Anda di halaman 1dari 6

PUTI KARADOIK

Pada suatu hari seorang gdis belia kira-kira berumuran belasan tahun yang
bernama "Puti" bermain bersama teman-temannya. Pada satu ketika, dia merasa lapar
dan segera berhenti bermain bersama teman-temannya dan bergegas pulang ke
rumahnya.
Sesampainya di rumah, ternyata di sana berkumpullah keluarga Puti, ada nenek, kakek,
ibu, ayah dan Puti ini.
Pada saat Puti sampai pas di depan pintu rumah, tiba-tiba datang seruan dari ibu Puti
dari dapur yang menyerukan seperti ini

mak :"Putai, alau lah gali karadoik karakong umah, moh mak ngebuh jadi
pakon kito (Puti, tolong galikan keladi di belakang rumah, biar ibu
bisa merebusnya jadi makanan kita).

bapek : yo goi lah ngali putai( iya pergi lah galikan putri,)

Puti :"iyo mak pak, ta lah akau ngali (iya bu,pak, akan saya gali).

Nino :lilok ku jali putai boik mpo yatoh ( hati-hati di jalan putri,nanti kamu
jatuh)

Lalu, bergegaslah Puti berlari ke Belakang rumah dan menggali keladi suruhan ibunya
tadi.

Beberapa waktu berlalu, hasil galian keladi Puti cukup banyak juga kira-kira 7 Kg dan
cukup untuk makanan semua anggota keluarga yang sedang berkumpul di rumahnya.
Setelah penggalian selesai, Puti segera membersihkannya dan memberikannya kepada
sang ibu untuk di masakkan.

Puti :"Nyeih karadik mak, lah uduh akau ngali ngon marisih, buh lah (ini
bu keladinya sudah Puti gali dan sudah Puti bersihkan, silakan direbus".

nantan : banyik lo mpo dapik karadoik heh ( banyak sekali kamu dapat
keladi ya )

Puti : iyo kek banyik nyu karakong umah ( iya kiek, banyak dia di belakang
rumah )

bapek : ngebuh lah karadoik tah,yadi pakon kito ( rebuslah keladi itu,jadi
makanan kita)

mak : "iyo ta lah mak ngebuh, ( iya, biar ibu rebus)

bapek : udouk lah wow ulow samantarow nyo masak (tunggu lah di luar
sementara masak)
Puti :. "yo mak (iya bu)"
Selang waktu berjalan, tak sabar rasanya Puti menunggu keladi yang telah digali dan
dimasak ibunya tadi masak. Namun, Pada saat itu, tiba-tiba ada beberapa teman Puti
yang berseru dari luar rumah dan mengajak Puti bermain bersama,

Ramlah :"Putai, Putai, Putai, kito usek moh...??? (Puti, Puti, Puti, kita main
yuk)"

begitu seruan dari teman-teman Puti terdengar dari luar rumah. Tak enak rasanya Puti
Menolak ajakan temannya bermain, akhirnya Puti pergi juga bermain kembali bersama
teman-temannya dan berpesan pada ibunya

puti :"mak, kalu lah asak karadik neh, tingga ndouk akau yoh...? (bu, kalau
keladinya udah masak, tinggalin buat aku ya...?)" pesan Puti pada
ibunya

mak :"yo nak, talah ningga (iya nak, ntar ibu tinggalin)".

Puti kembali keluar rumah dan bermain bersama teman-temannya.

Puti : kito mahan apo neh? (kita main apa ni)

rajab : kito mahan kelereng wi moh ( kita main kelereng aja yuk)

Puti : mboh gu ( jdi juga)

Tak lama kemudian, kira-kira satu jam berlalu, hujan rinai mulai turun bersama
petirnya. Sepertinya sebentar lagi akan hujan lebat. Puti dan teman-temannya bergegas
pulang dan berhenti bermain.

Sampai di rumah, Puti melihat sampah bekas kubakan kulit keladi telah terbuang tepat
di got kecil di depan rumahnya dan semua orang yang berada di rumahnya sudah tidak
terlihat makan keladi lagi. Harapan Puti semoga saja ibu meninggalkan keladi
untuknya.

