Anda di halaman 1dari 8

Pada tahun 1996 diestimasikan terdapat sekitar satu exagram (1 × 1015 kg atau 1 trilyun

ton) total batu bara yang dapat ditambang menggunakan teknologi tambang saat ini,
diperkirakan setengahnya merupakan batu bara keras. Nilai energi dari semua batu bara dunia
adalah 290 zettajoules. Dengan konsumsi global saat ini adalah 15 terawatt,[7] terdapat cukup
batu bara untuk menyediakan energi bagi seluruh dunia untuk 600 tahun.
British Petroleum, pada Laporan Tahunan 2006, memperkirakan pada akhir 2005, terdapat
909.064 juta ton cadangan batu bara dunia yang terbukti (9,236 × 1014 kg), atau cukup untuk
155 tahun (cadangan ke rasio produksi). Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan
terbukti, program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di
bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.
Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan cadangan batu bara di Amerika
Serikat sekitar 1.081.279 juta ton (9,81 × 1014 kg), yang setara dengan 4.786 BBOE (billion
barrels of oil equivalent).

Cadangan batu bara dunia pada akhir 2005 (dalam juta ton)

Negara Bituminus Sub-bituminus Lignit TOTAL


(termasuk antrasit)

Amerika 115.891 101.021 33.082 249.994


Serikat

Rusia 49.088 97.472 10.450 157.010

Tiongkok 62.200 33.700 18.600 114.500

India 82.396 2.000 84.396

Australia 42.550 1.840 37.700 82.090

Jerman 23.000 43.000 66.000

Afrika 49.520 49.520


Selatan

Ukraina 16.274 15.946 1.933 34.153


Kazakhstan 31.000 3.000 34.000

Polandia 20.300 1.860 22.160

Serbia dan 64 1.460 14.732 16.256


Montenegro

Brasil 11.929 11.929

Kolombia 6.267 381 6.648

Kanada 3.471 871 2.236 6.578

Ceko 2.114 3.414 150 5.678

Indonesia 790 1.430 3.150 5.370

Botswana 4.300 4.300

Uzbekistan 1.000 3.000 4.000

Turki 278 761 2.650 3.689

Yunani 2.874 2.874

Bulgaria 13 233 2.465 2.711

Pakistan 2.265 2.265

Iran 1.710 1.710

Britania 1.000 500 1.500


Raya

Rumania 1 35 1.421 1.457

Thailand 1.268 1.268

Meksiko 860 300 51 1.211

Chili 31 1.150 1.181

Hongaria 80 1.017 1.097


Peru 960 100 1060

Kirgizstan 812 812

Jepang 773 773

Spanyol 200 400 60 660

Korea 300 300 600


Utara

33 206 333 572

Zimbabwe 502 502

Belanda 497 497

Venezuela 479 479

Argentina 430 430

Filipina 232 100 332

Slovenia 40 235 275

Mozambik 212 212

Swaziland 208 208

Tanzania 200 200

Nigeria 21 169 190

Greenland 183 183

Slowakia 172 172

Vietnam 150 150

Republik 88 88
Kongo

Korea 78 78
Selatan

Niger 70 70

Afganistan 66 66

Aljazair 40 40

Kroasia 6 33 39

Portugal 3 33 36

Perancis 22 14 36

Italia 27 7 34

Austria 25 25

Ekuador 24 24

Mesir 22 22

Irlandia 14 14

Zambia 10 10

Malaysia 4 4

Republik 3 3
Afrika
Tengah

Myanmar 2 2

Malawi 2 2

Kaledonia 2 2
Baru

Nepal 2 2

Bolivia 1 1
Norwegia 1 1

Taiwan 1 1

Swedia 1 1

Negara pengekspor batu bara utama


Pengekspor batu bara berdasarkan negara dan tahun
(dalam juta ton)[13]

