Anda di halaman 1dari 50

DAMPAK PENGGUNAAN HAND TRAKTOR PADA

USAHATANI PORANG DI DESA BONTO SINALA


KECAMATAN SINJAI BORONG KABUPATEN SINJAI

AHYAR NASTAINUL HAQ


105961106718

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023

i
DAMPAK PENGGUNAAN HAND TRAKTOR PADA
USAHATANI PORANG DI DESA BONTO SINALA
KECAMATAN SINJAI BORONG KABUPATEN SINJAI

AHYAR NASTAINUL HAQ


105961106718

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Dampak Penggunaan Hand Traktor Pada Usahatani Porang Di


Desa Bonto Sinala Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai
Nama : Ahyar Nastainul Haq
Stambuk : 105961106718
Program studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Ir. Hj. Siti wardah, M.Si Akbar, S.P., M.Si.


NIDN.08066301 NIDN.0931018803

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi

Dr.Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd. Nadir, S.P ., M.Si


NIDN. 09260336803 NIDN.0909068903

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah yang Maha kuasa, karena

dengan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi “Dampak Penggunaan

Hand Traktor Pada Usahatani Porang Di Desa Bonto Sinala Kecamatan Sinjai

Borong Kabupaten Sinjai”. Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam

proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini, tidak lupa

penulis menyampaikan terimakasih kepada orang-orang yang telah memberikan

saran dalam mengerjakan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun guna kesempurnaan hasil penelitian ini. Penulis

berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Makassar, 6 Februari 2023

Ahyar Nastainul Haq

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii

KATA PENGANTAR .......................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................... v

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7

2.1 Mekanisasi Pertanian ........................................................................ 7

2.2 Dampak Hand Traktor Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat ..... 9

2.3 Dampak Hand Traktor Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat ......... 10

2.4 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 14

2.5 Kerangka Pikir .................................................................................. 17

III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 18

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................... 18

3.2 Teknik Penentuan Sampel ................................................................ 18

3.3 Jenis Dan Sumber Data .................................................................... 18

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 19

v
3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................ 20

3.6 Defenisi Operasional ....................................................................... 22

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI.................................................... 23

4.1 Letak Geografis................................................................................. 23

4.2 Kondisi Demografis.......................................................................... 23

V. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 26

5.1 Karasteristik Responden.................................................................... 26

5.2 Dampak Ekonomi.............................................................................. 30

5.3 Dampak Sosial................................................................................ 34

VI PENUTUP......................................................................................... 39

6.1 kesimpulan........................................................................................ 39

6.2 Saran.................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 41

LAMPIRAN .......................................................................................... 43

vi
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Porang (Amorphophalus Muelleri) merupakan jenis tanaman umbi-umbian

yang belakangan ini telah mencuri perhatian masyarakat Sulawesi selatan.

Tanaman porang dulunya hanya dianggap oleh masyarakat sebagai tumbuhan liar

yang merusak pertumbuhan tanaman lain yang ada di sekitarnya dan tidak

memiliki nilai jual, namun kini telah dilirik untuk di kembangkan secara luas

karna komoditas ini ternyata mempunyai begitu banyak manfaat dan dapat

menambah perekonomian di sektor pertanian. Pada umbi tanaman porang ternyata

memiliki manfaat yang beragam dibandingkan dengan tanaman umbi-umbian

lainnya karna mengandung karbohidrat berbentuk polisakarida hidrokoloid yang

disebut dengan glukomanan. Adanya kandungan glukomanan ini membuat

tanaman porang tidak hanya sebagai bahan pangan tetapi dapat digunakan sebagai

bahan ramah lingkungan (Ramadhani, 2019).

Indonesia di kenal sebagai negara agraris beriklim tropis yang berarti

memiliki potensi di sektor pertanian yang cukup besar. Pertanian merupakan salah

satu sektor yang sangat dominan pada pendapatan masyarakat di indonesia karna

mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Namun produktivitas pertanian

masih jauh dari harapan, salah satu faktor penyebab kurangnya produktifitas

pertanian adalah sumber daya manusia yang masih rendah dalam mengolah lahan

pertanian dan hasilnya. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan cukup

baik untuk dikembangkan di Indonesia, salah satunya adalah umbi-umbian.

1
Umbi-umbian merupakan salah satu komoditas pertanian yang memberikan

peluang cukup besar terhadap keanekaragaman pangan dan kecukupan gizi

masyarakat karna mengandung vitamin, mineral dan serat. Salah salah tanaman

umbi-umbian yang belakangan ini banyak di budidayakan yaitu tanaman porang,

dikarnakan tanaman porang ini memiliki nilai jual yang tinggi dan perawatannya

yang tergolong mudah serta permintaan ekspor yang setiap tahunnya terus

meningkat sehingga menjadi daya tarik bagi msyarakat petani untuk

membudidayakan tanaman porang (Komarayanti, dkk, 2019).

Porang merupakan salah satu jenis tumbuhan umbi-umbian berupa semak

(herba), yang dapat dijumpai tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis. Belum

banyak dibudidayakan dan ditemukan tumbuh liar di dalam hutan, dibawah

rumpun bambu, ditepi sungai dan lereng gunung (pada tempat yang lembab).

Porang dapat tumbuh di bawah naungan, sehingga cocok dikembangkan sebagai

tanaman sela diantara jenis tanaman kayu atau pepohonan yang dikelola dengan

sistem agroforestry (Suwardji, 2020).

Saat ini pengembangan tanaman porang pada kawasan hutan masih banyak

dibudidayakan dibawah tegakan pohon jati, mahoni, bitti dan tanaman hutan

lainnya. Sedangkan pada kawasan perkebunan petani masih banyak menanam

tanaman porang ini di bawah ataupun disela tegakan tanaman perkebunan seperti

dibawah tanaman cengkeh, pala, kakao dan lainnya. Padahal pengembangan

tanaman porang meliliki prospek yang cukup menjanjikaan karna tanaman porang

telah berkembang menjadi komoditi ekspor, nilai ekonomis yang tinggi,

permintan porang yang terus meningkat dan digunakan sebagai bahan pangan

2
maupun industri. Budidaya porang merupakan upaya diversifikasi bahan pangan

serta penyediaan bahan baku industri yang dapat meningkatkan nilai komoditi

ekspor di Indonesia. Komposisi umbi porang bersifat rendah kalori, sehingga

dapat berguna sebagai makanan diet yang menyehatkan (Sari, dkk, 2015).

Penelitian terbaru membuktikan bahwa porang memiliki kandungan

glukomanan tertinggi (35%), untuk itu umbi porang saat ini banyak dicari orang

karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi (Siswanto, 2016). Porang berpotensi

untuk dikembangkan sebagai komoditi ekspor karena beberapa negara seperti

Jepang, Australia, Srilanka, Malaysia, Korea, Selandia Baru, Pakistan, Inggris,

Italia dan beberapa negara eropa lainnya membutuhkan makanan ini sebagai

bahan makanan maupun industri (Pitojo, 2007). Di Indonesia permintaan porang

dari negara tersebut terus meningkat sebagai contoh, produksi porang jawa timur

2009 baru mencapai 600-1000 ton chip kering sedangkan kebutuhan industri

sekitar 3.400 ton chip kering (Sulistiyo, dkk, 2015).

Menurut data Dirjen Hortikultura Kementrian Pertanian per tahun 2020

dari bulan januari-september untuk ekspor porang baik dalam bentuk chip porang,

tepung, umbi baik dalam bentuk irisan atau tidak mencapai volume 10.931 ton

atau senilai US$ 31.427.394. Dengan ekspor terbesar pada bulan Mei dengan

volume mencapai 2.036 ton atau senilai US$ 8.118.847. Sedangkan untuk ekspor

terkecil terjadi pada bulan Februari dengan volume mencapai 427 ton atau senilai

dengan US$ 607.329. Kementrian pertanian tengah mendorong potensi umbi

porang untuk dikembangkan lagi, sehingga volume ekspor terus meningkat. Dan

hingga saat ini, salah satu keterbatasan ekspor porang di Indonesia terletak pada

3
penyediaan bahan baku yang masih terbatas, sehingga Kementrian Pertanian akan

mendorong potensi pengembangan porang.

