NANANG SUGIANA
NIRM. 04.1.15.0765
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas
Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan
penyusunan proposal Karya Ilmiah Penugasan Akhir “Motivasi Petani Dalam
Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo Padi Sawah (Oryza sativa L.) Di
Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat” tepat pada
waktunya.
Penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu ucapan terimakasih penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.
Dayat, SP., M.Si. selaku pembimbing I, Ibu Endang Krisnawati, SP., MP. selaku
pembimbing II, Ibu Ait Maryani, SP., M.Pd. selaku Ketua Prodi Penyuluhan
Pertanian Berkelanjutan, Bapak Rudi Hartono, SST., MP. selaku Ketua Jurusan
Pertanian, Bapak Dr. Ir. Siswoyo, MP. selaku direktuk Politeknik Pembangunan
Pertanian Bogor, kedua orang tua yang selalu mendukung baik moril maupun
materiil dan seluruh pihak yang membantu.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal tersebut masih adanya
kekurangan maka dari itu saran yang bersifat membangun penulis harapkan dalam
menyempurnakan laporan ini.
Bogor, April 2019
Penulis
DAFTAR ISI
hal
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. v
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Rumusan Msalah ........................................................................................... 2
Tujuan ........................................................................................................... 2
Manfaaat ....................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 4
Penyuluhan Pertanian.................................................................................... 4
Pertanian ....................................................................................................... 4
Peran Penyuluh ............................................................................................. 4
Motivasi ........................................................................................................ 5
Pertanian Berkelanjutan ................................................................................ 8
Jajar Legowo ................................................................................................. 9
Kajian Terdahulu........................................................................................... 15
Kerangka Berpikir ......................................................................................... 16
Hipotesis ....................................................................................................... 17
RENCANA KEGIATAN .............................................................................. 18
Waktu dan Tempat ........................................................................................ 18
Populasi dan Sampel ..................................................................................... 18
Instrumen ...................................................................................................... 20
Pengumpulan Data dan Analisis Data........................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26
LAMPIRAN .................................................................................................. 28
DAFTAR TABEL
hal
1 Alternatif plot ubinan legowo ........................................................... 13
2 Populasi anggota kelompoktani ........................................................ 18
3 Persebaran sampel pada masing-masing kelompoktani .................... 19
4 Variabel, Indikator dan Pararmeter ................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
hal
1 Jajar Legowo 2:1 .............................................................................. 10
2 Jajar Legowo 4:1 tipe 1 ..................................................................... 11
3 Jajar Legowo 4:1 tipe 2 ..................................................................... 12
4 Cara ubinan legowo 2:1 .................................................................... 14
5 Cara ubinan legowo 4:1 tipe 1 .......................................................... 14
6 Cara ubinan legowo 4:1 tipe 2 .......................................................... 15
7 Kerangka pemikiran penelitian motivasi petani dalam penerapan
sistem tanam jajar legowo padi sawah (Oryza sativa L) di
Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran………………………... 17
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Penyuluhan adalah proses penyebaran informasi, inovasi, dan teknologi
oleh penyuluh kepada petani. Penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup petani melalui peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kegiatan
penyuluhan dilaksanakan oleh penyuluh melalui penyebaran informasi, inovasi,
dan teknologi.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian harus sesuai dengan pertanian
berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan yaitu kegiatan pertanian yang tidak merusak
lingkungan sehingga dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Pertanian yang
berkelanjutan khususnya pada komoditas pangan akan mengantarkan pada
swasembada pangan. Swasembada pangan tentu sangat diharapkan apabila
produksi dapat berkelanjutan.
Berdasarkan data BPS, produktivitas padi di Kabupaten Pangandaran pada
tahun 2018 sebesar 7,3 ton/ha pada lahan seluas 39,191 ha dengan produktivitas
yang termasuk kategori sedang. Agar produktivitas dapat berkelanjutan, berbagai
upaya telah dilakukan diantaranya yaitu bantuan modal, saprodi, sarana dan
prasarana, serta teknologi yang salah satunya adalah teknologi sistem tanam jajar
legowo.
Sistem tanam jajar legowo (jarwo) adalah salah satu teknologi untuk
meningkatkan jumlah populasi tanaman sehingga produktivitas dapat meningkat.
