1. Struktur batuan
Sifat fisik batuan atau tanah yang mempengaruhi kemantapan lereng adalah : bobot isi,
porositas, dan kandungan air, kuat tekan, kuat tarik, kuat geser dan sudut geser dalam
batuan merupakan sifat mekanik batuan yang berpengaruh terhadap kemantapan
lereng.Bobot isi
Semakin besar bobot isi suatu batuan atau tanah, maka gaya penggerak yang menyebabkan
longsor semakin besar juga. Dengan demikian, kemantapan lereng tersebut semakin berkurang.
b) Porositas
Batuan yang mempunyai porositas besar akan banyak menyerap air. Dengan demikian
bobot isinya menjadi lebih besar, sehingga memperkecil kemantapan lereng. Adanya air
dalam batuan juga akan menimbulkan tekanan air pori yang memperkecil kuat geser
batuan. Batuan yang mempunyai kuat geser kecil akan lebih mudah longsor.
= C + ( – ) tan ø ………………………………………….(1)
dengan :
C = Kohesi (KPa)
= Tegangan normal (KPa)
c) Kandungan air
Semakin besar kandungan air dalam batuan atau tanah, maka tekanan air pori menjadi
semakin besar juga. Dengan demikian kuat geser batuan menjadi semakin kecil ,
sehingga kemantapan dari suatu lereng semakin mengecil.
Semakin besar sudut geser dalam , maka kuat geser batuan juga semakin besar. Dengan
demikian , lereng yang disusun oleh batuan tersebut menjadi lebih mantap.
Keadaan dan genesa daerah setempat memainkan peranan penting dalam memahami
hubungan bentuk lereng dengan kestabilan lereng. Lereng dengan kemiringan, material
dan geologi yang sejenis dapat berperilaku yang berbeda bergantung aspek-aspek
topografinya. Faktor ini mempengaruhi laju erosi dan pengendapan serta menentukan
arah aliran air permukaan dan air tanah. Hal ini disebabkan karena untuk daerah yang
curam, kecepatan aliran air permukaan tinggi dan mengakibatkan pengikisan lebih
intensif dibandingkan pada daerah yang landai. Karena erosi yang intensif, akan banyak
dijumpai singkapan batuan dan ini menyebabkan pelapukan yang lebih cepat. Batuan
yang lapuk mempunyai kekuatan yang rendah sehingga kemantapan lereng menjadi
berkurang.
Air tanah merupakan faktor yang penting dalam kestabilan lereng, air tanah dapat mempengaruhi
lereng dengan lima cara: mengurangi kekuatan, merubah kandungan mineral melalui proses
alterasi dan pelarutan, mengubah densitas, menimbulkan tekanan air pori dan menyebabkan
erosi. Muka air tanah yang ada menjadikan lereng sebagian besar basah dan batuannya
mempunyai kandungan air yang tinggi. Batuan dengan kandungan air yang tinggi kekuatannya
menjadi rendah sehingga lereng lebih mudah longsor. Hal ini disebabkan air yang terkandung
pada batuan akan menambah beban batuan tersebut.
5. Geometri lereng
Ada tiga komponen utama dari suatu lereng tambang yaitu : konfigurasi jenjang, sudut antar
jenjang, dan sudut lereng total (Gambar.) Lereng yang terlalu tinggi menjadi lebih tidak
stabil sehingga cenderung mudah longsor daripada lereng yang tidak terlalu tinggi pada
batuan yang sama.. Makin besar kemiringan lereng atau tingkat kecuramannya semakin besar
maka semakin mungkin terjadinya kelongsoran.
Gambar 6
6. Iklim
7. Gaya-gaya luar
Gaya-gaya dari luar yang dapat mempengaruhi kemantapan suatu lereng adalah :
1. Getaran yang di akibatkan oleh gempa bumi, peledakan dan pemakaian alat-
alat mekanis berat di dekat lereng.
2. Pemotongan dasar (toe) pada lereng.
Penghilangan dukungan :
o Erosi
o Gerakan lereng alami
o Aktivitas manusia : penggalian dan penambangan
Pembebanan yang berlebihan (overloading ),
komposisi
struktur
stratifikasi
hidrasi
proses pembasahan dan pengeringan
Faktor keamanan lereng adalah perbandingan antara gaya penahan terhadap gaya penggerak
yang secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
dimana,
= sudut geser dalam (0)
Kondisi lereng dinyatakan mantap, apabila nilai faktor keamanannya lebih besar dari satu ( FK >
1). Akan tetapi mengingat banyaknya faktor-faktor penentu kemantapan lereng yang sulit
dinyatakan secara pasti, maka diperlukan nilai-nilai empiris lain untuk menentukan kondisi
kemantapan lereng pada nilai faktor keamanan terten
a. Penyebaran batuan
Jenis batuan atau tanah yang terdapat di daerah penelitianharus diketahui, demikian juga
penyebaran serta hubungan antar batuan. Ini perlu dilakukan karena sifat-sifat fisik dan
mekanik suatu batuan berbeda dengan batuan lain sehingga kekuatan menahan bebannya juga
berbeda.