Salah satu daerah yang mengembangkan tanaman porang saat ini adalah

Desa Bonto Sinala, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai. Kabupaten

Sinjai sendiri yang merupakan lahan potensial pengembangan di sektor pertanian

dan perkebunan. Hal ini telah terbukti dengan keberhasilan masyarakat

memanfaatkan lahan tersebut dalam memproduksi beberapa komoditi pertanian

unggulan. Keadaan geografis Sinjai yang merupakan daerah yang terdiri atas

tanah pegunungan dan tanah dataran rendah, di bagian selatan dan barat sebagian

besar terdiri atas tanah pegunungan. karena itu daerah ini sangat tepat untuk

dikembangkan berbagai komoditas pertanian salah satunya adalah tanaman

porang (Rachmat, 2012).

Belakangan ini, tanaman porang banyak dibicarakan oleh masyarakat

dengan harga umbinya yang cukup tinggi, sehingga sebagian masyarakat petani di

Desa Bonto Sinala mencoba masuk kehutan untuk mencari tanaman porang dan

banyak ditemukan. Kemudian akhirnya petani mencoba untuk membudidayakan

tanaman porang dengan memindahkan porang yang didapat dari hutan kekebun

ataupun lahan pertanian petani. Pengembangan tanaman porang di Desa Bonto

Sinala termasuk cukup cepat karna hampir setiap petani yang ada di Desa Bonto

Sinala sudah membudidayakan tanaman porang.

Namun, salah satu kendala petani dalam pengembangan tanaman porang

yaitu informasi tentang cara budidaya dan pengolahannya masih kurang. Oleh

karna itu diperlukan pembinaan kepada masyarakat tani tentang cara budidaya

4
maupun pengolahannya. Melihat porang memiliki begitu banyak manfaat dan

nilai jual yang menjanjikan, pengolahan lahan sudah barang tentu menjadi faktor

penunjang dalam keberhasilan pada budidaya porang, saat ini masyarakat di Desa

Bonto Sinala masih menggunakan alat tradisional (manual) meskipun ada juga

menggunakan mesin pertanian yaitu hand traktor (traktor tangan) untuk

memanfaatkan peluang dikarnakan alat tersebut mampu mempercepat waktu

pengolahan lahan supaya lebih efisien dan efektif, diharapkan para petani porang

mampu mengembangkan tanaman porang mereka sehingga akan didapatkan

keuntungan yang optimal. Di sisi lain Hand Traktor ini telah menggantikan fungsi

tenaga kerja manusia dan tenaga kerja hewan dalam pengolahan lahan, namun

tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaan hand traktor ini berdampak terhadap

aspek ekonomi maupun aspek sosial. Sehingga hal itulah yang membuat peniliti

tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Dampak Penggunaan Hand Traktor

Pada Usahatani Porang di Desa Bonto Sinala, Kecamatan Sinjai Borong,

Kabupaten Sinjai.

5
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak ekonomi dari penggunaan hand traktor pada usahatani

porang ?

2. Bagaimana dampak sosial dari penggunaan hand traktor pada usahatani

porang ?

1.3 Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui dampak ekonomi dari penggunaan hand traktor pada

usahatani porang.

2. Untuk mengetahui dampak sosial dari penggunaan hand traktor pada usahatani

porang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis bermanfaat dalam mengaplikasikan teori yang telah diperoleh

selama proses perkuliahan.

2. Memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi petani dan pihak yang

berkepentingan dalam hal pembudidayaan tanaman porang di desa bonto

sinala, kecamatan sinjai borong.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan

sumber informasi.

6
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mekanisasi Pertanian

Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan

perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan

bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi

sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya

teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai

menggunakan teknologi elektronika atau sensor nuklir, image processing, bahkan

sampai teknologi robotik. Dan digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan

dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian (Mugniesyah, 2006).

1. Hand Traktor

Traktor Tangan atau Hand Traktor (power tiller/hand tractor) adalah mesin

pertanian yang dapat dipergunakan untuk mengolah tanah dan lain-lain pekerjaan

pertanian dengan alat pengolah tanahnya digandengkan/dipasang di bagian

belakang mesin. Mesin ini mempunyai efesiensi tinggi, karena pembalikan dan

pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Traktor

Tangan merupakan mesin serba guna karena dapat juga berfungsi sebagai tenaga

penggerak untuk alat-alat lain seperti pompa air, alat prosesing, gandengan

(trailer), dll.

Jika dikehendaki tanah hasil bajakan kasar, maka harus mengganti

kecepatan dari pisau bajak, pasanglah tuas pengatur kecepatan dari pisau bajak

pada posisi rendah, tetapi jika untuk menghasilkan hasil bajakan yang halus

dan gembur, pasanglah kecepatan pisau-pisau bajak pada posisi high. Pilihlah

7
kecepatan yang tepat sehingga diperoleh efesiensi kerja tertinggi dari hand traktor

tersebut.

Di Indonesia traktor tangan masih identik sebagai mesin pengolah tanah

baik pengolahan tanah pertama maupun kedua, sehingga implement yang

ditekankan pada pembahasan ini untuk pengolahan tanah. Implement yang

diperlukan untuk pengolahan tanah antara lain :

1. Bajak singkal adalah alat pengolah tanah pertama yang berfungsi untuk

membalikkan irisan permukaan tanah.

2. Bajak rotari atau bajak cakar adalah alat pengolah tanah yang berfungsi

memotong dan mengaduk tanah, sehingga hasil tanah olahannya menjadi

hancur atau berlumpur.

3. Garu atau gelebeg adalah alat pengolah tanah kedua yang berfungsi untuk

menghancurkan dan meratakan tanah.

4. Penggulud atau ridger adalah alat pengolahan tanah kedua yang berfungsi

untuk membuat alur. Bentuknya seperti bajak singkal dengan mata dan telinga

jumlahnya dua buah yang menjadi satu sehingga dapat melempar tanah ke kiri

dan ke kanan.

5. Roda sangkar adalah jenis roda yang terbuat dari besi pipa dan plat yang

berbentuk menyerupai sangkar. Fungsi roda sangkar adalah untuk

meningkatkan daya cengkeram permukaan roda terhadap tanah, dengan

demikian terjadinya slip dapat diatasi.

6. Roda ban karet adalah jenis ban dari karet yang berfungsi untuk mendukung

operasi traktor di lahan kering dan mendukung transportasi dijalan.

8
2.2 Dampak Hand Traktor Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat

1. Dampak Terhadap Pendapatan

Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima

atau diperoleh yang dapat digunakan untuk kebutuhan setiap manusia.

Pengahasilan merupakan suatu ukuran bahwa sejauh mana kemampuan

masyarakat dalam memperoleh hasil dari kerjanya. Bagi masyarakat baik yang

tinggal di perkotaan maupun dipedesaan, maka tingkat penghasilan yang

diperolehnya adalah relatif tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan begitu

pula halnya dengan penghasilan bagi petani porang di Desa Bonto Sinala dimana

tingkat penghasilan petani ditentukan oleh luas garapan lahannya, keberhasilan

dalam memelihara dan merawat tanamannya. Penciptaan teknologi pertanian

khususnya sarana pendukung bagi petani porang, secara ekonomis dapat

membantu para petani dalam meningkatkan hasil panennya bila digunakan dengan

sebaik mungkin alat-alat pertanian dalam mengolah, merawat dan memanen. Jika

penggunaan peralatan pertanian yang ada digunakan dengan baik, maka para

petani akan memperoleh keuntungan dengan penggunaan teknologi pertanian

seperti keuntungan dalam mengolah lahan yang dapat dilakukan dengan cepat

sehingga luas lahan yang diolah akan mampu mencapai pada tingkat yang seluas-

luasnya dan memperoleh hasil panen yang maksimal.