Bobihoe (2013) menjelaskan bahwa sistem tanam legowo merupakan cara tanam
padi sawah dengan pola beberapa barisan tanaman yang diselingi satu barisan
kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan
sebagai tanaman sisipan di dalam barisan. Pada awanya kemudian diselingi oleh 1
baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir ½ kali jarak tanaman pada
baris tengah.
Berdasarkan programa Kecamatan Parigi tahun 2019 diketahui bahwa
penerapan teknologi jarwo masih 38%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
bahwa penerapan teknologi jarwo masih rendah. Rendahnya penerapan teknologi
jarwo ini berdampak pada belum optimalnya produktivitas padi di Kabupaten
Pangandaran. Rendahnya penerapan teknologi ini salah satu faktor penyebabnya
adalah rendahnya motivasi petani.
Rendahnya motivasi petani dalam penerapan teknologi sistem tanam jajar
legowo dduga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor internal dan faktor
eksternal. Peningkatan motivasi petani dalam penerapan teknologi sistem tanam
jajar legowo perlu dilakukan agar produktivitas padi tetap berkelanjutan.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka pelaksanaan tugas akhir,
penulis mengkaji “Motivasi Petani dalam Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo
Padi Sawah Di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat”.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian motivasi petani dalam
penerapan teknologi jajar legowo ini adalah:
1. Seberapa besarkah tingkat motivasi petani dalam penerapan jarwo padi
sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi petani dalam
penerapan jarwo padi sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran?
3. Bagaimana strategi penyuluhan untuk meningkatkan motivasi petani dalam
penerapan jarwo padi sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran?
Tujuan
Tujuan dari penelitian motivasi petani dalam penerapan teknologi jajar
legowo ini adalah:
1. Mendeskripsikan tingkat motivasi petani dalam penerapan sistem tanam
jajar legowo padi sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi penerapan sistem
tanam jajar legowo padi sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten
Pangandaran.
3. Merumuskan strategi penyuluhan untuk meningkatan motivasi petani dalam
penerapan sistem tanam jajar legowo padi sawah di Kecamatan Parigi
Kabupaten Pangandaran.
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian motivasi petani dalam
penerapan teknologi sistem tanam jajar legowo ini adalah:
1. Mampu mendeskripsikan motivasi dalam penerapan sistem tanam jajar
legowo padi sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
2. Mampu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
penerapan sistem tanam jajar legowo padi sawah di Kecamatan Parigi
Kabupaten Pangandaran.
3. Mampu merumuskan strategi penyuluhan mengenai peningkatan motivasi
petani dalam penerapan sistem tanam jajar legowo padi sawah di
Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
Pangandaran. Rendahnya penerapan teknologi ini salah satu faktor penyebabnya
adalah rendahnya motivasi petani.
Rendahnya motivasi petani dalam penerapan teknologi sistem tanam jajar
legowo dduga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor internal dan faktor
eksternal. Peningkatan motivasi petani dalam penerapan teknologi sistem tanam
jajar legowo perlu dilakukan agar produktivitas padi tetap berkelanjutan.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka pelaksanaan tugas akhir,
penulis mengkaji “Motivasi Petani dalam Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo
Padi Sawah Di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat”.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian motivasi petani dalam
penerapan teknologi jajar legowo ini adalah:
4. Seberapa besarkah tingkat motivasi petani dalam penerapan jarwo padi
sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi petani dalam
penerapan jarwo padi sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran?
6. Bagaimana model penyuluhan untuk meningkatkan motivasi petani dalam
penerapan jarwo padi sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran?
Tujuan
Tujuan dari penelitian motivasi petani dalam penerapan teknologi jajar
legowo ini adalah:
4. Mendeskripsikan tingkat motivasi petani dalam penerapan sistem tanam
jajar legowo padi sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi penerapan sistem
tanam jajar legowo padi sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten
Pangandaran.
6. Merumuskan model penyuluhan untuk meningkatan motivasi petani dalam
penerapan sistem tanam jajar legowo padi sawah di Kecamatan Parigi
Kabupaten Pangandaran.