Puti :"Tok, tok, tok, Assalamualaikum mak"

Puti Pulang ke rumah sambil mengetok pintu. Dia langsung ke arah dapur,
nampaknya mencari sisa keladi yang telah dimasak ibunya untuk dia. Seru Puti pada
ibunya langsung

Puti :"mak, du ningga karadoik ndouk akau tadih (bu, ada ninggalin keladi
buatku tadi...??).

mak :"weh, bu twek ku pak (wah, coba tanyakan pada ayah) kata ibu
kepadanya.

Puti langsung menanyakan pada ayahnya


puti : "pak, du ningga karadoik ndouk akau tadih...? (ayah, ada ninggalin
keladi buat ku tadi...???)

langsung berseru ayahnya

bapek : "bu twek ku nakek (coba tanyakan pada kakek)

" dan selanjutnya pada nenek, kakak, dan adik Puti terus menanyakan hal yang
sama. Ternyata, semua keladi hasil galian Puti sudah habis, tanpa sedikitpun
ditinggalkan untuknya.

Sirna sudah harapan Puti, keladi yang seharusnya ditinggalkan untuknya teryata tidak
ditinggalkan sedikitpun. Kini, Puti hanya bisa melihat bekas sampah hasil kubakan
keladi yang telah dia gali tadi di dalam got kecil tepat di depan rumah Puti.

Puti putus asa, merajuk, dan berlari ke sebuah area/lapangan kecil untuk menyendiri
sambil duduk dan menangis di atas sebuah batu besar, dengan harapan batu ini bisa
membawanya ke arah kehidupan yang lebih bahagia. Dengan jiwa yang gelisah Puti
berucap di atas batu itu,

Puti :"tinggai-tingai lah mpo batow marampow parasow nde (tinggi-


tinggilah wahai batu melampaui balkon rumah ibu"

nantan : putai mpo ndok kano tah ( puti kamu mau kemana itu)

tak Puti duga batu itu meninggi sesuai perkataannya. Setelah itu, Puti berucap

puti : "tinga-tingai lah mpo batow malampou atok umouh nde (tinggi-
tinggilah wahai batu melampaui atap rumah ibu"

mak : mok lah lahai nak ( jangan lari nak ) ( sambil menangis)

bapek : piyo iko juk ningga karadoik ndok nyu? Leih nyu lah lahai .( kenapa
kalian tidak ninggalin keladi buat dia,lihat dia sudah lari )

batu itupun semakin tinggi dan melampaui atap rumah ibu. Sungguh ajaib batu ini.
Makin lama makin tinggi dan Puti terus membiarkan batu itu tinggi, hingga akhirnya
sampai ke langit.

Puti meneruskan perjalannya di langit hingga ujung langit dia menemukan rumah
nenek terkaya dan baik hati. Konon diceritakan nama nenek ini juga pernah di dengar
Puti dari cerita ibunya yaitu "Nenek Siti Paratimah".

Jauh Puti berjalan, hingga akhirnya Puti tersandar dan tertidur tepat di bawah rumah
"Nenek Siti Paratimah" ini. Nenek memanggil Puti dan menyuruhnya agar istirhat di
dalam rumah saja, dan tanpa ragu Puti langsung masuk.
Tibanya di dalam rumah, Puti melihat harta benda kekayaan nenek Siti Paratimah yang
begitu luar biasa. Mulai, dari meja, kursi, dan perabotan yang lainnya bahkan semua
hewan peliharaan nenek bertelur emas. Puti kagum dengan kekayaan yang nenek Siti
Paratimah miliki. Ingin rasanya Puti menjadi anak nenek ini, konon juga nenek ini hidup
sendiri tanpa ada suami dan anak.

Tak lama kemudian, nenek mensuguhkan makanan dan minuman yang serba mewah
yang belum pernah Puti cicipi kepada Puti.

Nenek paratimah :"Makanlah nak dan Minumlah"

kata nenek kepada Puti, dan Puti dengan lahap menghabiskann hidangan yang
disajikan nenek. Lanjut, mereka bercerita tentang kisah

nenek paratimah :”piyo mpo tibu kulangat”?(mengapa Puti sampatai ke


langit)

Sambil bercanda ria Puti dan nenek berbagi cerita. Puti bercerita bahwasanya dia ke
langit karena tidak di tinggalkan keladi untuknya.

Nenek paratimah :"eee,,Puti Karadoik, juk uloih uha marajouk titing, wak
gu nduk uha awak sinouu akau neh, lah tuo idok
sasuhong (wahai Puti Keladi, kita gak boleh kayak gitu,
nanti gak ada orang yang mau sama kamu kayak nenek
ni, udah tua hidup sebatang Kara)" Ujar nenek kepada
Puti.