Semakin tinggi produksi dan produktivitas yang dicapai, maka semakin

tinggi pendapatan yang diperoleh oleh petani. Tingginya pendapatan yang

diperoleh petani untuk mau meningkatkan produksi. Sementara besarnya

pendapatan yang diperoleh petani porang akan ditentukan oleh faktor-faktor

9
diantaranya harga produk itu sendiri, harga biaya produksi, harga faktor produksi

dan kebijakan pemerintah (Rahardjo, 1995).

2.3. Dampak Hand Traktor Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat

Seiring dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi dalam sektor

pertanian, maka semakin meningkat pula produksi yang dihasilkan oleh petani.

Hal ini menunjukan bahwa petani semakin rasional di dalam proses pengarapan

Lahan pertanian tersebut. Modernisasi masyarakat pertanian tradisional

ditafsirkan seolah-olah sebagai sesuatu yang dapat diresapkan dengan kemajuan

teknologi. Kemajuan yang cepat di bidang ekonomi dan sosial diharapkan terjadi

sebagai konsekuensi segera atas diperkenalkannya suatu paket teknik modern

kedalam suatu tipe pertanian subsistem.

Salah satu perkembangan teknologi yang saat ini banyak dirasakan oleh

masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan adalah teknologi pertanian.

Penciptaan teknologi pertanian seperti penciptaan mesin traktor atau traktor

tangan.

(hand tractor) yang digunakan pada saat petani mengolah perkebunan dan

lahan persawahan yang digunakan sebelumnya petani hanya mengunakan alat

seadanya, dengan bermunculan alat pertanian modern dan teknologi lainnya yang

semuanya ini sangat dirasakan oleh masyarakat petani. Sehingga petani dapat

bekerja lebih praktis, hemat dan produktivitas yang meningkat.

Wujud modernisasi pertanian di Desa Bonto Sinala yaitu pada awal

mulanya petani perkebunan dalam bekerja hanya menggunakan peralatan yang

sederhana, misalnya dalam mengolah lahan perkebunan dahulu hanya

10
menggunakan cangkul dan sabit sekarang petani porang menggunakan traktor

tangan (Hand Tractor), Dari Penggunaan alat-alat perkebunan dan pertanian yang

bersifat mekanis ini berdampak terhadap kondisi sosial dan ekonomi. Dari

beberapa aspek tersebut beberapa dampak Modernisasi Pertanian Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani porang di Desa Bonto Sinala,

kecamatan Sinjai Borong, kabupaten Sinjai antara lain :

1. Dampak Terhadap Aspek Pendidikan

Modernisasi sebagai suatu proses transformasi dari suatu arah perubahan

ke arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan

masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses

perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara yang lebih maju, dimana

dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Modernisasi sering disamakan

dengan industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi, sebaliknya kini tradisi

disamakan dengan ketinggalan zaman dan keterbelakangan semua itu secara

diam-diam mengandaikan bahwa modernisasi sebagai proses historis yang

bertujuan jelas, tak terhenti dan sifatnya global yang akan berlangsung secara

kurang lebih sama dimana-mana, masyarakat-masyarakat tradisional pun tidak

bisa mengelak darinya dalam jangka waktu yang panjang (Muller, 2006).

2. Dampak Terhadap Kesehatan

Selain dampak pendidikan dampak kesehatan yang sangat berpengaruh

bagi kondisi sosial masyarakat adalah dampak terhadap kesehatan. Kondisi

kesehatan yang meliputi kondisi kesehatan fisik, mental dan lingkungan suatu

masyarakat jelas terkait erat dengan keberadaan pola hidup yang ditampilkan oleh

11
masyarakat di Desa Bonto Sinala. Selain itu kondisi kesehatan juga akan

dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan yang layak dan memadai memungkinkan

masyarakat menyisihkan sebagian pendapatannya untuk biaya pemeliharaan

kesehatan dan dapat melengkapi sarana dan fasilitas rumah tangga yang

mengandung tercapainya suasana hidup sehat.

3. Dampak Terhadap Hubungan Sosial Antar Masyarakat

Matsyarakat di pedesaan khususnya masyarakat yang bekerja sebagai

petani memiliki pola hubungan dan kerja sama yang baik diantara sesama warga

masyarakat yang dibuktikan dengan sikap kerjasama yang baik antara petani.

Misalnya bagi petani pemilik traktor tidak menggunakan sendiri peralatan yang

dimilikinya, akan tetapi petani lain, yang tidak memiliki peralatan tersebut juga

dapat menggunakannya dengan menyewa dan petani yang memiliki lahan

perkebunan yang luas akan memberikan tawaran kepada petani lain untuk

menggarapnya dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan. Hal ini tentu

sangat membantu petani dalam menggarap lahan perkebunan yang tidak memiliki

mesin-mesin pertanian dan membantu petani yang tidak memiliki lahan garapan.

4. Eksistensi Buruh tani

Teknologi pertanian yang makin berkembang telah memberi berbagai

bantuan dan keuntungan bagi para petani, dengan adanya teknologi pertanian akan

terasa lebih mudah dalam melakukan usaha pertanian mulai dari pasca penanaman

hingga pasca pemanenan. Dari segi tersediannya lapangan kerja, maka

penggunaan teknologi pertanian berupa peralatan pengolah lahan (Hand Traktor)

maka hal ini dapat menghilangkan kesempatan kerja bagi buruh tani pada saat

12
pengolahan lahan pertanian. jika sebelum ada alat pertanian modern pengolahan

lahan pertanian dilakukan secara manual yaitu banyak menggunakan tenaga

manusia atau buruh tani. dengan penggunaan teknologi pertanian, maka peluang

dan kesempatan kerja buruh tani menjadi berkurang.

13
2.4 Penelitian Terdahulu

Untuk menunjang data dalam penelitian ini, peneliti menyertai beberapa

hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini :

Tabel 1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan


No Judul Tujuan Hasil Dan Pembahasan

1. Analisis Menganalisis faktor- Sistem usahatani padi


Produktivitas faktor yang sawah yang dilakukan
Usahatani Padi mempengaruhi oleh petani di Desa
Sawah Dengan keputusan petani padi Rimbo Recap dan di
Menggunakan sawah untuk Desa Watas Marga
Traktor Tangan Dan menggunakan traktor Kecamatan Curup
Cara Konvensional tangan, Menganalisis Selatan Kabupaten
Di Kabupaten produktifitas petani Rejang Lebong secara
Rejang Lebong padi sawah yang umum kegiatannya sama.
(Eddy Silamat, menggunakan traktor Perbedaannya hanya
Yuwana dan M. tangan dan terletak pada cara
Zulkarnain Yuliarso) konvensional, dan penggolahan lahan saja
Menghitung yaitu menggunakan dan
pendapatan petani tidak menggunakan
padi sawah yang traktor tangan. Faktor
menggunakan traktor persepsi petani terhadap
tangan dan penggunaan traktor
konvensional. tangan nilai p-value
adalah sebesar 0.001 <
dari alpha 0.05, jadi tidak
ada berpengaruh
terhadap keputusan
petani untuk
menggunakan dan tidak
menggunakan traktor
tangan. Luas lahan dan
persepsi petani terhadap
ketersediaan tenaga kerja
dapat mempengaruhi
keputusan petani
menggunakan traktor
tangan.