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian motivasi petani dalam
penerapan teknologi sistem tanam jajar legowo ini adalah:
4. Mampu mendeskripsikan motivasi dalam penerapan sistem tanam jajar
legowo padi sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
5. Mampu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
penerapan sistem tanam jajar legowo padi sawah di Kecamatan Parigi
Kabupaten Pangandaran.
6. Mampu merumuskan model penyuluhan mengenai peningkatan motivasi
petani dalam penerapan sistem tanam jajar legowo padi sawah di
Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
TINJAUAN PUSTAKA
Penyuluhan Pertanian
Berdasarkan Permentan No. 3 tahun 2018 definisi dari penyuluhan
pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Sedangkan menurut Mardikanto (2009 dalam Risna 2012) menjelaskan
bahwa sebagai terjemahan dari “extension”, penyuluhan dapat diartikan sebagai
proses penyebaran luasan yang dalam ini, merupakan penyebarluasan informasi
tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dihasilkna oleh perguruan tinggi
ke dalam praktek atau kegiatan praktis.
Demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penyuluhan pertanian
merupakan sebuah kegiatan menjalankan sebuah kegiatan transformasi informasi
narasumber ke audien dengan maksud untuk meningkatkan pengetahuan serta
mendongkrak taraf hidup.
Pertanian
Berdasarkan Permentan No. 3 tahun 2018, pertanian adalah seluruh
kegiatan yang meliputi usaha hulu, usahatani, agroindustri, pemasaran dan jasa
penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai
dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal tenaga kerja dan manajemen
untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.
Peran Penyuluh
Mardikanto (2009 dalam Putra 2016) menyebutkan bahwa peran
penyuluhan merupakan suatu rangkaian kegiatan sebagai fasilitasi proses belajar,
sumber informasi, pendampingan, pemecahan masalah, pembinaan, pemantauan,
dan evaluasi terhadap kegiatan petani yang berkaitan dengan perannya sebagai
pembimbing, sebagai organisator dan dinamisator, sebagai teknisi dan sebagai
konsultan. Peran penyuluh adalah sebagai berikut:
a. Penyuluh sebagai pembimbing; Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru
bagi petani dalam pendidikan non formal, penyuluh memiliki gagasan yang
tinggi untuk mengatasi hambatan dalam pembangunan pertanian yang berasal
dari petani maupun keluarganya. Seorang penyuluh harus mengenal baik sistem
usahatani, bersimpati terhadap kehidupan petani serta pengambilan keputusan
yang dilakukan petani baik secara teori maupun praktek.
b. Penyuluh sebagai organisator; mampu menjalin hubungan baik dengan
segewnap lapisan masyarakat, mampu menumbuhkan kesadaran dan
menggerakan partisipasi masyarakat, mampu berinisiatif bagi terciptanya
perubahan-perubahan serta dapat memobilisasi sumberdaya, mengerahkan dan
membina kegiatan-kegiatan maupun mengembangkan kelembagaan yang
efektif.
c. Penyuluh sebagai teknisi; Seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan teknis yang baik karena pada suatu saat akan diminta petani
memberikan saran maupun demonstrasi kegiatan usahatani yang bersifat teknis.
Tanpa adanya pengetahuan dan keterampilan teknis yang baik maka akan sulit
untuk memberikan pelayanan jasa konsultan yang diminta petani.
d. Penyuluh sebagai pendidik; Penyuluh pertanian berperan sebagai pendidik bagi
petani merupakan sarana proses pembelajaran guna meningkatkan pengetahuan
untuk memberikan informasi kepada petani, penyuluh harus menimbulkan
semangat dan kegairahan kerja para petani agar dapat mengelola usahataninya
secara lebih efektif, efisien dan ekonomis.
Motivasi
Motivasi adalah dorongan atau gejolak yang timbul dari dalam diri manusia
untuk memenuhi berbagai kebutuhannya sesuai dengan keinginan masing-masing
(Murtie, 2012). Sedangkan menurut Dayana dan Marbun (2018) motivasi dapat
diartikan sebagai tujuan atau dorongan, dengan tujuan sebenarnya tersebut yang
menjadi daya penggerak utama yang berasal dari diri seseorang ataupun dari orang
lain dalam berupaya dalam mendapatkan atau mencapau apa yang diinginkannya
baik itu secara positif amupun negatif. Motivasi merupakan suatu perubahan yang
terjadi pada diri seseorang yang munvul adanya gejala perasaan, kajiwaan dan
emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan atau bertingak sesuatu yang
disebabkan karena kebutuhan, keinginan dan tujuan.