Puti : "Manan jiy nino, akau payouh ngali karadik, lah asak juk lo
uha ningga ndouk akau (mau bagaimana lagi nek, saya udah
susah payah menggali keladinya, udah masak, ternyata gak
ditinggalin buatku)" balas Puti.

Lama Puti dan Nenek Siti Paratimah bercerita dan berbagi pengalaman hingga akhirnya
Puti memperoleh banyak nasehat dan pengalaman berharga dari nenek. Entahlah apa
yang di dapat Puti dari perbincangan dengan Nenek Siti Paratimah. Enggan dia mau
berkata, cukup dia rasakan dan amalkan. Dia hanya berkata bahwa

Nenek paratimah : "setiap masalah itu pasti ada jalan keluarnya,


tapi nenek sudah terlalu tua untuk merubah
semuanya, nenek juga menyesal pernah putus asa
waktu masih muda dulu".

Akhirnya Puti pulang dibekali telur-telur angsa emas dari nenek yang dimasukkannya
dalam sarung. Puti berterimakasih banyak atas kebikan nenek Siti Paratimah ini. Nenek
juga demikian, berterimakasih karena masih ada yang mau mengunjungi nenek di
usianya yang sudah tua.
. Kira-kira 15 menit Puti sampai di rumah yang disambut tangisan iba dan menyesal
dari seluruh anggota keluarga yang tidak meninggalkan keladi buat Puti. Mereka
menyesali perbuatannya kepada Puti dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi
terhadap Puti.

Nino : putai mpo tang ano gon neh ( putri kamu dari mana )

Puti : akau tang atih langat mak ( saya dari ats langit ibu)

Bapek : piyo mpo tibu atih langat ? ( kenapa kamu sampai bisa sampai d
langit)

Putri pun bercerita kepada ibu,ayah,,kakek dan nenek .

nino : manin mpo nde tibu nyok? ( gimana kamu bisa sampai disana)

Puti : panja caritou nik ( panjang critanya nek)

nantan : mok lah wak marajouk gih yah ( jangan merajuk lagi ya )

Puti :( iyo kek)

Ramlah(teman putri) : putai putai mpo tang ano? ( kamu dari mana)

Rajab(teman putri) : kamai weh lalok mpo cek tdi ( kami nyari-nyari putri
dari tadi)

mak : nyu marajok gon neh, kamai juk ningga karadoik ndok nyu goi nyu
lahai atih langat ( dia tadi merajuk,karena keladi sudah habis, lalu ia pergi
ke atas langit )

Ramlah(teman putri) : minin jik nyu marajok gih? ( sekarang dia tidak
merajuk lagi)

Puti : ijik ( tidak )

Lama bercerita,putri mengeluarkan oleh-oleh dari nenek paratimah tadi .

mak : apo tah nak?( apa tu putri)

Puti : inyeh telau meh mak,ngan di goih ninou atih langat tadi ( ini telur
emas bu,yang dikasih nenek di ats langit tadi)

Rajab : piyo mpo nde dapik telou meh ( kenapa kau bisa dapat telur emas )

Puti : ninou tah uha kayo, di goih nyu telou meh ndok akau ( nenek itu orang
kaya dan baik hati lalu ia memberi telur emas itu untuk aku)
nantan : adu mpo ato terima kasih ku ninau tah? ( ada putri bilang terima
kasih sama nenek itu)

Puti : adu kek . ( ada kek)

Lalu putri memberi oleh-oleh tersebut kepada temannya(ramlah dan budi)

Ramlah : makasih yah putai ( terima kasih ya putri)

Puti : iyo samo-samo . ( iya sama-sama)

Rajab : kamai ndok loik lo yah kek,nik,mak,pak ( kami pulang ya )

nantan : iyo lilok yah ( iya hati-hati ya)

Ramlah dan rajab : yo kek(iya kek)

Sesuai dengan Panggilan nenek Siti Paratimah di langit tadi, kini Puti dipanggil dengan
sebutan "Puti Karadoik (Putri Keladi). Dipanggil Puti Karadoik karena Puti merajuk
gara-gara keladi hingga melarikan diri ke langit, dan sesampanya di langit bertemu
dengan yang terkenal dalam agenda dongeng yaitu Nenek Siti Paratimah.

Anda mungkin juga menyukai