14
2. Dampak Penelitian ini Masyarakat tani desa
Modernisasi bertujuan untuk Kambata Tana
Terhadap Perubahan mengetahui dampak merupakan bagian dari
Sosial Masyarakat modernisasi terhadap modernisasi itu sendiri,
Tani Di Desa perubahan sosial bagi masyarakay desa
Kambata Tana masyarakat tani di Kambata Tana pertanian
Kabupaten Sumba Desa Kambata (agriculture) bukan
Timur Tana,Kecamatan hanya merupakan sebuah
(Diana Andayani Pandawai, Kabupaten aktivitas ekonomi untuk
Djoh) Sumba Timur. menghasilkan
pendapatan bagi petani
saja. Lebih dari itu,
pertanian adalah sebuah
cara hidup (way of life
atau livehood).
Masyarakat tani di desa
Kambata Tana umumnya
lebih mengedepankan
orientasi sosial-
kemasyarakatan, yang
diwujudkan dengan
tradisi gotong royong
dalam kegiatan mereka.
Jadi bertani bukan saja
aktivitas ekonomi,
melainkan sudah menjadi
budaya hidup yang sarat
dengan nilai-nilai sosial-
budaya masyarakat lokal
3. Dampak 1. Untuk mengetahui Modernisasi tidak pernah
Modernisasi dan mendeskripsikan terpisah oleh hadirnya
Pertanian Terhadap dampak dari teknologi. Modernisasi
modernisasi pertanian
Kondisi Sosial telah menjamah ke setiap
terhadap kondisi
Ekonomi sosial ekonomi sudut kehidupan
Masyarakat Petani masyarakat petani masyarakat. Dari hal
Sawah (Studi di sawah. 2. Untuk terbesar sampai hal
Desa Masagena mengetahui dan terkecil, semua telah
Kecamatan Konda mendeskripsikan menggunakan teknologi.
Kabupaten Konawe factor-faktor apakah Begitu juga dalam
yang mempengaruhi
Selatan. kehidupan masyarakat
modernisasi pertanian.

15
(Sisca Selvia, H. petani, khususnya pada
Jamaluddin Hos, dan masyarakat petani di
H. Sulsalman Moita) Desa Masagena. Dari
hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa,
petani padi di Desa
Masagena telah
mengalami modernisasi
pertanian. Modernisasi
yang terdapat pada petani
adalah penggunaan
teknologi-teknologi
pertanian yang canggih
yang telah
mempersingkat waktu
para petani dalam
mengerjakan sawah
mereka. Penggunaan
teknologi pertanian, telah
mempengaruhi sistem
atau pola bertani para
petani.
4 Dampak Penggunaan Mengetahui Dampak 1. Terdapat dampak dari
Hand Traktor Pada Yang Terjadi Dari penggunaan hand traktor
Usahatani Padi Penggunaan Hand terhadap pendapatan
petani. 2. Terdapat
Sawah Terhadap Traktor Terhadap
dampak dari penggunaan
Pendapatan, Nilai Pendapatan Petani, hand traktor terhadap
Tukar Petani Dan Untuk Mengetahui Nilai Tukar Petani (NTP)
Penggunaan Tenaga Dampak Yang Terjadi untuk mengukur tingkat
Kerja Dari Penggunaan kesejahteraan petani.
(Yolanda Fransisca Hand Traktor 3. Terdapat dampak dari
Simamora, Hasman Terhadap Nilai Tukar penggunaan hand traktor
Hasyim, Yusak Petani, Serta Untuk terhadap penggunaan
Maryunianta) Mengetahui Dampak tenaga kerja yang lebih
Yang Terjadi Dari efisien.
Penggunaan Hand
Traktor Terhadap
Penggunaan Tenaga
Kerja Sebelum Dan
Sesudahnya.

16
2.5 Kerangka Pikir

Usahatani Porang
ffgfhdvfvhhghhhh

Penggunaan Hand Traktor


ffgfhdvfvhhghhhh

Dampak Sosial Dampak Ekonomi


ffgfhdvfvhhghhhh
1. Hubungan masyarakat Pendapatan
2. Eksistensi buruh ffgfhdvfvhhghhhh
3. Kesehatan
4. Pendidikan

17
III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Bonto Sinala, Kecamatan Sinjai

Borong, Kabupaten Sinjai. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja dengan

pertimbangan bahwa desa tersebut memiliki luas wilayah pengarapan lahan

pertanian porang dengan menggunakan alat-alat tradisional maupun mekanis yang

di latar belakangi dengan tingkat pengetahuan sebagian masyarakat masih

terbilang primitif, bahkan kadang kala terkendala di infr astruktur, kultur dan adat

gotong royong meskipun sebagian golongan tertentu mengunakan mesin baik

secara pemberian bantuan pertanian dan swadayah masyarakat.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Dalam Penelitian ini populasi petani usahatani porang di Bonto Sinala

Kecamatan Sinjai Borong berjumlah 150 orang. Tempat pengambilan data pada

penelitian ini difokuskan kepada petani yang telah menggunakan hand traktor

dalam pengolahan lahan, yang berjumlah kurang lebih 7 orang dengan metode

purposive sampling.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yaitu

data yang muncul berwujud kata-kata yang di peroleh dengan cara observasi

langsung ke lokasi penelitian dan melakukan wawancara langsung dengan

responden yaitu dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun.

18
2. Sumber Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari lapangan baik

melalui observasi maupun wawancara langsung dengan petani, adapun data

primer berasal dari sumber asli yang dikumpul untuk menjawab persoalan kajian.

Data primer merujuk pada sumber data yang tidak tersedia dalam bentuk file atau

laporan data-data ini boleh dikumpulkan daripada individu, kumpulan fokus atau

melalui panen pakar dan beberapa kelompok tani.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang di peroleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak

lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang

telah tersusun dalam arsip (data documenter yang di publikasikan dan yang tidak

di publikasikan).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan metode yang sifatnya akurat dan spesifik untuk

mengumpulkan data dan mencari informasi mengenai segala kegiatan yang

dijadikan objek kajian penelitian.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya

langsung kepada responden untuk memperoleh informasi dari sumber yang

19
diwawancarai. Teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu informasi yang bisa di peroleh melalui fakta yang

tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, foto, hasil wawancara, cendra mata,

jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa di pakai

untuk menggali informasi yang telah terjadi dimasa silam.

3.5 Teknis Analisis Data

Untuk tujuan penelitian pertama digunakan analisis data kuantitatif

dengan menggunakan rumus pendapatan (Simamora, dkk, 2018) yaitu :

TR = Y.P

TC = FC + VC

Pd = TR – TC

Keterangan :

TR = Total revenue (Rp)

Y = Total Produksi (Kg)

P = Harga (Rp/Kg)

TC = Total Cost (Rp)

FC = Fixed Cost (Rp)

VC = Variabel Cost (Rp)

PD = Pendapatan (Rp)

Tujuan penelitian yang kedua dianalisis dengan menggunakan analisis

kualitatif, adapun langkah-langkah dalam analisis kualitatif menurut (Selvia dan

20
Moita, 2019) yaitu :

1. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan,

transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada

waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti

memfokuskan wilayah penelitian.

2. Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan

penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja,

keterkaitan kegiatan atau tabel.

3. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti

dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan

menyusun pola-pola pengarahan dan sebab akibat.

3.6 Defenisi Operasional

Definisi operasional ini memberikan batasan-batasan penelitian sehingga

mempermudah persepsi dalam penulisan ini. Definisi Operasional berikut

diusulkan:

1. Hand Traktor (traktor tangan) merupakan sumber penggerak dari implemen

(peralatan) pertanian ataupun alsintan yang di gunakan oleh petani porang

dalam mengolah lahan pertanian.

2. Usahatani merupakan usaha yang di lakukan oleh masyarakat petani untuk

memperoleh produksi dan keuntungan secara maksimal.

3. Porang merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang dibudidayakan oleh

masyarakat di Desa Bonto Sinala, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten sinjai.

4. Dampak Ekonomi merupakan dampak yang ditimbulkan dengan adanya

21
budidaya porang berupa pendapatan.

5. Dampak Sosial merupakan dampak yang ditimbulkan dengan adanya budidaya

porang berupa dampak terhadap aspek pendidikan, kesehatan, hubungan sosial

antar masyarakat dan eksistensi buruh tani.

6. Pendidikan merupakan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan hand

traktor berupa uang yang digunakan untuk pembiayaan Pendidikan keluarga

petani porang.