Julia dkk. berpendapat bahwa motivasi adalah sebuah perubahan energi
dalam diri sebagai kekuatan dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan individu
(tujuan yang ditentukan). Menurut Nursalim dkk. (2007 dalam Julia dkk. (2018)
motivasi adalah suatu proses untuk meningkatkan motif atau motif-motif menjadi
tindakan atau perilaku untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan atau untuk
mencapai tujuan
1. Fungsi motivasi
Sardiman (1996 dalam Lengkana 2017) mengemukakan ada tiga fungsi
motivasi, yaitu sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegaiatan yang akan dikerjakan.
b. Manuntun arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai,
dengan demikian motivasi dapat memberi arah, dan kegiatan yang harus
dikerhakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebutl.
2. Unsur-unsur motivasi
Mc. Donald dalam Sardiman (2007) berpendapat bahwa motivasi terdapat
tiga elemen penting yaitu:
a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam
hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi, dan
emosi yang menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul
dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong
oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
3. Jenis-jenis motivasi
Hapsari (2005 dalam Julia dkk. 2018) menjelaskan bahwa motivasi terbagi
menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik adalah bentuk dorongan belajar yang dating dari dalam diri seseorang
dan tidak perlu rangsanang dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
dorongan belajar yang datangnya dari luar diri seseorng.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah (Taufik, 2007):
1) Minat
2) Kebutuhan (Need)
3) Harapan (Expectacy)
b. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah:
1) Dorongan keluarga
2) Lingkungan
3) Imbalan
Ervianti (2018) menuturkan bahwa model motivasi dalam suatu pandangan
tidak ada yang sempurna sehingga harus dipadukan antara kelebihan dan
kekurangan untuk mendapatkan suatu model yang terbaik. Motivasi seseornag
individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal
maupun eksternal. Faktor internal termasuk persepsi seseorang mengenai
dirinya sendiri, hanya diri, harapan probadi kebbutuhan, keinginan, kepuasan
kerja, dan prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan daktor ekstreenal yang
mempengaruhi motivasi seseorang antara lain: jenis dan sifat pekerjaan,
kelompok kerja dimana seseorang bergabung, organisasi tempat bekerja, situasi
lingkungan, pada umumnya sistem imbalan yang berlaku dan cara
penerapannya. Adapun indicator yang dapat digunakan yaitu:
a. Kemauan, merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia yang dapat
diartikan sebagai aktivitas psikis yang mengandung usaha aktif dan
berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan.
b. Kebutuhan, adalah suatu yang dibutuhkan oleh manusia sehingga dapat
mencapai kesejahteraan. Apabila ada diantara kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi maka manusia akan merasa tidk sejahtera atau kurang sejahtera.
Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang harus ada,
karena tanpa itu, hidup tidak akan sejahtera atau setidaknya kurang
sejahtera.
c. Kemampuan, diartikan sebagai suatu kekuatan yang dihasilkan dari
keinginan seseorang untuk berusaha/berupaya sekuat tenaga untuk
memuaskan kebutuhan dan mencapau tujuan organisasi yang ditentukan
oleh kemampua individu.
Pertanian Berkelanjutan
Sistem pertanian organik berbeda dengan sistem pertanian konvensional.
