sosialisasi seperti pelatihan
tentang pembuatan pupuk organik dan
pemupukan yang sesuai anjuran dengan
menggunakan media massa seperti majalah,
televisi, atau radio untuk meningkatkan
persepsi petani terhadap penggunaan pupuk
organik pada tanaman padi gogo, sehingga
petani bisa mengikuti pelatihan pembuatan
pupuk organik.

DAFTAR PUSTAKA
Balittanah. 2013. Pengertian Pupuk Berimbang.
Kementerian Pertanian, Jakarta
Effendy. 1993. Dinamika Komunikasi. Remaja
Rosdakarya, Bandung
Istiawan. 2010. Analisis produksi tanaman padi
dan kaitannya dengan standar kebutuhan
masyarakat di Kabupaten Karanganyar
antara tahun 2003 dan tahun 2007.

Frontier Agribisnis 1(1), Februari 2019 - 5

Anda mungkin juga menyukai