7. Kesehatan merupakan dampak yang ditmbulkan dari penggunaan hand traktor

yang berpengaruh terhadap aspek

8. Hubungan sosial merupakan kerja sama para petani umtuk Saling membantu

dalam usahatani porang.

9. Eksistensi buruh tani merupakan dampak yang di timbulkan dari penggunaan

hand traktor terhadap pendapatan buruh tani.

22
VI GAMBARAN UMUM LOKASI

4.1 Letak Geografis

Desa Bonto Sinala adalah salah satu desa di Kecamatan Sinjai Borong

yang mempunyai luas wilayah 390 Ha. Jumlah penduduk Desa Bonto Sinala

sebanyak 1.299 jiwa yang terdiri dari 637 laki-laki dan 662 perempuan dengan

jumlah kepala keluarga sebanyak 375 KK. Sedangkan jumlah keluarga miskin

(Gakin) 202 KK dengan persentase 24,31% dari jumlah keluarga yang ada di

Desa Bonto Sinala.

Batas-batas administratif pemerintahan Desa Bonto Sinala Kecamatan

Sinjai Borong sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Berbatasan Dengan Desa Biji Nangka

- Sebelah Timur : Berbatasan Dengan Desa Palangka

- Sebelah Selatan : Berbatasan Dengan Kel. Pasir Putih

- Sebelah Barat : Berbatasan Dengan Kab. Bulukumba

Dilihat dari topografi dan kantor tanah, Desa Bonto Sinala Kecamatan

Sinjai Borong secara umum berupa Persawahan dan Perbukitan yang berada pada

ketinggian antara 700 M s/d 800 M di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata

berkisar antara 29º s/d 30º Ckmo. Desa Bonto Sinala terdiri dari 3 (Tiga) Dusun,

6 (Enam) RW dan 12 (dua belas) RT. Orbitasi dan waktu tempuh dari ibu kota

kecamatan 12 km2 dengan waktu tempuh 30 menit dan dari ibukota kabupaten 45

km2 dengan waktu tempuh 120 menit.

4.2 Kondisi Demografis

Keadaan penduduk suatu wilayah merupakan salah satu keuntungan yang

23
dimiliki wilayah tersebut, jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang baik.

Oleh karna itu maka peningkatan kualitas penduduk suatu wilayah sangat penting

dilakukan melalui peningkatan pendidikan maupun pengetahuan serta

keterampilannya.

Penduduk Desa Bonto Sinala berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

table berikut :

Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan kelamin Desa bonto Sinala, Kecamatan


Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai.
No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk Persentasi (%)
1 Laki-laki 637 49,04
2 Perempuan 662 50,96
Jumlah 1299 100
Sumber : profil desa bonto sinala, 2023

Berdasarkan pada tabel 1. jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

yaitu laki-laki berjumlah 637 orang, dengan persentase sebesar 49,04%.

Kemudian untuk jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan berjumlah

662 orang, dengan persentase sebesar 50,96%.

Penduduk Desa Bonto Sinala memiliki beragam mata pencaharian.

Dimana semakin banyak mata pencaharian di suatu daerah maka tentunya

semakin banyak lapangan pekerjaan yang tersedia dan di serap. Selain dari pada

petani sebagai mata pencaharian penduduk di Desa Bonto Sinala juga terdapat

penduduk yang bermata pencaharian seperti pegawai negeri sipil, pedagang dan

lain-lain.

Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian dapat di

lihat dari tabel berikut :

24
Tabel 3. Jenis mata pencaharian penduduk Desa Bonto Sinala, Kecamatan Sinjai
Borong, Kabupaten Sinjai
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Persentase (%)
1 Petani 972 90,16
2 Buruh tani 20 1,85
3 Pedagang 28 2,59
4 PNS 17 1,57
5 TNI/POLRI 1 0,09
6 Karyawan swasta 25 2,31
7 Wirausaha lainnya 15 1,39
Jumlah 1078 100
Sumber : Profil Desa Bonto Sinala, 2023

Berdasarkan tabel 2 diatas jenis mata pencaharian di desa bonto sinala ada

beberapa yaitu petani berjumlah 972 orang, dengan persentase 90,16%, buruh tani

berjumlah 20 orang persentase 1,85%, pedagang berjumlah 28 orang dengan

persentase 2,59%, PNS berjumlah 17 orang dengan persentase 1,57%,

TNI/POLRI berjumlah 1 orang dengan persentase 0,09%, karyawan swasta

berjumlah 25 orang dengan persentase 2,31%, wirausahawan lainnya dengan

jumlah 15 orang dengan persentase 1,39%.

25
V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karasteristik Responden

Responden dalam penelitian yang di laksanakan di Desa Bonto Sinala,

Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai sebanyak 7 orang. Adapun

karasteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan,

jumlah tanggungan, statua usaha, dan lama usaha.

1. Umur

Umur seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan prestasi

Atau kinerja orang tersebut. Umur petani porang berpengaruh terhadap kinerja

dalam produksi. Responden yang memiliki umur lebih muda biasanya memiliki

fisik yang lebih kuat dalam bekerja. Umur memegang peranan penting dalam

kegiatan usaha yang di lakukan, karna semakin tua umur maka fisik semakin

jugat lemah dalam bekerja, akan tetapi semakin tua umur pengrajin maka

semakin banyak pula pengalaman yang dimiliki dalam melakukan suatu usaha.

Umur responden yang melakukan kegiatan usahatani porang di Desa

Bonto Sinala dimana umur petani porang 21-30 tahun sebanyak 1 orang dengan

persentase sebesar 14,28% umur 31-40 tahun sebanyak 1 orang dengan

persentase 14,28% umur 41-50 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase

42,85% umur 51-60 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase 14,28% umur 61-

70 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase 14,28%. Adapun rata-tata

persentase umur responden dapat dilihat pada tabel berikut.

26
Tabel 4. Klasifikasi umur petani porang di Desa Bonto Sinala Kecamatan Sinjai

Borong Kabupaten Sinjai.

No Umur (Tahun) Jumlah Respomden Persentase (%)


1 21-30 1` 14,28
2 31-40 1 14,28
3 41-50 3 42,85
4 51-60 1 14,28
5 61-70 1 14,28
Jumlah 7 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2023

Berdasarkan tabel 4 dari 7 responden petani porang di desa bonto sinala

rata-rata memiliki usia 41-50 tahun, usia ini masih tergolong usia yang masih

produktif. Hal ini karna dalam usahatani porang memerlukan tenaga dan

pengalaman. Misalnya dalam proses pemilihan bibit yang ingin ditanam,

pengolahan lahan dan sebagainya. Petani porang yang masih muda, relatif lebih

kuat fisiknya untuk bekerja bila dibandingkan dengan petani yang sudah tua.

Akan tetapi petani berumur tua itu mempunyai pengalaman bertani lebih banyak

di bandingkan dengan petani yang masih muda. Tingka umur berpengaruh

terhadap aktifitas seorang petani, baik dalam bekerja maupun dalam berfikir.

2. Tingkat pendidikan

Pendidikan berpengaruh terhadap suatu usaha yang akan dikelola, petani

dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih cepat menerima sesuatu

yang berkaitan dengan bidang usahanya yang dikelola. Untuk lebih jelasnya

jumlah petani porang berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel

berikut.

27
Tabel 5. Tingkat Pendidikan Petani Porang di Desa Bonto Sinala Kecamatan

Sinjai Borong Kabupaten Sinjai.