Sutanto (2002 dalam Margolang dan Jamilah 2015) menyebutkan pada sistem
pertanian konvensional, peningkatan produksi tidak bertahan lama, karena
penurunan kualitas tanah dan penumpukan residu sehingga dapat meracuni
tanaman dan sistem ini dianggap tidak arif. Pemberian pupuk kimia dalam
memasok unsur hara tertentu berupa senyawa anorganik berkonsentrasi tinggi dan
mudah larut yang dilakukan berulang kali yang dapat membahayakan flora dan
fauna tanah, dan dapat menyebabkan pencemaran pada saluran air, khususnya air
tanah. Sedangkan sistem pertanian organik yang juga disebut pertanian
berkelanjutan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan
produktivitas pertanian dalam jangka panjang. Pada sistem ini dilakukan regenerasi
terhadap kualitas tanah dengan pemanfaatan bahan organik sehingga tidak
tergantung pada pupuk dan pestisida kimia saja, pengendalian hama terpadu, sistem
rotasi, konservasi lahan dalam menjaga kestabilan ekologi, kesehatan produk, dan
menstabilkan tanah. Dalam pemasaran, dengan sistem pertanian berkelanjutan,
produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan lebih sehat sehingga target pasarnya
semakin meningkat.
Maka dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan adalah suatu pola
pertanian yang lebih mengedepankan perhatian kepada kelestarian sumber daya
hayati pertanian yaitu dengan lebih memerhatikan lingkungan dan hewan hewan
lain yang ada di sekitar hamparan yang dijadikan wilayah usaha tani kita serta
meminimalisir pencemaran yang dilakukan akibat efek dari kegiatan pertanian.
Jajar Legowo
Kata “Legowo” diambil dari bahasa jawa yang berasal dari kata “Lego”
yang berarti Luas dan “Dowo” yang berarti panjang. Tujuan utama dari tanam padi
dengan cara jajar legowo yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara
mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah
tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir) atau seolah-olah tanaman lebih
banyak berada di pinggir (Abdulrachman dkk. 2013).
Babihoe (2013) menjelaskan bahwa cara tanam legowo merupakan cara
tanam padi sawah dengan pola beberapa barisan tanaman yang diselingi satu
barisan kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong
dipindahkan sebagai tanamansisipan di dalam barisan. Kemudian diselingi oleh 1
baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanaman
pada baris tengah.
Kajian terdahulu
Amelia Kiuk (NIRM 04.1.14.0651) dengan judul Karya Ilmiah Penugasa
Akhir (KIPA) “Motivasi Petani Dalam Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo Padi
Sawah (Oryza sativa L.) Di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya Provinsi
Jawa Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat motivasi petani
dalam penerapan sistem tanam jajar legowo padi sawah (Oryza sativa L),
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani dalam penerapan
sistem tanam jajar legowo padi sawah (Oryza sativa L) serta merencanakan dan
melaksanakan kegiatan penyuluhan unruk meningkatkan motivasi petani dalam
penerapan sistem tanam jajar legowo padi sawah (Oryza sativa L). sumber data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data
yang digunakan melalui wawancara langsung secara terstruktur, penyebaran
kuesioner, dan observasi langsung di lapangan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat motivasi petani dalam
penerapan sistem tanam jajar legowo padi sawah (Oryza sativa L) di Kecamatan
Sariwangi berada pada ketegori sedang kerena sebagian petani merasa nyaman
dengan sistem tanam tegel. Motivasi petani dalam penerapan sistem tanam jajar
legowo padi sawah (Oryza sativa L) di Kecamatan Sariwangi pada: kemauan petani
dipengaruhi oleh faktor umur, tingkat pendidikan, luas lahan, dan peran penyuluh
sebesar 64,7%. Kebutuhan petani dipengaruhi oleh faktor umur, tingkat pendidikan
dan lama usahatani sebesar 62,7%. Penghargaan petani dipengaruhi oleh faktor
tingkat Pendidikan sebesart 59,3%. Untuk meningkatkan motivasi petani dalam
penerapan sistem tanam jajar legowo dirumuskan penyuluhan dengan materi
penggunaan bibit 1-3 per lubang tanam dan pengaturan jarak tanam (25x12,5x50
cm) pada sistem tanam jajar legowo 2:1 dan 4:1.