Negara 2003 2004

Australia 238,1 247,6

Amerika 43,0 48,0


Serikat

Afrika 78,7 74,9


Selatan

Uni Soviet 41,0 55,7

Polandia 16,4 16,3

Kanada 27,7 28,8

Tiongkok 103,4 95,5

Amerika 57,8 65,9


Selatan

Indonesia 200,8 131,4

Total 713,9 764,0


2.7 Dampak Penambangan Batubara Terhadap Lingkungan
Seperti yang diketahui, pertambangan batubara juga telah menimbulkan dampak
kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah, baik itu air, tanah, udara, dan hutan.
2.7.1 Air
Penambangan batubara secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah
pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah
pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan
menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian batubara tersebut. Limbah
pencucian batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung belerang (b), merkuri (Hg),
asam slarida (HCn), mangan (Mn), asam sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb
merupakan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker
kulit.
2.7.2 Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat pertambangan
batubara ini, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang
menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air
kubangan tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam
jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat
berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah,
akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.
2.7.3 Udara
Penambangan batubara menyebabkan polusi udara, hal ini diakibatkan dari pembakaran
batubara. Menghasilkan gas nitrogen oksida yang terlihat cokelat dan juga sebagai polusi
yang membentuk acid rain (hujan asam) dan ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi
yang dapat membuat kotor udara.
Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat berbahaya bagi kesehatan,
yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA), dan dalam
jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan menyebabkan kanker, dan kemungkinan
bayi lahir cacat.
2.7.4 Hutan
Penambangan batubara dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat karena
lahan pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini
disebabkan adanya perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat,
akibat perluasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu
yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh
buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa.
2.7.5 Laut
Pencemaran air laut akibat penambangan batubara terjadi pada saat aktivitas bongkar muat
dan tongkang angkut batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan
hutan mangrove dan biota yang ada di sekitar laut tersebut.

2.8 Usaha Mengurangi Dampak Pertambangan


Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pertambangan batubara adalah
sebagai berikut :
2.8.1 Penghentian penggunaan jalan umum untuk aktivitas angkutan batubara mesti ada ketegasan
pemerintah daerah untuk menyetop dan menindak tegas setiap penguasaha aktivitas
pertambangan ilegal yang selama ini semakin menjamur dan penurunan terhadap dampak
kerusakan lingkungan dan sosial yang ditimbulkannya.
2.8.2 Tidak mengeluarkan perizinan baru agar tidak menambah semrawutnya pengelolaan sumber
daya alam tambang batubara, saat ini hal yang paling mudah dan sangat mungkin untuk
dilakukan adalah dengan tidak mengeluarkan izin baru lagi. Sehingga memudahkan untuk
melakukan monitoring terhadap pertambangan batubara yang ada.
2.8.3 Penghentian pertambangan batubara ilegal secara total, pemerintah harus melakukan
penghentian pertambangan batubara ilegal secara tegas tanpa padang bulu dan transparan.
2.8.4 Penghentian bisnis yayasan dan koperasinya TNI – POLRI
2.8.5 Evaluasi perizinan yang telah diberikan, dan lakukan audit lingkungan semua usaha
pertambangan batubara.
2.8.6 Meninggikan standar kualitas pengelolaan lingkungan hidup dan komitmen untuk kelestarian
lingkungan hidup.
2.8.7 Pelembagaan konflik untuk menyelesaikan persengketaan rakyat dengan perusahaan
pertambangan agar tercapai solusi yang memuaskan berbagai pihak.
2.8.8 Menyusun kebijakan strategi pengelolaan sumber daya alam tambang.
2.8.9 Setiap perusahaan diwajibkan mereklamasi bekas-bekas penambangan dan menjamin serta
memastikan hasil reklamasi tersebut sesuai AMDAL. Dan pihak pemerintah harus
mengawasi jalannya proses reklamasi tersebut, sehingga benar-benar yakin kalau proses
reklamasi berjalan dengan baik dan menampakkan hasil.
2.8.10 Menggunakan alat-alat penambangan dengan berteknologi tinggi sehingga meminimalisasi
dampak lingkungan serta memperkecil angka kecelakaan dalam pertambangan batubara
tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Batubara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan sebagai bahan bakar. Materi
pembentuk Batubara adalah Alga, Silofita, Pteridofita, Gimnospermae, dan Angiospermae.
Kelas dan Jenis batubara yaitu :
1. Antrasit
2. Bituminus
3. Sub bituminus
4. Lignit
5. Gambut
Pembentukan batubara dapat terjadi secara diagnetik atau biokimia dan tahap malihan atau
geokimia. Sumber daya batubara di Indonesia jumlahnya sangat melimpah seperti di
Kalimantan Selatan yang cukup untuk pasokan energi beberapa tahun kedepan.
Gasifikasi Batubara adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi gas
batubara yang mudah terbakar. Pembersihan batubara dapat dilakukan dengan memcahnya
menjadi bongkahan-bongkahan kecil dan dicuci dengan air didalam sbuah tangki besar.
Membuang Nox dari batubara dapat dilakukan dengan cara staged Combustion. Dampak
penambangan batubara adalah kerusakan terhadap lingkungan yaitu air, udara, tanah, hutan
dan laut. Usaha mengurangi dampak pertambangan bisa di upayakan oleh pemerintah
maupun pihak perusahaan.
v

Anda mungkin juga menyukai