No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)


1 Tidak sekolah 1 14,28
2 SD/Sederajat 1 14,28
3 SMP/Sederajat 2 28,57
4 SMA/Sederajat 3 42,85
Jumlah 7 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2023

Berdasakan tabel 7 tingkat pendidikan petani porang yang dijadikan

responden di desa bonto sinala tergolong cukup tinggi jika dibandingkan dengan

petani porang lainnya. Jumlah responden yang tidak sekolah sebanyak 1 orang

dengan persentase 14,28%, SD sebanyak 1 orang dengan persentase 14,28%,

SMP sebanyak 2 orang dengan persentase 28,57%, SMA sebanyak 3 orang

dengan persentase 42,85%. Tingkat pendidikan tidak menjadi penghalang sebab

untuk bekerja pada usahatani porang tidak membutuhkan pendidikan tinggi dan

khusus. Meskipun tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh terhadap

usahatani porang karena yang lebih diutamakan adalah pengalaman, namun hal

ini tentunya merupakan kendala bagi pengembangan usaha, sehingga dibutuhkan

adanya bimbingan serta penyuluhan dari instansi terkait guna meningkatkan

keterampilan dalam usahatani porang agar dapat meningkatkan produksi umbi

porang.

3. Jumlah Tanggungan

Keluarga merupakan salah satu yang sangata membantu dalam

melancarkan kegiatan usahatani porang di desa bonto sinala. Dimana kelurga

terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Seperti dalam usahatani porang di desa

28
bonto sinala merupakan suatu usaha yang memerlukan bantuan dari anggota

keluarga untuk memudahkan petani dalam proses penanaman hingga kepasca

panen.

Semakin banyak jumlah anggota dalam keluarga maka semakin banyak pula

pengeluaran yang harus di keluarkan oleh petani porang. Namun berbeda dengan

keluarga yang masih produktif, dimana memiliki tanggungan sedikit. Adapun

persentase jumlah tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 6. Tanggungan keluarga petani porang di desa bonto sinala kecamatan

sinjai borong kabupaten sinjai.

No Jumlah Tanggungan Jumlah Responden Persentase (%)


1 2 1 14,28
2 1 1 14,28
3 3 1 14,28
4 4 4 57,14
Jumlah 7 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2023

Berdasarkan tabel 6 jumlah tanggungan yang dimiliki petani porang relatif

cukup. dapat dilihat kebanyakan petani porang memiliki jumlah anggota keluarga

antara 2 - 4 orang. Keluarga yang mempunyai jumlah anggota keluarga 2 sampai

empat orang terdiri dari bapak, ibu dan satu hingga tiga orang anak sehingga

tergolong keluarga kecil. Rata-rata petani porang di Desa Bonto Sinala tergolong

keluarga kecil sehingga pendapatannya cukup untuk membiayai semua kebutuhan

rumah tangga.

29
4. Luas lahan

Luas lahan adalah salah satu faktor penting dalam melakukan usahahatani.

Karena lahan adalah tempat dimana petani melakukan kegiatan produksi. Luas

lahan bagi petani porang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

meningkatnya pendapatan hasil. Semakin luas lahan yang digarap petani untuk

usahataninya, semakin besar pula pendapatan petani. Sehingga pengoptimalan

lahan yang digarap agar mendapatkan hasil yang maksimal juga (Gusti, 2021).

Adapun luas lahan petani porang Di Desa Bonto Sinala Kecamatan Sinjai Borong

Kabupaten Sinjai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Rata-rata Luas Lahan petani porang di Desa Bonto Sinala Kecamatan Sinjai
Borong Kabupaten Sinjai.
No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 1,00 2 28,57
2 2,00 1 14,29
3 0,50-0,70 4 57,14
Total 7 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2023

berdasarkan tabel menunjukkan luas lahan respoden petani porang di Desa Bonto

Sinala yaitu 1,00 Ha sebanyak 2 orang dengan persentase 28,57%, responden

petani yang memiliki luas lahan 2,00 Ha sebanyak 1 orang dengan persentase

14,29% dan responden petani yang memiliki luas lahan 0,50-0,70 Ha sebanyak 4

orang dengan persentase 57,14%.

5.2 Dampak Ekonomi

Dampak dalam Buku Kamus Besar Indonesia berarti benturan, pengaruh

kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif), benturan yang

cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dan

30
momentum (puas) sistem memahami benturan itu. Dampak ekonomis juga berarti

pengaruh suatu pelanggaran kegiatan terhadap perekonomian. Dampak secara

sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dampak juga bisa

merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.

1. Analisis Biaya Dan Pendapatan Usahatani Porang

Biaya usahatani tanaman porang di Desa Bonto Sinala diperlukan untuk

mengetahui seberapa besar biaya yang dikeluarkan petani dalam berusahatani

tanaman porang. Biaya yang dikeluarkan terdiri atas biaya tetap dan biaya

variabel.

Biaya tetap pada usahatani tanaman porang di Desa Bonto Sinala meliputi

biaya cangkul, parang, pajak lahan dan alat-alat traktor. Aktifitas usahatani

tanaman porang dimulai dari persiapan untuk pengolahan lahan sampai dengan

tanaman porang tersebut menghasilkan umbi yang siap untuk dipasarkan.

Oleh karena itu pengolahan lahan untuk usahatani tanaman porang merupakan

suatu proses pengolahan yang tentunya diperlukan alat dan perlengkapan demi

kelancaran usahatani tersebut.

Biaya variabel adalah biaya yang digunakan oleh petani porang yang

besarnya berubah-ubah secara proporsional sesuai dengan jumlah umbi porang

yang dihasilkan. Biaya variabel meliputi Biaya Bahan Bakar, biaya pupuk

kandang dan biaya tenaga kerja pikul. Rata-rata biaya tetap dan biaya variabel

pada usahatani tanaman porang di Desa Bonto Sinala dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 6. Rata-Rata Biaya Usahatani Porang di Desa Bontosinala Kecamatan


Sinjai Borong Kabupaten Sinjai.

31
No Uraian Nilai (Rp)
1 Biaya Variabel
Bahan Bakar 27,200
Pupuk Kandang 140,000
Tenaga Kerja Pikul 95,000
Total Biaya Variabel 262,200
2 Biaya Tetap
Cangkul 33,500
Parang 30,000
Pajak Lahan 48,000
Traktor (Alat) 120,000
Total Biaya Tetap 231,500
3 Total Biaya 493,700
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2023

tabel diatas memperlihatkan biaya-biaya yang digunakan dalam usahatani

porang yang terdiri dari biaya variable dan biaya tetap. Dalam biaya variabel

terdiri dari beberapa komponen seperti bahan bakar, pupuk kandang dan tenaga

kerja pikul. penggunaan biaya bahan bakar yang digunakan dalam proses

pengolahan lahan porang yaitu pembelian bensin dan oli yang merupakan

komponen penting dari hand traktor agar bisa difungsikan. kemudian biaya pupuk

kandang yang dibeli oleh petani yang dimaksudkan untuk memperbaiki struktur

tanah sehingga pertumbuhan tanaman porang bisa optimal, namun ada juga

beberapa petani yang memiliki ternak seperti sapi, sehingga mereka

memanfaatkan kotoran ternaknya dan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk

pupuk kandang. sedangkan penggunaan biaya pada tenaga kerja pikul yang

dimaksudkan disini yaitu digunakan sebagai upah bagi orang yang menbantu

memindahkan umbi porang kerumah setelah selesai di panen.

Penerimaan adalah perkalian antara produksi umbi porang yang diperoleh

petani dengan harga jual umbi porang saat dilakukannya penelitian ini. analisis

32
digunakan untuk mengetahui total penerimaan pada usahatani porang di Desa

Bonto Sinala.

Tabel 7. Penerimaan Usahatani Porang di Desa Bontosinala Kecamatan Sinjai


Borong Kabupaten Sinjai.
No Uraian Jumlah rata-rata
1 Jumlah Produksi 2,000
2 Harga/Kg (Rp) 7,000
Total Penerimaan 14,000,000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2023

Berdasrkan tabel 7 produksi umbi porang yang diperoleh oleh petani

dalam satu kali panen rata-rata sebesar 2000 Kg, dimana harga yang berlaku pada

saat penelitian Rp. 7000 per Kg, maka penerimaan dari hasil usahatani porang

rata-rata sebesar Rp. 14.000.000 dalam satu kali panen.

pendapatan yang diperoleh dari usahatani porang di Desa Bonto Sinala

merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya total.