Kerangka Berpikir
Kecamatan Parigi merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Pangandaran dengan tingkat produksi padi yang belum optimal. Hal ini diduga
dalam penyebaran teknologi untuk meningkatkan produksi padi yaitu teknologi
jajar legowo masih belum diterapkan secara menyeluruh oleh petani. Hal ini
diperjelas dalam Programa Kecamatan Parigi yang menyatakan bahwa tingkat
penerapan teknologi jajar legowo baru mencapai 38%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi petani dalam penerapan
teknologi Jajar Legowo padi sawah di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran
adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi umur petani,
tingkat Pendidikan formal petani, lama berusahatani, dan luas lahan petani. Faktor
eksternal meliputi peran penyuluh dan kegiatan penyuluhan. Sedangkat motivasi
terdiri dari kemauan, kebutuhan dan kemampuan petani.
Kerangka berpikir penelitian motivasi petani dalam penerapan sistem tanam
jajar legowo padi sawah (Oryza sativa L) di Kecamatan Parigi Kabupaten
Pangandaran dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Kerangka berpikir penelitian motivasi petani dalam penerapan sistem
tanam jajar legowo padi sawah (Oryza sativa L) di Kecamatan Parigi
Kabupaten Pangandaran
Hipotesis
Penelitian ini merupakan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi petani dalam penerapan teknologi jajar legowo padi sawah
dimana hipotesis yang diduga adalah sebagai berikut
H0 : Tidak ada pengaruh nyata secara bersama-sama antara faktor-faktor yang diuji
terhadap motivasi petani dalam penerapan teknologi jajar legowo padi sawah
di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
H1 : Ada pengaruh nyata secara bersama-sama antara faktor-faktor yang diuji
terhadap motivasi petani dalam penerapan teknologi jajar legowo padi sawah
di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dengan tingkat
kesalahan 10%. Jika nilai sig. T<0,1 maka H1 diterima dan H0 ditolak, sedangkan
jika nilai sig. T>0,1 maka H1 ditolak dan H0 diterima.
RENCANA KEGIATAN
Waktu Dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir akan dilaksanakan selama 3 bulan,
tepatnya pada tanggal 22 April 2019 sampai dengan 21 Juli 2019 yang berlokasi di
Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat.
Validitas
Sugiyono (2012) menjelaskan bahwa hasil penelitian yang valid apabila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi
pada objek yang diteliti. Suatu intrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas
intrumen akan dilakukan pada 10 responden yang bukan dijadikan sampel
pengkajian, selanjutnya akan diolah menggunakan kerolasi Pearson Product
Moment dengan rumus sebagai berikut.
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)( ∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 )(𝑛 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 )
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan
n = jumlah sampel
X = skor item
Y = skor total (seluruh item)
Masrun (1979 dalam Sugiyono 2012) menuturkan bahwa instrumen
dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasi tiap-tiap item ≥ 0,3 (lebih besar sama
dengan 0,3).
Reliabilitas
Reabilitas menunjukkan bahwa intrumen dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. instrumen
yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama, akan menghasilkan hasil yang sama (Sugiyono, 2012). Pengujian
reliabilitas instrumen dilakukan dengan melihat nilai alpha Cronbach dengan
rumus sebagai berikut:
𝑘 ∑ 2 𝑏
𝑟11 =[ ] [1 − 2 ]
𝑘−1 𝑡
WAKTU (Bulan)
NO URAIAN KEGIATAN Feb (Mg) Maret (Mg) April (Mg) Mei (Mg ) Juni (Mg) Juli (Mg) KETERANGAN
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penjelasan Umum Kampus
Usulan Judul KIPA
2 Kampus
(Hasil Survei)
Penyusunan Proposal
3 Kampus
dan Seminar Proposal
4 Pelaksanaan Kegiatan di Lapangan
Berangkat ke lokasi TA Kecamatan
Laporan ke Instansi terkait
(lokasi TA)
Pelaksanaan lahan
Kelompok tani
percontohan
Penyebaran Kuesioner
Pengumpulan data
BPP
(Primer dan Sekunder)
Mengolah data untuk
BPP
mengetahui hasil kajian
Melaksanakan penyuluhan Kelompok Tani
Penyusunan Laporan
5 BPP
KIPA
Lampiran 2. Kuesioner
KUESIONER
Motivasi Petani Dalam Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo Padi Sawah Di
Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat
A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Mohon bantuan bapak/ibu terlebih dahulu untuk mengisi identitas
responden pada tempat isian yang telah disediakan, serta pilihan jawaban
dengan memberi jawaban silang.