Faktor ini mempengaruhi laju erosi dan pengendapan serta menentukan arah aliran air
permukaan dan air tanah.Hal ini disebabkan karena untuk daerah yang curam, kecepatan aliran
air permukaan tinggi dan mengakibatkan pengikisan lebih intensif dibandingkan pada daerah
yang landai, karena erosi yang intensif banyak dijumpai singkapan batuan menyebabkan
pelapukan yang lebih cepat.Batuan yang lapuk mempunyai kekuatan yang rendah sehingga
kestabilan lereng menjadi berkurang.
c. Geometri lereng
Geometri lereng mencakup tinggi dan sudut kemiringan lereng.Kemiringan dan tinggi suatu
lereng sangat mempengaruhi kestabilannya.Semakin besar kemiringan dan tinggi suatu lereng
maka kestabilannya semakin kecil.Muka air tanah yang dangkal,menjadikan lereng sebagian
besar basah dan batuannya memiliki kandungan air yang tinggi, sehingga menyebabkan
kekuatan batuan menjadi rendah dan lereng lebih mudah longsor.
d. Struktur batuan
Struktur batuan yang sangat mempengaruhi kestabilan lereng adalah sesar, perlapisan dan
rekahan.Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan dalam analisis adalah struktur regional dan
lokal.Struktur batuan tersebut merupakan bidang-bidang lemah dan sekaligus sebagai tempat
merembesnya air sehingga batuan menjadi lebih mudah longsor.
e. Iklim
Iklim mempengaruhi temperatur dan curah hujan, sehingga berpengaruh pula pada proses
pelapukan. Daerah tropis yang panas dan lembab dengan curah hujan tinggi akan
menyebabkan proses pelapukan batuan jauh lebih cepat daripada daerah sub-tropis. Karena itu,
ketebalan tanah di daerah tropis lebih tebal dan kekuatannya lebih rendah dari batuan
segarnya.
f. Tingkat pelapukan
Tingkat pelapukan mempengaruhi sifat-sifat asli dari batuan, misalnya angka kohesi, besarnya
sudut geser dalam, bobot isi, dan lain-lain. Semakin tinggi tingkat pelapukan maka kekuatan
batuan akan menurun.
g. Aktivitas manusia
Selain faktor alamiah, manusia juga memberikan andil yang tidak kecil, misalnya suatu lereng
yang awalnya mantap karena manusia menebangi pohon pelindung, pengolahan tanah yang
tidak baik, saluran air yang tidak baik, penggalian/tambang, dan lainnya menyebabkan lereng
tersebut menjadi tidak mantap, sehingga erosi dan longsoran mudah terjadi.
Sifat fisik batuan yang mempengaruhi kestabilan lereng adalah : bobot isi (density), porositas
dan kandungan air. Kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi dan sudut geser dalam
merupakan sifat mekanik batuan yang juga mempengaruhi lereng.
Bobot isi batuan akan mempengaruhi besarnya beban pada permukaan bidang longsor.
Sehingga semakin besar bobot isi batuan, maka gaya penggerak yang menyebabkan lereng
longsor akan semakin besar. Dengan demikian, kestabilan lereng tersebut semakin berkurang.
2) Porositas
Batuan yang mempunyai porositas besar akan menyerap air. Dengan demikian, bobot isinya
menjadi lebih besar sehingga akan memperkecil kestabilan lereng.
3) Kandungan air
Kandungan air sangat besar pengaruhnya dalam analisis kestabilan lereng. Semakin besar
kandungan air dalam batuan, maka tekanan air pori menjadi besar juga. Dengan demikian, kuat
geser batuannya akan menjadi kecil. Sehingga kestabilannya akan berkurang.
Kekuatan batuan biasanya dinyatakan dengan kuat tekan (confined & unfined compressive
strength), kuat tarik (tensile strength) dan kuat geser (shear strength). Batuan yang
mempunyai kekuatan besar akan lebih mantap.
Semakin besar kohesi dan sudut geser dalam, maka kekuatan geser batuan akan semakin besar
juga.
6) Pengaruh gaya
Biasanya gaya-gaya dari luar yang dapat mempengaruhi kestabilan lereng antara lain : getaran
alat-alat berat yang bekerja pada atau sekitar lereng, peledakan, gempa bumi, dan lain-lain.
Semua gaya-gaya tersebut akan memperbesar tegangan geser sehingga dapat mengakibatkan
kelongsoran pada lereng.