Tabel 8. Pendapatan Usahatani Porang di Desa Bontosinala Kecamatan Sinjai


Borong Kabupaten Sinjai.
No Uraian Jumlah rata-rata
1 Penerimaan 14,000,000
2 Total Biaya 493,700
Total Pendapatan 13,506,300
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2023

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada usahatai porang di Desa Bonto

Sinala rata-rata total penerimaan yang diperoleh petani porang adalah sebesar Rp.

14.000.000 dan rata-rata total biaya yang dikeluarkan oleh petani porang adalah

sebesar Rp. 493.700. Maka rata-rata keuntungan atau pendapatan yang diperoleh

petani porang di Desa Bonto Sinala adalah sebesar Rp. 13.506,300.

33
5.3 Dampak Sosial

Dampak sosial adalah setiap perubahan baik positif maupun negatif

terhadap aspek sosial individu/masyarakat, seperti gaya hidup, kebutuhan jasmani

maupun rohani. Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, industri

pertanian mengalami perubahan signifikan. Dalam era digital seperti sekarang,

teknologi modern telah menjadi bagian yang penting dalam produksi pertanian.

Sebagai hasilnya, petani modern kini telah menggunakan berbagai alat dan

teknologi canggih untuk membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi

pertanian mereka. Namun, perubahan teknologi tersebut tidak hanya berdampak

pada efisiensi produksi ataupun aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial dan

budaya di lingkungan pertanian. Adapun dampak dari segi aspek sosial yang

ditimbulkan dari penggunaan hand traktor pada usahatani porang di Desa Bonto

Sinala, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai yaitu sebagai berikut.

1. Dampak Terhadap Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan

masyarakat, namun ada sebagian masyarakat tidak mampu menyekolahkan anak-

anaknya dikarnakan faktor eknomi yang tidak memadai. Bahwa salah satu

dampak dari modernisasi dibidang pertanian adalah semakin meningkatnya

kemampuan masyarakat untuk membiayai kelanjutan sekolah anak-anaknya.

Dampak dari penggunaan teknologi pertanian bagi petani, maka dari segi

kemampuan petani untuk mengolah lahannya menjadi lebih baik dari keadaan

sebelumnya yang mempengaruhi hasil panen yang dimiliki. Hal tersebut dapat

terlihat bahwa sebelumnya menurut Muhammad yusuf yang merupakan salah

34
satu petani porang yang ada di desa bonto sinala, kemampuan masyarakat di Desa

bonto sinala untuk menekuni dunia pendidikan hanya sampai tamat sekolah

Dasar, SMP atau SMA saja, karena keterbatasan kemampuan orang tua untuk

membiayai sekolah anaknya maka dengan adanya dukungan teknologi dalam

beraktivitas di lahan, kemampuan petani porang untuk menyekolahkan anaknya

semakin membaik sampai pada tingkat perguruan tinggi.

2. Dampak Terhadap Aspek Kesehatan

Pada masyarakat petani porang di Desa Bonto Sinala terdapat perubahan

cara menyikapi penyakit, hal itu terkait dengan pandangan dukun atau tabib,

terdapat kecenderungan masyarakat sebelum masuknya modernisasi pertanian

(hand traktor) kebanyakan masyarakat di Desa Bonto Sinala dalam

pengobatannya mereka mempercayakan dukun atau tabib untuk pengobatan. akan

tetapi seiring perkembangannya fasilitas kesehatan baik dari tenaga medis

ataupun sarana kesehatan dan didukung oleh pendapatan masyarakat yang

meningkat dari pengunaan teknologi pertanian tersebut, maka sebagian

masyarakat telah mampu membiayai biaya kesehatan keluarga.

3. Dampak Terhadap Hubungan Sosial Antar Masyarakat

Pertanian merupakan sebuah sektor yang memiliki peranan penting dalam

kehidupan manusia. Kehidupan dalam masyarakat sering kita temui perubahan-

perubahan dalam segala kehidupan, termasuk perubahan pada masyarakat itu

sendiri. Karena pada dasarnya tidak ada masyarakat yang statis. Selalu ada

perubahan-perubahan dalam masyarakat secara dinamis. Perubahan tersebut

membangun dalam artian berdampak positif kedepannya bagi masyarakat atau

35
sebaliknya malah membawa dampak buruk bagi masyarakat. Perubahan tersebut

satu satunya yaitu adanya inovasi teknologi. Dalam sektor pertanian ini, peran

teknologi sangat diperlukan untuk keberhasilan produktivitas usaha tani yang

dihasilkan. Perkembangan teknologi pertanian sedikit demi sedikit telah

membawa perubahan pada cara bercocok tanam masyarakat. Pada hakikatnya

manusia tidak hanya sebagai makhluk inidividu tetapi juga sebagai makhluk

sosial. Untuk menjalani kehidupannya manusia pasti membutuhkan bantuan dari

manusia lainnya, oleh karena itu manusia melakukan interaksi sosial. Interaksi

sosial adalah kunci dari kehidupan sosial, karena tanpa adanya interaksi maka tak

akan mungkin ada kehidupan bersama.

Begitu halnya di Desa Bonto Sinala, hadirnya tekonologi pertanian (Hand

Traktor) tidak membuat hubungan sosial ataupun interaksi meraka menjadi

renggang karna petani memiliki hubungan kerja sama yang baik sehingga

terbentuk interaksi asosiatif. Ketersediaan modal bukanlah satu-satunya hal yang

diperlukan dalam mengadopsi teknologi melainkan pemahaman tentang cara

penggunaannya adalah hal yang jauh lebih penting. Pada saat seorang petani

membawa sebuah peralatan baru maka petani lain akan datang lalu

memperhatikan cara kerja, efisiensi biaya yang diperoleh dan seberapa efektif alat

tersebut. Petani yang terbelakang dari segi pengetahuan dan permodalan tidak

berarti tidak dapat menggunakan peralatan tersebut karena pada saat-saat seperti

itu justru interaksi sosial akan menjadi semakin cepat. Pertukaran pengetahuan

antar petani ataupun kesediaan meminjamkan peralatan kepada petani lain yang

tidak memiliki Hand Traktor jelas akan menciptakan interaksi sosial.

36
Dari hasil wawancara responden, katanya saat ini sudah mulai banyak

petani yang tertarik dan berkeinginan untuk menggunakan Hand Traktor dalam

pengolahan lahan porang, karna tidak hanya itu, Hand Traktor ini bisa juga

digunakan untuk mengolah lahan tanaman lainnya. namun tidak sedikit juga

petani yang tidak bisa mengunakan alat pertanian tersebut karna Desa Bonto

Sinala adalah termasuk daerah perbukitan sehingga petani porang yang memiliki

lahan dengan kondisi miring tidak bisa menggunakan alat tersebut.

4. Eksistensi Buruh Tani

Dampak operasional teknologi pertanian terletak pada proses atau

penggunaan mesin hand traktor yang sangat bermanfaat bagi petani pemilik lahan

yang sedang dalam proses pengolahan lahan porang, dalam hal ini dampak yang

diberikan cukup positif. Karena pengolahan jenis ini lebih efisien dibandingkan

pengolahan manual bagi petani. Dampak langsung dari teknologi adalah

kemudahan dalam menyelesaikan tugas, yang dapat mengurangi beban kerja

manusia. Melawan aspek-aspek besar dan berbahaya dari teknologi. Di satu sisi,

teknologi telah membawa manfaat dalam arti dapat meningkatkan kesejahteraan

manusia, khususnya dalam pengembangan teknologi di bidang teknologi

pertanian, yang dapat membantu petani dalam pekerjaannya serta menyelesaikan

pengolahan lahannya lebih cepat dari yang sebelumnya.