2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menentukan
pilihan jawaban terhadap pernyataan-pernyataan yang tersedia berikut ini
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Perlu diketahui bahwa hasil pengisian kuesioner ini tidak berpengaruh pada
kedudukan Bapak/Ibu sehingga tidak perlu ragu untuk mengisi kuesioner
secara jujur sesuai keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini akan menjamin
kerahasiaan identitas Bapak/Ibu.
B. DATA RESPONDEN
1. Nomor Responden : ..........................................................
2. Nama Responden : ..........................................................
3. Alamat
a. Desa : ..........................................................
b. Kecamatan : ..........................................................
c. Kabupaten : ..........................................................
4. Umur : ..........................................................
5. Pendidikan Terakhir : ..........................................................
6. Saya Adalah : Laki-Laki/Perempuan)*
7. Lama berusahatani : ...................Tahun
8. Lama menjadi anggota kelompoktani : ...................Tahun
9. Jabatan dalam kelompoktani : Pengurus/Anggota)*
10. Luas lahan : a. Milik :………………….. ha
b. Sewa : …………………. ha
b. Penggarap : …………………. ha
)*coret yang tidak perlu
Berilah tanda silang (x) pada kolom skor 4 (sangat setuju), skor 3 (setuju),
skor 2 (kurang setuju), skor 1 (tidak setuju) sesuai dengan jawaban yang menurut
bapak/ibu dianggap paling tepat dengan keadaan sebenarnya.
Berilah tanda silang (x) pada kolom skor 4 (sangat setuju), skor 3 (setuju),
skor 2 (kurang setuju), skor 1 (tidak setuju) sesuai dengan jawaban yang menurut
bapak/ibu dianggap paling tepat dengan keadaan sebenarnya.
Motivasi (Y)
Kemauan
Alternative jawaban
No Pertanyaan/Pernyataan
4 3 2 1
27. Apakah Bapak/Ibu mau untuk mengganti cara tanam
dengan jarwo?
28. Apakah Bapak/Ibu mau untuk menerapkan jarwo untuk
musim tanam mendatang?
29. Apakah Bapak/Ibu mau untuk menggunakan jarwo dengan
benar?
30. Apakah Bapak/Ibu mau untuk terus menggunakan jarwo?
Kebutuhan
31. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan informasi mengenai
jarwo?
32. Apakah Bapak/Ibu memerlukan contoh jarwo yang benar?
33. Apakah Bapak/Ibu memerlukan bukti bahwa hasil produksi
jarwo lebih tinggi dibandingkan tegel?
34. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan demonstrasi cara
menanam jarwo yang benar?
35. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan informasi mengenai cara
ubinan?
Berilah tanda silang (x) pada kolom B (Benar) atau S (Salah) sesuai dengan
jawaban yang menurut bapak/ibu dianggap paling tepat dengan keadaan
sebenarnya.
Kemampuan
No Pernyataan B S
36. Jajar legowo adalah suatu rekayasa teknologi untuk mendapatkan
populasi tanaman lebih dari 160.000 per hektar.
37. Jajar legowo memiliki beberapa jenis yaitu jarwo 2:1 dan jarwo 4:1.
38. jarwo 4:1 memiliki tiga tipe yaitu tipe a, jarwo 4:1 tipe b, dan tipe c.
39. tipe terbaik untuk mendapatkan produksi gabah tertinggi dicapai oleh
legowo 4:1
40. untuk mendapat bulir gabah berkualitas benih dicapai oleh legowo 2:1
41. Dalam jarwo menggunakan bibit muda yaitu kurang dari 21 hari setelah
tebar.
42. Jumlah bibit yang digunakan dalam satu lubang tanam yaitu 1-3 bibit.
43. Salah satu keuntungan dari jarwo adalah lebih mudah dalam
mengendalikan serangan hama tikus.
44. Dengan jarwo, tanaman yang berada di tengan hamparan akan tumbuh
optimal seperti tanaman yang tumbuh di pinggir hamparan.
45. Membuat garis tanam dapat menggunakan caplak khusus untuk jarwo
46. Perawatan tanaman lebih mudah karena terdapat ruang kosong untuk
melangkah.