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaan mesin pertanian (hand

traktor) di desa bonto sinala, kecamatan sinjai borong, kabupaten sinjai tentunya

tidak terlepas dari dampak ataupun akibat yang dihasilkan baik itu negatif maupun

positif. Hadirnya teknologi pertanian menggeser keberadaan buruh tani. Mereka

37
yang biasanya bekerja mengelola lahan porang kini menganggur karena telah

tergantikan oleh teknologi canggih. Pemasukan pun menipis dan perekonomian

mereka menurun. Hasil penelitian ditemukan di desa bonto sinala menunjukkan

bahwa sebelum penerapan mesin pertanian (hand traktor) petani porang yang

memiliki lahan luas mereka sebelumnya menggunakan tenaga dari pada buruh

tani untuk membantu mereka dalam proses pengolahan lahan, yang dimana upah

mereka tersebut tergantung dari kesepakatan bersama.

38
VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Modernisasi tidak pernah terpisah oleh hadirnya teknologi. Modernisasi

telah menjamah ke setiap sudut kehidupan masyarakat. Dari hal terbesar sampai

hal terkecil, semua telah menggunakan teknologi. Begitu juga dalam kehidupan

masyarakat petani, khususnya pada masyarakat petani di Desa Bonto Sinala,

Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai. Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa, petani porang di Desa Bonto Sinala telah mengalami

modernisasi pertanian. Modernisasi yang terdapat pada petani adalah penggunaan

teknologi-teknologi pertanian yang canggih yang telah mempersingkat waktu para

petani dalam mengerjakan lahan mereka. Penggunaan teknologi pertanian, telah

mempengaruhi sistem atau pola bertani para petani.

Modernisasi pertanian membawa dampak bagi kehidupan para petani

terhadap kondisi sosial dan kondisi ekonomi. Dari penggunaan alat-alat pertanian

yang bersifat mekanis ini berdampak terhadap kondisi sosial yaitu pendidikan,

kesehatan, hubungan sosial antar masyarakat, eksistensi buruh tani dan kondisi

ekonomi yaitu pendapatan dan penghasilan. Berdasarkan uraian hasil penelitian

terhadap petani porang di Desa Bonto Sinala Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten

Sinjai, maka dapat diperoleh kesimpulan Pendapatan usahatani porang di Desa

Bonto Sinala Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai rata-rata sebesar Rp.

13.506.300 dalam satu kali panen.

39
6.2 Saran

Disarankan kepada petani untuk memperhatikan lagi serta meningkatkan

cara pengolahan lahan para petani porang, karna pengolahan lahan yang baik akan

sangat berdampak terhadap produksi umbi tanaman porang. seperti yamg

dikatakan oleh salah satu responden bahwa jika lahan untuk tanaman porang tidak

diolah dengan baik, bisa saja ada bebatuan yang tidak terangkat kepermukaan

tanah yang akan menghambat pertumbuhan umbi porang tersebut.

40
DAFTAR PUSTAKA

Simamora, Y. F., Hasyim, H., & Maryunianta, Y. (2018). Dampak Penggunaan


Hand Traktor Pada Usahatani Padi Sawah Terhadap Pendapatan, Nilai
Tukar Petani Dan Penggunaan Tenaga Kerja (Kasus: Desa Tanjung Rejo,
Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang). Journal On Social Economic
Of Agriculture And Agribusiness, 9(12).

Selvia, S., Hos, H. J., & Moita, H. S. Dampak Modernisasi Pertanian Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Sawah.

Djoh, D. A. (2018). Dampak Modernisasi Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat


Tani Di Desa Kambata Tana Kabupaten Sumba Timur. Jurnal Ekonomi
Pertanian dan Agribisnis, 2(4), 332-339.

Adinugraha, Hendri Hermawan. "Dampak Alat Pertanian Modern Padi Terhadap


Kesejahteraan Masyarakat Di Kabupaten Batang." Ristek: Jurnal Riset,
Inovasi dan Teknologi Kabupaten Batang 6.2 (2022): 52-61.

Silamat, E., Yuwana, Y., & Yuliarso, M. Z. (2014). Analisis Produktivitas


Usahatani Padi Sawah Dengan Menggunakan Traktor Tangan Dan Cara
Konvensional di Kabupaten Rejang Lebong. Jurnal AGRISEP: Kajian
Masalah Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 13(2), 197-215.

Rahayuningsih, Y. (2021). Analisis Usahatani Porang (Amorphophalus muelleri)


Di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, provinsi Banten. Jurnal
Kebijakan Pembangunan Daerah, 5(1), 47-56.

Lestari, P. M., Irawati, R. P., & Mujimin, M. (2019). Transformasi Alat Pertanian
Tradisional Ke Alat Pertanian Modern Berdasarkan Kearifan Lokal
Masyarakat Jawa Tengah. Widyaparwa, 47(1), 1-10.

Binuang, B. B. P. P. Bahan Ajar Mengoperasikan Dan Memelihara Hand Tractor


(Traktor Roda Dua).

Jhannah, F. (2021). Strategi Meminimalisir Dampak Mekanisasi Pertanian


Terhadap Buruh Tani di Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari
Kabupaten Jember (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Jember).

41
Suyatno, A., Imelda, I., & Komariyati, K. (2018). The Effect Of Tractor
Utilization On Revenue And Use Of Labor On Rice Farming In Sambas
Regency. AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development
Research, 4(2), 92-100.

Tandi, Ismail. "Dampak Mekanisasi Pertanian Terhadap Perubahan Ekonomi,


Sosial Dan Budaya Komunitas Petani Padi Sawah (Kasus Desa
To’pongo’kabupaten Luwu)." Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan
Penyuluhan 12.1 (2016): 38-58.

Hamdani, Ahmad. Dampak Modernisasi Teknologi Pertanian Terhadap Interaksi


Sosial Masyarakat Petani Sawah (di Desa Mekar Sari, Kec. Kalaena, Kab.
Luwu Timur). Diss. Universitas Bosowa, 2019.

Kurniawan, Bambang Tri. "Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Akibat


Pengembangan Lingkar Wilis di Kabupaten Tulungagung." Jurnal
Agribis 5.1 (2019): 55-85.

Rahayuningsih, Yunia. "Analisis usahatani porang (Amorphophalus muelleri) di


Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, provinsi Banten." Jurnal
Kebijakan Pembangunan Daerah 5.1 (2021): 47-56.

Adinugraha, Hendri Hermawan. "Dampak Alat Pertanian Modern Padi Terhadap


Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Batang." RISTEK: Jurnal Riset,
Inovasi dan Teknologi Kabupaten Batang 6.2 (2022): 52-61.

42
Lampiran 1. Kuesioner

Dampak Penggunaan Hand Traktor Pada Usahatani Porang Di Desa Bonto


Sinala Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai.

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Pengalaman Usaha Tani :

Tanggungan Keluarga :

Pekerjaan umum :

Luas lahan :

B. Dampak Sosial

1. Apakah alat (Hand traktor) yang bapak pakai dalam pengolahan lahan

bapak milik sendiri atau milik orang lain ?

2. Menurut bapak apakah penggunaan Hand Traktor ini tidak mempengaruhi

rasa kekeluargaan dan persaudaraan sesama petani ?

3. Apakah dalam pengolahan lahan, bapak membutuhkan tenaga kerja orang

lain ?

4. Apakah penggunaan Hand Traktor pada pengolahan lahan berdampak

terhadap pendapatan buruh tani ?

5. Apakah hasil dari usahatani porang bapak, bapak gunakan untuk biaya

pendidikan keluarga bapak ?

43
6. Apakah hasil dari usahatani porang bapak, digunakan untuk keperluan

dalam aspek kesehatan ?

7. Apakah penggunaan hand traktor ini menyebabkan pencemaran lingkungan

C. Dampak Ekonomi

1. Alat-alat apa saja yang bapak gunakan dalam pengolahan lahan usahatani

porang ?

2. Berapa biaya yang bapak keluarkan dalam pengolahan lahan ?

3. Berapa jumlah produksi atau hasil panen bapak dalam setahun ?

4. Berapa harga jual umbi porang sekarang /kg ?

5. Apakah dalam usahatani porang bapak menggunakan pupuk ?

44

Anda mungkin juga menyukai